Anda di halaman 1dari 6

PROSIDING SEMINAR

PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR


Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 26 September 2012


ISSN 1410 8178 R. Budi Santosa, dkk Buku I hal. 246
PEMETAAN TINGKAT KONTAMINASI PERMUKAAN DI
HOTCELL 103 INSTALASI RADIOMETALURGI
R.Budi Santosa, Suliyanto, Muradi
Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN, email : ptbbn@batan.go.id
Kawasan puspiptek Gedung 20, Serpong 15310
ABSTRAK
PEMETAAN TINGKAT KONTAMINASI PERMUKAAN DI HOTCELL 103
INSTALASI RADIOMETALURGI. Pemetaan tingkat kontaminasi permukaan
di hotcell 103 Instalasi Radiometlurgi (IRM) telah dilakukan. Tingkat
kontaminasi permukaan di hotcell 103 perlu diukur, agar pekerja radiasi
dengan aman dapat melakukan perbaikan maupun modifikasi peralatan yang
ada di dalam hotcell 103 tersebut. Pemetaan hotcell 104 perlu lebih dahulu
dilakukan, agar dapat digunakan untuk memasukkan alat untuk uji usap ke
hotcell 103, serta mengeluarkannya dari hotcell 103. Tujuan dilakukan
pemetaan untuk mengetahui tingkat kontaminasi permukaan di hotcell 103,
agar dapat dilakukan dekontaminasi menjadi serendah mungkin. Pengambilan
cuplikan uji usap dilakukan pada titik-titik tertentu yang diperkirakan tingkat
kontaminasinya paling tinggi, kemudian dicacah menggunakan ludlum model
3030. Kontaminasi di hotcell 103, sangat rendah rata-rata hanya sebesar (0,020
0,004) Bq/cm
2
. Kontaminasi di hotcell 103, yang tertinggi berada di posisi 1 (lantai
kiri, belakang) sebesar (617,97 2,76) Bq/cm
2
, dan terendah di posisi 2 (lantai
tengah, belakang) sebesar (49,38 0,27) Bq/cm
2
. Dari hasil pemetaan, diketahui
bahwa kontaminasi di hotcell 103, melebihi konsentrasi maksimum yang diizinkan
untuk daerah kontaminasi tinggi (37 Bq/cm
2
). Hasil pemetaan tingkat kontaminasi
permukaan di hotcell 103 tersebut, dapat dijadikan data awal untuk menentukan
proses dekontaminasi.
Kata kunci : Kontaminasi, uji usap, hotcell.
ABSTRACT
MAPPING SURFACE CONTAMINATION LEVELS IN HOTCELL 103 OF
RADIOMETALURGY INSTALATION. Mapping surface contamination levels in hotcell
103 of Radiometalurgy Instalation (IRM) has been done. Surface contamination levels
in hotcell 103 needs to be measured, so that the radiation worker can safely perform
repairs or modifications to existing equipment in the hotcell 103. Mapping hotcell 104
need first to be done, so that it can be used to insert the equipment for smear test into
hotcell 103, as well as removing it from hotcell 103. The purpose of the mapping to
determine the level of surface contamination in hotcell 103, in order to do the
decontamination be as low as possible. Sampling smear test done at certain points of
the highest estimated levels of contamination, then counted using a Ludlum Model
3030. Alpha contamination in hotcell 103, very low on average only of (0.020 0.004)
Bq/cm
2
. Beta contamination in hotcell 103, the highest is in position 1 (floor left, rear)
of (617.97 2.76) Bq/cm
2
, and lowest in position 2 (middle floor, rear) of (49.38 0 ,
27) Bq/cm
2
. From the results of the mapping, it is known that contamination in
hotcell 103, exceeding the maximum concentration allowed for high contamination
areas (37 Bq/cm
2
). The results of the mapping surface contamination levels in hotcell
103, may be used as initial data to determine the decontamination process.
keywords: contamination, smear test, hotcell.


