Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, pemanfaatan internet untuk pendidikan
di Indonesia khususnya di perguruan tinggi terus berkembang. Pemanfaatan
internet untuk pendidikan ini tidak hanya untuk pendidikan jarak jauh, akan
tetapi juga dikembangkan dalam sistem pendidikan konvensional. Kini
sudah banyak lembaga pendidikan terutama perguruan tinggi yang sudah
mulai merintis dan mengembangkan model pembelajaran berbasis internet
dalam mendukung sistem pendidikan konvensional.
Kampus merupakan suatu lembaga yang bertugas memproduksi
generasi penerus bangsa yang berkualitas tinggi untuk menciptakan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana
mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing untuk menghadapi
tantangan di era globalisasi. Karena di era globalisasi ini telah dilengkapi
dengan banyaknya fasilitas yang tentunya dapat mempermudah mahasiswa
dalam memperoleh informasi yang pada akhirnya dapat meningkatkan
mahasiswa di masa yang akan datang. Contoh fasilitas yang dimiliki
mahasiswa saat ini antara lain kendaraan atau alat transportasi yang didapat
dari orang tua, alat belajar seperti handphone dan laptop yang dilengkapi
dengan fasilitas internet, serta fasilitas dari kampus seperti perpustakaan,
ruang kelas AC, dan Wireless Fidelity (Wi-Fi).
Wi-Fi (wafa/, juga ditulis Wifi atau WiFi) adalah sebuah teknologi
terkenal yang memanfaatkan peralatan elektronik untuk bertukar data
secara nirkabel (menggunakan gelombang radio) melalui sebuah jaringan
komputer, termasuk koneksi Internet berkecepatan tinggi. Wi-Fi Alliance
mendefinisikan Wi-Fi sebagai "produk jaringan wilayah lokal nirkabel
(WLAN) apapun yang didasarkan pada standar Institute of Electrical and
Electronics Engineers (IEEE) 802.11" (Wikipedia).
Laboratorium Terpadu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Islam Indonesia telah menyediakan fasilitas WI-Fi.
Fasilitas Wi-Fi tersebut dapat dinikmati secara merata di setiap ruangan
yang ada di Laboratorium Terpadu Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia.
Penyediaan fasilitas Wi-Fi dimaksudkan terutama untuk memudahkan
aktifitas akademika (mahasiswa dan dosen) mengakses seluruh sumber
informasi dan pengetahuan berbasis elektronik. Hal ini menunjang
mahasiswa, dosen, dan para staff yang bekerja di Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia dalam kegiatannya.
Mahasiswa dapat mengakses berbagai sumber dari internet sebagai bahan
atau referensi tugas dan diskusi, juga dapat mengembangkan pengetahuan
akan dunia pendidikan.
Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul : Analisis Fishbone Terhadap Kualitas Jaringan Wi-Fi di
Laboratorium Terpadu FMIPA UII Sebagai Sarana Pemenuhan
Kognitif Mahasiswa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang menjadi
fokus penelitian ini adalah Apa saja yang menyebabkan puas/tidaknya
mahasiswa terhadap jaringan Wi-Fi di kawasan Laboratorium Terpadu
FMIPA UII?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan yang
menyebabkan puas/tidaknya mahasiswa terhadap jaringan Wi-Fi di
kawasan Laboratorium Terpadu FMIPA UII.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademi/Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi, bahan
penelitian serta sumber bacaan di Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti
berupa fakta-fakta temuan di lapangan dalam meningkatkan daya, kritis
dan analisis penelitian sehingga memperoleh pengetahuan tambahan
dari penelitian tersebut. Dan khususnya penelitian ini dapat menjadi
referensi penunjang yang diharapkan dapat berguna bagi peneliti
berikutnya, serta diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan refrensi
bagi para pengurus (staff dan dosen) Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia untuk dapat
meningkatkan pelayanan jaringan Wi-Fi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian WiFi
Wi-Fi atau Wireless Fidelity adalah koneksi tanpa kabel seperti handphone
dengan mempergunakan teknologi radio sehingga pemakainya dapat digunakan
untuk mentransfer data, file dengan cepat dan aman. Wi-Fi tidak hanya dapat
digunakan untuk mengakses internet, Wi-Fi juga dapat digunakan untuk membuat
jaringan tanpa kabel di perusahaan. Di setiap Universitas biasanya akan ada area
dimana area tersebut dapat mengakses internet secara gratis melalui jalur wireless
atau Wi-Fi, biasanya area tersebut dinamakan Hotspot Area. Karena itu banyak
orang mengasosiasikan Wi-Fi dengan Kebebasan karena teknologi Wi-Fi
memberikan kebebasan kepada pemakainya untuk mengakses internet atau
mentransfer data dari ruang meeting, kamar hotel, kampus, dan caf-caf yang
bertanda Wi-Fi Hot Spot. Juga salah satu kelebihan dari Wi-Fi adalah kepraktisan,
tidak ada kesulitan dalam memasang kabel network. Untuk masalah kecepatan
tergantung sinyal yang diperoleh.
