Anda di halaman 1dari 21

Hubungan Perawatan Orthodontik

Dengan Pencabutan Gigi Premolar


Terhadap Angulasi Molar Tiga
Mandibula yang sedang
Berkembang
Bradly Russell; Mark Skvara; Eric Draper; William R. Proffit;
Ceib Philips;
Raymond P. White, Jr.

Cut Cahya Risa
ABSTRAK
Tujuan
Menganalisa perubahan angulasi molar tiga mandibula selama perawatan
orthodontik pada subjek dengan pencabutan gigi premolar satu atau gigi premolar
dua atau tanpa pencabutan
Bahan &
Metode
Penelitian Retrospektif
Angulasi M3 Mandibula dibandingkan dengan sumbu vertikal M2 sebelum dan
pada akhir perawatan orthodontik
Perubahan angulasi sebesar 5 ke arah vertikal dianggap bermakna secara klinis
Analisis data menggunakan linear mixed effect model dan rasio odds proporsional
dengan signifikansi p < 0.05
Hasil
awal perawatan, rerata angulasi M3 mandibula antara 3 kelompok subjek tidak
terdapat perbedaan bermakna (P= 0.97).
Rerata perubahan angulasi selama perawatan tidak dipengaruhi oleh jenis
pencabutan (P=.059)
perubahan angulasi yang lebih tinggi dari m3 mandibula sebesar 5 diperoleh dari
subjek yang dilakukan pencabutan P2
Kesimpulan
Pencabutan gigi P ,bagian dari rencana perawatan orthodontick untuk menyediaan
ruang untuk M3 mandibula agar dapat erupsi dan berfungsi, Namun klinisi tidak
seharusnya berpedoman bahwa molar tiga akan dapat erupsi dalam posisi
vertikal.
PENDAHULUAN


Pertanyaan pasien
seputar alasan
pencabutan M3 yang
menjadi bagian dari
perawatan
orthodontik
pertengahan abad
ke 20 Pencabutan
gigi P dilakukan
salah satunya u
mendapatkan ruang
agar molar tiga
dapat dipertahankan
dan berfungsi
Sehingga timbul
pertanyaan apakah
gigi molar tiga akan
dapat erupsi pada
posisi yang baik bila
dilakukan
pencabutan terhadap
gigi P
Gigi M3, gigi
terakhir yang
erupsi setelah
pertumbuhan
rahang selesai,
Sehingga erupsi
sebagian gigi molar
tiga terjadi
karena kekurangan
ruang pada rahang
Nance dkk : M3 posisi vertikal
namun belum erupsi cenderung
dapat erupsi dengan baik
dibandingkan M3 yang inklinasinya
ke arah mesial. // bila terdapat
tambahan ruang pada rahang
dengan mencabut gigi P maka gigi
M3 akan dapat bergerak pada
posisi vertikal menuju bidang
oklusal seperti gigi lainnya
perubahan angulasi
gigi molar tiga dengan
membandingkan posisi
M3 dgn sumbu
vertikal M2 saat awal
perawatan ortho
hingga perawatan
selesai pada subjek
dengan pencabutan
gigi P1 / P2 dan
subjek tanpa
pencabutan.
Bahan & Metode
Bahan & Metode

Data berupa radiograf panoramic digital dan softcopy tahun 1996 - 2011
Kriteria Eksklusi vs Kriteria inklusi
Pasien yang pencabutan gigi molar tiganya
dilakukan sebelum selesainya perawatan
orthodontik
Pasien indikasi bedah orthognati
pasien dengan perawatan untuk cacat
kraniofasial
pasien yang memiliki catatan rekam medis
yang lengkap sebelum dan setelah perawatan
Subjek diperoleh dari rekam medik klinik orthodontik universitas yang
perawatannya dilakukan oleh para dokter residen
25 pasien dengan pencabutan
gigi premolar
25 pasien dengan pencabutan
gigi premolar dua
24 pasien tanpa pencabutan
Tabel 1. Karakteristik Subjek (n = 74) saat enrolment dibagi menjadi pasien dengan pencabutan gigi premolar satu, (n= 25) pasien dengan pencabutan gigi premolar dua
(n=25) dan 24 subjek tanpa pencabutan gigi premolar (24)
Subjek tanpa pencabutan
premolar
Subjek dengan pencabutan
premolar satu
Subjek dengan pencabutan
premolar dua
Nilai P
n (%) n (%) n (%)
Wanita 14 (58) 14 (56) 11 (44) 0.56
Pria 10 (42) 11 (44) 14 (56)
Ras Kulit Putih 19(80) 11 (44) 17 (68) 0.17
Ras Afrika Amerika 2(8) 10 (40) 5 (20)
Lainnya 3(12) 4 (16) 3 (12)
Umur pasien saat awal perawatan Mean (SD
12.8 (0.6)
Mean (SD)
13.2 (1.7)
Mean (SD)
12.8 (1.4)
0.50
Durasi Perawatan Mean (SD)
2.3 (0.6
Mean (SD)
2.5 (0.5)
Mean (SD)
2.7 (0.4)
0.01
hasil
Rerata angulasi molar
tiga mandibula selama
perawatan antara bagian
kiri dan kanan tidak
terdapat perbedaan
bermakna ( P= 0.19)
angulasi molar tiga pada
ketiga kelompok saat
awal perawatan juga
tidak menunjukkan
perbedaan bermakna (P=
0.97)
Rerata durasi perawatan
tidak berbeda bermakna
diantara ketiga kelompok
(p= 0.01)
Rerata perubahan
inklinasi molar tiga
selama perawatan tidak
dipengaruhi oleh sisi (P=
0.27) dan tidak berbeda
bermakna antara ketiga
kelompok (p=0.59),
Perubahan angulasi
tertinggi ke posisi
vertikal sebesar 5
diperoleh dari molar tiga
baik kiri maupun kanan
pada pasien dengan
pencabutan gigi premolar
kedua dibandingkan
dengan dua grup lainnya
pada saat akhir
perawatan
Namun angulasi tersebut
tidak dipengaruhi baik oleh
sisi (P=0.27) ataupun jenis
pencabutan (P=0.34).
PEMBAHASAN


