Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yang utuh dan unik,
dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani dan unik karena
mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai dengan tingkat perkembangannya. (Konsorsium
Ilmu kesehatan, 1992
Dalam topik mengenai Manusia dan Masyarakat Indonesia, buku Indonesia Mengajar
karya Pengajar Muda pada Cetakan Petama, November 2011 telah banyak memberikan
gambaran peran teoritis sosiologi mikro Dalam buku ini terangkum berbagai tulisan dari
pemuda!pemuda yang menjadi pengajar di pelosok!pelosok negri "1 Pemuda Indonesia ini telah
melalui proses seleksi dari ribuan peserta yang menda#tar sebagai Pengajar Muda $emudian
setelah mereka lolos dari seleksi pengajar muda tersebut, mereka dilatih dalam rangkain
%&erakan Indonesia Mengajar' Intelektual mereka diperkuat dengan penanaman ji(a
intrapersonal sebagai pengajar
Dalam ruang perkuliahan mata kuliah Manusia dan Masyarakat Indonesia, kita telah
banyak belajar mengenai pembahasan!pembahasan makro )ehingga lidah dan #ikiran kita akan
lebih *epat dan mudah menyampaikan mengenai analisa dari permasalahan makro )edangkan
pembahasan makro tidak dapat dipisahkan dari dasar!dasar mikro
1
Padahal ada banyak
permasalahan bangsa dan Negara yang pengkajian dan analisanya akan lebih penetrati# apabila
berangkat dari sudut pandang mikro )eperti apa yang digambarkan dalam &erakan Indonesia
Mengajar, dimana pemuda!pemuda Pengajar Muda memulai solusi atas masalah kependidikan
pelosok negri bukan dari kebijakan elitis, namun justru langkah kongkret yang praktis dan non
birokratis
Menurut Collins, ada tiga #aktor yang mendasar dalam pembahasan sosiologi, yakni
(aktu, ruang dan jumlah
2
)osiologi mikro mengkaji mengenai sejumlah ke*il orang yang
1
Stephen K. Anderson, Sosiologi Makro, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1!" edisi ke d#a, hal.$$
$
%&id, hal.$'
( a l a ) a n * 1
berkumpul dalam ruang yang ke*il dan berada dalam jangka (aktu yang singkat )edangkan,
sosiologi makro mengkaji perilaku, situasi serta kondisi sosial dimana (aktu, ruang dan jumlah
orangnya %terentang' dalam kajian yang sangat luas +uku Indonesia Mengajar menjadi pilihan
saya dalam menyajikan *ontoh analisa!analisa mikro, karena di dalamnya tertulis dengan
menarik berbagi sudut pandang Pengajar Muda dalam lingkungan mikro )udut pandang yang
sangat beragam, mulai dari pengabdian, ke*intaan akan tanah air, kekaguman pada kejeniusan
bo*ah!bo*ah pelosok, pengorbanan, kebanggaan dan banyak lainnya
&erakan Indonesia Mengajar sendiri sudah begitu dikenal oleh berbagai kalangan,
semenjak buku *etakan pertamanya terbit, terutama pelajar dan mahasis(a ,I)IP -I sendiri
pernah memberikan gambaran program &erakan Indonesia Mengajar kepada mahasis(a baru
2012 lalu Panitia Pengenalan )istem .kademik ,akultas /P).,0 2012 berhasil mendatangkan
seorang alumni Pengajar Muda angkatan pertama )eseorang tersebut dikenal dengan nama
Mansyur 1idho, 2urusan )osiologi ,I)IP -I, Pengajar Muda di Cikereteg 1, dan )DN 00",
3anjung 4arahap, Paser, $alimantan 3imur +eliau menyampaikan mengenai pengabdian dan
pemberdayaan masyarakat se*ara umum, dan menjelaskan mengenai &erakan Indonesia
Mengajar se*ara khusus +era(al dari #orum tersebut, penulis men*oba untuk mengenali
