Anda di halaman 1dari 15

HUKUM

Pengertian Hukum
Hukum adalah suatu sistem yang dibuat manusia untuk membatasi tingkah laku manusia agar
tingkah laku manusia dapat terkontrol , hukum adalah aspek terpenting dalam pelaksanaan atas
rangkaian kekuasaan kelembagaan, Hukum mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian
hukum dalam masyarakat. Oleh karena itu setiap masyarat berhak untuk mendapat pembelaan
didepan hukum sehingga dapat di artikan bahwa hukum adalah peraturan atau ketentuan-
ketentuan tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan
sangsi bagi pelanggarnya.

Tujuan Hukum
Tujuan hukum mempunyai sifat universal seperti ketertiban, ketenteraman, kedamaian,
kesejahteraan dan kebahagiaan dalam tata kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya
hukum maka tiap perkara dapat di selesaikan melaui proses pengadilan dengan prantara hakim
berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku,selain itu Hukum bertujuan untuk menjaga dan
mencegah agar setiap orang tidak dapat menjadi hakim atas dirinya sendiri.
Dalam perkembangan fungsi hukum terdiri dari :

a. Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat
Hukum sebagai norma merupakan petunjuk untuk kehidupan. Manusia dalam masyarakat,
hukum menunjukkan mana yang baik dan mana yang buruk, hukum juga memberi petunjuk,
sehingga segala sesuatunya berjalan tertib dan teratur. Begitu pula hukum dapat memaksa agar
hukum itu ditaati anggota masyarakat.

b. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir dan batin
Hukum mempunyai ciri memerintah dan melarang
Hukum mempunyai sifat memaksa
Hukum mempunyai daya yang mengikat fisik dan Psikologis
Karena hukum mempunyai ciri, sifat dan daya mengikat, maka hukum dapat memberi keadilan
ialah dapat menentukan siapa yang bersalah dan siapa yang benar.

c. Sebagai sarana penggerak pembangunan
Daya mengikat dan memaksa dari hukum dapat digunakan atau di daya gunakan untuk
menggeraakkan pembangunan. Disini hukum dijadikanalat untuk membawa masyarakat kea rah
yang lebih maju.

d. Sebagai fungsi kritis

Sumber-sumber Hukum
Sumber hukum dapat di lihat dari segi :
1. Sumber-sumber hokum Material
Sumber Hukum Materiil adalah tempat dari mana materiil itu diambil. Sumber hukum materiil
ini merupakan faktor yang membantu pembentukan hukum, misalnya hubungan social,
hubungan kekuatan politik, situasi social ekonomis, tradisi (pandangan keagamaan, kesusilaan),
hasil penelitian ilmiah (kriminologi, lalulintas), perkembangan internasional, keadaan geografis,
dll.
2. Sedang Sumber Hukum Formal, merupakan tempat atau sumber dari mana suatu peraturan
memperoleh kekuatan hukum. Hal ini berkaitan dengan bentuk atau cara yang menyebabkan
peraturan hukum itu formal berlaku. Yang diakui umum sebagai sumber hukum formal ialah
UU, perjanjian antar Negara, yurisprudensi dan kebiasaan. Sumber-sumber hukum formal
yaitu :
1. Undang-undang (statute)
2. Kebiasaan (costum)
3. Keputusan-keputusan hakim
4. Traktat (treaty)
5. Pendapat Sarjana hokum (doktrin)