2.2. Manfaat Penggunaan WiFi Bagi Mahasiswa
Semakin berkembangnya teknologi dan meningkatnya kebutuhan manusia
terutama mahasiswa yang membutuhkan akses internet untuk mencari materi-
materi kuliah, tugas atau yang lainnya. Hotspot sangatlah membantu mahasiswa
untuk mencari bahan-bahan atau tugas kuliah dengan mudah. Sekarang ini banyak
warung/rumah makan yang telah menyediakan fasilitas Hotspot/wi-fi secara gratis
sehingga lebih mudah untuk mengaksesnya. Selain itu hotspot juga berguna untuk
tempat menghilangkan rasa kejenuhan pada saat mahasiswa tidak lagi ada jam
kuliah, misalnya dengan download suatu file (lagu, video, gambar, game, software
dan lain-lain) atau sekedar membuka facebook, untuk chatting atau jejaring sosial
yang lainnya. Mahasiswa pun bisa mengembangkan bakatnya melalui
laptop/notebook dan disalurkan dengan membuatnya menjadi stiker, baju,
membuat desain web dan lain sebagainya. Dampak penggunaan teknologi dalam
kehidupan kampus tidak terlepas dari kaitannya dengan era globalisasi, tugas-
tugas yang diberikan oleh kampus tersebut, dengan berbagai bentuk pemahaman
makna yang beragam.
2.3. Kognitif Mahasiswa
Menurut Kamus Kedokteran Stedman (2002), kognitif adalah fakultas
mental yang berhubungan dengan pengetahuan, mencakup persepsi, menalar,
mengenali, memahami, menilai, dan membayangkan. Kognitif adalah suatu proses
berfikir yang kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan
mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Kognitif berhubungan dengan
inteligensi. Kognitif bersifat pasif/statis yang merupakan potensi/daya untuk
memahami sesuatu. Sedang inteligensi lebih bersifat aktif yang merupakan
aktualisasi/perwujudan dari daya/potensi tersebut yang berupa aktivitas/perilaku.
Fungsi kognitif ini dapat disimpulkan sebagai semua proses mental yang
digunakan oleh organisme untuk mengatur informasi seperti memperoleh input
dari lingkungan (persepsi), memilih (perhatian), mewakili (pemahaman) dan
menyimpan (memori) informasi dan akhirnya menggunakan pengetahuan ini
untuk menuntun perilaku (penalaran dan koordinasi output motorik). (Bostrom &
Sandberg, 2009). Perhatian dapat secara selektif, terfokus, terbagi atau terus-
menerus, dan persepsi meliputi beberapa tingkatan proses untuk mengenal objek
yang didapatkan dari rangsangan indera yang berlainan (visual, auditori, perabaan,
penciuman). Fungsi eksekutif melibatkan penalaran, perencanaan, evaluasi,
strategi berpikir, dan lain-lain. Pada sisi lain, aspek kognitif bahasa adalah
mengenai ekspresi verbal, perbendaharaan kata, kefasihan dan pemahaman
bahasa. Fungsi psikomotor adalah berhubungan dengan pemrograman dan
eksekusi motorik. Tambahan pula, semua fungsi kognitif di atas ini dipengaruhi
oleh berbagai faktor, seperti suasana hati (sedih atau gembira), tingkat
kewaspadaan dan berbagai faktor, seperti suasana hati (sedih atau gembira),
tingkat kewaspadaan dan tenaga, kesejahteraan fisik dan juga motivasi (Nehlig,
2010).