&erakan Indonesia Mengajar lebih jauh lagi, baik melalui buku, artikel, akun media sosial
&erakan Indonesia Mengajar, ataupun sekedar berdiskusi dengan sesama pengagum Pengajar
Muda
1.2 Permasalahan
i Manusia dan Masyarakat Indonesia memiliki rasa minder dalam mengaktualisasi
potensi serta kemampuan yang dimilikinya Namun di sisi lain, manusia dan
masyarakat Indonesia juga memiliki kepedulian yang tinggi pada peme*ahan
permasalahan bangsanya
ii &erakan Indonesia Mengajar telah menjadi bukti dan (adah bagi penyaluran
kepedulian Pengajar Muda Namun sayangnya &erakan Indonesia Mengajar
hanya terlihat sebagai ajang pembuktian dan pelatihan kepedulian bagi pelosok
negri yang #okus utamanya pada bidang pendidikan, dan kurang dibarenginya
dengan dorongan #inasial maupun #asilitas belajar di lingkungan pelosok tersebut
( a l a ) a n * $
iii )ebagai gerakan penetrati# yang langsung menjangkau kalangan yang kurang
terjamah oleh lengan pemerintah &erakan Indonesia Mengajar memberi
gambaran positi# sekaligus negati# mengenai perkembangan negri +isa saja
masyarakat tergugah dengan perasaan sebangsa /nasionalisme0, namun kesadaran
mereka kurang didukung dengan aksesibilitas ke dunia luar Padahal anak!anak
pelosok memiliki potensi yang tak kalah hebat dengan anak!anak kota
iv &erakan Indonesia Mengajar merupakan sindiran halus pada kurang optimalnya
peran pemerintah di bidang optimalisasi ji(a nasionalisme pemuda serta
pemerataan akses pendidikan )ehingga &erakan Indonesia Mengajar serta
sejenisnya hadir dan menjadi (adah optimalisasi kepedulian terhadap
permasalahan!permasalahan yang membayangi negri
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1Landasan Teor
Dalam pembahasan Manusia dan Masyarakat Indonesia, kerap kali diskusi berujung
hanya pada pembahasan ranah makro, padahal dalam mengidenti#ikasi permasalahan sosial
diperlukan juga menggunakan dasar!dasar mikro yang diimplementasikan dalam konsep makro
1andall Collins menyatakan bah(a sosiologi sebagai pisau bedah identi#ikasi permasalahan
sosial memiliki tiga #aktor dasar, yakni (aktu, ruang dan jumlah
5
$emudian tiga #aktor yang
mendasar tersebut digunakan sebagai indikator sederhana dalam pengkajian antara sosiologi
mikro dan sosiologi makro
Collins mengemukakan bah(a pokok bahasan sosiologi dapat berkisar mulai dari
seseorang, kelompok ke*il, kerumunan atau organisasi, sampai ke masyarakat teritorial
Mikrososiologi lebih di#okuskan pada seseorang dan sekelompok ke*il, sedangkan
'
%&id, hal.$$
( a l a ) a n * '
makrososiologi lebih diarahkan pada pengelompokkan pada skala yang lebih besar dibanding
mikro
6
)osiologi mikro mengkaji mengenai suatu peristi(a sosial yang sangat spesi#ik Misal,
sosiologi mikro mengkaji mengenai interaksi yang terjadi ketika seseorang dengan kelas yang
berbeda!beda bertemu dan berpapasan di tempat tertentu dalam jangka (aktu yang singkat
)edangakan pada sosiologi makro, misalnya disertasi seorang ahli sosiologi Indonesia )elo
)oemardjan yang berjudul !ocial "hanges in #ogyakarta /17820 Maka dari segi pembahasannya
adalah masyarakat pada suatu teritorial, yakni 9ogyakarta dalam jangka (aktu yang panjang
karena yang diamati adalah proses perubahan sosialDalam Manusia dan Masyarakat Indonesia,
masyarakat menjadi obyek dan subyek se*ara sekaligus $arena masyarakat yang mengalami