Fungsi Hukum menurut Para Ahli

Terdapat beberapa fungsi hukum menurut para ahli. Rumusan yang diberikan oleh para ahli
tersebut bermacam-macam. Untuk itu mari kita lihat rumusan fungsi hukum menurut para ahli
berikut ini:
Fungsi hukum menurut J.F. Glastra Van Loon, antara lain:
Hukum berfungsi sebagai sarana untuk menertibkan masyarakat dan mengatur pergaulan
hidup masyarakat; Hukum berfungsi sebagai sarana untuk menyelesaikan sengketa atau
pertikaian dalam masyarakat; Hukum berfungsi sebagai sarana untuk memelihara dan menjaga
(mempertahankan) penegakan aturan tertib dengan cara yang memaksa; Hukum berfungsi untuk
memelihara dan mempertahankan hak masyarakat; Hukum berfungsi sebagai sarana untuk
mengubah peraturan agar sesuai dengan kebutuhan; Hukum berfungsi sebagai sarana untuk
memenuhi tuntutan keadilan dan kepastian hukum.
Fungsi hukum menurut Prof.Dr. Soerjono Soekanto, antara lain:
Sebagai alat untuk melaksanakan ketertiban dan ketentraman dalam kehidupan bermasyarakat,
sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial, baik lahir maupun bathin, dan sebagai
sarana untuk menggerakkan pembangunan bagi masyarakat.
Selain fungsi hukum sebagaimana disebutkan diatas, Prof.Dr. Sunaryati Hartono juga membuat
rumusan mengenai fungsi hukum dalam konteks pelaksanaan pembangunan nasional. Menurut
Prof.Dr. Sunaryati Hartono, hukum memiliki fungsi antara lain:
Sebagai sarana untuk memelihara ketertiban dan keamanan dalam masyarakat; sebagai
sarana untuk melaksanakan pembangunan; sebagai sarana untuk menegakkan keadilan; dan
sebagai sarana untuk memberikan pendidikan (mendidik) masyarakat.




Hukum dapat dibagi dalam berbagai bidang, antara lain hukum pidana/hukum publik, hukum
perdata/hukum pribadi, hukum acara, hukum tata negara, hukum administrasi negara/hukum tata
usaha negara, hukum internasional, hukum adat, hukum islam, hukum agraria, hukum bisnis,
dan hukum lingkungan.

Hukum pidana
Hukum pidana termasuk pada ranah hukum publik. Hukum pidana adalah hukum yang mengatur
hubungan antar subjek hukum dalam hal perbuatan - perbuatan yang diharuskan dan dilarang
oleh peraturan perundang - undangan dan berakibat diterapkannya sanksi berupa pemidanaan
dan/atau denda bagi para pelanggarnya.
Dalam hukum pidana dikenal 2 jenis perbuatan yaitu kejahatan dan pelanggaran.
1. Kejahatan ialah perbuatan yang tidak hanya bertentangan dengan peraturan perundang -
undangan tetapi juga bertentangan dengan nilai moral, nilai agama dan rasa keadilan
masyarakat. Pelaku pelanggaran berupa kejahatan mendapatkan sanksi berupa
pemidanaan, contohnya mencuri, membunuh, berzina, memperkosa dan sebagainya.
2. Sedangkan pelanggaran ialah perbuatan yang hanya dilarang oleh peraturan perundangan
namun tidak memberikan efek yang tidak berpengaruh secara langsung kepada orang
lain, seperti tidak menggunakan helm, tidak menggunakan sabuk pengaman dalam
berkendaraan, dan sebagainya.
Di Indonesia, hukum pidana diatur secara umum dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP), yang merupakan peninggalan dari zaman penjajahan Belanda, sebelumnya
bernamaWetboek van Straafrecht (WvS). KUHP merupakan lex generalis bagi pengaturan
hukum pidana di Indonesia dimana asas-asas umum termuat dan menjadi dasar bagi semua
ketentuan pidana yang diatur di luar KUHP (lex specialis)
Hukum perdata
Salah satu bidang hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara individu-individu dalam
masyarakat dengan saluran tertentu. Hukum perdata disebut juga hukum privat atau hukum sipil.
Salah satu contoh hukum perdata dalam masyarakat adalah jual beli rumah atau kendaraan .
Hukum perdata dapat digolongkan antara lain menjadi:
1. Hukum keluarga
2. Hukum harta kekayaan
3. Hukum benda
4. Hukum Perikatan
5. Hukum Waris

