Anda di halaman 1dari 2

Kronologis kasus

Seorang remaja diduga menjadi korban malpraktek kedokteran di Lampung. Fatullah


(14), warga Kampung Karanganyar, Desa Klaten, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan,
sekujur tubuhnya melepuh dan berwarna kehitam-hitaman, setelah mendapat suntikan dan
menelan obat dari seorang dokter yang merawatnya. Saat ini korban dirawat di Ruang Muari
Kelas III Rumah Sakit Abdoel Moeloek, Bandar Lampung, namun kondisinya belum ada
perubahan. Orang tua Fatullah menceritakan, anaknya itu adalah korban malpraktek dokter
yang membuka praktek di Kalianda, Lampung Selatan. "Kami yakin anak kami nih korban
salah pengobatan dokter," kata Nunung, ibunda korban kepada pers, Minggu (27/2/2005).
Nunung mengatakan itu, di sela-sela menunggu Fatullah yang sejak 18 Februari 2005 lalu
dirawat di RS Abdoel Moeloek. Menurut Nunung, pada tanggal 12 Februari 2005 lalu,
anaknya menderita demam panas. Lalu, dia membawanya ke tempat praktek dokter umum
Toha, di Kalianda. Korban lalu diberi resep obat. Lantaran tidak ada perubahan, pada 15
Februari korban dibawa kembali ke dokter Toha. Kali ini korban disuntik dan diberi obat
berupa pil. Namun, bukannya sembuh, setelah makan obat dari dokter itu, Fatullah mengaku
tubuhnya panas dan disertai muncul bintik-bintik merah di tubuhnya. Melihat perubahan itu,
pada 18 Februari 2005, Nunung membawa anaknya ke RSU Kalianda. Tetapi pihak rumah
sakit itu tidak sanggup mengobati dan menyarankan dibawa ke Rumah Sakit Abdoel
Moeloek, Bandar Lampung. Dua hari kemudian sekujur tubuh Fatullah berubah hitam seperti
melepuh. "Kami yakin betul ini kesalahan dokter itu. Kami akan melaporkan kasus ini ke
polisi," kata Nunung. Namun sebelumnya seorang dokter di Rumah Sakit Abdoel Moeloek
yang tidak mau disebutkan jati dirinya, kepada pers mengatakan penyakit yang dialami
Fatullah bukan akibat malpraktek. "Itu hanya alergi atau istilah medis Steven Johnson,"
katanya.

Analisa Kasus
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Pasal 360 KUHP : (1) Barang siapa karena kesalahannya (kelalaiannya) menyebabkan orang lain
mendapat luka, menyebabkan orang lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan luka berat,
diancam dengan pidana paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.
(2) Barang siapa karena kesalahannya atau (kelalaiannya) menyebabkan orang lain luka menyebabkan
orang lain luka-luka sedemikian rupa sehingga timbul luka sedemikian rupa sehingga timbul penyakit
atau halangan menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian selama waktu tertentu, diancam dengan
pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan paling lama enam bulan atau pidana
denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah.
Pasal 361 KUHP : jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam menjalankan suatu
jabatan atau pencarian, maka pidana ditambah dengan sepertiga dan yang bersalah dapat dicabut
haknya untuk menjalankan pencarian dalam mana dilakukan kejahatan, dan hakim dapat
memerintahkan supaya putusannya di umumkan.

Anda mungkin juga menyukai