proses dan peristi(a sosial, serta masyarakat juga yang memahami dan men*oba beradaptasi
pada proses dan seluruh peristi(a sosial yang terjadi
Marion :evy mengemukakan empat kriteria yang disebut masyarakat dalam konsep
sosiologi
"
, yaitu 10 kemampuan bertahan melebihi masa hidup seorang individu; 20 rekrutmen
seluruh atau sebagian anggota melalui reproduksi; 50 kesetiaan pada suatu %system tindakan
utama bersama'; 60 adanya system tindakan utama yang bersi#at %s(asembada' Inkeles
mengemukakan suatu kelompok baru dapat dikatakan %masyarakat' bila memenuhi empat
kriteria tersebut; atau bila kelompok tersebut dapat bertahan stabil selama beberapa lama
(alaupun tidak ada orang lain atau kelompok lain di luar kelompok tersebut
)edangkan dalam $++I, 200<; masyarakat berarti= 10 sekumpulan orang yg hidup bersama pada
suatu tempat atau (ilayah dengan ikatan aturan tertentu; 20 segolongan orang!orang yang
mempunyai kesamaan tertentu
Dalam masyarakat kita ketahui bersama, masyarakat selalu mengalami dan memiliki
interaksi sosialnya .da berbagai pendekatan untuk memahami interaksi sosial di masyarakat,
namun dalam landasan teori kali ini hanya akan dituliskan mengenai aturan yang mengatur
interaksi
8
Pertama!tama berangkat dari mende#inisikan situasi, berbeda dengan pandangan yang
mengatakan bah(a interaksi manusia merupakan pemberian tanggapan /response0 terhadap
+
S#narto, Ka)anto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: ,e)&aga Pener&i -ak#ltas .kono)i /ni0ersitas
%ndonesia, $11+", edisi ketiga, hal.123$1
!
%&id, hal.!4
4
%&id, hal.'
( a l a ) a n * +
rangsangan /stimulus0, maka menurut 3homas seseorang tidak segera memberi reaksi apabila
tidak mendapat rangsangan dari luar $emudian, menurut David . karp dan >C 9oels /17?70
dalam bukunya !ymbols, !el$es, and !ociety% &nderstanding Interaction, menurut mereka ada
tiga jenis aturan mengenai aturan interaksi 9akni aturan mengenai ruang, (aktu, gerak dan
sikap tubuh $emudian mengenai komunikasi nonverbal dalam interaksi sosial, atau yang biasa
disebut body language Para sosiolog meyakini bah(a komunikasi nonverbal, hadir lebih dulu
sebelum komunikasi verbal $omunikasi ini dilakukan se*ara sadar ataupun tidak sadar, dengan
syarat komunikasi nonverbal saling dipahami antara penyampai pesan dan penerima pesan
3eori interaksi sosial juga menjelaskan mengenai lingkup komunikasi dalam
biographical stranger dan cultural stranger. Menurt $arp dan 9oels kekurangan in#ormasi
mengenai orang yang kita jumpai dalam interaksi sosial, diatasi dengan men*ari in#ormasi
)umber in#ormasi tersebut adalah *iri #isik yang di(ariskan, seperti (arna kulit, usia, jenis
kelamin, penampilan #isik, bentuk tubuh, pakaian, (a*ana 3ahap yang dijelaskan dalam
interaksi sosial 'rom (reeting to (oodbye
)
/17?<0 oleh Mark : $napp dirin*i sebagai berikut=
memulai /initiating0, menjajaki /e*perimenting0, meningkatkan /intensi+ying0, menyatupadukan
/integrating0, dan mempertalikan /bonding0 :alu dalam pemisahan juga dirin*i sebagai berikut=
membeda!bedakan /di++erentiating0, membatasi /circumscribing0, mema*etkan /stagnating0,
menghindari /a$oiding0 dan memutuskan /terminating0
Dalam proses interaksi sosial tersebut, timbul pula suatu proses integrasi
<
@leh 3al*ott
Parsons dijelaskan sebagai proses yang menunjukkan adanya solidaritas sosial dari bagian!
