Anda di halaman 1dari 43

By : Sukmo Lelono

Sulis Ratnawati
Gastritis adalah suatu keadaan peradangan
atau perdarahan mukosa lambung yang
dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.
(Lindseth dalam Prince, 2005: 422)

Gastritis adalah suatu peradangan mukosa
lambung paling sering diakibatkan oleh
ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu
banyak dan cepat atau makan makanan yang
terlalu berbumbu atau terinfeksi oleh penyebab
yang lain seperti alkohol, aspirin, refluks empedu
atau terapi radiasi. (Brunner, 2000 : 187)
MACAM MACAM GASTRITIS
Gastritis Akut
Gastritis Kronik
Faktor - Faktor Penyebab
Gastritis
Pola
Makan
Kopi Teh
Rokok
AINS ( Anti
Inflamasi
Non Steroid)
Stres
Alkohol
Helicobacter
pylori
Usia
M
A
N
I
F
E
S
T
A
S
I

K
L
I
N
I
S

Gastritis
akut
Adanya keluhan
abdomen tidak
jelas, seperti
anoreksia dan
mual
Sakit kepala
Mengalami
ketidaknyamanan,
malaise
Nyeri
epigastrium
Muntah dan
cegukan
Pendarahan
Gastritis
Kronik
Adanya
perasaan penuh
Anoreksia
Nyeri hulu hati
setelah makan
Kembung
Rasa asam
dimulut
Mual dan
muntah
PENGKAJIAN
Adalah suatu proses pengumpulan data pasien
yang dinamis, komprehensif dan spesifik,
meliputi :
No Register :
Ruang :
Tanggal / jam MRS :
Tanggal Pengkajian :
Diagnosa Medis :
1. IDENTITAS
a. Biodata Pasien
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Agama :
Suku / Bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :

b. Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Agama :
Pekerjaan :
Hubungan dengan px :
Alamat :

RIWAYAT KESEHATAN
A. Keluhan Utama
Adanya rasa perih, nyeri epigastrium, febris,
perdarahan, mual-muntah dan pusing.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Dari timbulnya keluhan yang dirasakan sampai
dibawah ke rumah sakit.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya riwayat gangguan pencernaan seperti maag,
diare dll.



CONT...
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Adakah penyakit yang dalam keluarga sehingga
membawa dampak berat pada keadaan atau yang
menyebabkan Gastritis.
POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI
a/ Data perbandingan aktivitas sehari hari saat pasien
sebelum masuk rumah sakit dengan setelah masuk
rumah sakit.
a. Nutrisi
Di Rumah: makan 3x/hari 1 porsi habis. Nasi, lauk,
terkadang sayur, dan buah. Minum air putih 4-6 gelas
1500 cc habis.
Di RS : makan 3x/hari. Bubur, lauk, sayur, dan buah
namun hanya habis 2-4 sendok makan. Minum air
putih 4-6 gelas 1500 cc habis.

b. Eliminasi
Di Rumah : BAK : 4 7 x/hari,
berwarna kuning jernih, berbau khas.
BAB : 1 x/hari, feses berwarna
kuning kecoklatan, berbau khas
Di RS : BAK : 4 6 x/hari,
berwarna kuning jernih, berbau khas,
BAB : belum BAB sama sekali

c. Istirahat dan Tidur
Di Rumah : Px tidur mulai pukul 21.30
04.30, sekitar 7 jam.
Di RS : Px kurang tidur mulai pukul 21.30 -
04.30, sekitar 5 jam.

d. Aktifitas Fisik
Di Rumah : Px bekerja sebagai ibu rumah
tangga dan waktu luang px digunakan
untuk berkumpul bersama keluarga.
Di RS : Px hanya dapat mengubah posisi
tidur di atas tempat tidur dan di pagi hari
px hanya duduk-duduk di depan ruangan
untuk menghirup udara pagi yang segar.

e. Personal Hygiene
Di Rumah: mandi 2x/hari, keramas,
sikat gigi 2x/hari, ganti baju 2x/hari
Di RS : mandi 2x/hari diseka, belum
keramas, tidak sikat gigi tapi hanya
berkumur saja, ganti baju 1x/hari.

f. Ketergantungan
Tidak tergantung pada obat - obatan.

