Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kanker testis meskipun kasus yang relatif jarang, merupakan keganasan
tersering pada pria kelompok usia 15 35 tahun. Setiap tahun kira-kira ditemukan
2-3 kasus baru dari 1. pria di !merika Serikat. "erkembangan yang pesat
dalam hal tehnik diagnosis, perkembangan pemeriksaan penanda tumor,
pengobatan dengan regimen kemoterapi dan modifikasi tehnik operasi, berakibat
pada penurunan angka mortalitas penderita kanker testis dari 5# pada 1$%
menjadi kurang dari 5# pada 1$$%. &engan mulai berkembangnya pengobatan
yang efek-tif bahkan untuk pasien-pasien dengan keadaan lanjut, perhatian pada
tumor testis telah ber-alih pada penurunan morbiditas dengan menentukan
protokol pengobatan selektif pada setiap pasien.
"erubahan pada filosofi penatalaksanaan tumor testis ini didasarkan pada
penegetahuan mengenai perlunya membuat metoda terapi lapis kedua setelah
metode terapi pilihan pertama gagal.
I.2 TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Testis
'estis merupakan organ yang berperan dalam proses reproduksi dan
hormonal. (ungsi utama dari testis adalah memproduksi sperma dan hormon
androgen terutama testosteron. Sperma dibentuk di dalam tubulus seminiferus
yang memiliki 2 jenis sel yaitu sel sertoli dan sel spermatogenik. &iantara tubulus
seminiferus inilah terdapat jaringan stroma tempat dimana sel leydig berada.
'estis normal berukuran rata-rata )*3*2,5 +m. ,rgan ini diliputi oleh
suatu lapisan yang disebut dengan tunika albuginea, oleh suatu septa-septa
jaringan ikat testis dibagi menjadi 25 lobus. "ada bagian anterior dan lateral
testis dibungkus oleh suatu lapisan serosa yang disebut dengan tunika -aginalis
yang meneruskan diri menjadi lapisan parietal, lapisan ini langsung berhubungan
dengan kulit skrotum. &i sebelah posterolateral testis berhubungan dengan
epididimis, terutama pada pool atas dan ba.ahnya. 'estis terdapat di dalam
skrotum yang merupakan lapisan kulit yang tidak rata dimana diba.ahnya
terdapat suatu lapisan yang disebut tunika dartos yang terdiri dari serabut-serabut
otot.
"eredarahan darah testis memiliki keterkaitan dengan peredarahan darah di
ginjal karena asal embriologi kedua organ tersebut. "embuluh darah arteri ke
testis berasal dari aorta yang beranastomosis di funikulus spermatikus dengan
arteri dari -asa deferensia yang merupakan +abang dari arteri iliaka interna. !liran
darah dari testis kembai ke pleksus pampiniformis di funikulus spermatikus.
"leksus ini di anulus inguinalis interna akan membentuk -ena spermatika. /ena
spermatika kanan akan masuk ke da-lam -ena +a-a inferior sedangkan -ena
spermatika kiri akan masuk ke dalam -ena renalis kiri.
Saluran limfe yang berasal dari testis kanan mengalir ke kelenjar getah
bening di daerah interaaorta+a-al, para+a-al kanan dan iliaka komunis kanan,
sedangkan saluran limfe testis kiri mengalirkan isinya ke kelanjar getah bening
paraaorta kiri dan daerah hilus ginjal kiri, para+a-al kiri dan iliaka kiri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI
Kanker 'estis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis 0buah
1akar2, yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya
benjolan di dalam skrotum 0kantung 1akar2.
Kanker testikuler, yang menempati peringkat pertama dalam kematian
akibat kanker diantara pria dalam kelompok umur 2 sampai 35 tahun, adalah
kanker yang paling umum pada pria yang berusia 15 tahun hingga 35 tahun dan
merupakan malignansi yang paling umum kedua pada kelompok usia 35 tahun
hingga 3$ tahun.
Kanker yang demikian diklasifikasikan sebagai germinal atau
nongerminal. 'umor germinal timbul dari sel-sel germinal testis 0seminoma,
terakokarsinoma, dan karsinoma embrional23 tumor germinal timbul dari
epithelium.