bagian yang membentuknya, serta berperannya masing!masing unsur tersebut sesuai dengan
posisinya Integrasi hanya bisa ter(ujud jika semua unsur yang membentuk sistem tersebut
saling menyesuaikan
$emudian Indonesia dikenal sebagai negara yang amat majemuk dimana kemajemukan
ini dapat memi*u disintegrasi sosial atau sekedar kerenggangan antar ).1. +erdasarkan
5
%&id, hal.+2
2
K#)p#lan Siste) Sosial.pdf, Referensi: 6asik#n, Siste) Sosial %ndonesia (Raja Grafindo Persada,
1$", 25hal., diakses pada tanggal $ J#ni $11', p#k#l 1'.+1 7%8,
http:99staff.#n:.a;.id9sites9defa#lt9files9pendidikan9Grendi<$1(endrasto)o,<$1MM,<$1MA.9k#)p#lan
<$1siste)<$1sosial.pdf
( a l a ) a n * !
pendapat )*hmerhorn, kemajemukan dibagi menjadi 6 ma*am
7
9akni kemajemukan ideologis
/doctrinal belie+s0, kemajemukan politis, kemajemukan kultural, dan kemajemukan struktural
BAB !
PE"BAHASAN
!.1 Pem#ahasan
)uatu kondisi mikro realistis yang terjadi di suatu desa yang bernamakan +engkalis,
1iau Dimana kelompok minoritas memiliki ke*enderungan untuk menjauh dari hiruk pikuk
aktivitas sentral, dan *enderung mengikuti pola yang dibuat kelompok mayoritas atau justru pola
sosial yang terdi#irensiasi sama sekali, entah itu pekerjaan, pola perilaku, pergaulan atau
kebudayaan
10
Dalam de#inisi $inlo*h, kelompok mayoritas
11
adalah kelompok yang dide#inisikan
sebagai suatu kelompok kekuasaan, kelompok tersebut menganggap dirinya normal, sedangkan
kelompok lain dianggap tidak normal karena dilihat dari *iri tertentu 9akni, *iri #isik, ekonomi,
budaya, dan perilaku $elompok mayoritas ditandai oleh adanya kelebihan kekuasaan; konsep
mayoritas di sini oleh $inlo*h tidak dikaitkan dengan jumlah kelompok
Demikian halnya yang terjadi di +engkalis, anak!anak suku asli merasa minder tanpa
alasan yang mendasar Mereka terku*ilkan karena bau badan yang amis, disebabkan mayoritas
orang tua dari anak!anak suku asli bekerja sebagai nelayan dan tinggal di daerah pantai Mereka
juga memisahkan pergaulannya sendiri karena kurang per*aya diri dan perasaan malu yang lagi!
lagi tak mendasar Padahal sebagian dari mereka memiliki potensi yang besar jika tidak tertutupi
dengan mental mindernya .kibatnya, mereka justru terasing di daerahnya sendiri Dibanding
dengan anak!anak suku melayu dan suku ja(a, anak!anak suku asli memang kurang dikenal oleh
guru!guru di )D tempat Pengajar Muda mengajar tersebut Ini diakibatkan oleh kepasi#an
mereka di kelas +erka*a dari anak!anaknya, ternyata orang tua suku asli juga tak jauh berbeda

7ir#to)o, Pa#l#s, Siste) Sosial %ndonesia, (Jakarta: Pener&it /ni0ersitas %ndonesia (/%3Press", $11$",
hal.$1
11
Pengajar M#da, %ndonesia Mengajar, (=og:akarta: Pener&it 8entang, $111" edisi ;etakan perta)a,
hal.13$$
11
S#narto, Ka)anto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: ,e)&aga Pener&it -ak#ltas .kono)i /ni0ersitas
%ndonesia, $11+", edisi ketiga, hal. 1+531+2
( a l a ) a n * 4
Pekerjaan dan tempat tinggal orang tua suku asli berbeda dengan suku mayoritas yang
sebenarnya suku ja(a dan melayu
Menurut )uryadinata, ada dua tipe bangsa, yaitu ethnic nation dan social nation
12
Indonesia berada pada tipe social nation karena Indonesia terdiri dari banyak etnis yang amat
heterogen $arena itu bangsa ini harus dijaga dan dikelola dengan sangat berhati!hati $arena
dengan kemajemukan yang tinggi akan lebih mudah memi*u ketegangan .palagi jika tertanam
hot ethnicity yang *enderung menonjolkan identitas dirinya dan memiliki keinginan untuk
merdeka $eberagaman ).1. memang memiliki ke*enderungan untuk membedakan antara
%kita' dan %mereka', atau yang disebut dengan in-group dan out-group
1,
oleh )umner
)ebenarnya tidak ada masalah dalam keberagaman yang sangat tinggi bagi Indonesia ini, asalkan
kesejahteraan, keadilan dan solidaritas sosial dijunjung tinggi oleh segenap masyarakat
Indonesia
-ngkapan +en .nderson bah(a negara!bangsa adalah suatu imagined community
memang benar $arena eksistensi negara!bangsa tergantung pada sejauh mana masyarakatnya
mengak$% mendam#akan dan mem#a&angkann&a.