PROSIDING SEMINAR
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 26 September 2012

R. Budi Santosa, dkk. ISSN 1410 8178 Buku I hal. 247
PENDAHULUAN
nstalasi Radiometalurgi (IRM) adalah suatu
fasilitas untuk uji pasca irradiasi elemen bakar
nuklir, dikelola oleh Bidang Pengembangan
Radiometalurgi (BPR) Pusat Teknologi Bahan
Bakar Nuklir (PTBN). BPR mempunyai tugas
melaksanakan pengembangan radiometalurgi,
analisis fisiko kimia dan teknik uji pasca iradiasi.
Pemeriksaan dan pengujian pasca iradiasi dilakukan
di dalam hotcell dan laboratorium kimia, sedangkan
uji pra iradiasi dilakukan di laboratorium di luar
hotcell.
Pengoperasian hotcell telah lebih dari 20
tahun, sehingga diperlukan perbaikan maupun
modifikasi pada peralatan yang ada didalamnya.
Demikian halnya dengan hotcell 103 diperlukan
intervensi pekerja kedalamnya. Untuk keperluan
perbaikan maupun modifikasi peralatan di hotcell
103, maka terlebih dahulu perlu diketahui tingkat
kontaminasinya. Pemetaan hotcell 104 perlu lebih
dahulu dilakukan, agar dapat digunakan untuk
memasukkan alat untuk uji usap ke dalam hotcell
103, dan mengeluarkannya dari hotcell 103.
Pemetaan perlu dilakukan untuk mengetahui
gambaran tingkat kontaminasi di permukaan
hotcell 103. Tujuan dilakukan pemetaan untuk
mengetahui tingkat kontaminasi permukaan di
hotcell 103, agar dapat dilakukan dekontaminasi
menjadi serendah mungkin. Pengambilan cuplikan
uji usap dilakukan pada titik-titik tertentu yang
diperkirakan tingkat kontaminasinya paling tinggi.
TEORI
Fungsi utama dari IRM adalah melakukan
pengujian elemen bakar bekas (pasca irradiasi) yang
mempunyai radioaktivitas tinggi serta
memancarkan radiasi dan . Sumber radiasi utama
di IRM adalah ruangan berperisai radiasi (hotcell).
Menurut desain, sebuah elemen bakar bekas dapat
ditempatkan dalam hotcell 101, 102, atau 103.
Untuk cuplikan elemen bakar dapat ditempatkan
dalam hotcell 104, 105, 107, 108, 110, 111 dan 112
[1]
.
Berdasarkan fungsi dan risiko bahaya
radiasi, maka IRM didesain dalam 4 daerah kerja
atau zona. Hotcell termasuk kedalam zona IV (zona
merah) yaitu zona radiasi dan kontaminasi tinggi.
Klasifikasi daerah kerja untuk pemrosesan bahan
radioaktif berdasarkan tingkat radiasi, kontaminasi
udara maupun kontaminasi permukaan secara
lengkap dapat dilihat pada Tabel 1
[1]
.
Paparan radiasi pada daerah operating area
di depan hotcell (zona II) tidak melebihi 25
Sv/jam. Kondisi lingkungan di dalam hotcell
diupayakan bertekanan negatif dengan tekanan
absolut lebih dari 250 Pa. Untuk laboratorium di
luar hotcell yaitu R-135 mempunyai kemampuan
menangani bahan radioaktif dengan paparan radiasi
maksimum 150 Sv/jam. Paparan radiasi di daerah
kerja yang menyinari personil diupayakan tidak
lebih dari 25 Sv/jam dengan cara memasang
perisai di sekitar sumber radiasi.
Berdasarkan UU Nomor 10 tahun 1997
tentang ketenaganukliran pasal 16, Setiap kegiatan
yang berkaitan dengan pemanfaatan tenaga nuklir
wajib memperhatikan keselamatan, keamanan, dan
ketentraman, kesehatan pekerja dan anggota
masyarakat serta perlindungan terhadap lingkungan
hidup
[2]
.
Tabel 1. Klasifikasi daerah kerja untuk pemrosesan bahan radioaktif
Daerah Kerja
(Zona)
Paparan radiasi
yang diizinkan
Kontaminasi permukaan
yang diizinkan (Bq/cm
2
)
Kontaminasi udara yang
diizinkan (Bq/m
3
)
Daerah tidak aktif
(zona-I)
Bebas radiasi Bebas kontaminasi Bebas kontaminasi
Daerah radiasi
rendah (zona-II)
Laju dosis (D):
0,3 mSv/minggu < D < 1
mSv/minggu.
7,5 Sv/jam < D < 25 Sv/jam
Pemancar-:
Peralatan: 0,37
Pakaian: 0,37
Kulit: 0,18
Pemancar /:
Peralatan: 3,7
Pakaian: 3,7
Kulit: 1,8
< 20 ()
< 200 ()
Daerah radiasi
medium (zona-III)
D 1 mSv/minggu
D 50 mSv/tahun
25 Sv/jam D 3000 Sv/h
0,37 3,7 ()
3,7 37 ()
< 20 ()
< 200 ()
High radiation area
(zona-IV)
D > 50 mSv/tahun
D > 3000 Sv/jam
3,7 ()
37 ()
> 20 ()
> 200 ()