2.4. Diagram Tulang Ikan (Fishbone)/Diagram Sebab-Akibat
2.4.1. Pengertian
Diagram ini merupakan salah satu tool pada DMAIC (Define, Measure,
Analyze, Improve and Control), beberapa kalangan membuat fishbone diagram ini
pada step Analysis. Fishbone diagram atau yang biasa disebut diagram tulang ikan
adalah alat yang menampilkan cara sistematis dengan melihat efek dan sebab-
sebabnya yang membuat atau berkontribusi pada efek tersebut. Melihat dari
definisi tersebut biasanya Fishbone diagram disebut juga sebagai cause-and-effect
diagram. Diagram tulang ikan terdiri dari dua bagian, yaitu :
1. Kepala Ikan (akibat)
Bagian kepala ikan akan berada di sebelah kanan. Bagian ini memuat suatu
persoalan (kecacatan atau hasil kerja), yaitu akibat yang terjadi.
2. Tulang Ikan (penyebab)
Duri-duri tersebut akan bercabang sesuai jumlah penyebab yang ditemukan.
Setiap ujung dari tulang ikan akan berupa anak panah yang menuju ke kepala
ikan dimana hal ini akan membuktikan bahwa faktor penyebab berhubungan
dengan akibat.
Adalah Dr Kaoru Ishikawa, seorang ahli statistik Quality Control dari
Jepang yang menemukan Fishbone diagram, oleh sebab itu diagram ini bisa
disebut juga dengan Ishikawa Diagram. Apapun nama yang dipilih boleh-boleh
saja, tetapi yang perlu diingat adalah bahwa diagram ini untuk membantu tim
dalam mengkategorikan dari banyaknya potensi penyebab masalah atau isu-isu
dalam cara yang tertib dan dalam mengidentifikasi akar penyebab.
2.4.2. Manfaat
Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi
kemungkinan penyebab masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung
jatuh berpikir pada rutinitas (Tague, 2005, p. 247). Dengan diketahui penyebab
dari suatu masalah, maka tindakan pemecahan masalah akan mudah ditentukan.
Manfaat lain yang didapat dari penggunaan diagram tulang ikan adalah :
- Merupakan latihan dalam menggunakan logika bagaimana mencari faktor-
faktor penyebab dan hubungannya dengan akibat,
- Diagram ini merupakan alat (pemandu) dalam diskusi kelompok secara
sistematis,
- Dapat diperoleh kemungkinan penyebab sebanyak mungkin yang
menimbulkan suatu akibat (masalah yang sedang dipecahkan)
- Untuk mempelajari masalah atau issue dan menentukan akar penyebabnya,
- Menemukan semua kemungkinan alasan mengapa suatu proses mulai
mengalami kesulitan, masalah, bahkan kegagalan,
- Mengidentifikasi area dalam pengumpulan data,
- Mengetahui mengapa sebuah proses tidak bekerja dengan baik atau
memproduksi hasil yang diinginkan.
Suatu tindakan dan langkah improvement akan lebih mudah dilakukan jika
masalah dan akar penyebab masalah sudah ditemukan. Manfaat fishbone diagram
ini dapat menolong kita untuk menemukan akar penyebab masalah secara user
friendly, tools yang user friendly disukai orang-orang di industri manufaktur di
mana proses di sana terkenal memiliki banyak ragam variabel yang berpotensi
menyebabkan munculnya permasalahan (Purba, 2008, para. 16).