1'
Indonesia digambarkan bagai suatu
kajian sosiologis yang belum tuntas dianalisa $arena masyarakat Indonesia masyarakat
majemuk yang men*ari persamaan sebagai suatu bangsa, proses integrasi sosial!budaya maupun
nasional selayaknya dipandang sebagai satuan politik atau negara, dimensi perubahan sosial yang
terus berubah!ubah, dan kaitan!kaitan integrasi sosial maupun nasional dengan #enomena
sosiologis
Dalam usaha memenuhi persatuan atau integrasi nasional, memang harus diiringi dengan
berjalannya integrasi nasional Maka dari itu bukan hanya political -ealth yang menjadi a*uan
bangsa kita untuk memperoleh titel kedaulatan paska proklamasi kemerdekaan, namun juga
economic -ealth. $ajian politik telah menjelaskan hal yang sejalan dengan kajian sosiologis,
dimana kebutuhan dasar manusia menurut teori Maslo( dibagi menjadi beberapa tingkatan
9akni, pertama!tama adalah pemenuhan kebutuhan bio#isiologi, meliputi kebutuhan primer;
kedua rasa keamanan dan kenyamanan, baik itu dari bahaya #isik, maupun tekanan lain;
1$
7ir#to)o, Pa#l#s, Siste) Sosial %ndonesia, (Jakarta: Pener&it /ni0ersitas %ndonesia (/%3Press", $11$",
hal.$3'
1'
>p;it, hal.1'+31'!
1+
>p;it, hal.23
( a l a ) a n * 5
kemudian di*intai dan rasa memiliki, kebutuhan untuk dapat merasakan diperhatikan agar
kemudian dapat memberikan rasa memiliki dalam konteks integrasi; harga diri yang terjaga dan
diakui dalam konteks integrasi adalah jauh dari diskriminasi dan eksploitasi; kesempatan
mengaktualisasi diri, baik dalam lingkungan ke*il, maupun dalam konteks yang lebih luas yaitu
negara )ehingga tidak ada perasaan terdiskriminasi, terlupakan dan tereksploitasi yang
dirasakan oleh masyarakat!masyarakat pelosok
1"
!.2 Sno(ss B$k$)
Indonesia Mengajar. /enulis% /engajar Muda, "etakan /ertama 0o$emner 2111, (#ogyakarta%
/enerbit 2entang, 2111, *$iii3,22 hal.
"1 Pengajar Muda telah lolos seleksi dari total penda#tar 15<5 anak muda seluruh
Indonesia Mereka yang telah lolos seleksi dan telah menjalani pelatihan matang, kini siap untuk
mengabdikan dirinya selama setahun di pelosok!pelosok negri +ertepatan dengan 10 November
2010, Pengajar Muda mantap meninggalkan kemilau kota, kehangatan keluarga, bahkan potensi
intelektualnya demi menja(ab tantangan kepedulian Padahal dengan segala prestasinya, para
Pengajar Muda bisa saja memperoleh rupiah dan pengalaman lebih dari lingkungan kerja
mereka Namun tidak, mereka hadir menja(ab tantangan kepedulian dalam satu &erakan
Indonesia Mengajar 3atapan menggebu!gebu, mata berka*a!ka*a dan suasana haru biru melepas
keberangkatan mereka 10 November 2010, bertepatan dengan 4ari Pahla(an, di bandara
)oekarno!4atta, sosok agung proklamator kemerdekaan negri Dilepas oleh .nies +as(edan,
beliau menghantarkan dengan kalimat 4mendidik adalah tugas konstitusional negara, tetapi
sesungguhnya mendidik adalah tugas moral setiap orang terdidik5.