I
PROSIDING SEMINAR
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 26 September 2012


ISSN 1410 8178 R. Budi Santosa, dkk Buku I hal. 248
Keputusan Kepala Bapeten nomor 01/Ka-
BAPETEN/V-1999 tentang ketentuan keselamatan
kerja terhadap radiasi, menetapkan daerah kerja
terdiri atas
[3]
:
1. Daerah Kontaminasi Rendah, yaitu daerah kerja
dengan tingkat kontaminasi yang besarnya <
0,37 Bq/cm
2
(10
-5
Ci/cm
2
) untuk pemancar ,
dan < 3,7 Bq/cm
2
(10
-4
Ci/cm
2
) untuk
pemancar .
2. Daerah Kontaminasi Sedang, yaitu daerah kerja
dengan tingkat kontaminasi radioaktif 0,37
Bq/cm
2
(10
-5
Ci/cm
2
) tetapi < 3,7 Bq/cm
2
(10
-
4
Ci/cm
2
) untuk pemancar , dan 3,7 Bq/cm
2

(10
-4
Ci/cm
2
) tetapi < 37 Bq/cm
2
(10
-3
Ci/cm
2
)
untuk pemancar , sedangkan kontaminasi udara
tidak melebihi sepersepuluh Batas Turunan
Kadar zat radioaktif di udara.
3. Daerah Kontaminasi Tinggi, yaitu daerah kerja
dengan tingkat kontaminasi 3,7 Bq/cm
2
(10
-4

Ci/cm
2
) untuk pemancar , dan 37 Bq/cm
2

(10
-3
Ci/cm
2
) untuk pemancar , sedangkan
kontaminasi udara kadang-kadang lebih besar
dari Batas Turunan Kadar zat radioaktif di udara.
TATA KERJA
Pengukuran kontaminasi permukaan di
dalam hotcell dilakukan secara tidak langsung
dengan uji usap permukaan lantai seluas 100 cm
2
menggunakan kertas filter berdiameter 52 mm,
kemudian dicacah menggunakan pencacah cuplikan
.
Bahan: Filter pencuplik berfungsi untuk mengambil
kontaminan zat-zat radioaktif di permukaan,
berbentuk bulat terbuat dari kertas serat kaca (glass
fiber paper) buatan Schleicher & Schuell
berdiameter 58 mm.
Peralatan : Alat pencuplik kontaminasi permukaan
di dalam hotcell 103 maupun 104 (Gambar 1).