2.4.3. Kelebihan dan Kekurangan
Dalam penerapan diagram tulang ikan terdapat kelebihan dan
kekurangannya. Kelebihan pada metode tulang ikan adalah dapat menjabarkan
setiap masalah, sehingga dapat mengetahui asal mula dari suatu permasalahan,
membantu untuk memberi jalan keluar, memberi solusi untuk mencapai hasil
yang diinginkan, dan dapat menghasilkan ide-ide yang lebih segar dan baik.
Kekurangan diagram tulang ikan adalah opinion based on tool dan didesain
membatasi kemampuan tim atau pengguna secara visual dalam menjabarkan
masalah yang menggunakan metode level why yang dalam. Selain itu, masalah
yang sering dihadapi dalam pembuatan diagram tulang ikan adalah diagram
terlalu rumit atau terlalu sederhana sehingga sulit mengidentifikasi masalah dan
khusus untuk diagram dengan tipe klasifikasi proses produksi adalah sering sebab
yang sejenis dapat tampak berulang-ulang dan variasi dari kemungkinan sebab
sering sulit digambarkan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Dimana tujuan
dari penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan
antar fenomena yang akan diselidiki (Nazir, Moh., 1998:63). Di dalam metode
deskriptif ini juga menerangkan hubungan dan menguji hipotesa-hipotesa yang
ada.
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan digolongkan sebagai penelitian survei
yaitu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala
yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual tentang institusi yang
bersangkutan. (Nazir, Moh., 1999:65).
3.2. Operasional Variabel
Sesuai dengan judul penelitian yaitu : Kualitas Jaringan Wi-Fi di
Laboratorium Terpadu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Islam Indonesia Sebagai Sarana Pemenuhan Kognitif Mahasiswa ,
maka terdapat dua variabel yang diteliti yaitu :
a. Penggunaan jaringan Wi-Fi
b. Pemenuhan kognitif mahasiswa yaitu variabel yang diukur dengan
menggunakan indikator, yaitu karakteristik penggunaan wifi oleh mahasiswa,
pemanfaatan wifi untuk kehidupan mahasiswa, dan informasi yang dapat
diperoleh.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
yang digunakan adalah data perolehan hasil dari penelitian lapangan yang menjadi
objek penelitian melalui penyebaran kuesioner, ditujukan kepada responden yang
memberikan penilaian terhadap penggunaan jaringan wifi di laboratorium terpadu
FMIPA UII.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Teknik-teknik yang akan digunakan untuk mengumpulkan data berupa :
a. Studi lapangan (Field Research), yaitu berhubungan langsung dengan objek
penelitian dimana pada studi lapangan ini dilakukan observasi.
b. Studi kepustakaan (Library Research), berupa kegiatan mempelajari dan
mengkaji sejumlah literatur seperti buku-buku, jurnal, artikel serta majalah
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Hal ini diharapkan dapat
memberikan data serta informasi yang bersifat teoritis mengenai masalah
penggunaan wifi pada umumnya disertakan fungsi wifi itu sendiri yang
nantinya akan digunakan sebagai landasan teori dalam menunjang
pelaksanaan penelitian.
c. Penyebaran angket (kuesioner), dalam bentuk pertanyaan tertutup yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti kepada sejumlah responden (dalam hal
ini mahasiswa aktif angkatan 2010, 2011, 2012, 2013 Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia yang dijadikan
sebagai sampel).
3.4.1. Populasi dan teknik pengambilan sampel
Populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa FMIPA UII tahun angkatan
2010, 2011, 2012, 2013 yang berjumlah 1780 orang. Tes statistik yang digunakan
adalah statistik sederhana, karena data yang digunakan dalam bentuk skala ordinal
(Siegel, 19:38).