Hukum acara
Untuk tegaknya hukum materiil diperlukan hukum acara atau sering juga disebut hukum formil.
Hukum acara merupakan ketentuan yang mengatur bagaimana cara dan siapa yang berwenang
menegakkan hukum materiil dalam hal terjadi pelanggaran terhadap hukum materiil. Tanpa
hukum acara yang jelas dan memadai, maka pihak yang berwenang menegakkan hukum materiil
akan mengalami kesulitan menegakkan hukum materiil. Untuk menegakkan ketentuan hukum
materiil pidana diperlukan hukum acara pidana, untuk hukum materiil perdata, maka ada hukum
acara perdata. Sedangkan, untuk hukum materiil tata usaha negara, diperlukan hukum acara tata
usaha negara. Hukum acara pidana harus dikuasai terutama oleh para polisi, jaksa, advokat,
hakim, dan petugas Lembaga Pemasyarakatan.
Hukum acara pidana yang harus dikuasai oleh polisi terutama hukum acara pidana yang
mengatur soal penyelidikan dan penyidikan, oleh karena tugas pokok polisi menrut hukum acara
pidana (KUHAP) adalah terutama melaksanakan tugas penyelidikan dan penyidikan. Yang
menjadi tugas jaksa adalah penuntutan dan pelaksanaan putusan hakim pidana. Oleh karena itu,
jaksa wajib menguasai terutama hukum acara yang terkait dengan tugasnya tersebut. Sedangkan
yang harus menguasai hukum acara perdata. termasuk hukum acara tata usaha negara terutama
adalah advokat dan hakim. Hal ini disebabkan di dalam hukum acara perdata dan juga hukum
acara tata usaha negara, baik polisi maupun jaksa (penuntut umum) tidak diberi peran seperti
halnya dalam hukum acara pidana. Advokatlah yang mewakili seseorang untuk memajukan
gugatan, baik gugatan perdata maupun gugatan tata usaha negara, terhadap suatu pihak yang
dipandang merugikan kliennya. Gugatan itu akan diperiksa dan diputus oleh hakim. Pihak yang
digugat dapat pula menunjuk seorang advokat mewakilinya untuk menangkis gugatan tersebut.
Tegaknya supremasi hukum itu sangat tergantung pada kejujuran para penegak hukum itu sendiri
yang dalam menegakkan hukum diharapkan benar-benar dapat menjunjung tinggi kebenaran,
keadilan, dan kejujuran. Para penegak hukum itu adalah hakim, jaksa, polisi, advokat, dan
petugas Lembaga Pemasyarakatan. Jika kelima pilar penegak hukum ini benar-benar
menegakkan hukum itu dengan menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah disebutkan di atas, maka
masyarakat akan menaruh respek yang tinggi terhadap para penegak hukum. Dengan semakin
tingginya respek itu, maka masyarakat akan terpacu untuk menaati hukum.
Ada berbagai jenis sistem hukum yang berbeda yang dianut oleh negara-negara di dunia pada
saat ini, antara lain sistem hukum Eropa Kontinental, common law system, sistem hukum Anglo-
Saxon, sistem hukum adat, sistem hukum agama.

Sistem hukum Eropa Kontinental
Sistem hukum Eropa Kontinental adalah suatu sistem hukum dengan ciri-ciri adanya berbagai
ketentuan-ketentuan hukum dikodifikasi (dihimpun) secara sistematis yang akan ditafsirkan lebih
lanjut oleh hakim dalam penerapannya. Hampir 60% dari populasi dunia tinggal di negara yang
menganut sistem hukum ini.
Common law system adalah SUATU sistem hukum yang digunakan di Inggris yang mana di
dalamnya menganut aliran frele recht lehre yaitu dimana hukum tidak dibatasi oleh undang-
undang tetapi hakim diberikan kebebasan untuk melaksanakan undang-undang atau
mengabaikannya.

Sistem hukum Anglo-Saxon
Sistem Anglo-Saxon adalah suatu sistem hukum yang didasarkan pada yurisprudensi, yaitu
keputusan-keputusan hakim terdahulu yang kemudian menjadi dasar putusan hakim-hakim
selanjutnya. Sistem hukum ini diterapkan di Irlandia, Inggris, Australia, Selandia Baru, Afrika
Selatan, Kanada (kecuali Provinsi Quebec) dan Amerika Serikat (walaupun negara bagian
Louisiana mempergunakan sistem hukum ini bersamaan dengan sistem hukum Eropa
Kontinental Napoleon). Selain negara-negara tersebut, beberapa negara lain juga menerapkan
sistem hukum Anglo-Saxon campuran, misalnya Pakistan, India dan Nigeria yang menerapkan
sebagian besar sistem hukum Anglo-Saxon, namun juga memberlakukan hukum adat dan hukum
agama.
Sistem hukum anglo saxon, sebenarnya penerapannya lebih mudah terutama pada masyarakat
pada negara-negara berkembang karena sesuai dengan perkembangan zaman.Pendapat para ahli
dan prakitisi hukum lebih menonjol digunakan oleh hakim, dalam memutus perkara.

