0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
61 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas bahan-bahan disinfektan yang dapat digunakan untuk membersihkan saluran akar, termasuk eugenol, chlorphenol kamfer menthol, cresatin, cresophene, formocresol, glutaraldehyde, trikresol formalin, kalsium hidroksida, N2, dan halogen seperti natrium hipoklorit dan yodida. Bahan-bahan tersebut harus memenuhi kriteria sebagai germisida dan fungisida yang efektif, stabil, dan tidak toksik
Dokumen tersebut membahas bahan-bahan disinfektan yang dapat digunakan untuk membersihkan saluran akar, termasuk eugenol, chlorphenol kamfer menthol, cresatin, cresophene, formocresol, glutaraldehyde, trikresol formalin, kalsium hidroksida, N2, dan halogen seperti natrium hipoklorit dan yodida. Bahan-bahan tersebut harus memenuhi kriteria sebagai germisida dan fungisida yang efektif, stabil, dan tidak toksik
Dokumen tersebut membahas bahan-bahan disinfektan yang dapat digunakan untuk membersihkan saluran akar, termasuk eugenol, chlorphenol kamfer menthol, cresatin, cresophene, formocresol, glutaraldehyde, trikresol formalin, kalsium hidroksida, N2, dan halogen seperti natrium hipoklorit dan yodida. Bahan-bahan tersebut harus memenuhi kriteria sebagai germisida dan fungisida yang efektif, stabil, dan tidak toksik
1. suatu germisida dan fungisida yang efektif 2. tidak mengiritasi jarigan periapikal 3. tetap stabil dalam larutan 4. mempunyai efek antimikrobial yang lama 5. aktif dengan adanya darah, serum, dan derivat protein jaringan 6. mempunyai tegangan permukaan rendah 7. tidak mengganggu perbaikan jaringan periapikal 8. tidak menodai struktur gigi 9. mampu dinonaktifkan dalam medium biakan 10. tidak menginduksi respon imun berantara-sel
Disinfektan dapat digolongkan sebagai minyak esensial, kompoun fenolik, halogen, dan antibiotika.
1. Eugenol Bahan ini adalah zesens (essence) kimiawi minyak cengkeh dan mempuyai hubungan dengan fenol. Agak lebih mengiritasi dari minyak cengkeh dan keduanya golongan anodyne. Eugenol menghalangi impuls saraf interdental. Biasanya digunakan unuk perawatan pulpektomi. Bagian dari sealer (endomethasone-eugenol) dan bahan canpuran tumpatan sementara. (Zn Oksid-eugenol).
2. ChKM (Chlorphenol kamfer menthol) Terdiri dari 2 bagian para-klorophenol dan 3 bagian kamfer. Daya disinfektan dan sifat mengiritasi lebih kecil daripada formocresol. Mempunyai spektrum antibakteri luas dan efektif terhadap jamur. Bahan utamanya; para-klorophenol. Mampu memunaskan berbagai mikroorganisme dalam saluran akar. Kamfer sebagai sarana pengencer serta mengurangi efek mengiritasi dari para-klorophenol murni. Selain itu juga memperpanjang efek antimikrobial Menthol mengurangi sifat iritasi chlorphenol dan mengurasi rasa sakit.
3. Cresatin Dikenal juga sebagai metakresilasetat. Bahan ini merupakan cairan jernih, stabil, berminyak dan tidak mudah menguap. Mempunyai sifat antiseptik dan mengurangi rasa sakit. Efek antimikrobial lebih kecil dari formocresol dan ChKM, sifat mengiritasi jaringan periapikal lebih kecil daripada ChKM. Sifat anodyne cresatin terhadap jarigan vital baik sekali, sehingga sering dipakai sebagai bahan dressing pasca pulpektomi.
4. Cresophene Terdiri dari: chlorphenol, hexachlorophene, thymol, dan dexamethasone, yaitu sebagai anti-phlogisticum. Pemakaian terutama pada gigi dengan permulaan periodontitis, apikalis akuta yang dapat terjadi misalnya pada peristiwa overinstrumentasi.
5. Formocresol Kombinasi formalin dan kresol dalam perbandingan 1:2 atau 1:1, Formalin adalah disinfektan kuat yang bergabung dengan albumin membentuk suatu substansi yang tidak dapat dilarutkan, tidak dapat menjadi busuk . Pada beberapa pengujian mampu menimbulkan efek nekrosis dan inflamasi persisten pada jaringan vital. Selain itu juga bisa menimbulkan respon imun berantara-sel. Dianjurkan digunakan dalam konsentrasi rendah.
6. Glutardehide Minyak tanpa warna yang larut dalam air. Seperti formalin obat ini disinfektan kuat dan fiksatif. Dianjurkan digunakan dalam konsentrasi rendah (2%) sebagai obat intrasaluran. Pada penelitian ditemukan sedikit atau tidak ada reaksi inflamasi pada pemeriksaan histologik.
7. TKF (Trikresol formalin) Adalah campuran ortho, metha, dan para-cresol dengan formalin. Bersifat merangsang jaringan periapikal dan menyebabkan jaringan menjadi nekrosis. 8. CaOH Kompound ini juga telah digunakan sebagai medikamen saluran akar. Studi singkat oleh Grosman dan Stevens menemukan kalsium hidroksida tidak seefektif klorofenol berkamfer. Pengaruh antiseptiknya mungkin berhubungan dengan pH yang tinggi dan pengaruhnya melumerkan jaringan pulpa nekrotik. Tronstad dkk, menunjukkan bahwa CaOH menyebebkan kenaikan signifikan pH dentin sirkumpulpal bila kompoun diletakkan pada saluran akar. Pasta CaOH paling baik digunakan pada perawatan antar kunjungan dengan penundaan yang lama karena bahan ini tetap manjur selama berada di dalam saluran akar.
9. N2 Suatu kompoun yang mengandung Paraformaldehida sebagai unsur utamanya, dinyatakan baik sebagai medikamen intra saluran maupu sebagai siler. N2 mengandung eugenol dan fenilmerkuri borat, dan kadang bahan tambahan termasuk timah hitam, kortokosteroid, antibiotika, dan minyak wangi. Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa antibakterial N2 hanya sebentar dan menghilang kira-kira dalam waktu seminggu atau sepuluh hari.
10. Halogen Yang termasuk golongan ini adalah: 1. sodium hipoklorit Klorin dengan berat atom terendah menpunai daya antibakteri yang terbesar. Uap sodium hipoklorit bersifat bakterisidal. Disinfektan klorin bukan kompoun yang stabil karena berinteraksi cepat dengan bahan organik, sehingga baik diaplikasikan pada saluran akar tiap dua hari sekali. 2. Yodida Yodin sangat reaktif, berkombinasi dengan protein dalam ikatan longgar sehingga penetrasinya tidak terganggu. Bahan ini mungkin memusnahkan mikroorganisme dengan membentuk garam yang merugikan kehidupan mikroorganisme. Seperti kompoun klorin bahan ini efek antibakterialnya sebentar, tetapi merupakan medikamen yang paling sedikit mengiritasi