Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan
komposisi kimia darah (lingkungan dalma tubuh) dengan mengeksreksikan zat
terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal dicapai dengan filtrasi plasma
darah melalui glomerulus diiukuti dengn reabsorpsi sejumlah zat terlarut dan air
dalam jumlah yang sesuai di sepanjang tubulus ginjal. Kelebihan zat terlarut dan
air diekskresikan keluar tubuh dalma urine melalui sistem pengumpul urine.
1
Glomerulus yang teridiri dari endotel berfenstrase, membran basalis, dan
celah membran di antara podosit, yang memiliki fungsi permeabilitas untuk
seluruh komponen darah. molekul yang berdiameter lebih bersar daripada pori-
pori tidak dapat melewati penyaring sama sekali. Molekul yang berdiameter lebih
kecil dapat melewatinya. Pada glomerulonefritis keutuhan penyaringan
glomerulus rusak, dan protein plasma serta eritrosit dapat masuk ke rongga
kapsular. Hal ini menyebabkan proteinuria dan hematuria.
2

Kehilangan protein di ginjal menyebabkna hipoproteinemia. Hal ini terjadi
sebagian besar karena kehilangan albumin yang kemudian menyebabkan terjadi
penurunan tekanan onkotik. Penurunan tekanan onkotik di dalam vaskular akan
menyebabkan penarikan cairan dari kapiler ke interstisial. Sehingga akan timbul
edema. Dampak dari hilangnya cairan di kapiler akan menimbulkan pengaktivan
sistem renin angiotensin yang kemudian dapat menimbulkan peningkatan tekanan
darah.
2
Pasien yang datang dengan hipertensi, hematuria, proteinuria non massive,
dan edema bisanya menderita sindroma nefritik.
3

Pasien sindroma nefritik bisa berkembang menjadi pasien gagal ginjal.
Sehingga diperlukan terapi yang tepat dengan diawali oleh diagnosis yang cepat
dan tepat.




1. Price, Sylvia Anderson & Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC
2. Stefan Silbernagl dan Florian Lang. Teks dan atlas berwarna patofisiologi.
Jakarta : EGC. 2007
3. From Current diagnosis & treatment Nephrology & Hypertension
Chapter 23. nephrotic syndrome vs nephritic

Anda mungkin juga menyukai