DATA PSIKOSOSIAL
Bagaimana pasien menghadapi penyakitnya
saat ini apakah pasien dapat menerima, ada
tekanan psikologis berhubungan dengan
sakitnya. Kita kaji status emosi, konsep diri
meliputi (body image, self ideal, self
esteem, role, dan identity), interaksi sosial,
dan spiritual.

PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umun
Suatu kondisi dimana pasien saat dilakukan
pengkajian. Biasanya pasien lemah, keadaan
kulit pucat, muntah, mulut kering dan
keringat dingin.

b. Kesadaran
Perlu dikaji tingkat kesadaran pasien dari
sadar ( composmentis ) untuk mengetahui
berat ringannya.

c. Tanda Tanda Vital
Membantu sebagai acuan untuk
mengetahui keadaan umum pasien yang
meliputi pemeriksaan tensi, nadi suhu yang
berhubungan dengan proses inflamasi pada
lambunag, dan respirasi ripe.

d. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan secara head to toe mulai dari ujung
rambut hingga ujung kaki.
Inspeksi: Pucat, lemah, muntah, BB dan keringat
dingin.
Palpasi : Nadi cepat, nyeri tekan pada bagian
atas dan turgor kulit menurun.
Perkusi : mendeteksi adanya kembung.
Auskultasi : Suara resonan pada daerah yang
kembung dan bising usus.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
(LABORATORIUM)
Untuk menegakkan diagnosa gastritis, dilakukan
dengan berbagai macam tes, diantaranya :
a. Tes Darah
b. Breath Test
c. Stool Test
d. Rontgen
e. Endoskopi

PENATALAKSANAAN
Diet lunak diberikan sedikit-sedikit tetapi lebih sering
Hindari makanan / bahn-bahan yang merangsang
seperti alkohol dan bumbu dapur.
Berikan antasida
Bila rasa nyeri tidak hilang dengan antasida berikan
oksitosis tablet 15 menit sebelum makan.
Berikan obat anti koinergik bila sekresi asam
berlebihan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri)
epigastrium berhubungan dengan adanya
iritasi lambung.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan mual muntah.
3. Kekurangan volume cairan berhubungan
dengan muntah.

RENCANA KEPERAWATAN
Gangguan rasa nyaman (nyeri) epigastrium
berhubungan dengan adanya iritasi lambung.
Tujuan : Nyeri berkurang hingga hilang.
Kriteria hasil : Pasien tidak tampak kesakitan,
tidak merasa nyeri.

INTERVENSI RASIONALISASI
a. Beri lingkungan yang tenang
dan konduktif.
a. Membantu dalam proses
penyembuhan.
b. Bina hubungan saling
percaya antara px dengan
perawat
b. Mempermudah dalam
tindakan karena hubungan
saling percaya membuat px
tenang saat tindakan
c. Jaga lingkungan tetap
hangat.
c. Vasodilatasi pembuhuluh
darah, mengurangi nyeri.
d. Memberikan posisi yang
nyaman bagi px
d. Mengurangi rasa
ketidaknyamanan px
e.Jelaskan rentang
terjadinya nyeri.
e. Pasien mengerti
penyebab terjadinya
nyeri
f. Mengkaji skala nyeri f. Mengetahui skala nyeri,
kemudian dijadikan
acuan dalam bertindak
g. Beri kompres hangat pada daerah
abdomen.
g. Mengurangi rasa nyeri dan
memebrikan rasa nyaman pada
daerah abdomen
h. bservasi TTV h. Mengetahui keadaan TTV px
i. Kolaborasi dengan tim medis
dalam memberikan obat dan ahli
gizi dalam asupan makan, monitor
efek samping secara cermat.
i. Obat anti spasmotik dan obat
lambung dapat mencegah
terjadinya kolik dan
menetralkan asam lambung
serta menurunkan produksi
asam yang berlebihan.
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan mual
muntah.
Tujuan : Nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : Pasien dapat makan
sesuai dengan porsinya, wajah tampak
segar, BB meningkat.

