Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 3,6 kg dan luasnya sekitar 1, 1,! meter persegi. "ebalnya kulit ber#ariasi mulai $, mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan %enis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Se&ara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari e&toderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan %aringan ikat. Kulit terdiri atas tiga bagian utama, yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis. 'pidermis terdiri dari stratum korneum yang kaya akan keratin, stratum lu&idum, stratum granulosum yang kaya akan keratohialin, stratum spinosum dan stratum basal yang mitotik. (ermis terdiri dari serabut) serabut penun%ang antara lain kolagen dan elastin. Sedangkan hipodermis terdiri dari sel)sel lemak, u%ung sara* tepi, pembuluh darah dan pembuluh getah bening. EPIDERMIS 'pidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan a#askuler. "erdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, +angerhans dan merkel. "ebal epidermis berbeda)beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar % dari seluruh ketebalan kulit. "er%adi regenerasi setiap ,)6 minggu. 'pidermis terdiri atas lima lapisan -dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam./ 1. Stratum Korneum. "erdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti. 2. Stratum Lusidum. 0erupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan. "idak tampak pada kulit tipis. 3. Stratum Granulosum. (itandai oleh 3) lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula baso*ilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. "erdapat sel +angerhans. ,. Stratum Spinosum. "erdapat berkas)berkas *ilament yang dinamakan tono*ibril, dianggap *ilamen)*ilamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap e*ek abrasi. 'pidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan 1 tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tono*ibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan 1al*igi. "erdapat sel +angerhans. . Stratum Basale Stratum Germinati!um". "erdapat akti*itas mitosis yang hebat dan bertanggung %awab dalam pembaharuan sel epidermis se&ara konstan. 'pidermis diperbaharui setiap 22 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan *aktor lain. 1erupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit. #ungsi Epidermis $ 3roteksi barier, organisasi sel, sintesis #itamin ( dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi -melanosit. dan pengenalan alergen -sel +angerhans.. DERMIS 1erupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai 4"rue Skin5. "erdiri atas %aringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan %aringan subkutis. "ebalnya ber#ariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. (ermis terdiri dari dua lapisan / 1. Lapisan papiler, tipis mengandung %aringan ikat %arang. 2. Lapisan retikuler, tebal terdiri dari %aringan ikat padat. Serabut)serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya usia. Serabut elastin %umlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia meningkat kira)kira kali dari *etus sampai dewasa. 3ada usia lan%ut kolagen saling bersilangan dalam %umlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan kulit ter%adi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput. (ermis mempunyai banyak %aringan pembuluh darah. (ermis %uga mengandung beberapa deri#at epidermis yaitu *olikel rambut, kelen%ar sebasea dan kelen%ar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya deri#at epidermis di dalam dermis. 6ungsi (ermis / struktur penun%ang, me&hani&al strength, suplai nutrisi, menahan shearing *or&es dan respon in*lamasi SUBKUTIS 1erupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. +apisan ini terdapat %aringan ikat yang menghubungkan kulit se&ara longgar dengan %aringan di bawahnya. 7umlah dan ukurannya berbeda)beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi indi#idu. 0er*ungsi menun%ang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. #ungsi Su%kutis&hipodermis / melekat ke struktur dasar, isolasi panas, &adangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan me&hani&al sho&k absorber. 'ASKULARISASI KULIT 8rteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan %aringan subkutis. 9abang ke&il meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri asenden dan satu &abang #ena. 3ada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat nutrient dari dermis melalui membran epidermis #isiologi Kulit 2 Kulit merupakan organ yang ber*ungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier in*eksi, mengontrol suhu tubuh -termoregulasi., sensasi, eskresi dan metabolisme. 6ungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan &airan dari elektrolit, trauma mekanik, ultra#iolet dan sebagai barier dari in#asi mikroorganisme patogen. Sensasi telah diketahui merupakan salah satu *ungsi kulit dalam merespon rangsang raba karena banyaknya akhiran sara* seperti pada daerah bibir, puting dan u%ung %ari. Kulit berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan &airan elektrolit. "ermoregulasi dikontrol oleh hipothalamus. "emperatur peri*er mengalami proses keseimbangan melalui keringat, insessible loss dari kulit, paru)paru dan mukosa bukal. "emperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. 0ila temperatur meningkat ter%adi #asodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan mengurangi temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan &ara mengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. 3ada temperatur yang menurun, pembuluh darah kulit akan #asokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas. #ungsi kulit Kulit memiliki banyak *ungsi, yang berguna dalam men%aga homeostasis tubuh. 6ungsi)*ungsi tersebut dapat dibedakan men%adi *ungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh -termoregulasi., dan pembentukan #itamin (. 1. 6ungsi proteksi Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai &ara sebagai yaitu berikut/ ) Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi -gesekan., panas, dan :at kimia. Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu bata di permukaan kulit. ) +ipid yang dilepaskan men&egah e#aporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi; selain itu %uga men&egah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit. ) Sebum yang berminyak dari kelen%ar sebasea men&egah kulit dan rambut dari kekeringan serta mengandung :at bakterisid yang ber*ungsi membunuh bakteri di permukaan kulit. 8danya sebum ini, bersamaan dengan ekskresi keringat, akan menghasilkan mantel asam dengan kadar p< )6. yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba. ) 3igmen melanin melindungi dari e*ek dari sinar => yang berbahaya. 3ada stratum basal, sel)sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel)sel di sekitarnya. 3igmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik. 8pabila ter%adi gangguan pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan. ) Selain itu ada sel)sel yang berperan sebagai sel imun yang protekti*. ?ang pertama adalah sel +angerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudian ada sel *agosit yang bertugas mem*agositosis mikroba yang masuk melewati keratin dan sel +angerhans. 2. 6ungsi absorpsi Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut)lipid seperti #itamin 8, (, ', dan K, obat)obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida. 3ermeabilitas kulit terhadap 3 oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada *ungsi respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat diserap seperti aseton, 99l , , dan merkuri. 0eberapa obat %uga diran&ang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di tempat peradangan. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan %enis #ehikulum. 3enyerapan dapat berlangsung melalui &elah antarsel atau melalui muara saluran kelen%ar; tetapi lebih banyak yang melalui sel)sel epidermis daripada yang melalui muara kelen%ar. 3. 6ungsi ekskresi Kulit %uga ber*ungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelen%ar eksokrinnya, yaitu kelen%ar sebasea dan kelen%ar keringat / ) Kelen%ar sebasea Kelen%ar sebasea merupakan kelen%ar yang melekat pada *olikel rambut dan melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menu%u lumen. Sebum dikeluarkan ketika muskulus arektor pili berkontraksi menekan kelen%ar sebasea sehingga sebum dikeluarkan ke *olikel rambut lalu ke permukaan kulit. Sebum tersebut merupakan &uran dari trigliserida, kolesterol, protein, dan elektrolig. Sebum ber*ungsi menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi dan memproteksi keratin. ) Kelen%ar keringat @alaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar ,$$ m+ air dapat keluar dengan &ara menguap melalui kelen%ar keringat tiap hari. Seorang yang beker%a dalam ruangan mengekskresikan 2$$ m+ keringat tambahan, dan bagi orang yang akti* %umlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan panas, keringat %uga merupakan sarana untuk mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul organik hasil peme&ahan protein yaitu amoniak dan urea. "erdapat dua %enis kelen%ar keringat, yaitu kelen%ar keringat apokrin dan kelen%ar keringat merokrin. ) Kelen%ar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis, serta akti* pada usia pubertas dan menghasilkan sekret yang kental dan bau yang khas. Kelen%ar keringat apokrin beker%a ketika ada sinyal dari sistem sara* dan hormon sehingga sel)sel mioepitel yang ada di sekeliling kelen%ar berkontraksi dan menekan kelen%ar keringat apokrin. 8kibatnya kelen%ar keringat apokrin melepaskan sekretnya ke *olikel rambut lalu ke permukaan luar. ) Kelen%ar keringat merokrin -ekrin. terdapat di daerah telapak tangan dan kaki. Sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrien organik, dan sampah metabolisme. Kadar p<)nya berkisar ,.