Dengan pertimbangan dari segi waktu dan biaya, maka metode
pengambilan sampel yang digunakan adalah pengambilan sampel secara acak
sederhana (simple random sampling), yaitu sampel yang diambil sedemikian rupa
sehingga tiap unit penelitian (satuan elementer) dari populasi penelitian
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
Dari jumlah populasi tersebut, kemudian diambil sampel untuk mewakili
seluruh populasi dengan menggunakan rumus Slovin (Husein Umar, 1999:108)
sebagai berikut :
2
1 N
N
n
(3.1)
dimana
n : Ukuran / jumlah sampel yang dibutuhkan
N : Jumlah populasi
: Kesalahan pengambilan sampel yang masih ditolerir
Tingkat signifikansi (taraf nyata) ditetapkan sebesar 15% karena dinilai
cukup untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel bebas dan variabel tidak
bebas serta merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan dalam
penelitian ilmu-ilmu sosial dengan tingkat keyakinan sebesar 85 95 %. Tingkat
signifikansi menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari data
yang sebenarnya, sedangkan tingkat keyakinan menunjukkan besarnya pengukur
bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian. Alasan digunakannya
taraf nyata yaitu agar dapat mengetahui apakah hipotesis dapat diterima atau
ditolak secara signifikan. Maka jumlah sampel minimum yang diambil adalah :
44
15 . 0 * 1780 1
1780
1
2 2
N
N
n
3.4.2. Teknik pengumpulan data
Data yang dikumpulkan untuk digunakan dalam penelitian yaitu data
primer. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
Kuisioner yaitu mengajukan kuisioner yang berisi seperangkat pertanyaan yang
secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dan tiap-tiap pertanyaan
merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis.
BAB IV
PEMBAHASAN
Ada banyak metode untuk mengetahui akar penyebab dari masalah, salah
satu diantara metode-metode tersebut adalah metode diagram fishbone. Diagram
ini akan menunjukkan sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan,
dengan berbagai penyebabnya. Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal,
diagram fishbone dipergunakan untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab
(sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor
penyebab itu.
Dari 44 mahasiswa FMIPA UII yang dilibatkan dalam penelitian berjudul
Kualitas Jaringan Wi-Fi di Laboratorium Terpadu FMIPA UII Sebagai Sarana
Pemenuhan Kognitif Mahasiswa, sebagian besar (56.96%) responden
menyatakan puas dengan penggunaan jaringan Wi-Fi dan sebagian dari responden
(71.10%) setuju jika fasilitas Wi-Fi di Laboratorium dapat memenuhi kebutuhan
kognitif mahasiswa. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab, sehingga
responden merasakan puas dengan kualitas jaringan Wi-Fi, maka dibuatlah
diagram fishbone. Berikut adalah diagram fishbone yang terbentuk.
Gambar 4.1. Diagram Fishbone
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa issue atau keadaan yang menjadi
masalah yang akan diteliti adalah koneksi Wi-Fi Laboratorium Terpadu FMIPA
UII. Sehingga, dapat diketahui bahwa makalah ini akan membahas tentang sebab-
sebab mahasiswa puas/tidak dengan koneksi Wi-Fi Laboratorium Terpadu FMIPA
UII.
Koneksi Wi-Fi Laboratorium Terpadu FMIPA UII dipengaruhi oleh beberapa
faktor utama, yaitu People, Material, Environment, dan Methods. Faktor-faktor ini
dapat berubah sesuai dengan keadaan organisasi dan dapat dikatakan metode ini
bersifat fleksibel. Oleh karena itu, tidak terdapat aturan-aturan tertentu yang
menyatakan pada kasus tertentu harus menggunakan faktor utama tertentu. Faktor
utama dipilih sesuai dengan keadaan organisasi, yang terpenting faktor utama
harus dapat menggambarkan kondisi nyata dari suatu organisasi.
Kotak-kotak berwarna biru merupakan penyebab-penyebab dari faktor utama.
Dari gambar 4.1, diketahui mahasiswa menyebabkan adanya faktor people. Hal
ini dikarenakan semakin banyak mahasiswa yang menggunakan Wi-Fi, maka
semakin lambat koneksi Wi-Fi. Wi-Fi memiliki bandwich atau wilayah tertentu,
sehingga semakin banyak pemakai semakin lambat koneksi Wi-Fi. Misalnya,
semakin ramai pengguna jalan, maka kecepatan kendaraan akan semakin lambat.