Gambar 1. Alat pencuplik kontaminasi permukaan.
Alat cacah cuplikan (Ludlum model 3030)
yang berfungsi untuk mencacah pemancar
maupun pada kertas filter. Radioaktivitas yang
terdapat pada cuplikan dicacah secara total (gross).
Ludlum model 3030 mempunyai efisiensi
pencacahan : 41,73 % () dan 74,65 % ().
Pemetaan Tingkat Kontaminasi Hotcell 104
Sebelum dilaksanakan pemetaan
kontaminasi hotcell 103 dilakukan pemetaan tingkat
kontaminasi hotcell 104 terlebih dahulu. Pintu
keluar-masuk barang di belakang hotcell 104
dibuka, paparan radiasi diukur sebelum alat
pencuplik kontaminasi permukaan dimasukkan ke
dalamnya. Alat bantu pencuplik dengan
menggunakan tang penjepit, dimasukkan ke dalam
hotcell 104 melaui pintu keluar-masuk barang yang
berada di R-143. Pintu belakang hotcell 104,
kemudian ditutup kembali, lalu alat tersebut oleh
operator diambil menggunakan manipulator dari
depan hotcell 104 (R-140). Permukaan lantai hotcell
104 pada beberapa titik sesuai peta pemantauan
(Gambar 2) diusap oleh Operator manipulator,
memutar seluas 100 cm
2
. Selesai pencuplikan,
buka pintu keluar-masuk barang di belakang hotcell
104, kemudian paparan radiasinya diukur.
Selanjutnya cuplikan kontaminasi permukaan
dikeluarkan dari hotcell 104 melalui pintu keluar-
masuk barang, diambil oleh operator dengan tang
penjepit, lalu dimasukkan ke dalam wadahnya
untuk dibawa ke ruang pencacahan (R-124).
Selanjutnya dilakukan pencacahan menggunakan
pencacah cuplikan . Pencacahan radioaktivitas
maupun pada cuplikan kontaminasi permukaan
dari hotcell 104, dilakukan masing-masing
sebanyak 3 kali. Selanjutnya dihitung aktivitasnya,
kemudian diambil rata-rata dan deviasinya.

Gambar 2. Peta pemantauan kontaminasi hotcell
104
Pemetaan tingkat kontaminasi hotcell 103:
Alat bantu pencuplik dalam wadah tertutup
dengan menggunakan tang penjepit, dimasukkan ke
hotcell 104 melaui pintu keluar-masuk barang yang
berada di R-143. Setelah alat bantu pencuplik
berada di dalam hotcell 104, kemudian dimasukkan
ke dalam konveyor-1 menggunakan manipulator
oleh operator di R-140. Pekerjaan harus dilakukan
dengan hati-hati, untuk menghindari

PROSIDING SEMINAR
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 26 September 2012

R. Budi Santosa, dkk. ISSN 1410 8178 Buku I hal. 249
terkontaminasinya alat bantu pencuplik tersebut dari
kontaminasi yang ada di hotcell 104. Alat bantu
pencuplik tersebut kemudian ditransfer ke dalam
konveyor-2 yang berada di dalam hotcell 103.
Selanjutnya alat tersebut di konveyor-2 diambil
oleh Operator menggunakan manipulator. Alat
bantu pencuplik dikeluarkan oleh Operator dari
wadahnya menggunakan manipulator. Permukaan
lantai hotcell 103 pada beberapa titik sesuai peta
pemantauan (Gambar 3) diusap oleh Operator
manipulator memutar seluas 100 cm
2
. Cuplikan
kontaminasi permukaan tersebut dikeluarkan dari
hotcell 103, melalui jalur yang sama ke hotcell 104
untuk dikeluarkan melalui pintu di belakang hotcell
104 tersebut. Selanjutnya buka pintu keluar-masuk
barang di belakang hotcell 104, kemudian paparan
radiasinya diukur. Cuplikan kontaminasi permukaan
dikeluarkan melalui pintu keluar-masuk barang di
belakang hotcell 104, diambil oleh operator dengan
tang penjepit, masukkan ke dalam wadahnya untuk
dibawa ke ruang analisis (R-124). untuk dilakukan
pencacahan menggunakan pencacah cuplikan .
Pencacahan radioaktivitas maupun pada
cuplikan kontaminasi permukaan dari hotcell 103,
dilakukan masing-masing sebanyak 3 kali.
Selanjutnya dihitung aktivitasnya, kemudian
diambil rata-rata dan deviasinya.