$ 6.2. 6ungsi dari kelen%ar keringat merokrin adalah mengatur temperatur permukaan, mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi dari agen asing dengan &ara mempersulit perlekatan agen asing dan menghasilkan dermi&idin, sebuah peptida ke&il dengan si*at antibiotik. ,. 6ungsi persepsi Kulit mengandung u%ung)u%ung sara* sensorik di dermis dan subkutis. "erhadap rangsangan panas diperankan oleh badan)badan Au**ini di dermis dan subkutis. "erhadap dingin 4 diperankan oleh badan)badan Krause yang terletak di dermis, badan taktil 1eissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan 1erkel Aan#ier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan 3a&&ini di epidermis. Sara*)sara* sensorik tersebut lebih banyak %umlahnya di daerah yang erotik. . 6ungsi pengaturan suhu tubuh -termoregulasi. Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh -termoregulasi. melalui dua &ara/ pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. 3ada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam %umlah banyak serta memperlebar pembuluh darah -#asodilatasi. sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah -#asokonstriksi. sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh. 6. 6ungsi pembentukan #itamin ( Sintesis #itamin ( dilakukan dengan mengakti#asi prekursor 7 dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar ultra#iolet. 'n:im di hati dan gin%al lalu memodi*ikasi prekursor dan menghasilkan &al&itriol, bentuk #itamin ( yang akti*. 9al&itriol adalah hormon yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus gastrointestinal ke dalam pembuluh darah. @alaupun tubuh mampu memproduksi #itamin ( sendiri, namun belum memenuhi kebutuhan tubuh se&ara keseluruhan sehingga pemberian #itamin ( sistemik masih tetap diperlukan. 3ada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelen%ar keringat, dan otot)otot di bawah kulit. Keratinisasi kulit Keratinisasi merupakan suatu proses pembentukan lapisan keratin dari sel)sel yang membelah. Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, lalu sel basal akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya men%adi sel spinosum, makin ke atas sel men%adi makin gepeng dan bergranula men%adi sel granulosum. 1akin lama inti menghilang, mengalami apoptosis dan men%adi sel tanduk yang amor*. Sel)sel yang sudah mengalami keratinisasi akan meluruh dan digantikan dengan sel di bawahnya yang baru sa%a mengalami keratinisasi untuk kemudian meluruh kembali, begitu seterusnya. 3roses ini memakan waktu sekitar empat minggu untuk epidermis dengan ketebalan $.1 mm. 8pabila kulit di lapisan terluar tergerus, seperti pada abrasi atau terbakar, maka sel)sel basal akan membelah lebih &epat. 1ekanisme pertumbuhan ini terutama dipengaruhi oleh hormon epidermal growth factor -'36.. E(ek penuaan pada kulit =sia yang mengin%ak ,$ tahun akan memberi gambaran penuaan berupa perubahan)perubahan tertentu pada kulit. Kebanyakan perubahan tersebut ter%adi di lapisan dermis. ) 6ibroblas, yang memproduksi serat kolagen dan elastin, akan mengalami penurunan %umlah dalam proses penuaan. Serat kolagen men%adi berkurang, mengeras, dan terurai ke dalam bentuk yang tidak beraturan. Sedangkan serat elastin men%adi kehilangan elastisitasnya, menebal dan robek. Sehingga kulit pada penuaan akan menghasilkan gambaran &elah yang disebut sebagai kerut. 5 ) Sel)sel +angerhans akan berkurang %umlahnya dan makro*ag men%adi kurang akti* sehingga menurunkan akti*itas imun pada kulit. ) 3roduksi keringat berkurang dan kelen%ar sebasea akan menge&il sehingga produksi sebum akan berkurang menyebabkan kulit men%adi kering dan lebih rentan terhadap in*eksi -karena mantel asam tidak e*ekti*.. ) 1elanosit *ungsional akan berkurang sehingga menyebabkan rambut berwarna putih -uban. dan pigmentasi yang atipikal. Sedangkan beberapa melanosit lain akan mengalami pembesaran dan menghasilkan ruam)ruam pigmen. ) (inding pembuluh darah dermis men%adi lebih tebal dan kurang permeabel. ) 7aringan lemak adiposa men%adi longgar. ) 3roses migrasi sel basal men%adi sel permukaan ber%alan lebih lambat, sehingga penyembuhan apabila ada &edera %uga men%adi lama. KLASI#IKASI LUKA +uka dapat ter%adi pada trauma, pembedahan, neuropatik, #askuler, penekanan dan keganasan +uka diklasi*ikasikan dalam 2 bagian / 1. Luka akut / merupakan luka trauma yang biasanya segera mendapat penanganan dan biasanya dapat sembuh dengan baik bila tidak ter%adi komplikasi. Kriteria luka akut adalah luka baru, mendadak dan penyembuhannya sesuai dengan waktu yang diperkirakan 9ontoh / +uka sayat, luka bakar, luka tusuk, &rush in%ury. +uka operasi dapat dianggap sebagai luka akut yang dibuat oleh ahli bedah. 9ontoh / luka %ahit, skin gra*ting. 2. Luka kronik / luka yang berlangsung lama atau sering timbul kembali -rekuren. dimana ter%adi gangguan pada proses penyembuhan yang biasanya disebabkan oleh masalah multi*aktor dari penderita. 