Anda di halaman 1dari 2

REPUBLIKA.CO.

ID, Duta Besar Kanada untuk Indonesia, Mackenzie Clugston, mengunjungi


Pondok Pesantren Darunnajah di bilangan Jakarta Selatan, baru-baru ini bertepatan waktunya
saat para santri sedang berpuasa Ramadan. Ia datang bukan untuk mendaftar sebagai santri
guna menuntut ilmu tentang Islam selama Ramadhan tetapi untuk memenuhi undangan dari
sekolah Islam terpadu itu yang disampaikan saat sejumlah santri yang didampingi guru mereka
bertandang ke Kedutaan Besar (Kedubes) Kanada.

Clugston pun turut serta dalam acara berbuka puasa bersama dengan mencicipi hidangan yang
tersedia ketika azan shalat Maghrib berkumandang. Dalam rangkaian kegiatan yang
berlangsung sekitar tiga jam, pihak kedubes membawa film dokumenter tentang kehidupan Islam
di Kanada yang berjudul "New Life in a New Land", untuk ditayangkan. Kemudian acara
dilanjutkan dengan sebuah diskusi antara Dubes Clugston dan para siswa serta guru sekolah.

Clugston memaparkan bahwa kehidupan antarumat beragama di negaranya yang sekuler tentu
berbeda dengan negara yang memiliki agama resmi. "Nilai-nilai toleransi sangat tinggi dan
seharusnya agama tidak pernah menyebabkan gesekan sosial," katanya.

Sebagai gambaran, di Kanada sekularisme dikawinkan dengan multikulturalisme yang ditandai
oleh prinsip pengakuan terhadap kelompok-kelompok minoritas. Karena itu sekularisme tidak
saja ramah terhadap agama, namun lebih dari itu, negara memberikan bantuan terhadap
agama-agama minoritas. "Negara tidak membatasi perkembangan agama apapun, walau
mayoritas penduduk Kanada menganut agama Kristen," katanya.

Dalam perjalanannya, Islam di Kanada merupakan komunitas yang cepat tumbuh dan tergolong
pesat perkembangannya. "Perkembangan Islam di Kanada yang pesat disebabkan oleh
banyaknya imigran ke negara tersebut. Sebagian besar merupakan pendatang dari Bosnia,
Somalia, Pakistan, negara-negara Timur Tengah, dan juga Asia Tenggara," kata Dubes
Clugston ketika menjawab pertanyaan santri tentang bagaimana penyebaran Islam di Kanada.

Hal ini merupakan sesuatu yang menarik, karena dalam film dokumenter yang berdurasi hampir
satu jam itu digambarkan bagaimana permulaan Islam datang ke Kanada hingga
perkembangannya menjadi salah satu agama minoritas yang dihormati. Dalam film itu dituturkan
padang rumput Kanada adalah wilayah penting dalam pengembangan awal komunitas Muslim di
Amerika Utara.

Paham sekularisme yang diterapkan di Kanada ternyata memperkuat nilai-nilai interaksi dan
toleransi antarumat beragama di negara bekas persemakmuran Inggris itu seperti dituturkan
Dubes Clugston. Cerita-cerita menarik pun bermunculan dan yang paling dikenang oleh
keturunan perintis awal adalah pembukaan masjid Al Rashid pada tahun 1938.

Penyelenggaranya adalah wali kota Alberta, yang merupakan keturunan Arab-Kristen. Di
sanalah sebuah pandangan multi keagamaan dimulai, ketika wali kota Edmonton juga turut hadir
dalam acara itu. Peresmian masjid dilakukan oleh Yusuf Ali, seorang sarjana Muslim terkenal
dan penerjemah Al Quran yang paling banyak digunakan dalam bahasa Inggris.

Film itu menunjukkan bagaimana tren imigrasi telah berubah dalam beberapa dekade sebagai
respons atas kebijakan pemerintah dan bagaimana hal itu telah memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan komunitas Muslim di Kanada. Masyarakat Muslim tidak terlihat keberadaannya di
Kanada sampai setelah tahun 1960-an, ketika kebijakan imigrasi mengizinkan lebih banyak
orang Asia, Arab dan Afrika masuk ke negara di Amerika Utara itu.

Berawal dari beberapa keluarga di tahun 1960-an, para imigran membentuk dasar bagi
masyarakat yang berkembang saat ini. Dalam film tersebut sejumlah pendiri komunitas Muslim
yang datang ke Kanada memberi komentar. Mereka sangat aktif dalam pengembangan
komunitas Muslim di Kanada.

Individu dan masyarakat imigran telah beradaptasi untuk bertahan di negara yang sangat
berbeda dari negara asalnya. Sering tidak mudah bagi mereka karena masih ada juga kasus-
kasus seperti rasisme, bias media dan stereotip. "Perbedaan akan selalu diterima berbeda oleh
setiap masyarakat, dan menjadi yang minoritas di antara kelompok mayoritas merupakan hal
yang sulit pada awalnya, namun saling menghargai dan menghormati adalah kuncinya," kata
dubes itu.

"Anda semua dapat mempertahankan warisan budaya anda ketika tinggal di Kanada, karena
semuanya memperkaya budaya kanada yang kompleks." tambahnya. Kemudian, film itu juga
meneliti mengapa Islam adalah agama dengan pertumbuhan tercepat di Kanada dan mengapa
begitu banyak orang menerima Islam sebagai agama baru mereka, dan juga disoroti nilai-nilai
bersama antara masyarakat dan Islam.

Ia menekankan bahwa pemerintah Kanada memandang toleransi sebagai sesuatu yang sangat
penting, "Kita tidak dapat mengubah agama kita, warna kulit, dan lain-lain, tapi kita bisa
menghormati perbedaannya," demikian Dubes Clugston.

Anda mungkin juga menyukai