Klasifikasi patologik tumor testis menurut 45,6
I. Tumor sel bening:
A. 'umor dengan satu pola histologik6
1. Seminoma
2. Seminoma spermatositik
3. Karsinoma embrional
). 7olk sa+ tumor 0Karsinoma embrional tipe infantile2
5. 'eratoma6
a. 8atur
b. 9matur
+. &engan transformasi maligna
:. 'umor dengan lebih dari satu pola histoligik6
1. Karsinoma embrional plus teratoma 0teratokarsinoma2
2. Kariokarsinoma dan tipe lain apapun 0perin+i tipe-tipenya2
3. Kombinasi lain 0perin+i2
II. Tumor stromal-Tali kelamin:
!. :entuk berdiferensiasi baik6
1. 'umor sel leydig
2. 'umor sel sertoli
3. 'umor sel granulose
:. :entuk +ampuran 0perin+i2
;. :entuk berdiferensiasi tidak lengkap
Sebagian besar neoplasma adalah germinal, dengan sekitar )# adalah
seminoma. Seminoma +enderung untuk tetap setempat, sementara tumor
nonseminomas tumbuh +epat. "enyebab tumor testikuler tidak diketahui, tetapi
kriptokhidisme, infeksi, dan faktor-faktor geneti+ dan endokrin tampak berperan
dalam terjadinya tumor tersebut.
<isiko kanker testikuler adalah 35 kali lebih tinggi pada pria dengan
segala tipe testis ya-ng tidak turun ke dalam skrotum dibanding dengan populasi
umum. 'umor testis biasanya malig-nan dan +enderung untuk bermetastasis lebih
dini, menyebar dari testis ke dalam nodus limfe da-lam retroperineum dan ke
paru-paru.
2.2. INSIDENSI
Kanker testis adalah salah satu dari sedikit neoplasma yang dapat
didiagnosis se+ara akurat melalui pemeriksaan penanda tumor 0 tumor marker 2
pada serum tersangka penderita yaitu pemeriksaan human +horioni+ gonadotropin
0bh;=2 dan >-fetoprotein 0!("2.
9nsiden kanker testis memperlihatkan angka yang berbeda-beda di tiap
negara, begitu pula pada setiap ras dan tingkat sosioekonomi. &i negara
skandina-ia dilaporkan ?,% kasus baru dari 1. laki-laki tiap tahunnya
sedangkan di @epang didapatkan ,A dari 1. penduduk laki-laki. &i !merika
Serikat ditemuan ?$ kasus baru kanker testis setiap tahunnya. 0 greenlee et
all,2 2.
Kemungkinan seorang laki-laki kulit putih untuk terkena kanker testis
sepanjang hidupnya di !merika Serikat adalah ,2#. Saat ini angka sur-i-al
pasien dengan tumor testis meningkat, hal ini memperlihatkan perkembangan dan
perbaikan dalam pengobatan dengan kombinasi kemoterapi yang efektif. Se+ara
keseluruhan 5-years sur-i-al rate mengalami peningkatan dari %A# pada 1$%)-
1$%? menjadi $1# pada 1$A 1$A5. "un+ak insiden kasus tumor testis terjadi
pada usia-usia akhir remaja sampai usia a.al de.asa 0 2-) tahun 2, pada akhir
usia de.asa 0 Bebih dari ? tahun 2 dan pada anak 0 -1 tahun 2. Se+ara
keseluruhan insiden tertinggi kasus tumor testis terjadi pada pria de.asa muda,
hal ini membuat tumor ini menjadi noeplasma tersering mengenai pria usia 2-3)
tahun dan tumor tersring kedua pada pria usia 35-) tahun di !merika Serikat dan
9nggris <aya.
Kanker testis sedikt lebih sering terjadi pada testis kanan dibanding testis
kiri, ini berhu-bungan dengan lebih tingginya insidensi kriptoidosme pada testis
kanan dibanding testis kiri. "a-da tumor primer testis 2-3 # adalah tumor testis
bilateral dan kira-kira 5# terjadi pada pria de-ngan ri.ayat kriptokidsme
unilateral ataupun bilateral. @ika tumor testis sekunder dising-kirkan maka insiden
tumor testis primer bilateral 1 2,A # dari seluruh kasus tumor sel germinal testis.