Sistem hukum adat/kebiasaan
Hukum Adat adalah seperangkat norma dan aturan adat/kebiasaan yang berlaku di suatu wilayah.
misalnya di perkampungan pedesaan terpencil yang masih mengikuti hukum adat. dan memiliki
sanksi sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di wilayah tertentu.

Sistem hukum agama
Sistem hukum agama adalah sistem hukum yang berdasarkan ketentuan agama tertentu. Sistem
hukum agama biasanya terdapat dalam Kitab Suci.

Peran Hukum dalam masyarakat
Montesquieu berpendapat bahwa hukum merupakan produk dari berbagai factor seperti
misalnya: tata cara local, adat, lingkungan pisik: hukum yang baik, dia jaga, menyesuaikannya
kepada masyarakat. Melihat dari pernyataan yang demikian itu, maka hukum itu bersifat dinamis
mengikuti perkembangan peradaban manusia yang selalu berdialektika dalam kehidupan sosial,
ekonomi, hukum, politik. Lain hal nya berdasarkan pendapa Jhering, yang meletakkan
penekanan lebih besar pada fungsi hukum sebagai instrument untuk melayani kebutuhan
masyarakat. Dalam masyarakat, ada konflik yang tak terhindarkan antara kepentingan social dan
pribadi. Untuk mendamaikan konflik ini Negara menerapkan metode penghargaan, dengan
memungkinkan keinginan ekonomi terpuaskan, dan juga metode paksaan. Mungkin akan ada
paksaan yang tak terorganisasi, seperti pada kasus kaidah-kaidah sosial atau etika., tetapi hukum
mengkhususkan pada bentuk paksaan yang terorganisasi oleh Negara. Titik tekan dari dari
pendapat jhering ialah bahwa hukum itu di ciptakan untuk mendamaikan kehidupan sosial
masyarakat meliputi seluruh aspek, tidak terkecuali dalam aspek ekonomi. Ia menyatakan bahwa
dalam dinamika kehidupan masyarakat terdapat conflict of interest dari masing-masing indivudu
maupun golongan sosial yang ada. Keberhasilan proses legal diukur dengan tingkat mendapatkan
keseimbangan yang sesuai antara persaingan kepentingan social dan pribadi. Sedangkan weber
menilai bahwa Dia melihat hukum sebagai tahapan penyampaian berkisar dari wahyuperundang-
undangan yang kharismatic melalui sesuatu yang dia sebut nabi hukum ke penjabaran hukum
yang sistematis dan pengaturan peradilan yang professional oleh orang yang telah menerima
latihan perundang-undangan mereka dalam sikap logis yang resmi. Pemikirannya dapat lah
disimpulkan bahwa hukum itu ialah sesuatu yang dibuat oleh penguasa yang bersifat resmi dan
profesional. Weber menekankan kontribusi para professional dalam perundangan. Dengan
demikian, contohnya, dia melihat para pengacara inggris dengan kepentingan pribadi dalam
mempertahankan fotur formalitas yang kolot sebagai halangan utama dalam rasionalisasi.


