Anda di halaman 1dari 2

Dalam ilmu kebudayaan dan kemasyarakatan konsep kebudayaan sangat banyak sekali.

Inventarisasi yang dilakukan oleh C. Kluckhohn dan A. L Kroeber ahli atropologi pada tahun
1952 telah ditemukan lebih kurang 179 defenisi. Tetapi yang sifatnya dan banyak dipakai para
ahli adalah pendapat C. Kluckhohn yang memberikan batasan kebudayaan sebagai berikut:
kebudayaan adalah keseluruhan dari gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia yang berupa
satu sistem dalam rangka kehidupan masyarakat yang dibiasakan oleh manusia dengan belajar.
Kata kebudayaan dalam istilah inggris adalah culture yang berasal dari bahasa latin
colereyang berarti mengolah, mengerjakan, terutama mengolah tanah atau pertanian.
Sedangkan dalam bahasa Sansekerta, kebudayaan berasal dari kata buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari kata budhi. Budhi berarti budi atau akal.
Dengan demikian kata buddhayah (budaya) yang mendapatkan awalan ke- dan akhiran
an, mempunyai arti hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. Berdasarkan dari asal
usul kata ini maka kebudayaan berarti hal-hal yang merupakan hasil dari akal manusia dan
budinya. Hasil dari akal dan budi manusia itu berupa tiga wujud, yaitu wujud ideal, wujud
kelakuan, dan wujud kebendaan. Wujud ideal membentuk kompleks gagasan konsep dan fikiran
manusia. Wujud kelakuan membentuak komplek aktifitas yang berpola. Sedangkan wujud
kebendaan menghasilkan benda-benda kebudayaan. Wujud yang pertama disebut sistim
kebudayaan. Wujud kedua dinamakan sistim sosial sedangkan ketiga disebut kebudayaan fisik.
Bertitik tolak dari konsep kebudayaan Koen Cakraningrat membicarakan kedudukan adat
dalam konsepsi kebudayaan. Menurut tafsirannya adat merupakan perwujudan ideal dari
kebudayaan. Ia menyebut adat selengkapnya sebagai adat tata kelakuan. Adat dibaginya atas
empat tingkat, yaitu tingkat nilai budaya, tingkat norma-norma, tingkat hukum dan tingkat aturan
khusus. Adat yang berada pada tingkat nilai budaya bersifat sangat abstrak, ia merupakan ider-
ide yang mengkonsesikan hal-hal yang paling berniali dalam kehidupan suatu masyarakat.
Seperti nilai gotong royong dalam masyarakat Indonesia. Adat pada tingkat norma-norma
merupakan nilai-nilai budaya yang telah terkait kepada peran-peran tertentu (roles), peran
sebagai pemimpin, peran sebagai mamak, peran sebagai guru membawakan sejumlah norma
yang menjadi pedoman bagi kelakuannya dalam hal memainkan peranannya dalam berbagai
kedudukan tersebut. Selanjutnya adat pada tingkat aturan-aturan yang mengatur kegiatan khusus
yang jelas terbatas ruang lingkupnya pada sopan santun. Akhirnya adat pada tingkat hukum
terdiri dari hukum tertulis dan hukum adat yang tidak tertulis.
Dalam bahasa Arab adat berasal dari kata urf dan Islam telah memberikan corak
khusus dalam ketentuan-ketentuan adat dalam lingkungan pemeluk agama Islam. Sebelum
hukum Barat masuk ke Indonesia, adat adalah satu-satunya hukum rakyat yang kemudian
disempurnakan dengan hukum Islam, sehingga disebut adat bersendikan syarak. Menyatunya
adat Melayu dengan hukum syarak diperkirakan terjadi setelah Islam masuk ke Malaka pada
akhir abad ke-

Anda mungkin juga menyukai