'umor primer testis bilateral dapat terjadi se+ara berbarengan ataupun tidak, tetapi
+ende-rung memiliki kesamaan jenis histilogisnya. &ari penelitian oleh :a+h dkk
0 1$A3 2 di dapatkan semi-noma merupakan tumor primer testis bilateral tersering
0 )A # 2 sedangkan limfoma malig-nan adalah tumor testis sekunder bilateral
tersering.
(zul adharianyah, http://zul-adhariansyah.blogspot.com/200/0!/"-cm-m-
metastase-#auh-m$-adanya.html%
2.3. ETILGI
Kebanyakan kanker testis terjadi pada usia di ba.ah ) tahun.
"enyebabnya yang pasti tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang
menunjang terjadinya kanker testis6
1. 'estis undesensus 0testis yang tidak turun ke dalam skrotum2
2. "erkembangan testis yang abnormal.
3. Sindroma Klinefelter 0suatu kelainan kromosom seksual yang ditandai
dengan rendahnya kadar hormon pria, kemandulan, pembesaran payudara
0ginekomastia2 dan testis yang ke+il2.
4. (aktor lainnya yang kemungkinan menjadi penyebab dari kanker testis
tetapi masih dalam taraf penelitian adalah pemaparan bahan kimia tertentu
dan infeksi oleh 59/. @ika di dalam keluarga ada ri.ayat kanker testis,
maka resikonya akan meningkat. 1# dari semua kanker pada pria
merupakan kanker testis. Kanker testis merupakan kanker yang paling
sering ditemukan pada pria berusia 15-) tahun. Kanker testis
dikelompokkan menjadi6
1. Seminoma 6 3-)# dari semua jenis tumor testis. :iasanya ditemukan
pada pria berusia 3-) tahun dan terbatas pada testis.
2. Con-seminoma6 merupakan ?# dari semua jenis tumor testis. &ibagi
menjadi subkategori6
a. Karsinoma embrional6 sekitar 2# dari kanker testis, terjadi pada
usia 2-3 tahun dan sangat ganas. "ertumbuhannya sangat +epat
dan menyebar ke paru-paru dan hati.'umor yolk sa+6 sekitar ?#
dari semua jenis kanker testis pada anak laki-laki.
b. 'eratoma6 sekitar %# dari kanker testis pada pria de.asa dan )#
pada anak laki-laki. - Koriokarsinoma.
c. 'umor sel stroma6 tumor yang terdiri dari sel-sel Beydig, sel sertoli
dan sel granu-losa. 'umor ini merupakan 3-)# dari seluruh jenis
tumor testis. 'umor bisa me-nghasilkan hormon estradiol, yang
bisa menyebabkan salah satu gejala kanker tes-tis, yaitu
ginekomastia.
2.!. PATFISILGI
'umor testis pada mulanya berupa lesi intratestikuler yang akhinya
mengenai seluruh parenkim testis. Sel-sel tumor kemudian menyebar ke rete
testis, epididimis, funikulus spermatikus, atau bahkan ke kulit s+rotum. 'unika
albugenia merupakan barrier yang sangat kuat bagi penjalaran tumor testis ke
organ sekitarnya, sehingga kerusakan tunika albugenia oleh in-asi tumor
membuka peluang sel-sel tumor untuk menyebar keluar testis.
Ke+uali kariokarsinoma, tumor testis menyebar melalui pembuluh limfe
menuju ke kele-njar limfe retroperitoneal 0para aorta2 sebagai stasiun pertama,
kemudian menuju ke kelenjar me-diastinal dan supra+la-ikula, sedangkan
kariokarsinoma menyebar se+ara hematogen ke paru, he-par, dan otak.
2.". MANIFESTASI KLINIS
=ejala berupa 6
1. 'estis membesar atau teraba aneh 0tidak seperti biasanya2
2. :enjolan atau pembengkakan pada salah satu atau kedua testis
3. Cyeri tumpul di punggung atau perut bagian ba.ah =inekomastia
4. <asa tidak nyamanDrasa nyeri di testis atau skrotum terasa berat.
'etapi mungkin juga tidak ditemukan gejala sama sekali. =ejala timbul
dengan sangat bertahap dengan massa atau benjolan pada testis yang tidak nyeri.
"asien dapat mengeluh rasa sesak pada skrotum, area inguinal, atau abdomen
dalam. Sakit pinggang 0akibat perluasan nodus retroperineal2, nyeri pada
abdomen, penurunan berat badan, dan kelemahan umum dapat diakibatkan oleh
metastasis. "embesaran testis tanpa nyeri adalah temuan diagnostik yang
signifikan.
Satu-satunya metode deteksi dini yang efektif adalah pemeriksaan testis
mandiri. Suatu bagian penting dari promosi kesehatan untuk pria harus men+akup
pameriksaan mandiri. "engajaran tentang pemeriksaan mandiri adalah inter-ensi
penting untuk deteksi dini penyakit ini.
2.#. E$ALUASI DIAGNSTIK
&iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
"emeriksaan lainnya yang biasa dilakukan6
1. ES= skrotum
2. "emeriksaan darah untuk petanda tumor !(" 0alfa fetoprotein2, 5;=
0human +horioni+ gonadotrophin2 dan B&5 0la+ti+ dehydrogenase2.
5ampir A5# kanker non-seminoma menunjukkan peningkatan kadar !("
atau beta 5;=.
3. <ontgen dada 0untuk mengetahui penyebaran kanker ke paru-paru2
4. ;' s+an perut 0untuk mengetahui penyebaran kanker ke organ perut2
5. :iopsi jaringan
5uman +horioni+ gonadotropin dan >-fetoprotein adalah penanda tumor
yang mungkin meningkat pada pasien kanker testis. 0"enanda tumor adalah
substansi yang disintesis oleh sel-sel tumor dan dilepaskan ke dalam sirkulasi
dalam jumlah yang abnormal2.
'ehnik imunositokimia yang terbaru dapat membantu mengidentifikasi
sel-sel yang tampaknya menghasilkan penanda ini. Kadar penanda tumor dalam
darah digunakan untuk mendiagnosis, menggolongkan, dan memantau respon
terhadap pengobatan. Eji diagnosti+ lainnya men+akup urografi intra-ena untuk
mendeteksi segala bentuk penyimpangan uretral yang disebabkan oleh massa
tumor3 limfangiografi untuk mengkaji keluasan penyebaran tumor ke sistem
limfatik3 dan pemindai ;' dada dan abdomen untuk menentukan keluasan
penyakit dalam paru-paru dan retroperineum.
BAB III
%LLABRATI$E %ARE MANAGEMENT
3.1. PENATALAKSANAAN
"engobatan tergantung kepada jenis, stadium dan beratnya penyakit.
Setelah kanker ditemukan, langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan
jenis sel kankernya, selanjutnya ditentukan stadiumnya6
1. Stadium 96 kanker belum menyebar ke luar testis
2. Stadium 996 kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di perut
3. Stadium 9996 kanker telah menyebar ke luar kelenjar getah bening, bisa sampai
ke hati atau paru-paru.
&da ! macam pengobatan yang bisa digunakan:
1. "embedahan6 pengangkatan testis 0orkiektomi2 dan pengangkatan kelenjar
getah bening 0limfadenektomi2.
2. 'erapi penyinaran6 menggunakan sinar F dosis tinggi atau sinar energi tinggi
lainnya, seringkali dilakukan setelah limfadenektomi pada tumor non-
seminoma. @uga digunakan sebagai pengobatan utama pada seminoma,
terutama pada stadium a.al.
3. Kemoterapi6 digunakan obat-obatan 0misalnya +isplastin, bleomy+in dan
etoposid2 untuk membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi telah meningkatkan
angka harapan hidup penderita tumor non-seminoma.
4. "en+angkokan sumsum tulang6 dilakukan jika kemoterapi telah menyebabkan
kerusakan pada sumsum tulang penderita.
Tumor seminoma
1. Stadium 9 diobati dengan orkiektomi dan penyinaran kelenjar getah bening
perut
2. Stadium 99 diobati dengan orkiektomi, penyinaran kelenjar getah bening dan
kemoterapi dengan sisplastin
3. Stadium 999 diobati dengan orkiektomi dan kemoterapi multi-obat.
Tumor non-seminoma:
1. Stadium 9 diobati dengan orkiektomi dan kemungkinan dilakukan
limfadenektomi perut.
2. Stadium 99 diobati dengan orkiektomi dan limfadenektomi perut,
kemungkinan diikuti dengan kemoterapi.
3. Stadium 999 diobati dengan kemoterapi dan orkiektomi.
@ika kankernya merupakan kekambuhan dari kanker testis sebelumnya,
diberikan kemoterapi beberapa obat 0ifosfamide, +isplastin dan etoposid atau
-inblastin2.
Kanker testikuler adalah salah satu tumor padat yang dapat disembuhkan.
'ujuan penatalaksanaan adalah untuk menyingkirkan penyakit dan men+apai
penyembuhan. "emilihan pengobatan tergantung pada tipe sel dan keluasan
anatomi penyakit. 'estis diangkat dengan orkhioektomi melalui suatu insisi
inguinal dengan ligasi tinggi korda spermatikus. "rosthesis yang terisi dengan jel
dapat ditanamkan untuk mengisi testis yang hilang. setelah orkhioektomi
unilateral untuk kanker testis, sebagian besar pasien tidak mengalami fungsi
endokrin. Camun demikian, pasien lainnya mengalami penurunan kadar
hormonal, yang menandakan bah.a testis yang sehat tidak berfungsi pada tingkat
yang normal. &iseksi nodus limfe retroperineal 0<"BC&2 untuk men+egah
penyebaran kanker melalui jalur limfatik mungkin dilakukan setelah
orkhioektomi. 8eskipun libido dan orgasme normal tidak mengalami gangguan
setelah <"BC&, pasien mungkin dapat mengalami disfungsi ejakulasi dengan
akibat infertilitas. 8enyimpan sperma di bank sperma sebelum operasi mungkin
menjadi pertimbangan.
9radiasi nodus limfe pas+aoperasi dari diagfragma sampai region iliaka
digunakan untuk mengatasi seminoma dan hanya diberikan pada tempat tumor
saja. 'estis lainnya dilindungi dari radiasi untuk menyelamatkan fertilitas. <adiasi
juga digunakan untuk pasien yang tidak menunjukkan respon terhadap kemoterapi
atau bagi mereka yang tidak direkomendasikan untuk dilakukan pembedahan
nodus limfe.
Karsinoma testis sangat responsi-e terhadap terapi medikasi. Kemoterapi
multiple dengan sisplantin dan preparat lainnya seperti -inblastin, bleomisin,
daktinomisin, dan siklofosfamid memberikan persentase remisi yang tinggi. 5asil
yang baik dapat di+apai dengan mengkombinasi tipe pengobatan yang berbeda,
termasuk pembedahan, terapi radiasi, dan kemoterapi. :ahkan kanker testikuler
diseminata sekalipun, prognosisnya masih baik, dan penyakit kemungkinan dapat
disembuhkan karena kemajuan dalam diagnosis dan pengobatan.
3.2. INTER$ENSI KEPERA&ATAN'HEALTH EDU%ATIN
Karena pasien mungkin mengalami kesulitan dalam menerima kondisi ini,
isu-isu yang berhubungan dengan +itra tubuh dan seksualitas harus diungkapkan.
"asien memerlukan dorongan untuk mempertahankan sikap yang positif selama
perjalanan terapi. "asien juga harus mengetahui bah.a terapi radiasi tidak harus
selalu menghambat pasien untuk menjadi seorang ayah, dan eksisi tumor
unilateral tidak harus menurunkan -irilitas.
"asien dengan ri.ayat satu tumor testikuler mempunyai peluang yang lebih besar
untuk mengalami tumor berikutnya. "emeriksaan tindak lanjut men+akup rontgen,
urografi ekskretori, radioimmunoassay untuk human +horioni+ gonadotropins dan
kadar >-fetoprotein, serta pemeriksaan nodus limfe untuk mendeteksi malignansi
kambuhan.
('ining (ai, http://as-kep.blogspot.com/200/0!/asuhan-kepera)atan-tumor-
testis.html %
DAFTAR PUSTAKA
('ining (ai, http://as-kep.blogspot.com/200/0!/asuhan-kepera)atan-tumor-
testis.html %
(zul adharianyah, http://zul-adhariansyah.blogspot.com/200/0!/"-cm-m-
metastase-#auh-m$-adanya.html%

Anda mungkin juga menyukai