Hukum Sebagai Sosial Kontrol, dimana setiap kelompok masyarakat selalu ada problem sebagai
akibat adanya perbedaan antara yang ideal dan yang aktual, antara yang standard dan yang
parktis. Penyimpangan nilai-nilai yang ideal dalam masyarakat dapat dicontohkan : pencurian,
perzinahan hutang, membunuh dan lain-lain. Semua contoh ini adalah bentuk prilaku yang
menyimpang yang menimbulkan persoalan didalam masyarakat, baik pada masyarakat yang
sederhana maupun pada masyarakat yang modern. Dalam situasi yang demikian itu, kelompok
itu berhadapan dengan problem untuk menjamin ketertiban bila kelompok itu menginginkan,
mempertahankan eksistensinya.
Keadaan Hukum Pidana
Saat ini tidak mudah untuk memaparkan kondisi hukum di Indonesia tanpa adanya keprihatinan
yang mendalam mendengar ratapan masyarakat yang terluka oleh hukum, dan kemarahan
masyarakat pada mereka yang memanfaatkan hukum untuk mencapai tujuan mereka tanpa
menggunakan hati nurani. Dunia hukum di Indonesia tengah mendapat sorotan yang amat tajam
dari seluruh lapisan masyarakat, baik dari dalam negri maupun luar negri. Dari sekian banyak
bidang hukum, dapat dikatakan bahwa hukum pidana menempati peringkat pertama yang bukan
saja mendapat sorotan tetapi juga celaan yang luar biasa dibandingkan dengan bidang hukum
lainnya. Bidang hukum pidana merupakan bidang hukum yang paling mudah untuk dijadikan
indikator apakah reformasi hukum yang dijalankan di Indonesia sudah berjalan dengan baik atau
belum. Hukum pidana bukan hanya berbicara tentang putusan pengadilan atas penanganan
perkara pidana, tetapi juga meliputi semua proses dan sistem peradilan pidana. Proses peradilan
berawal dari penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian dan berpuncak pada penjatuhan
pidana dan selanjutnya diakhiri dengan pelaksanaan hukuman itu sendiri oleh lembaga
pemasyarakatan. Semua proses pidana itulah yang saat ini banyak mendapat sorotan dari
masyarakat karena kinerjanya, atau perilaku aparatnya yang jauh dari kebaikan. Di awal tahun
2010 ini, kita dapat mengatakan semua institusi penegak hukum dalam proses pidana mendapat
sorotan yang tajam.
Dari kepolisian kita akan mendengar banyaknya kasus penganiayaan dan pemerasan terhadap
seorang tersangka yang dilakukan oknum polisi pada saat proses penyidikan. Terakhir perihal
kriminalisasi terhadap pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Institusi kejaksaan juga tidak
luput dari cercaaan, dengan tidak bisa membuktikannya kesalahan seorang terdakwa di
pengadilan, bahkan terakhir muncul satu kasus dimana jaksa gagal melaksanakan tugasnya
sebagai penegak hukum yang baik setelah surat dakwaannya dinyatakan tidak dapat diterima.
Adanya surat dakwaan yang tidak dapat diterima oleh majelis hakim, menunjukkan bahwa jaksa
tersebut telah menjalankan tugasnya dengan dengan tidak profesioanl dan bertanggung jawab.
Ironisnya tidak diterimanya surat dakwaan tersebut disebabkan karena hampir sebagian besar
tanda tangan di berita acara pemeriksaan (BAP) merupakan tanda tangan palsu. Akhirnya proses
pidana sampai di tangan hakim (pengadilan) untuk diputus apakah terdakwa bersalah atau tidak.
Hakim sebagai orang yang dianggap sebagai ujung tombak untuk mewujudkan adanya keadilan,
ternyata tidak luput juga dari cercaan masyarakat. Banyaknya putusan yang dianggap tidak adil
oleh masyarakat telah menyebabkan adanya berbagai aksi yang merujuk pada kekecewaan pada
hukum. Banyaknya kekecewaan terhadap pengadilan (hakim) ini terkait dengan merebaknya isu
mafia peradilan yang terjadi di tubuh lembaga berlambang pengayoman tersebut. Institusi yang
seharusnya mengayomi hukum ini sempat menyeret nama pimppinan tertingginya sebagai salah
satu mafia peradilan. Meskipun kebenarannya sampai saat ini belum terbukti, namun kasus ini
menunjukkan bahwa pengadilan masuk sebagai lembaga yang tidak dipercaya oleh masyarakat.
Jika kita sudah tidak percaya lagi pada pengadilan, pada institusi mana lagi kita akan meminta
keadilan di negri ini?
Dalam hukum pidana, sanksi hukum disebut hukuman. Menurut R. Soesilo, hukuman adalah:
Suatu perasaan tidak enak (sengsara) yang dijatuhkan oleh hakim dengan vonis kepada orang
yang telah melanggar undang-undang hukum pidana
Hukuman sendiri diatur dalam pasal 10 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP),
yaitu:
1. Hukuman pokok, yang terbagi menjadi:
a) hukuman mati
b) hukuman penjara
c) hukuman kurungan
d) hukuman denda
2. Hukuman-hukuman tambahan, yang terbagi menjadi:
a) pencabutan beberapa hak yang tertentu
b) perampasan barang yang tertentu
c) pengumuman keputusan hakim
Contoh kasus hukum pidana penipuan
Kasus penipuan sudah sering terjadi. Ini merupakan salah satu contoh kasus hukum pidana.
Kasus penipuan ini biasanya dilakukan dengan modus meminta uang di depan sebelum barang
atau jasa diberikan kepada seseorang. Pada akhirnya, uang telah diserahkan namun barang atau
jasa tidak dilaksanakan oleh pihak penerima uang.
Kasus penipuan ini dapat dijerat dengan pasal 378 KUHP :
Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat,
ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu
kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang diancam karena
penipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun

Contoh kasus hukum pidana pornografi
Dewasa sering kita menemukan adanya situs yang berisi konten porno di internet sehingga dapat
diakses dengan mudah oleh khalayak umum. Penyebaran konten yang berisi pornografi juga
merupakan hal yang ilegal dan termasuk dalam contoh kasus hukum pidana yang dapat dijerat
dengan pasal 282 KUHP, yang berbunyi sebagai berikut:
Barang siapa menyiarkan, mempertunjukkan atau menempelkan di muka umum tulisan,
gambaran atau benda yang telah diketahui isinya melanggar kesusilaan, atau barang siapa
dengan maksud untuk disiarkan, dipertunjukkan atau ditempelkan di muka umum, membikin
tulisan, gambaran atau benda tersebut, memasukkannya ke dalam negeri, meneruskannya,
mengeluarkannya dari negeri, atau memiliki persediaan, ataupun barang siapa secara terang-
terangan atau dengan mengedarkan surat tanpa diminta, menawarkannya atau menunjukkannya
sebagai bisa diperoleh, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun

Contoh kasus hukum pidana pencemaran nama baik
Pencemaran nama baik merupakan salah satu contoh kasus hukum pidanayang juga sudah sangat
sering terjadi. Salah satu contoh kasus pencemaran nama baik yang menyita perhatian orang
banyak adalah kasus hukum Prita Mulyasari yang menyebarkan email yang berisi cerita
mengenai sesuatu yang tidak benar kepada orang lain.
Kasus pencemaran nama baik ini dapat dijerat dengan pasal 311 ayat (1) KUHP :

Jika yang melakukan kejahatan pencemaran atau pencemaran tertulis dibolehkan untuk
membuktikan apa yang dituduhkan itu benar, tidak membuktikannya, dan tuduhan dilakukan
bertentangan dengan apa yang diketahui, maka dia diancam melakukan fitnah dengan pidana
penjara paling lama empat tahun

KEADAAN HUKUM PERDATA DI INDONESIA

Hukum Perdata dalam arti yang luas meliputi semua hukum privat materillyaitu segala
hukum pokok yang mengatur kepetingan-kepentingan perseorangan
Perkataan Hukum Perdata adakalanya dipakai dalam arti yang sempit,sebagai lawanHukum
Dagangseperti dalam pasal 102 undang-undang dasar sementara ,yang menitahkan pembukuan
(kodifikasi) hukum di negara kita ini terhadap Hukum Perdata dan Hukum Dagang,Hukum
Pidana Sipil maaupun Hukum Pidana Militer,Hukum acara perdata dan Hukum acara pidana dan
susunan serta kekuasaan pengadilan.

Contoh Hukum Perdata - Hukum Perdata adalah ketentuan yang mengatur hak-hak dan
kepentingan antara individu-individu dalam masyarakat. Hukum perdata juga disebut sebagai
hukum privat atau hukum sipil dan dapat digolongkan menjadi beberapa bagian, seperti misalnya
hukum keluarga, hukum harta kekayaan, hukum benda, hukum perikatan dan hukum waris.

Hukum perdata yang ada di Indonesia adalah hukum perdata yang berlaku bagi seluruh Wilayah
di Indonesia. Hukum perdata yang berlaku di Indonesia tersebut adalah hukum perdata yang
berasal dari hukum perdata barat, yaitu Belanda yang pada awalnya berinduk pada Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata yang aslinya berbahasa Belanda yang dikenal dengan istilah
Burgerlijk Wetboek dan biasa disingkat dengan B.W

Contoh Hukum Perdata

Karena sebagai inti dari tulisan ini adalah tentang contoh hukum perdata, maka tulisan ini akan
difokuskan kepada contoh hukum perdata itu sendiri, dimana contohnya bisa Anda simak seperti
yang akan dipaparkan secara lengkap pada tulisan dibawah ini:

Contoh Hukum Perdata Warisan
Seorang ayah yang ingin mewariskan harta bendanya ketika kelak ia meninggal tentunya akan
menuliskan sebuah surat wasiat. Namun ketika seorang ayah tersebut telah meninggal, dimana
kemudian terjadi selisih paham antara anak-anaknya dan berujung kepada pelaporan salah
seorang anak kepada pihak yang berwenang tentang perselisihan yang terjadi, maka kasus
tersebut juga termasuk salah satu contoh kasus hukum perdata.