Faktor Materials dipengaruhi oleh fasilitas, koneksi, informasi, dan tugas.
Semakin banyak fasilitas Wi-Fi (seperti, penguat sinyal atau repeater), maka
koneksi Wi-Fi di setiap sudut ruangan akan semakin baik. Semakin banyak
mahasiswa mengakses informasi dengan internet (khusunya menggunakan Wi-Fi),
maka semakin lambat koneksi Wi-Fi yang diterima mahasiswa yang bersangkutan
maupun oleh mahasiswa lain. Sama halnya seperti informasi, semakin banyak
mahasiswa menyelesaikan tugas dengan memanfaatkan Wi-Fi, maka semakin
lambat koneksi Wi-Fi.
Faktor Environment (lingkungan) dipengaruhi oleh ruangan, lantai, dan
bandwich. Ruangan sangat berpengaruh terhadap koneksi Wi-Fi karena masih
terdapat ruangan-ruangan yang belum terjangkau koneksi Wi-Fi (jika terdapat
jaringan, jaringannya sangat lemah). Hal ini dikarenakan fasilitas Wi-Fi yang
diletakkan di suatu ruangan, maka ketika terdapat sebuah ruangan yang letaknya
jauh dari ruang fasilitas Wi-Fi maka koneksinya akan lambat bahkan tidak
terdapat jaringan. Lantai (floor) dapat mempengaruhi koneksi Wi-Fi. Di
laboratorium FMIPA terdapat beberapa jaringan Wi-Fi, misalnya MIPA 1, MIPA
2, dan MIPA 3. Jaringan-jaringan Wi-Fi ini dipengaruhi oleh lantai. Misalnya
MIPA 1, jaringan ini tidak tersedia bila mahasiswa berada di lanta 2 atau lantai 3.
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bandwich mempengaruhi koneksi Wi-Fi.
Semakin lebar bandwich maka semakin banyak menampung pengguna Wi-Fi,
sehingga koneksi Wi-Fi akan stabil (baik).
Faktor utama yang terkahir adalah Methods. Faktor ini dipengaruhi oleh
bebas dan pengawasan. Mahasiswa FMIPA UII dapat mengakses Wi-Fi secara
bebas (waktu dan tempat). Mahasiswa dapat membuka website apa saja yang
mereka inginkan, kecuali ada beberapa website yang sudah diblokir. Karena
bebasnya penggunaan Wi-Fi, maka masih banyak mahasiswa yang memanfaatkan
Wi-Fi untuk kesenangan (seperti, membuka YouTube) daripada membuka
website yang menambah pengetahuan. Pengawasan termasuk dalam faktor
Methods, karena pihak FMIPA belum terlalu mengawasi penggunaan Wi-Fi.
Sehingga masih terjadi perebutan jaringan. Misalnya, terdapat mahasiswa yang
sedang mendownload, maka mahasiswa yang lain akan mengalami sedikit
gangguan dalam membuka internet karena koneksi yang diterima lambat.
Sehingga, diharapkan pihak FMIPA dapat terus mengawasi mahasiswa, sehingga
koneksi yang diterima setiap mahasiswa sama (koneksi yang diterima setiap
mahasiswa dibatasi penggunaannya).
4.1. Rencana Strategis
Rencana strategis yang dapat dijalani berdasarkan fishbone di atas adalah
sebagai berikut.
1. Pembatasan penggunaan jaringan wifi di kalangan mahasiswa UII. Dimana
pembatasan ini ditujukan kepada selain mahasiswa FMIPA UII.
2. Penambahan fasilitas wifi. Sehingga dapat menjangkau semua sudut ruangan
di gedung perkuliahan FMIPA UII.
3. Pengawasan yang dilakukan oleh pihak pengajaran terhadap situs-situs yang
besifat tidak mendidik dan memiliki nilai-nilai negatif.