Mereka rela mengabdikan dirinya sebagai seorang guru yang jauh dari kilat kamera serta
sorot media Dengan harapan serta ke*emasan, entah akan seperti apa di sana, mereka hanya
memiliki satu tujuan, %men*erdaskan kehidupan bangsa' +erangkat sebagai Pengajar Muda, dan
kembali dengan titel Pengajar Muda Dengan lantang sekaligus haru, "1 Pengajar Muda dilepas
dengan gema %Padamu Negri' *iptaan $usbini
)ekelumit ke*il *urahan hati mereka terpampang dalam sebuah buku yang begitu
inspirati#, %Indonesia Mengajar' Mereka menguak sisi lain negri $ejeniusan bo*ah!bo*ah
1!
-alsafah dan Paradig)a.ppt, .rni Tri %ndiarti S.Kep.6ers, K?K Stikes Satria 8hakti 6ganj#k
( a l a ) a n * 2
pelosok negri, nasionalisme serta kekeluargaan khas negri, keluguan sekaligus kepedulian yang
amat polos untuk di(arnai
)ebut saja Ar(in Puspaningtyas Irjayanti, seorang Pengajar Muda Majene, )ula(esi
+arat +eliau men*urahkan tulisan yang berjudul %6i7ki, My (enius !tudent' Curahan hati yang
diketik dengan penuh kesabaran di atas keyboard ponsel :ebih tepatnya beliau mengajar di
tempat yang amat terpen*il, di 3amaluppu )ebuah daerah yang masih jauh dari akses kendaraan
bermotor, jauh dari sinyal provider seluler, dan jauh dari jalanan teraspal yang mulus +ahkan
untuk berangkat sekolah saja, anak!anak 3amaluppu harus siap sedia dengan bambu run*ing dan
parang untuk menghalau babi liar 2arak tempuhnya hingga 2 jam perjalanan dari jalan poros
Majene!Mamuju +eliau men*eritakan mengenai seorang anak yang amat pemalu Dimana pada
suatu peristi(a, anak yang bernama 1iBki ini selalu lari dan bersembunyi ketika didekati dan
di*oba untuk diajak berbi*ara 4ingga suatu sore yang berhujan deras, dalam perjalanan yang
telah tertempuh 50 menit dari Passau menuju 3amaluppu, samar!samar terlihat seorang anak
yang bertelanjang dada 4anya ber*elana *oklat dengan menggenggam parang di tangan kirinya
Dia 1iBki, si pemalu yang hadir memba(akan daun pisang untuk Ar(in si Pengajar Muda 1iBki
datang dan langsung memeluk si Pengajar Muda 1iBki menenggelamkan kepalanya di perut si
Pengajar Muda sambil berteriak mengalahkan derasnya hujan %Puang, saya mau sekolah'
%pergilah ke sekolah .ku guru di sana .kan kuajari kau rahasia!rahasia yang ingin kau tahu
)emua rahasia Pergilah ke sekolah' Di kemudian harinya, 1iBki hadir di sekolah, dengan baju
sekolah yang sobek!sobek Ia 1iBki, bo*ah 3amaluppu kelas 5 )D, (alau sudah empat bulan
tidak sekolah, ia mampu mengerjakan soal!soal kelas 6 dan kelas 8 )D
:ain *erita dengan ,atia Canitat, seorang Pengajar Muda +engkalis +eliau memberi
judul tulisannya dengan miris, %5Mereka5 8erpisah, 9ekil, dan 8ak 2anyak 2icara' Dalam
tulisannya beliau menggambarkan kondisi suku asli, ,atia menuliskan perbandingan jumlah
antara suku asli dengan suku ja(a dan melayu di desa dan sekolah tempatnya mengajar )uku
asli menjadi suku yang *ukup minoritas, pekerjaan orang tua dari anak!anak suku asli mayoritas
hanyalah nelayan Mungkin itu yang membuat anak!anak suku asli mengeluarkan bau yang
