Anda di halaman 1dari 33

Aborsi Dalam Pandangan Medis

Prof. dr. Delfi Lutan MSc., SpOG(K)





Department Obstetri & Ginekologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
Medan, 30 Agustus 2007
Definisi Aborsi
Didapat beberapa variasi dari aborsi,
ditetapkan dengan dasar penghentian
kehamilan sebelum 20 minggu.

Definisi lain berat badan janin < 500 gr.

Aborsi dini < 12 minggu kehamilan

Aborsi lanjut antara 12 20 minggu

Menegakkan diagnosis
- Anamnese, keluhan dan gejala
= adanya terlambat menstruasi
= gejala hamil, seperti pengerasan payu
dara, keletihan, nausea dst
- Kehamilan ektopik, sering dengan
perdarahan masif dan sakit perut unilateral
- Mola hidatidosa, perdarahan dan pembesar
perut tak sesuai usia kehamilan

Prosedur Pemeriksaan
Deteksi human chorionic gonadotrophin
(hCG)
= immunometric test, 7 hari implantasi
= agglutinasi inhibisi slide tes, antara 6-8
minggu kehamilan
= tes kehamilan sendiri,
= quantitative beta-hCG, radioimmunoassay
(RIA), 7 hari setelah fertilisasi

. Ultrasound, dpt menentukan kehamilan




Problem interpretasi
Keselahan laboratorium, prosedur yang tidak
benar
Kesalahan sensitivitas dari tes, adanya false
+ ve dan ve.
Tes terlalu dini, RIA tidak mendeteksi elevasi
hCG
Intervensi pasien, dengan protenuria,
hematuria, lipemia dst
Kesulitan mendeteksi, seperti ektopik
pregnansi, mola hidatidosa dan keganasan.
Diagnosis aborsi
Abortus imminens, janin masih hidup

Abortus inkompletus, keluar jaringan
sebagian

Komplet aborsi, keluar semua jaringan

Missed aborsi, embrio telah mati lebih dari 8
minggu
Diagnosis aborsi lant
Aborsi infeksi, dihubungkan dengan infeksi
genitalia interna

Septik aborsi, dihubungkan dengan diseminasi
bakteria melalui sirkulasi ibu

Aborsi habitualis, spontan aborsi terjadi lebih dari
3 kali dan lebih

Aborsi propokatus/elektif/tak terelakan, dilakukan
penghentian kehamilan


Etiologi Aborsi
Abortus spontan
1. Kelainan pertumbuhan janin
2. Kelainan pada plasenta
3. Penyakit ibu
4. Kelainan saluran reproduksi
Etiologi Aborsi lant
Abortus buatan
1.Hamil diluar kandungan
2. Hamil anggur
3. Cacat bawaan pada janin
4. Penyakit ibu yang menahun
5. Hamil akibat perkosaan
6. Penyakit kejiwaan ibu
7. Kegagalan kontrasepsi

Penanganan Aborsi dgn Operasi
= dilatasi servik dan kuretase
= kuretase
= vakum aspirasi
= dilatasi dan evakuasi
= dilatasi dan ekstraksi
= aspirasi menstruasi
= laparotomi
= histerotomi
= histerektomi

Penangana Aborsi dgn Obat


= oxytocin intravena
= intra amnionic hyperosmotic fluid
= prostaglandin E2, F2 dan turunannya
= antiprogesteron, RU-486 (mifepristone)
= beberapa kombinasi

Komplikasi
Bakterial vaginitis
Infeksi
Perforasi
Kerusakan intra abdominal
Perdarahan
Evakuasi tidak lengkap
Gangguan bekuan darah


Kehamilan yang tidak diingini
menyebabkan penderitaan setiap
tahunnya
84 juta wanita seluruh dunia terjadi kehamilan
yang tidak diingini
46 juta berakhir dengan abortus, dan 19 juta
dengan abortus yang tidak aman
80.000 berakhir dengan kematian dan sekitar 5
juta menderita temporer atau permanen akibat
tindakan abortus ini
(Dr. Paul F.A. Van Look . Director HRP-WHO)
Perhitungan global penyebab
kematian ibu
Perdarahan sebanyak 25%
Infeksi 15%
Abortus yang tidak aman 13%
Eklampsia 12%
Obstruksi kehamilan 8%
Faktor lain yang langsung 8%
Faktor lain yang tidak langsung 20%
(Safe Motherhood. Issue 28. 2000(1)





Kontribusi Angka Kematian Ibu di
Indonesia

Perdarahan 42%
Eklampsia 13 %
Infeksi 19%
Aborsi 11%
Persalinan lama 9%
Faktor tidak langsung 15%
(Sumber SKRT, thn 2000)



Prevalen Abortus
Vietnam dan Singapore, 1,3 juta
Indonesia 750.000 1,5 juta
Filipina 155.000 750.000
Thailand 300.000 900.000
(Sumber WHO)

Global Undang2 Aborsi
Dilarang aborsi, sebanyak 26,1% populasi
dari 72 negara. Diizinkan alasan kedaruratan
sebanyak 24 negara, termasuk Indonesia