Gambar 3. Peta pemantauan kontaminasi hotcell
103
Langkah berikutnya besarnya aktivitas radioaktif
dan di permukaan dihitung dengan menggunakan
persamaan
[4]
:

(1)
dengan : Ak = Aktivitas zat radioaktif di permukaan
(Bq/cm
2
);
N = laju cacahan (cps);
A = Luas permukaan yang diusap (100 cm
2
);
E = efisiensi alat cacah (%);
P = fraksi yang terambil (10 %).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum dilakukan pengukuran tingkat
kontaminasi hotcell 103, terlebih dahulu dilakukan
pengukuran tingkat kontaminasi hotcell 104.
Pengukuran dilakukan sesuai dengan peta
pemantauan hotcell 104. Pemantauan kontaminasi
pada hotcell 104 dilakukan, agar pengiriman
pencuplik kontaminasi dari hotcell 104 ke dalam
hotcell 103 tidak terkontaminasi, sehingga hasil
pengukuran kontaminasi hotcell 103 lebih akurat.
Pengukuran kontaminasi permukaan dilakukan
dengan cara usap menggunakan alat pengusap yang
telah ditempelkan kertas filter. Alat pencuplik oleh
operator dijepitkan pada tangan manipulator,
kemudian dilakukan pengusapan kontaminan
hotcell. Keluar masuk alat pencuplik dilakukan
melalui pintu keluar-masuk barang di belakang
hotcell 104 (Gambar 4).

Gambar 4. Pintu keluar masuk alat di belakang
hotcell 104
Sebelum alat pencuplik dikeluarkan dari
hotcell 104, terlebih dahulu dilakukan pengukuran
paparan radasi (Gambar 5). Pemantauan
radioaktivitas di permukaan lantai hotcell 104
dilakukan pada Tanggal 23 Februari 2012.
Radoaktivitas di permukaan lantai hotcell 104
sangat rendah, rata-rata hanya sebesar (0,029
0,002) Bq/cm
2
. Sedangkan radioaktivitas di
permukaan lantai hotcell 104 hasilnya dapat dilihat
pada Tabel 2.

Gambar 5. Pengukuran paparan radiasi di depan
ball lock
PROSIDING SEMINAR
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 26 September 2012


ISSN 1410 8178 R. Budi Santosa, dkk Buku I hal. 250
Tabel 2. Hasil pantau Radioaktivitas di permukaan hotcell 104.
Posisi cuplik Cacah (N), cpm Cacah (N), cps E, % Ak, Bq/cm
2
Rerata Ak, Bq/cm
2

1 319 5,32 74,65 0,71
0,71 0,01 dinding kiri 314 5,23 74,65 0,70

318 5,30 74,65 0,71
2 711 11,85 74,65 1,59
1,59 0,01 dinding kanan 709 11,82 74,65 1,58

720 12,00 74,65 1,61
3 625110 10418,50 74,65 1395,04
1390,81 24,58 atas low speed 633165 10552,75 74,65 1413,01
cutting machine 611378 10189,63 74,65 1364,39
4 622683 10378,05 74,65 1389,62
1400,42 14,26 lantai tengah 634764 10579,40 74,65 1416,58
depan 625122 10418,70 74,65 1395,06
5 114532 1908,87 74,65 255,60
240,61 13,26 lantai kanan 105678 1761,30 74,65 235,84
belakang 103240 1720,67 74,65 230,40
Tabel 3. Hasil pantau Radioaktivitas di permukaan hotcell 103
Posisi cuplik Cacah (N), cpm Cacah (N), cps E, % Ak, Bq/cm
2
Rerata Ak, Bq/cm
2