4. Penambahan jumlah kecepatan koneksi wifi yang digunakan, agar dapat
berbanding lurus dengan jumlah mahasiswa yang semakin tahun semakin
bertambah.
4.2. Program Kerja
Program kerja yang dijalani berdasarkan rencana kerja di atas adalah
sebagai berikut.
1. Pembatasan terhadap penggunaan wifi FMIPA UII dengan cara mengubah
syarat identitas penggunan (NIM) yang awalnya mencakup seluruh mahasiswa
UII dipersempit menjadi sebatas mahasiswa FMIPA UII. Ini dilakukan oleh
pihak FMIPA UII yang sasarannya kepada mahasiswa UII dan mahasiswa
FMIPA UII.
2. Penambahan jumlah unit wifi yang dilakukan pihak FMIPA UII. Sebagai
salah satu bentuk partisipasi nyata pihak FMIPA dalam menangani masalah
kemahasiswaan dalam hal ini pelayanan terhadap fasilitas wifi di FMIPA.
3. Pihak pengajaran melakukan pengawasan secara rutin terhadap situs-situs
yang dibuka mahasiswa, selain itu pihak pengajaran dapat melakukan
pemblokiran terhadap situs-situs hiburan (seperti youtube) atau membatasi
pembukaan situs-situs hiburan. Setiap mahasiswa (IP laptop) memiliki batas
kuota, sehingga setiap bulan atau minggunya kuota mahasiswa terbatas,
sehingga mahasiswa tidak bebas membuka situs hiburan atau situs yang tidak
menambah pengetahuan.
4. Seiring dengan bertambahnya mahasiswa FMIPA sebagiknya pihak
pengajaran menambah anggaran untuk Wi-Fi sehingga FMIPA dapat
menambah kecepatan Wi-Fi sehingga bandwitch internet lebih lebar, sehingga
mahasiswa tidak perlu berebut jalur. Jadi, kecepatan Wi-Fi yang diterima
mahasiswa merata dan kecepatannya pun sedikit lebih cepat.
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV mengenai Analisis
Fishbone Terhadap Kualitas Jaringan Wi-Fi di Laboratorium Terpadu FMIPA UII
Sebagai Sarana Pemenuhan Kognitif Mahasiswa, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Faktor utama yang menyebabkan puas/tidaknya mahasiswa terhadap jaringan
Wi-Fi FMIPA adalah People, Material, Environment, dan Methods.
2. Mahasiswa menjadi penyebab satu-satunya faktor People.
3. Fasilitas, koneksi, informasi, dan tugas merupakan penyebab-penyebab faktor
Material.
4. Ruangan, lantai, dan bandwich merupakan penyebab faktor Environement.
5. Bebas dan pengawasan merupakan penyebab faktor Methods.
DAFTAR PUSTAKA
AnneAhira, Mengetahui Metode Tulang Ikan,
http://www.anneahira.com/metode-tulang-ikan.htm, 22 April 2014
Kuswandi dan Erna Mutiara.2004.DELTA Delapan Langkah dan Tujuh Alat
STatistik untuk Peningkatan Mutu Berbasis Komputer.Jakarta: Elex Media
Komputindo
Mandor (2011), Diagram Fishbone,
http://lemandore.wordpress.com/2011/09/02/diagram-fishbone/, diakses
tanggal 22 April 2014
Tian (2012), Fishbone Diagram dan Langkah-langkah Pembuatannya,
http://tianno.wordpress.com/2012/05/, diakses tanggal 22 April 2014
http://www.ilmumu.com/pengetahuan/fungsi-wifi-pada-komputer, diakses
tanggal 13 April 2014
http://diyarzn.blogspot.com/2010/06/dampak-positifnegatif-teknologi-dalam.html,
diakses tanggal 13 April 2014
http://fedelisrudi.blogspot.com/2012/05/batasan-dan-teori-pengembangan
kognitif.html, diakses tanggal 13 April 2014
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31382/4/Chapter%20II.pdf,
diakses tanggal 14 April 2014