3ada luka kronik luka gagal sembuh pada waktu yang diperkirakan, tidak berespon baik terhadap terapi dan punya tendensi untuk timbul kembali. 9ontoh / =lkus dekubitus, ulkus diabetik, ulkus #enous, luka bakar dll. Proses per%aikan pada kulit )ang *edera Kerusakan -&edera. pada kulit akan memi&u suatu sekuens yang akan memperbaiki %aringan yang rusak. "erdapat dua %enis penyembuhan / -1. pen)em%uhan epidermis untuk *edera )ang tidak terlalu dalam dan -2. pen)em%uhan mendalam+ )aitu apa%ila *edera tidak han)a merusak ,aringan epidermis sa,a+ tapi ,uga ikut merusak ,aringan dermis dan su%kutan. 1. 3enyembuhan epidermis 3enyembuhan epidermis ter%adi apabila &edera terdapat hanya sebatas epidermis. Sel)sel basal yang dipisahkan oleh daerah &edera akan menyatu, dan berkembang mengisi daerah yang mengalami &edera. 1ekanisme pengisian daerah &edera ini diperantarai oleh 'B6 -epidermal growth factor. yang akan menyebabkan sel basal berproli*erasi dan menyebabkan penebalan epidermis yang rusak. 2. 3enyembuhan mendalam 3enyembuhan mendalam ter%adi apabila &edera meliputi hingga ke daerah dermis dan subkutis. Karena &ederanya lebih luas dibandingkan dengan &edera epidermis sa%a, maka proses penyembuhannya lebih kompleks dibanding penyembuhan epidermis. Selain itu, 6 terbentuknya %aringan parut dapat membuat daerah penyembuhan kehilangan *ungsi *isiologisnya. 3enyembuhan mendalam ini meliputi empat *ase / ) #ase in(lamatorik 3ada *ase in*lamatorik, ter%adi peristiwa in*lamasi -respons selular dan #askular. yang meliputi antara lain #asodilatasi, peningkatan permeabilitas pembuluh darah, serta rekrutmen sel)sel *agosit untuk mengeliminasi agen penyebab &ederaC%e%as. Selain itu pada *ase in*lamatorik %uga ter%adi penggumpalan darah untuk menyatukan daerah yang terpisah akibat &edera. ) #ase migratorik 3ada *ase migratorik, ter%adi perpindahan *ibroblas untuk membentuk %aringan parut. 7uga akan terbentuk keropeng di daerah &edera. ) #ase proli(erati( 3ada *ase proli*erati*, ter%adi pertumbuhan sel)sel epitel di bawah keropeng, deposisi *ibroblas yang semakin banyak dan pembentukan kapiler)kapiler baru. ) #ase maturasi 3ada *ase maturasi, keropeng yang terbentuk akan meluruh dan digantikan dengan %aringan sehat dan kulit kembali ke ketebalannya semula. Kolagen men%adi lebih tersusun, *ibroblas berkurang, dan kapiler darah telah normal kembali. SE-DI KLASI#IKASI SE-DI Se*ara struktural $ 1. Persendian (i%rosa, yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan %aringan ikat *ibrosa. 2. Persendian kartilago, yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan %aringan kartilago. 3. Persendian sino!ial, yaitu persendian yang memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan ligament artikular yang membukuskan. Menurut (ungsin)a $ 1. Sendi sinartosis sendi mati", sendi ini dibungkus dengan %aringan ikat *ibrosa atau kartilago. Sendi %enis ini antara lain adalah / a. Sutura, yaitu sendi yang dihubungkan dengan %aringan ikat *ibrosa rapat yang hanya ditemukan pada tulang tengkorak. 9ontoh/ sutura sagital dan parietal. b. Sinkondrosis, yaitu sendi yang tulang)tulangnya dihubungkan dengan kartilago hialin. 9ontoh/ lempeng epi*isis sementara antara epi*isis dan dia*isis pada tulang pan%ang anak. 2. Sendi am(iartosis sendi dengan pergerakan ter%atas" Sendi ini memungkinkan gerakan terbatas sebagai respon terhadap torsi dan kompresi. Sendi %enis ini antara lain adalah/ a. Sim(isis, adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus kartilago, yang men%adi bantalan sendi dan memungkinkan ter%adi sedikit gerakan. 9ontoh/ simpisis pubis 7 b. Sindesmosis, terbentuk saat tulang)tulang yang berdekatan dihubungkan dengan serat) serat %aringan ikat kolagen. 9ontoh/ ditemukan pada tulang yang bersisihan seperti radius dan ulna, serta tibia dan *ibula &. Gomposis, adalah sendi dimana tulang berbentuk keru&ut masuk dengan pas dalam kantong tulang, seperti pada gigi yang tertanam pada tulang rahang 3. Sendi diartosis sendi dengan pergerakan %e%as" disebut %uga sendi s)no!ial Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi &airan sino*ial. Klasi*ikasi persendian syno#ial terdiri dari/ a. Sendi s(eroidal, yang terdiri dari sebuah tulang yang masuk kedalam rongga berbentuk &angkir pada tulang lain. 9ontoh/ sendi panggul dan bahu b. Sendi engsel, terdiri dari sebuah tulang yang masuk dengan pas pada permukaan konka* tulang kedua, sehingga memungkinkan gerakan kesatu arah. 9ontoh/ sendi lutut dan siku. &. Sendi kisar, yaitu tulang bentuk keru&ut yang masuk pas &ekungan tulang kedua dan dapat berputar kesemua arah. 9ontoh/ tulang atas, persendian bagian kepala d. Sendi kondiloid, merupakan sendi biaksial, yang memungkinkan gerakan kedua arah disudut kanan setiap tulang. 9ontoh/ sendi antara tulang radius dan tulang karpal e. Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konka* disatu sisi dan konka* pada sisi lain, sehingga tulang akan masuk dengan pas seperti dua pelana yang saling menyatu. Satu)satunya sendi pelana se%ati yang ada dalam tubuh adalah persendian antara tulang karpal dan metakarpal pada ibu %ari. *. Sendi peluru, adalah salah satu sendi yang permukaan kedua tulang berartikulasi berbentuk datar, sehingga memungkinkan gerakan melun&ur antara satu tulang dengan tulang yang lainnya. 3ersendian sema&am ini disebut sendi nonaksia. 1isalnya/ 3ersendian inter#ertebra, dan persendian antara tulang)tulang karpa dan tulang)tulang tarsal. .IST/L/GI PERSE-DIA- SI-/'IAL Sendi sino#ial tersusun atas/ 1. Tulang ra0an sendi "ersusun atas tulang rawan hialin yang ber*ungsi untuk melindungi tulang dari benturan dan meredam tekanan. 2. Rongga sendi "empat &airan sino#ial 3. Kapsul sendi ,. 1airan sino!ial 9airan sino#ial berasal dari *iltrasi darah yang disekresikan *ibroblast dalam membrane sino#ial, &airan ini ber*ungsi sebagai pelumas untuk mempermudah gerakan . . Rein(or*ing ligament 0eberapa persendian sino#ial menguat dan mengeras oleh ligament yang menutupinya. 0er*ungsi untuk mempertebal kapsul sendi, rein*or&ing ligament terbagi men%adi dua yaitu eDtra&apsular ligament yang berada di luar kapsul sendi dan intra&apsularligamen yang berada di dalam. 8 6. S)ara( Syara* akan mendeteksi rasa nyeri pada persendian dan memonitor peregangan pada sendi. 7. Pem%uluh darah Supli pembuluh darah untuk membentuk &airan sino#ial. #ISI/L/GI PERSE-DIA- 1. mempermudah gerakan antara kedua u%ung)u%ung tulang. 2. berperan dalam pertumbuhan tulang ke arah meman%ang. GA-GGUA- PERSE-DIA- 1. 8rtitis -in*lamasi sendi. a. osteoartritis konsekuensi alami men%adi tua, kartilago artikular men%adi aus, sendi men%adi kasar, kaku, dan nyeri b. artritis reumatoid / merupakan penyakit autoimun -sistem imum keliru mengarahkan kemampuan destrukti*nya pada bagian tubuh.. 1enyebabkan ketidakmampuan ber%alan C bergerak. &. artritis gouti / disebabkan karena penumpukanasam urat. d. artritis in(eksius / peradangan dalam persendian. 2. Terkilir / merupakan &edera sendi yang disebabkan karena perenggangan ligamen C tendon. 3. Dislokasi&luksasi / disebabkan karena kesalahan letak permukaan artikulasi suatu persendian. ,. Bursitis / merupakan peradangan pada bursa yang menyatu dengan sendi yang ter%adi akibat ekskresi sendi yang berlebihan C in*eksi. -EUR/ MUS1ULAR 2U-1TI/-+ UPPER M/T/R-EUR/- dan L/3ER M/T/R-EUR/- "iap)tiap serat sara* se&ara normal ber&abang beberapa kali dan merangsang tiga hingga beberapa ratus serat otot rangka. =%ung)u%ung sara* membuat suatu sambungan yang disebut neuromuscular junction atau sam%ungan neuromus*ular . 0agian terminal dari sara* motorik melebar pada bagian akhirnya yang disebut terminal bulb, yang terbentang diantara &elah)&elah yang terdapat di sepan%ang serat sara*. Mem%ran presinaptik mem%ran sara("+ mem%ran post sinaptik mem%ran otot"+ dan *elah sinaps membentuk neuromuscular junction 3,6. 9elah sinaps merupakan %arak antara membran presinaptik dan membran post sinaptik. +ebarnya berkisar antara 2$)3$ nanometer dan terisi oleh suatu lamina basalis, yang merupakan lapisan tipis dengan serat retikular seperti busa yang dapat dilalui oleh &airan ekstraselular se&ara di*usi . "erminal presinaptik mengandung #esikel yang didalamnya berisi asetilkolin -89h.. 8setilkolin disintesis dalam sitoplasma bagian terminal namun dengan &epat diabsorpsi ke dalam se%umlah #esikel sinaps yang ke&il, yang dalam keadaan normal terdapat di bagian terminal suatu lempeng akhir motorik -motor end plate. 3. 0ila suatu impuls sara* tiba di neuromuscular junction, kira)kira 12 kantong asetilkolin dilepaskan dari terminal masuk ke dalam &elah sinaps. 0ila potensial aksi menyebar ke seluruh terminal, maka akan ter%adi di*usi dari ion)ion kalsium ke bagian dalam terminal. Eon)ion kalsium 9 ini kemudian diduga mempunyai pengaruh tarikan terhadap #esikel asetilkolin. 0eberapa #esikel akan bersatu ke membran sara* dan mengeluarkan asetilkolinnya ke dalam &elah sinaps. 8setilkolin yang dilepaskan berdi*usi sepan%ang sinaps dan berikatan dengan reseptor asetilkolin -89hAs. pada membran post sinaptik 6. . Se&ara biokimiawi keseluruhan proses pada neuromuscular junction dianggap berlangsung dalam 6 tahap, yaitu . / 1. Sintesis asetil kolin ter%adi dalam sitosol terminal sara* dengan menggunakan en:im kolin4 asetil4trans(erase yang mengkatalisasi reaksi berikut ini/ Asetil4KoA 5 Kolin 6 Asetilkolin 5 KoA 2. 8setilkolin kemudian disatukan ke dalam partikel ke&il terikat)membran yang disebut !esikel sinap dan disimpan di dalam #esikel ini. 3. 3elepasan asetilkolin dari #esikel ke dalam &elah sinaps merupakan tahap berikutnya. 3eristiwa ini ter%adi melalui eksositosis yang melibatkan *usi #esikel dengan membran presinaptik. (alam keadaan istirahat, kuanta tunggal -sekitar 1$.