Contoh Hukum Perdata Perceraian
Bila terjadi suatu masalah didalam suatu rumah tangga yang tidak menemukan solusi atau jalan
keluar, maka sebagai jalan keluar alternatif yang diambil adalah perceraian. Suatu perceraian
tersebut mungkin menjadi jalan satu-satunya yang dapat ditempuh untuk mengakhiri
permasalahan yang terjadi didalam rumah tangga tersebut. Kasus perceraian ini merupakan salah
satu contoh yang masuk dalam kategori hukum perdata.

Contoh Kasus Perdata Pencemaran Nama Baik
Seorang artis merasa terhina atas pemberitaan sebuah media massa. Gosip tersebut telah
digosipkan oleh media menjadi seorang pengedar dan pemakai psikotropika. Karena tidak terima
dengan pemberitaan tersebut, maka sang artis melaporkan media massa tersebut ke polisi atas
tuduhan telah melakukan pencemaran nama baik dan perbuatan tidak menyenangkan. Kasus
antara artis dan media massa tersebut juga termasuk menjadi salah satu contoh kasus hukum
perdata.

Demikianlah beberapa contoh hukum perdata yang bisa dipublikasikan kepada Anda melalui
postingan ini. Semoga informasi ini kiranya bermanfaat, khususnya bagi Anda yang sudah
menyempatkan waktu untuk membacanya.
Sanksi Hukum Perdata
Dalam hukum perdata, bentuk sanksi hukuman dapat berupa:
1. Kewajiban untuk memenuhi prestasi
2. Hilangnya suatu keadaan hukum, yang diikuti dengan terciptanya suatu keadaan hukum yang
baru.
Dalam hukum perdata putusan yang dijatuhkan oleh hakim dapat berupa :

1. Putusan Declaratoir, yaitu putu menciptakan suatu keadaan yang sah menurut hukum.
Putusan ini semata-mata hanya bersifat menerangkan dan menegaskan suatu keadaan hukum.
Contohnya putusan yang mengatakan bahwa penggugat sebagai pemilik yang sah atas tanah
sengketa.

2. Putusan Condemnatoir, yaitu putusan yang bersifat menghukum pihak yang disalahkan
untuk membayar kerugian, dan pihak yang kalah dihukum biaya perkara.

3. Putusan Constitutif, yaitu putusan yang menghilangkan suatu keadaan hukum dan
menciptakan keadaan hukum baru. Contohnya putusan yang memutuskan suatu ikatan
perkawinan.

KESIMPULAN
Hukum adalah suatu sistem yang dibuat manusia untuk membatasi tingkah laku manusia agar
tingkah laku manusia dapat terkontrol , hukum adalah aspek terpenting dalam pelaksanaan atas
rangkaian kekuasaan kelembagaan, Hukum mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian
hukum dalam masyarakat. Oleh karena itu setiap masyarat berhak untuk mendapat pembelaan
didepan hukum sehingga dapat di artikan bahwa hukum adalah peraturan atau ketentuan-
ketentuan tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan
sangsi bagi pelanggarnya.

Tujuan hukum mempunyai sifat universal seperti ketertiban, ketenteraman, kedamaian,
kesejahteraan dan kebahagiaan dalam tata kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya
hukum maka tiap perkara dapat di selesaikan melaui proses pengadilan dengan prantara hakim
berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku,selain itu Hukum bertujuan untuk menjaga dan
mencegah agar setiap orang tidak dapat menjadi hakim atas dirinya sendiri.
Hukum dapat dibagi dalam berbagai bidang, antara lain hukum pidana/hukum publik, hukum
perdata/hukum pribadi, hukum acara, hukum tata negara, hukum administrasi negara/hukum tata
usaha negara, hukum internasional, hukum adat, hukum islam, hukum agraria, hukum bisnis,
dan hukum lingkungan.

Tugas Makalah Pengantar Ilmu Hukum



















Hervani Arif Corniatin
113112351650114

Anda mungkin juga menyukai