Perubahan angulasi
M3 pada ketiga
kelompok selama
perawatan
orthodontik tidak
berbeda bermakna
karena luasnya range
perubahan angulasi
ketiga grup.


Luasnya variabilitas
hasil yang didapat
untuk setiap kelompok
ditunjukkan pada
standar deviasi untuk
nilai rerata
perubahan angulasi
molar tiga.
Sekitar seperempat
molar tiga dari tiap
grup menunjukkan
perubahan angulasi
yang tidak
diharapkan, sehingga
posisinya lebih
horizontal pada akhir
perawatan
orthodontik daripada
pada awal perawatan.
Keputusan untuk melakukan pencabutan gigi premolar
pertama atau gigi premolar kedua sebagai bagian
dari perawatan orthodontik dilakukan berdasarkan
pada kebutuhan untuk memperoleh ruang pada lokasi
tertentu di lengkung rahang
Kebanyakan orthodontist akan
mempertimbangkan lebar ruang untuk
mengakomodasi gigi molar tiga sebagai
pertimbangan kedua atau tidak menunjang untuk
hasil perawatan orthodontik yang diharapakan
Klinisi harus mempertimbangkan indikator resiko
dibandingkan dengan kemungkinan molar tiga
erupsi ke bidang oklusal ketika membuat
rekomendasi terhadap penatalaksanaan molar
tiga.

Penelitian Nance dkk pada 237 pasien dewasa muda dengan molar tiga
tanpa gejala dengan follow up selama 2 tahun

Gigi molar tiga
dengan posisi vertikal
atau disto angular
cenderung dapat
erupsi menuju bidang
oklusal bila
dibandingkan dengan
molar tiga dengan
angulasi 25 terhadap
sumbu gigi molar
kedua

Namun setengah jumlah subjek molar tiga
mandibula pada penelitian Nance dkk
menunjukkan gejala inflamasi jaringan
periodontal setelah erupsi setidaknya dengan
kedalaman probing sebesar 4 mm atau lebih

Pasien tanpa gejala
sebanyak 194 diamati
selama 6 tahun, jika
diperoleh kedalaman
probing lebih dari 4 mm
sekitar molar ketiga atau
pada bagian distal molar
kedua oods yang
diperoleh 12 kali lipat
sedikitnya dengan
kedalaman probing
sebesar 4 mm lebih
ditemukan pada follow up
kedua. P < 0.01.

subjek yang
dipengaruhi pada
pemeriksaan awal
rasio oodsnya 5 kali
lipat lebih besar dari
setidaknya satu
kedalaman probing 4
mm akan terdeteksi
pada gigi lebih ke
anterior pada follow
up dengan tanpa gigi
anterior yang terlibat
sebelumnya , p <0.01



Molar tiga yang
telah mencapai
bidang oklusal
dapat mengalami
karies dengan
atau tanpa
inflamasi
jaringan
periodontal

divaris dkk menyatakan karies
oklusal tidak spesifik pada molar
tiga. Karena jika terdapat karies
pada molar pertama atau molar
kedua kemungkinan terjadinya
karies pada molar tiga menjadi
80% lebih besar dibandingkan bila
hanya terdapat karies pada molar
tiga saja
fisher dkk melaporkan hanya
sedikit sekitar 2% atau kurang
yang molar tiganya mengalami
karies pada pemeriksaan atau
followup dengan rerata 7 tahun
kemudian jika tidak memiliki
karies
Kesimpulan

walaupun dilakukan pencabutan gigi
premolar yang merupakan bagian dari
rencana perawatan orthodontik untuk
menyediaan ruang untuk molar tiga
mandibula agar dapat erupsi dan
berfungsi, Namun klinisi tidak seharusnya
berpedoman bahwa molar tiga akan dapat
erupsi dalam posisi vertikal.

Anda mungkin juga menyukai