$$$ molekul transmitter yang mungkin sesuai dengan isi satu #esikel sinaps. akan dilepaskan se&ara spontan sehingga menghasilkan potensial end)plate miniature yang ke&il. Kalau sebuah akhir sara* mengalami depolarisasi akibat transmisi sebuah impuls sara*, proses ini akan mem%uka saluran 1a 75 )ang sensiti!e terhadap !oltase listrik sehingga memungkinkan aliran masuk 9a 2F dari ruang sinaps ke terminal sara*. Eon 9a 2F ini memerankan peranan yang esensial dalam eksositosis yang melepaskan asitilkolin -isi kurang lebih 12 #esikel. ke dalam rongga sinaps. ,. 8setilkolin yang dilepaskan akan berdi*usi dengan &epat melintasi &elah sinaps ke dalam reseptor di dalam lipatan taut ,un*tional (old", merupakan bagian yang menon%ol dari motor end plate yang mengandung reseptor asetilkolin -89hA. dengan kerapatan yang tinggi dan sangat rapat dengan terminal sara*. Kalau 2 molekul asetilkolin terikat pada sebuah reseptor, maka reseptor ini akan mengalami perubahan bentuk dengan membuka saluran dalam reseptor yang memungkinkan aliran kation melintasi membran. Masukn)a ion -a 5 akan menim%ulkan depolarisasi membran otot sehingga terbentuk potensial end plate. Keadaan ini selan%utnya akan menimbulkan depolarisasi membran otot di dekatnya dan ter%adi potensial aksi yang ditransmisikan disepan%ang serabut sara* sehingga timbul kontraksi otot. . Kalau saluran tersebut menutup, asetilkolin akan terurai dan dihidrolisis oleh en8im asetilkolinesterase yang mengkatalisasi reaksi berikut/ Asetilkolin 5 . 7 / 6 Asetat 5 Kolin 'n:im yang penting ini terdapat dengan %umlah yang besar dalam lamina basalis rongga sinaps 6. Kolin didaur ulang ke dalam terminal sara* melalui mekanisme transport akti* di mana protein tersebut dapat digunakan kembali bagi sintesis asetilkolin. Setiap reseptor asetilkolin merupakan kompleks protein besar dengan saluran yang akan segera terbuka setelah melekatnya asetilkolin. Kompleks ini terdiri dari 9 protein su%unit, yatiu 10 7 protein al(a, dan masing)masing satu protein %eta+ delta+ dan gamma. 1elekatnya asetilkolin memungkinkan natrium dapat bergerak se&ara mudah melewati saluran tersebut, sehingga akan ter%adi depolarisasi parsial dari membran post)sinaptik. 3eristiwa ini akan menyebabkan suatu perubahan potensial setempat pada membran serat otot yang disebut excitatory postsynaptic potential potensial lempeng akhir". 8pabila pembukaan gerbang natrium telah men&ukupi, maka akan ter%adi suatu potensial aksi pada membran otot yang selan%utnya menyebabkan kontraksi otot . . 0eberapa si*at dari reseptor asetilkolin di neuromuscular junction adalah sebagai berikut . / 1erupakan reseptor nikotinik -nikotin adalah agonis terhadap reseptor. 1erupakan glikoprotein bermembran dengan berat molekul sekitar 27 k(a. <anya subunit yang mengikat asetilkolin dengan a*initas tinggi. (ua molekul asetilkolin harus berikatan untuk membuka saluran ion, yang memungkinkan aliran baik Ga F maupun K F . 8utoantibody terhadap reseptor termasuk penyebab miastenia gra*is Kontrol Postur dan Lokomosi 8kti#itas motorik somatik sangat bergantung pada pola dan ke&epatan lepas muatan sara* motorik spinalis dan sara* homolog yang terdapat di nukleus motorik sara* kranialis. Sara* ini, yang merupakan %alur terakhir ke otot rangka, yang dibawa oleh impuls dari berbagai %alur. 0anyak masukan menu%u ke setiap neuron motorik spinalis berasal dari segmen spinal yang sama. 0erbagai masukan supra segmental %uga bertemu di sel sara* ini, yaitu dari segmen spinal lain, batang otak, dan korteks serebrum. Sebagian masukan ini berakhir langsung ke sara* motorik, tetapi banyak yang e*eknya dilan%utkan melalui neuron antara - interneuron . atau melalui system sara* efferen H ke kumparan otot dan kembali melalui serat a**erent Ea ke medulla spinalis. 8kti*itas terintegrasi dari tingkat spinal, medulla oblongata, otak tengah dan korteks inilah yang mengatur postur tubuh dan memungkinkan ter%adinya gerakan terkoordinasi 1. . 1asukan)masukan yang bertemu di neuron motorik mengatur tiga *ungsi yang berbeda / menim%ulkan akti!itas volunter, men)esuaikan postur tu%uh untuk menghasilkan landasan )ang kuat %agi gerakan, dan mengkoordinasikan ker,a %er%agai otot agar gerakan )ang tim%ul mulus dan tepat. 3ola akti#itas #olunter diren&anakan di otak, lalu perintahnya dikirim ke otot terutama melalui sistem kortikospinalis dan kortiko%ul%aris. 3ostur tubuh se&ara terus menerus disesuaikan, tidak sa%a sebelum tetapi %uga sewaktu melakukan gerakan oleh sistem pengatur postur. Gerakan diperhalus dan dikoordinasikan oleh sere%ellum %agian medial dan intermedial spinoserebellum" dan hu%ungan4hu%ungann)a. Ganglia %asal dan sere%elum %agian lateral neoserebelum" merupakan %agian dari sirkuit umpan %alik ke korteks pramotorik dan motorik yang berkaitan dengan peren*anaan dan pengaturan gerakan !olunter 1. . 11 Keluaran motorik terdiri atas dua %enis, yaitu re*leksi*, dan #olunter -dikendalikan oleh kemauan.. 0eberapa pakar membagi lagi respons re*leksi* dengan respon ritmik seperti menelan, mengunyah, menggaruk dan ber%alan, terutama yang bersi*at in#olunter 1. . 1asih banyak yang belum diketahui tentang kontrol gerakan #olunter. =ntuk menggerakkan sebuah anggota badan, otak harus meren&anakan gerakan, menyusun gerakan yang sesuai di berbagai sendi pada saat yang sama, dan menyesuaikan gerakan dengan membandingkan ren&ana dengan kiner%a. Sistem motorik akan beker%a se&ara maksimal apabila gerakan di ulang)ulang -learning by doing., hal ini melibatkan plastisitas sinaps 1. . Perintah untuk gerakan !olunter berasal dari daerah assosiasi korteks. Berakan diren&anakan di korteks serta di ganglia %asal dan %agian lateral dari hemis(er sere%elum, yang ditandai oleh peningkatan akti#itas listrik sebelum gerakan. Banglia basal serta serebelum menyalurkan in*ormasi ke korteks pramotorik dan motorik melalui talamus. 3erintah motorik dari korteks motorik sebagian besar dipan&arkan melalui traktus kortikospinalis ke medula spinalis dan sebagian lagi melalui traktus kortiko%ul%aris yang sesuai ke neuron motorik di %atang otak. Gamun %alur ini dan beberapa hubungan langsung dari korteks motorik berakhir di nukleus)nukleus batang otak dan medula spinalis, dan %alur ini dapat %uga memperantarai gerakan #olunter. Berakan menimbulkan perubahan input sensorik dari indra dan otot, tendon, sendi serta kulit. En*ormasi umpan balik ini, yang menyesuaikan dan mengatur gerakan, dipan&arkan se&ara langsung ke korteks motorik dan ke spinoserebelum. Spinoserebelum akhirnya berproyeksi ke batang otak. 7alur batang otak utama yang berperan dalam postur dan koordinasi adalah traktus rubrospinalis, retikulospinalis, tektospinalis+ dan vestibulospinalis serta neuron4neuron di %atang otak 1. . Serat %alur kortikospinalis lateral membentuk piramid di medula oblongata, %alur kortikospinalis itu disebut sebagai sistem piramidalis. 0atang otak desendens dan %alur spinal lainnya yang tidak melewati piramida, tapi berperan dalam kontrol postur disebut sistem ekstrapiramidalis 1. #RAKTUR dan DISL/KASI "rauma mus&uloskeletal sering sekali ter%adi pada keadaan gawat darurat. Segera dapat mengenai otot, ligament, sendi, dan tulang. 8da dua keadaan &edera pada tulang yang memerlukan tindakan penanganan segera, yaitu patah tulang atau *raktur dan dislokasi sendi. ?ang sering ter%adi adalah patah tulsng atau *raktur, yang sering mengenai anggota gerak. 3atah tulang ini %arang mengan&am %iwa, namun mengan&am anggota gerak. 3engenalan *raktur sangat penting, karena diagnosis yang salah akan menyebabkan ter%adinya penatalaksanaan yang salah pula, sehingga akan menyebabkan ter%adinya kematian atau amputasi. 'kstremitas terdiri dari empat komponen utama yaitu tulang, %aringan lunak -kulit dan oto., pembuluh darah -arteri dan #ena., dan ner#us. <al ini penting karena pada *raktur dapat %uga ter%adi &edera pada empat komponen tersebut. 12 3enanganan kasus)kasus *raktur mengikuti kaidah umum penanganan trauma, yaitu dimulai dari penilaian 8)0)9, baru melakukan penilaian terhadap ekstremitas. DE#I-ISI 6raktur adalah terputusnya kontinuitas korteks tulang, tulang rawan, dan epi*isis. (islokasi adalah bergesernya atau keluarnya bonggol sendi dari kapsul sendi. 6raktur dan dislokasi se&ara klinis terlihat ge%ala berupa adanya de*ormitas, gerak abnormal, dan nyeri pada ekstremitas 6raktur dapat diklasi*ikasikan berdasarkan adanya hubungan luka dengan lingkungan luar, yaitu *raktur terbuka dan *raktur tertutup. 3ada *raktur terbuka, yaitu tulang yang patah men&uatkeluar melalui luka yang terbuka, tindakan pertolongan harus lebih hati)hati. Karena selain bahaya in*eksi, gerakan tulang yang patah itu dapat melukai pembuluh)pembuluh darah sekitarnya sehingga ter%adi perdarahan baru. Fraktur tertutup Fraktur terbuka DIAG-/SIS dan PE-ATALAKSA-AA--:A (alam mendiagnosis *raktur dan dislokasi sendi, hal pertama yang perlu diketahui adalah mekanisme traumanya. <al ini penting untuk memperkirakan lokasi ter%adinya *raktur, misalnya apabila %atuh dari ketinggian dalam posisi berdiri dapat menyebabkan *raktur pada tulang punggung ataupun u%ung tumit. Kemudian yang kedua, kita harus dapat mengenali keadaan 8)0)9. 3roblem yang timbul berkaitan dengan *raktur biasanya masalh sirkulasi yang berupa perdarahan atau oklusi pembuluh darah yang akan mengan&am %iwa atau anggota gerak. Diagnosis (raktur (iagnosis lokal pada lokasi *raktur dilakuakn dengan &ara look, feel, movement L//K ) adanya de*ormitas -pemendekan atau bengkok. atau kelainan bentuk -bandingkan dengan yang sehat ) adanya luka pada sekitar tempat trauma, adanya *ragmen tulang yang keluar dari luka 13 ) adanya swellingCbengkak dan bekuan darah dibawah kulit -hematoma. ) adanya warna kebiruan atau warna pu&at pada anggota gerak yang mengalami *raktur dengan &edera #askuler #EEL ) diraba adanya ketidakstabilan tulang, krepitasi ) diraba pembengkakan %aringan, kulit yang tegang, nyeri tekan ) diraba suhu permukaan kulit hangat atau dingin -pada patah tulang disertai putusnya pembuluh darah atau kematian anggota gerak. M/'EME-T ) adanya gangguan *ungsi gerak Penanganan a0al (raktur dan dislokasi sendi Emmobilisasi adalah suatu tindakan untuk mem*iksasi dan men&egah pergerakan bagian tubuh yang &idera. "u%uan immobilisasi ) mengatasi nyeri ) merelaksasi otot ) men&egah kerusakan %aringan lunak lebih lan%ut 3rinsip immobilisasi ) mem*iksasi bagian yang tidak stabil diantara dua bagian yang stabil ) men&egah pergerkan tiga dimensi -#ertikal, hori:ontal, dan rotasi. #raktur Tengkorak 0ahaya terbesar dari tulang kepala yang pe&ah ialah akibatnya terhadap otak. 6raktur tengkorak dapat ter%adi tertutup ataupun terbuka "indakan pertolongan / ) penderita tidak boleh terlalu sering diangkat karena dapat memperparah ) bersihkan mulut, hidung, dan tenggorokan dari darah, lendir atau muntahan, %aga airway ) baringkan penderita dengan kedudukan miring atau kepala ditelungkupkan ) apabila tidak ada tanda)tanda patah tulang belakan, baringkan penderia dengan letak kepalalebih rendah dari tubuhnya ) bersihkan luka, pada *raktur terbuka %angan men&u&i dengan &airan apapun ) tutp luka, balut dengan kasa steril -lihat penanganan perdarahan kepala. ) kirim ke rumah sakit #raktur Leher 14 "ulang leher adalah bagian dari rangkaian tulang belakang. Ileh karena itu patah tulang leher termasuk ke dalam ke&elakaan berat. 7ika sumsum tulang belakang yang dilindunginya ikut rusak, akibatnya akan sangat *atal. "anda)tanda patah tulang leher / ) leher yang tertengadah se&ara berlebihan ) tangan dan lengan tidak bereaksi bila dirangsang dengan tususkan ) bila korban masih sadar, ia tidak dapat menggerakan tangannya "indakan pertolongan / ) immobilisasi dengan &ollar ne&k ) %aga 8)0)9 ) hentikan perdarahan #raktur Tulang Selangka 8pabila tulang selangka patah, bahu di sisi itu akan &ondong ke arah dada. Selain itu, didaerah yang patah akan terasa nyeri. "indakan pertolongan / Kenakan balutan 5ransel5 kepada penderita 9aranya ; dari pundak kiri, pembalut disilangkan melalui ppunggung keketiak kanan. Selan%utnya dari bawah ketiak kanan ke depan dan ke atas pundak kanan. (an dari pundak kanan disilangkan lagi ke ketiak kiri, dan seterusnya. =%ungnya dipenitikan. 15 #raktur Lengan Atas "indakan pertolongan / ) pasanglah bidai di sepan%ang lengan atas, dan berikan balutan untuk mengikatnya. Kemudian dengan siku terlipat dan lengan bawah merapat ke dada, lengan digantungkan ke leher ) apabila patah tulang dekat sendi siku, biasanya siku tidak dilipat. (alam hal ini pasanglah bidai yang %uga meliputi lengan bawah. (an lengan tidak digantungkan ke leher Dislokasi Siku 6ossa artikularis ulnae tergeser ke belakang. Se&ara klinis tampak lengan bawah memendek dan olekranon sangat menon%ol. 16 "indakan pertolongan / ) 8sisten memegang lengan atas dan melakukan tarikan ke atas. ) 3enolong memegang pergelangan tangan penderita, dilakukan traksi lengan bawah dengan siku dalam keadaan *leksi. "raksi dipertahankan, kemudian lengan bawah di*leksikan dimana terasa JklikJ pertanda olekranon kembali ke permukaan sendi yang normal. ) Emobilisasi dengan lempengan gips posterior dari lengan atas ke basis %ari)%ari dimana siku *leksi semaksimal mungkin tanpa mengganggu aliran darah. 6iksasi dengan perban elastik dan tangan digantung dengan collar and cuff. #raktur Lengan Ba0ah "indakan pertolongan / ) pasangkan bidai di sepan%ang lengan bawah ) ikat bidai)bidai itu dengan pembalut ) gantungkan lengan yang patah itu ke leher ) kirim ke rumah sakit
#raktur 'erte%rae "indakan pertolongan / ) biarkan penderita dalam keadaan berbaring. 7angan diubah atau disuruh duduk ) siapkan usungan yang beralas keras, misalnya dengan mempergunakan papanClong spine board. (engan hati)hati angkat penderita ke usungan tersebut ) beri bantal di bawah pinggangnya, untuk mengurangi rasa sakit dan agar tidak bergerak ketika diusung 17 Long Spine Board #raktur Tulang Paha "indakan pertolongan / ) 3asanglah sepasang bidai yang meman%ang dari pinggul hingga ke kaki. 0idai harus sudah dipasang sebelum penderita dipindahkan ke tempat lain ) 8pabila tidak ada bidai, dapat menggunakan kaki yang sehat sebagai bidai #raktur Tulang Betis "indakan pertolongan / ) (engan dua bidai, betis dibidai dari mata kaki sampai beberapa%ari diatas lutut ) (i bawah lutut dan mata kaki diberi bantalan ) Selama menunggu pengangkutan, kaki diletakkan lebih tinggi dari bagian tubuh lain. Eni untuk menghambat pembengkakan dan mengurangi rasa sakit ) 8pabila tulang yang patah terdapat diatas pergelangan kaki , pembidaian berlapis bantal dipasangkan dari lutut hingga menutupi telapak kaki 18 (a*tar 3ustaka 1. 1ohamad, Kartono. Pertolongan Pertama. 1!23. 3" Bramedia %akarta 2. 1er)9. Basic on Emergency. 2$$7. 7akarta 3urwadianto, 8gus, dkk. 2$$$. Kedaruratan 1edik 'disi Ae#isi. 7akarta / 0inarupa 8ksara 19