1 276650 4610,83 74,65 617,39
617,97 2,76 lantai kiri, 275826 4597,10 74,65 615,55
belakang 278257 4637,62 74,65 620,98
2 22098 368,30 74,65 49,32
49,38 0,27 lantai tengah, 22259 370,98 74,65 49,67
belakang 22027 367,12 74,65 49,16
3 33473 557,88 74,65 74,70
75,16 0,42 lantai kanan, 33842 564,03 74,65 75,52
belakang 33715 561,92 74,65 75,24
4 41217 686,95 74,65 91,98
92,60 0,56 lantai kiri, 41710 695,17 74,65 93,08
depan 41553 692,55 74,65 92,73
5 78879 1314,65 74,65 176,03
176,14 0,32 lantai kanan, 78812 1313,53 74,65 175,88
depan 79086 1318,10 74,65 176,49

Paparan radiasi tertinggi yang terukur oleh
Teledetektor Ludlum di pintu keluar-masuk barang
dari cuplikan kontaminasi yang akan dikeluarkan
dari hotcell 104, adalah 10 mR/jam atau sama
dengan 100 Sv/jam. Sesuai dengan desain IRM
paparan radiasi maksimum cuplikan yang dapat
dikeluarkan dari hotcell tidak melebihi 150
Sv/jam. Namun demikian selama pengiriman ke
ruang analisis dan pencacahan cuplikan,
mempertimbangkan jarak dan waktu pelaksanannya
dari sumber radiasi tersebut. Kontaminasi
tertinggi pada hotcell 104 terdapat di posisi 4,
diikuti berturut turut di posisi 3 dan 5. Kontaminasi
pada posisi 3, 4 dan 5 melebihi konsentrasi
maksimum yang diizinkan (37 Bq/cm
2
). Oleh
karena itu transfer alat pencuplik dari hotcell 104 ke
hotcell 103 harus memperhatikan posisi tersebut
agar tidak terkontaminasi, terutama di posisi 4.
Masuknya alat pencuplik kontaminasi ke
hotcell 103 dilakukan melalui pintu di belakang

PROSIDING SEMINAR
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 26 September 2012