kurang sedap 2ika dilihat kasat mata, anak!anak suku asli sangat kontras jika dibandingkan
dengan anak!anak suku ja(a dan melayu .nak!anak suku asli selalu duduk di bangku belakang,
mereka amat pemalu dibandingkan dengan anak suku melayu dan ja(a Pergaulannya pun
( a l a ) a n *
terpisah Di kelas, anak!anak suku asli selalu menjadi anak yang begitu pasi# )uatu ketika, ,atia
seorang Pengajar Muda menantang anak!anak kelas " )D untuk mengha#alkan perkalian satu
sampai sepuluh, yang bisa menja(ab lima soal baru boleh pulang )atu persatu anak!anak suku
ja(a dan melayu berhasil menja(ab tantangan dan pulang lebih duu 4ingga tersisa enam orang
sis(a di kelas, yang ternyata seluruhnya adalah anak suku asli 3ernyata mereka semua mau dan
mampu, hanya saja rasa malu mereka menutupi kemampuan mereka )ungguh gambaran mini
pada kondisi bangsa kita saat ini
!.! *esm($lan dan Saran
3idak semua masyarakat Indonesia memiliki sikap mental yang lemah, suka menerabas
dan pemalas +erbagai tulisan Pengajar Muda telah membuktikan semangat patriotisme masih
lahir dari pemuda!pemuda Indonesia yang memiliki kepedulian tinggi pada sesamanya Mereka
yang rela berkorban dan berjuang demi men*iptakan ke*erdasan bangsa, dan menjaga
intelektualitas bo*ah!bo*ah pelosok hingga perbatasan negara
-ntuk menunjang ter*iptanya integrasi nasional, diperlukan pula dasar!dasar mikro
3idak hanya sekadar pembahasan mengenai kebijakan makro yang elitis dan birokratis, namun
sentuhan kongkret yang mendalam dan menjalar, serta dirasakan man#aatnya oleh golongan yang
dianggap minoritas sekalipun )eandainya kepedulian seperti sosok Pengajar Muda lebih masi#
di(adahi oleh pemerintah ataupun badan yang memang diamanahkan dan diberikan perhatian
khusus untuk itu, maka tidak ada lagi potensi anak!anak negri yang terabaikan Dalam konteks
integrasi nasional, pembangunan sentralistik sudah tidak relevan lagi $arena pembangunan yang
merata bahkan hingga lingkar terluar Indonesia perlu diperhatikan kini $arena kesejahteraan,
keadilan dan solidaritas sosial juga akan mendorong timbulnya integrasi nasional
( a l a ) a n * 11
Da+tar P$staka
)tephen $ .nderson, )osiologi Makro, /2akarta= P3 1aja &ra#indo Persada, 177"0 edisi
ke dua, 88< hlm
)unarto, $amanto, Pengantar )osiologi, /2akarta= :embaga Penerbi ,akultas Akonomi
-niversitas Indonesia, 20060, edisi ketiga, 270 hlm
$umpulan )istem )osialpd#, 1e#erensi= Nasikun, )istem )osial Indonesia /1aja &ra#indo
Persada, 17720, <?hal, diakses pada tanggal 2 2uni 2015, pukul 1561 >I+,
http=DDsta##unya*idDsitesDde#aultD#ilesDpendidikanD&rendiE204endrastomo,E20MM,
E20M.DkumpulanE20sistemE20sosialpd#
>irutomo, Paulus, )istem )osial Indonesia, /2akarta= Penerbit -niversitas Indonesia /-I!
Press0, 20120, 55? hlm
Pengajar Muda, Indonesia Mengajar, /9ogyakarta= Penerbit +entang, 20110 edisi *etakan
pertama, 522 hlm
,alsa#ah dan Paradigmappt, Arni 3ri Indiarti )$epNers, $D$ )tikes )atria +hakti
Nganjuk
( a l a ) a n * 11

Anda mungkin juga menyukai