Menyetujui aborsi, dengan alasan kesehatan
tubuh sebanyak 9,9% populasi dengan 35
negara termasuk Saudi Arabia dan Pakistan

Menyetujui aborsi, dengan alasan kesehatan
tubuh dan mental sebanyak 2,7% populasi
sebanyak 20 negara termasuk Malaysia


Global Undang2 Aborsi Lanjutan
Setuju dengan alasan sosio ekonomi,
sebanyak 20,7% populasi dari 14 negara
termasuk Australia

Setuju tanpa batasan, sebanyak 40,5%
populasi dari 54 negara termasuk
Singapore
(Allan Guttmacher Institute)
Diagnosa Abortus
Abortus spontan
1. Kelainan pertumbuhan janin
2. Kelainan pada plasenta
3. Penyakit ibu
4. Kelainan saluran reproduksi
Diagnosa abortus lanjutan
Abortus buatan
1.Hamil diluar kandungan
2. Hamil anggur
3. Cacat bawaan pada janin
4. Penyakit ibu yang menahun
5. Hamil akibat perkosaan
6. Penyakit kejiwaan ibu
7. Kegagalan kontrasepsi
(Biran Affandi)

Permasalahan Undang2 Aborsi
Adanya pihak yang tidak menyetujui
undang-undang aborsi

Adanya pihak yang menyetujui undang-
undang aborsi

Keadaan ini status quo dengan
kontroversi yang terus menerus yang
terselubung.
Undang-undang kesehatan
Ditujukan Untuk Siapa
Hubungan pelayanan kesehatan secara
umum dan khususnya kesehatan reproduksi
dan seksualitas dengan masyarakat yang
menerima pelayanan. Hubungan penolong
dan pasien, diatur pemerintah

Adanya legalitas kepada pemerintah untuk
melaksanakan undang-undangnya
termasuk, keputusan, mandiri, rahasia dan
objektif
Prinsip Hubungan Penolong dan
Pasien
Informasi yang jelas tindakan yang
dilakukan
Bebas untuk mengambil keputusan
Kemandirian
Kerahasian
Pelayanan yang diberikan cukup baik
Peralatan yang aman dan berguna
(WHO, 2000)
Prinsip lainnya
Informasi kontrasepsi
Pelayanan kehamilan, persalinan,
perawatan setelah bersalin. Termasuk
kedaruratan pelayanan perinatologi
Diagnosis kesakitan obstetri &
ginekologi. Termasuk infeksi saluran
reproduksi, tumor payudara dan servik
Diagnosa STDs pria dan wanita
Pelayanan komplikasi abortus, dimana
diizinkan, pelayanan yang aman
Prinsip lainnya lanjutan
Pelayanan infertiliti wanita dan pria
Sistem rujukan yang aman
Informasi dan konseling pencegahan,
pengenalan hidup sehat dan
penanganan yang dapat dicapai
Hubungan bahaya kesehatan
reproduksi, seperti kekerasan dan
pemaksaan terhadap wanita.

1. Informasi yang jelas tindakan
Dilakukan informed consent
Mana yang hak dan kewajiban pasien
dan penolong
Termasuk keadaan kesehatan,
kehamilan tidak terencana, STDs,
konsepsi, lahir dan keadaan janin dan
infertiliti.
Kewajiban, kesehatan, sosial,
keberhasilan, efek samping dan resiko
2. Bebas mengambil keputusan
Pasien mendapat data-data yang
lengkap
Pasien bebas memutuskan pelayanan
yang didapat
Faktor sosial, keluarga, adat dan agama
dipertimbangkan
Faktor autoritas patner, penyuluhan
keluarga
3. Kemandirian
Hak pribadi dilindungi
Seorang penolong menerima informasi
dari pasien apa yang mereka rasa, telah
lakukan dan apa yang mereka inginkan.
Terutama bila diizinkan memeriksa
Penolong tidak terlibat dengan pasien

4. Kerahasiaan
Penolong bekerja untuk melindungi
data-data pasien
Pasien mengetahui data-data mengenai
dirinya
Penolong menjamin bahwa pasien
dapat mendapat datanya dan dapat
membawa kepada penolong lainnya
5. Pelayanan kesehatan yang
baik
Dasar hukum penolong didapat
Adanya hubungan antara dasar hukum
dan standar profesional
Adanya standar kompetensi
profesional
Adanya wewenang autoritas
Adanya bukti untuk memutuskan suatu
standar profesional kompetensi
6. Peralatan aman dan berguna
Tidak langsung mempunyai peralatan baru
Diperlukan bahwa obat atau alat yang dipakai
telah dibenarkan menurut hukum
Penolong hati-hati menggunakan alat untuk
pasien,
Alat berguna dan aman
Termasuk pelayanan masyarakat, ansuransi
dan organisasi lain
Alternatif Jalan keluarnya
Bagaimana hukum dapat
dikembangkan untuk dapat melindungi
kesehatan reproduksi dan seksualitas

Bagaimana hukum dapat ditrapkan
sebagai fasilitasi dari pada merubah
sistem pelayanan reproduksi dan
kesehatan seksualitas yang telah ada
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai