DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
DIREKTORAT BINA GIZI 2011 616.39 Ind t CETAKAN KEENAM 2011 (EDISI REVISI) Sumber Foto : Trainingcourse on the Management of Severe Malnutrition WHO Foto no :26,27,28,29 Masalah gizi padaanak balitadi Indonesiatelah mengalami perbaikan. Hal ini dapat dilihat antaralain dari penurunan prevalensi gizi buruk padaanak balitadari 5,4% tahun 2007 menjadi 4,9%padatahun 2010. Meskipun terjadi penurunan, tetapi jumlah nominal anak gizi buruk masih relatif besar, oleh karenaitu diperlukan tenaga yangmampu mengatasi kasus gizi buruk secaracepat,tepat dan profesional yangdiikuti dengan penyiapan saranadan prasaranayangmemadai.Untuk menyiapkan tenaga kesehatan terampil seperti yangdiharapkan selain memberikan peningkatan kapasitas jugadiperlukan panduan tatalaksanagizi buruk yangakan digunakan tenagakesehatan dalammelakukan penanggulangan gizi buruk oleh timasuhan gizi (dokter,perawat,dan ahli gizi). Untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan tenagakesehatan dalammenangani kasus gizi buruk telah disusun pedoman TatalaksanaAnak Gizi Buruk yangterdiri dari 2 buku, yaitu: Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk (Buku I) dan Petunjuk Teknik Tatalaksana Anak Gizi Buruk (Buku II) yangdiharapkan dapat menjadi pedoman bagi tenagakesehatan,dalampenanggulangan kasus gizi buruk di Indonesia. DalamBuku Bagan TatalaksanaAnak Gizi Buruk (Buku I) dijelaskan tentangalur pelayanan dan tindakan kepadakasus gizi buruk secaraberurutan yangmerupakan rujukan dari Manajemen Terpadu BalitaSakit (MTBS).Selain 10 Langkah TatalaksanaGizi Buruk,dalambuku bagan ini jugadiperkenalkan 5 Langkah RencanaPengobatan Anak Gizi Buruk. Sedangkan dalamBuku Petunjuk Teknis TatalaksanaAnak Gizi Buruk (Buku II) menjelaskan lebih rinci tentanghal-hal yangberkaitan dengan pengobatan (asuhan medik) dan perawatan (asuhan keperawatan) sertaterapi gizi medis (asuhan gizi). Kedua buku tersebut disusun lebih praktis berupa prosedur pelayanan, sehingga diharapkan lebih mudah dipahami. Walalupun kedua buku tersebut di desain untuk pembelajaran mandiri,namun untuk,menerapkan tatalaksanaanak gizi buruk secarabaik dan benar dianjurkan untuk menyelenggarakan pelatihan bagi dokter,perawat/bidan dan nutrisionis. Buku Bagan TatalaksanaAnak Gizi Buruk (Buku I) dan Petunjuk Teknis Anak Gizi Buruk (Buku II) dicetak pertamakali padatahun 2003, kemudian dicetak ulangpada tahun 2005, 2006, 2007, 2009 dan cetak ulangkembali padatahun 2011 setelah diadakan revisi. Padacetakan ke 6 ini, Buku I dan Buku II dilengkapi dengan standar, modul TOT TatalaksanaAnak Gizi Buruk. Semogabuku ini bermanfaat bagi tenagakesehatan khususnyayangbekerjadi Rumah Sakit,Puskesmas dan saranapelayanan kesehatan lain. Jakarta, 2011 Direktur BinaGizi Dr.Minarto,MPS KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA i K E M E N T E R IA N KE S E H A T A N R E P U B LI K I N D O N E S I A Dir e kt o r a t J e n d e r a l B in a G iz i d a n K e s e h a t a n Ib u d a n An a k DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA ............................................................................................... 51-64 - Tatacara Pemeriksaan Anak Gizi Buruk - Klasifikasi tanda bahaya - Hipoglikemia - Hipotermia - Tanda-tanda Renjatan/ Syok - Tanda-tanda Dehidrasi - Gangguan Mata - Gangguan Kulit - Diare Persisten - Anemia Berat - Parasit/Cacing - Rujukan Tuberkulosis - Malaria - HIV - Catatan Medik Anak Gizi buruk di Ruang Rawat Inap - Catatan Pernafasan, Denyut Nadi, Suhu Tubuh - Catatan Perawatan Sehari-hari Anak Gizi buruk - Kartu Monitoring Berat Badan - Catatan Asupan Makanan Selama 24 Jam - Catatan/Hasil Akhir Anak Gizi Buruk Tabel 1. Monitoring Pemberian Cairan Intra Vena Tabel 2. Monitoring Pemberian Transfusi Darah Tabel 3.A. Monitoring Pemberian Cairan Resomal dan F-75 Tabel 3.B. Monitoring Pemberian F-75 tanpa ReSoMal Tabel 4. Monitoring Pemberian Cairan Resomal dan F-75 Tabel 5. Monitoring Pemberian F-75 Tabel 6. Monitoring Pemberian Untuk Tumbuh Kejar F-100 1. Catatan Pola Makan 2. Recall 24 Jam (Konsumsi Makanan Anak) 3. Contoh Menu 4. Kebutuhan Energi dan Protein Sehari Anak Umur 1-12 Tahun 5. Anjuran Pemberian Makan Selama Anak Sakit Dan Sehat 6. Daftar Diet Untuk Anak Berat Badan Kurang 7. Bahan Makanan Penukar 8. Latihan Kasus 9. Daftar Sementara Daerah Risiko Tinggi Malaria di Indonesia Kata Pengantar Daftar Isi Tindakan Mengatasi Tanda Bahaya .............................................................................................. i ....................................................................................................... ii ......................................................... 1-5 Tindakan dan Pengobatan Penyakit Penyulit ...................................... 6-14 Contoh Pengisian Kartu..................................................................... 29-42 Contoh Pengisian Tabel....................................................................... 43-50 Lampiran Daftar Istilah.............................................................................................. 65 - Cara penyelenggaraan - Kebutuhan Gizi Anak Gizi Buruk Menurut Fase Pemberian Makanan - Jadwal Pemberian Makanan Anak Gizi Buruk Menurut Fase - Pemantauan dan Evaluasi - Terapi Gizi Pada Fase Tindak Lanjut - ReSoMal - Formula WHO - Contoh Makanan Formula Terapi Gizi............................................................................................. 15-18 Cara Pembuatan Formula................................................................... 19-28 DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA (Buku I ) hal aman 26-29 Setiap kenaikan atau penurunan secara tiba-tiba. Suhu aksiler <36 o C atau teraba dingin DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA Segera rujuk ke dokt er mat a (jangan dit ambahkan preparat yang mengandung kort ikost eroidkarena akan memperberat kelainan pada mata serta jangan diberi salep supaya t idak ada perlengket an) DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA buku 1,hal.15) DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA Sumber :WHO,2009,Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit 1. Diagnosis dengan sistemskoringditegakkan oleh dokter. 2. Batuk dimasukkan dalamskor setelah disingkirkan penyebab batuk kronik lainnyaseperti asma,sinusitis dan lain-lain. 3. Jika dijumpai skrofuloderma (TB pada kelenjar dan kulit), pasien dapat langsungdidiagnosis tuberkulosis. 4. Status gizi ( BB/TB ) dinilai padasaat pasien datang. 5. Foto toraks bukan alat diagnostik utamapadaTB anak. 6. Semua anak dengan reaksi cepat BCG (reaksi lokal <7 hari setelah penyuntikan) harus dievaluasi dengan sistemskoringTB anak. 7. Anak didiagnosis TB Jika Jumlah skor >6,(skor maksimal 13) 8. Pasien usiabalitayangmendapat skor 5,dirujuk ke RSuntuk evaluasi lebih lanjut. 9. Uji tuberkulosis negatif (-) belumtentu anak tidak menderitaTB karenapada anak gizi buruk terjadi energi,sehinggatidak dapat membentuk antibodi. DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA Teruskan terapi TB rujuk ke RSuntuk evaluasi lebih lanjut Berat Badan (kg) 2 bulan RHZ (75/50/150) 4 bulan RH (75/50) 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 32 1 tablet 2 tablet 3 tablet 4 tablet 1 tablet 2 tablet 3 tablet 4 tablet DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA Padaanak penderitagizi buruk yangtinggal di daerah risiko tinggi malariaatau ada riwayat kunjungan ke daerah risiko tinggi malaria(dapat dilihat pada lampiran 9) agar diperiksatanda/gejalaklinis malaria, sebagai berikut : Apabiladitemukan hal-hal tersebut diatas, makadilakukan pemeriksaan darah malaria (dengan mikroskop atau dengan uji reaksi cepat/Rapid Diagostic Test/RDT) Anak Gizi Buruk yangmenderitamalariaberat (malariaserebral), segeraditransfusi dengan packed red cell 10 ml/kgBB/3-4 jam,tidak diberikan furosemid sebelumtransfusi, karenapenderitamalariaumumnyaterjadi hipovolemia. Obat anti malariadiberikan secaraintravena. Pemberian Fe atau sirup besi tetap setelah 2 minggu (Fase Rehabilitasi), namun harus diperhatikan bahwa anemia pada penderita bukan karena kurangFe tetapi karena pecahnyasel darah merah (hemolisis). Obat antimalariaPrimakuin tidak boleh diberikan padaanak umur kurangdari 1 tahun. Untuk pemberian Artemisinin Based Combination Therapy (ACT) perlu dijelaskan pada ibu agar mengamati anak selama30 menit sesudah pemberian ACT. Jikadalamwaktu 30 menit anak muntah, ulangi pemberian ACT dan ibu dimintakembali ke Puskesmas/ Rumah Sakit untuk mendaptkan tablet tambahan/pengganti. Selain itu dijelaskan kemungkinan timbul gatal-gatal setelah pemberian obat. ACT yang dipakai adalah kombinasi Artesunat - Amodiakuin diberikan sekaligus. Bilatidak diberikan sekaligus makajarak pemberiannyatidak boleh lebih dari 30 menit, karena akan mempengaruhi kerja obat. Amodiakuin lebih dahulu diberikan, baru kemudian Artesunat. Untuk dosis Artesunat dan Amodiakuin dianjurkan dihitungberdasarkan berat badan. Untuk mengurangi rasasakit dan menurunkan suhu tubuh, dapat diberikan parasetamol terutamapadaanak yangdemamtinggi (suhu 38,5 C) atau nyeri telinga. demam(terabapanas,suhu 37,5 C atau lebih) menggigil dan berkeringat renjatan (syok) kaku kuduk atau kejang kesulitan nafas ikterik perdarahan DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA *) semuapasien (kecuali ibu hamil dan anak usia<1 tahun) diberikan tablet primakuin 1 2 3 4-14 1/4 1/4 *) 1/4 1/4 1/4 1/4 - 1/2 1/2 *) 1/2 1/2 1/2 1/2 - 1 1 1 1 1 1 1 1/4 2 2 1 2 2 2 2 1/2 3 3 1 3 3 3 3 3/4 4 4 1 4 4 4 4 1 Hari Jenis obat Artesunate Amodiakuin Primakuin Artesunate Amodiakuin Artesunate Amodiakuin Primakuin 0 - 2 bulan 2 - 11 bulan 1 - 4 tahun 5- 9 tahun 10 - 14 tahun >15 tahun Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur Hari Jenis obat Jumlah tablet per hari menurut kelompok umur 0 - 11 bulan 1 - 4 th 5 - 9 th 10 - 14 th >15 th Hari Jenis obat Jumlah tablet per hari menurut kelompok umur 0 - 11 bln 1 - 4 th 5 - 9 th 10 - 14 th >15 th DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA Pengobatan malaria vivaks lini kedua 1 2 3 4 - 14 Klorokuin Primakuin Klorokuin Primakuin Klorokuin Primakuin Primakuin 1/4 - 1/4 - 1/8 - - 1/2 - 1/2 - 1/4 - - 1 1/2 1 1/2 1/2 1/2 1/2 2 1 2 1 1 1 1 3 1 1/2 3 1 1/2 1 1/2 1 1/2 1 1/2 3-4 2 3-4 2 2 2 2 Plasmodium falciparum tanpa komplikasi dengan Artesunat - Amodiaquin H 1 *Artesunate **Amodiaquine Primaquin *Artesunate **Amodiaquine *Artesunate **Amodiaquine 1 1 3/ 4 H 2 H 3 1 1 1 1 2 2 1 1/ 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 2 - 3 4 4 4 4 *) Artesunate adalah 4 mg/KgBB per hari **) Amodiaquine : dosis 10 mg/KgBB per hari Pengobatan malaria vivaks/ malaria ovale resisten klorokuin H I - 7 H I - 14 Kina Primakuin *) - *) - 3 x 1/ 2 1/ 4 3 x 1 1/ 2 3 x 1 1/ 2 3/ 4 3 x 3 1 Dosis berdasarkan berat badan: - Kina30 mg/ kgBB/ hari (dibagi 3 dosis) - Primakuin 0,25 mg/kgBB Pengobatan Malaria Falciparum tanpa komplikasi dengan Dihydroartemisinin Piperaquin (DHP) 1 DHP 1/ 4 Hari Jenis obat Jumlah tablet per hari menurut kelompok umur 0 - 1 bulan 2 - 11 bulan 1 - 4 tahun 5 - 9 tahun 10 - 14 tahun >15 tahun Primakuin DHP - 1/ 4 1/ 2 1 1,5 2 3 - 4 3/ 4 - 1 1/ 2 2 2 - 3 2 3 - 4 1/ 2 1 1,5 2-3 Dihydroartemisinin: 2 - 4 mg/kgBB Piperaquin : 16 - 32 mg/kgBB Primakuin : 0,75 mg/kgBB Pengobatan Lini 2: Plasmodium falciparum tanpa komplikasi Alternatif Hari Obat I II III IV V V I V II 2 Kina Tetrac y c line250mg Primakuin Kina Dox y c y c line Primakuin 2 3x 2 4x 1 3 3x 2 2x 1 3 3x 2 4x 1 - 3x 2 2x 1 - 3x 2 4x 1 - 3x 2 2x 1 - 3x 2 4x 1 - 3x 2 2x 1 - 3x 2 4x 1 - 3x 2 2x 1 - 3x 2 4x 1 - 3x 2 2x 1 - 3x 2 4x 1 - 3x 2 2x 1 - *) Bumil dan anak <8 tahun tidak diberikan tetrasiklin/doxyklin. Hari Jenis obat Jumlah tablet per hari menurut kelompok umur 1 - 4 th 5 - 9 th 10 - 14 th >15 th Jumlah tablet per hari menurut kelompok umur (dosis tung g al) DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA Pengobatan malaria vivax dengan (ACT Artesunat +AMODIAKUIN atau DHA+PIPERAKUIN Hari 1-3 AMO/ DHP Hari Jenis obat Jumlah tablet per hari menurut kelompok umur 0 - 1 bulan 2 - 11 bulan 1 - 4 tahun 5 - 9 tahun 10 - 14 tahun >15 tahun 1/4 1/2 1 1,5 2 3 - 4 Hari 1-14 Primakuin - - 1/4 1/2 3/4 1 Dihydroartemisinin: 2 - 4 mg/kgBB Piperaquin : 16 - 32 mg/kgBB Primakuin : 0,25 mg/kgBB Pengobatan lini kedua plasmodium vivaks atau ovale Hari-7 Hari Jenis obat Jumlah tablet per hari menurut kelompok umur 0 - 1 bl 2 - 11 bl 1 - 4 th 5 - 9 th 10 - 14 th >15 th *) Dosis berdasarkan berat badan : - Kina30 mg/kgBB/hari (dibagi 3 dosis) - Primakuin 0,25 mg/kgBB, dosis tunggal Hari-14 Kina Primakuin *) - *) - 3 x 1/ 2 1/ 4 3 x 1 1/ 2 3 x 1 1/ 2 3/ 4 3 x 2 1 Pengobatan lini 1 : MALARIA BERAT Di RSatau rawat inap: - Artesunate injeksi intravena: Hari 1 : 2,4 mg/KgBB/hari Hari II-VII : 2,4 mg/KgBB/hari - Bilasudah bisaminumdilanjutkan dengan obat ACT selama3 hari. Dilapangan: - Artemer injeksi intramuscular: Hari 1 : 3,2 mg/KgBB/hari Hari II-V : 1,6 mg/KgBB/hari - Bilasudah bisaminumdilanjutkan dengan obat ACT selama3 hari. Pengobatan lini 2 : MALARIA BERAT Di RSatau rawat inap: - KinaHC1 25 %yangdilarutkan dalamNaCl 0,9 %atau Dextrosa5 % diberikan per infus dengan dosis : 10 mg/KgBB/4 jamsetiap 8 jam Total dosis kina30 mg/KgBB/24 jam Di lapangan: - KinaHC1 25 %yangdilarutkan dalamNaCl 0,9 %atau Dextrosa5 % diberikan intramuscular: 10 mg/KgBB/4 jamsetiap 8 jam Total dosis kina30 mg/KgBB/24 jam Bilabisaminumobat dilanjutkan dengan Kinatab. +Doxy/tetrakapsul selama7 hari 1. Pemeriksaan follow up/pemantauan untuk setiap penderita dengan konfirmasi laboratoriumpositif: penderita difollow up untuk diperiksa ulang sediaan darahnya.Untuk plasmodiumfaksiparumdan vivaks padahari ke 3,7,14,28 dan plasmodiumvivaks sampai akhir bulan ketiga. 2. Apabilapenderitahari ke 4 setelah pengobatan lini pertamapenderitatetap demam, ataupun gejalaklinis berkembangmenjadi lebih berat lakukan pemeriksaan sediaan darah secaralaboratorium(tidak dianjurkan pemeriksaan dengan RDT), apabila masih ditemukan parasit makapengobatan diganti ke lini keduasesuai dengan jenis plasmodiumnya 3. Bila ada 1 atau lebih tanda-tanda bahaya selama pengobatan, penderita segera dirujuk untuk mendapat kepastian diagnosis dan penanganan selanjutnya (bila tempat rujukan sulit dicapai, penderitadiberikan 1 dosis kinaparenteral 10 mg/ kgBB IM. 4. Tanda-tandabahayatersebut adalah: a. tidak dapat makan/ minum b. tidak sadar c. kejang d. muntah berulang e. sangat lemah (tidak dapat duduk/ berdiri) PENCEGAHAN Salah satu tindakan pencegahan gigitan nyamuk penular malariauntuk anak dan ibu hamil adalah dengan tidur menggunakan kelambu.Dianjurkan adalah kelambu berinsektisidatahan lama (Long Lasting Insectisida Nets/LLIN). Disamping itu tindakan pencegahan lain adalah dengan pemasangan kassa nyamuk, pemakaian lotion anti nyamuk, memakai pakaian tertutup,penyemprotan dan lain-lain. Sumber : BukuPedomanTatalaksanaKasusMalariadi Indonesia,DitjenPengendalianPenyakit danPenyehatanLingkungan,DepkesRI,2008 Untuk Pengobatan Malaria Berat dilihat pada buku Pedoman Tatalaksana Kasus Malaria di Indonesia (DitjenPengendaliandanPenyehatanLingkunganDepkesRI,2008) Kemoprofilaksis bertujuan untuk mengurangi risiko terinfeksi malaria dan apabila terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat. Obat anti malaria yang dipakai untuk ProfilaksisadalahDoxycycline. Doksisiklindiminum1-2hari sebelumkedaerahendemismalariasampai dengan1-2minggu setelahkembali (maksimal 12minggu) dantidak bolehdiberikankepadaanak usia<8tahun danibuhamil.