R. Budi Santosa, dkk. ISSN 1410 8178 Buku I hal. 251
hotcell 104 yang berada di R-143. Operator hotcell
melakukan pengusapan pada beberapa lokasi di
dalam hotcell 103 yang diduga terkontaminasi
sesuai peta pemantauan hotcell 103, menggunakan
manipulator. Cuplikan kontaminasi permukaan
dikeluarkan dari hotcell 103, melalui jalur yang
sama ke pintu di belakang hotcell 104. Alat bantu
pencuplik tersebut kemudian dimasukkan ke dalam
konveyor-2 yang berada di dalam hotcell 103 untuk
ditransfer kembali ke konveyor-1 di dalam hotcell
104. Pemantauan Radioaktivitas di permukaan
lantai hotcell 103 dilakukan pada Tanggal 5 April
2012. Radoaktivitas di permukaan lantai hotcell
103 sangat rendah, rata-rata hanya sebesar (0,020
0,004) Bq/cm
2
. Sedangkan radioaktivitas di
permukaan lantai hotcell 103 hasilnya dapat dilihat
pada Tabel 3.
Paparan radiasi tertinggi yang terukur oleh
Teledetektor Ludlum di pintu ball lock di cuplikan
kontaminasi hotcell 103, adalah 4 mR/jam atau
sama dengan 40 Sv/jam. Sesuai dengan desain
IRM paparan radiasi maksimum cuplikan yang
dapat dikeluarkan dari hotcell tidak melebihi 150
Sv/jam. Namun demikian selama pengiriman ke
ruang analisis dan pencacahan cuplikan,
mempertimbangkan jarak dan waktu pelaksanannya
dari sumber radiasi tersebut. Dari Tabel 3, terlihat
bahwa kontaminasi radioaktif di permukaan lantai
hotcell 103 sangat tinggi. Sebetulnya hal ini masih
wajar, mengingat kontaminasi tersebut berada di
dalam hotcell dan pengerjaan yang dilakukan di
hotcell 103 tersebut adalah pemotongan elemen
bakar bekas. Kontaminasi tertinggi pada hotcell
103 terdapat di posisi 1, diikuti berturut turut di
posisi 5, 4, 3 dan 2. Hasil pengukuran menunjukkan
kontaminasi radioaktif tertinggi berada di posisi 1
(lantai kiri, belakang) sebesar (617,97 2,76)
Bq/cm
2
dan terendah diposisi 2 (lantai tengah,
belakang) sebesar (49,38 0,27) Bq/cm
2
.
Kontaminasi pada seluruh posisi tersebut melebihi
konsentrasi maksimum yang diizinkan (37 Bq/cm
2
).
Mengingat tujuan akhir dari tes usap ini untuk
melakukan perbaikan manipulator yang berada di
hotcell 103 tersebut, maka terlebih dahulu harus
dilakukan dekontaminasi untuk mengurangi
kontaminan radioatif tersebut. Tujuannya agar
apabila pekerja radiasi yang akan melakukan
pekerjaan perbaikan di dalam hotcell 103 bahaya
kontaminasinya dapat diminimalisir, hal ini sesuai
dengan prinsip ALARA (As Low As Reasonably
Achievavble).
KESIMPULAN
Kontaminasi di hotcell 103, sangat
rendah rata-rata hanya sebesar (0,020 0,004)
Bq/cm
2
. Kontaminasi di hotcell 103, yang
tertinggi berada di posisi 1 (lantai kiri, belakang)
sebesar (617,97 2,76) Bq/cm
2
, dan terendah di
posisi 2 (lantai tengah, belakang) sebesar (49,38
0,27) Bq/cm
2
. Dari hasil pemetaan, diketahui bahwa
kontaminasi di hotcell 103, melebihi konsentrasi
maksimum yang diizinkan untuk daerah
kontaminasi tinggi (37 Bq/cm
2
). Hasil pemetaan
tingkat kontaminasi permukaan di hotcell 103
tersebut, dapat dijadikan data awal untuk
menentukan proses dekontaminasi.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kepada rekan-rekan
Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, yang telah
membantu mulai dari persiapan, pelaksanaan
kegiatan serta penyusunan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. TIM LAK-PTBN, Laporan Analisis
Keselamatan Instalasi Radiometalurgi (IRM),
No. Dok. KK20J09002, revisi 6, Tahun 2006.
2. ANONIM, Undang Undang No. 10 tahun
1997 tentang Ketenaganukliran, BAPETEN,
Tahun 1997.
3. ANONIM, BADAN PENGAWAS TENAGA
NUKLIR, Ketentuan Keselamatan Kerja
Terhadap Radiasi, Keputusan Kepala
BAPETEN nomor : 01/Ka-BAPETEN/V-1999,
BAPETEN, Tahun 1999.
4. Bidang Keselamatan - PTBN, Prosedur
Pemantauan Radioaktivitas Permukaan daerah
kerja IRM, No. Dok. KK12D11004, Revisi 0,
PTBN-BATAN, Serpong, Tahun 2008.

TANYA JAWAB
L Kwin P
Bagaimana cara penanganan tingkat kontaminasi
yang tinggi di Hotcell?
Budi Santosa
Operator manipulator melakukan
dekontaminasi sampai tingkat kontaminasinya
di bawah MPC, setelah itu personil dapat
intervensi ke dalam Hotcell
Atok Suhartanto
Apakah tingkat kontaminasi di luar Hotcell juga
tinggi, berapa periode pemantauannya?
Budi Santosai
Dari hasil pemantauan tiap minggu, untuk
lantai di luar Hotcell di bawah MPC

Anda mungkin juga menyukai