INTERVENSI RASIONALISASI
a. Kaji adanya gejala malnutrisi (BB
kurang dari normal, kelelahan
meningkat, serum albumin
meningkat, dan BUN menurun).
a. Status gizi perlu dikaji untuk
memebrikan tindakan yang
tepat.
b. Perbaiki status nutrisi. b. Memenuhi kebutuhan tubuh dan
menjaga fungsi tubuh.
c. Timbang BB setiap hari. c. Kurang gizi dapat memperberat
kedaan karena fungsi tubuh
terganggu.
d. Catat intake dan output
secara akurat.
d. Membantu member
perawatan yang tepat dengan
mencegah terjadinya over
hidrasi.
e. Monitor serum elektrolit. e. Mengetahui perkembangan.
f. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk membantu jenis
makanan yang tepat.
f. Memenuhi secara tepat
kebutuhan makanan(lemak,
protein, karbohidrat) sesuai
dengan keadaan atau fungsi
hati.
Kekurangan volume cairan
berhubungan dengan muntah.
Tujuan : Kebutuhan cairan tubuh
terpenuhi
Kriteria hasil: Turgor baik, tidak ada
tanda-tanda dehidrasi, pasien tidak
lemas.

INTERVENSI RASIONALISASI
a. Beri penjelasan pasien dan
keluarga tentang apa yang
akan dilakukan serta
penyebab dari kekurangan
cairan.
a. Merupakan langkah pertama
sebelum melakukan tindakan
keperawatan dan pasien serta
keluaga pasien mengeryi serta
kooperatif dengan tindakan tim
kesehatan.
b. Monitor tanda-tanda dehidrasi
seperti turgor kulit, kelopak mata,
nadi, mukosa membrane.
b. Dengan memonitor tanda-tanda
dehidrasi, menegtahui
perkembangan dehidrasi.
c. Catat intake dan output dengan
akurat.
c. Pencatatan intake dan output
secara akurat, menegaluasi
keaktifan intervensi dan
menentukan keseimbangan cairan
dalam tubuh.
d. Beri motivasi pasien dan keluarga
untuk minum sedikit tapi sering.
d. Menggantikan cairan yang
keluar atau hilang.
e. Kolaborasi dengan tim medis
dengan pemberian cairan.
e. Memenuhi kebutuhan cairan
yang hilang.
Asuhan keperawatan ulkus
peptikum
IMPLEMENTASI
Pada tahap pelaksanaan ini sesuai
kegiatannya adalah pelaksanaan asuhan
keperawatan sesuai dengan perencanaan
bila perlu biar menyimpang dari
perencanaan semula tergantung situasi dan
kondisi saat itu.

EVALUASI
Evaluasi adalah lamgkah akhir dalam
proses perawatan yang bertujuan unuk
menilai apakah dalam perencanaan
perawatan tercapai atau tidak untuk
melakukan pengkajian ulang.

Tujuan tecapai, jika pasien mampu menunjukkan
perilaku pada waktu dan tanggal tertentu sesuai
dengan pernyataan tujuan.
Tujuan tercapai sebagian, jika pasien telah mampu
menunjukkan perilaku tetapi tidak sebaik yang
ditentukan di dalam pernytaan tujuan, bila perlu
dilakukan kolaborasi dengan dokter yang merawat.
Tujuan Tidak tercapai, jika pasien tidak mampu sama
sekali untuk menunjukan peilaku yang diharapkan
sesuai dengan persyaratan tujuan, maka dilakukan
kolaborasi dengan dokter yang merawat.

Anda mungkin juga menyukai