Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses
Oksidasi Asam Nitrat
I - 1 BAB I PENDAHULUAN
I.1. SEJARAH PENEMUAN PROSES Pada tahun 1776 asam oksalat berhasil disintesa untuk pertama kalinya oleh Scheele dengan cara mengoksidasi gula dengan asam nitrat. Pada tahun 1784 telah dibuktikan bahwa asam oksalat merupakan asam dari garam yang berasal dari jenis tanaman sorrel.
Pada tahun 1829, menurut Gay Lussac asam oksalat dapat diproduksi dengan cara meleburkan serbuk gergaji dalam larutan alkali. Pada tahun 1856, Dale memproduksi asam oksalat dari serbuk gergaji. Pada tahun 1973 di Perancis, Rhone - Poulenc memproduksi asam oksalat dengan cara mengoksidasi propylene dengan asam nitrat. ( Kirk R.E, Othmer D.F., Encyclopedia of Chemical Technology, 3 rd, Vol.16 , Mei Ya Publications, Inc. , Taipei , pp. 625, 1945 ). I.1.2 Sejarah Asam Oksalat sebagai Produk Utama Pada tahun 1829, menurut Gay Lussac asam oksalat dapat diproduksi dengan cara meleburkan serbuk gergaji dalam larutan alkali. Pada tahun 1856, Dale memproduksi asam oksalat dari serbuk gergaji, dan proses ini berkembang dengan bahan baku lain seperti : sabut kelapa sawit, sekam padi, tongkol jagung, 1 1
BAB I Pendahuluan Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 2 baggase, kenaf, alang-alang dan bahan lain yang mengandung kadar selullosa. Dan pada tahun 1973 di Perancis, Rhone - Poulenc memproduksi asam oksalat dengan cara mengoksidasi propylene dengan asam nitrat. Di Amerika, asam oksalat diproduksi dari pati jagung dan masih sedikit pabrik yang memproduksi asam oksalat dari ethylene glikol dengan memanfaatkan proses oksidasi asam nitrat yang menggunakan katalis besi dan vanadium atau asam sulfat. Asam oksalat juga diproduksi dengan cara mensintesa asam formiat, tetapi proses ini jarang digunakan. Pada tahun 1975 Pfizer berhenti memproduksi asam oksalat sebagai produk samping dari produksi asam sitrat yang menggunakan proses fermentasi dari molases.
Jepang juga mengembangkan teknologi lain dalam pembuatan asam oksalat dengan cara mengoksidasi ethylene glikol yang dilakukan oleh dua perusahaan besar yaitu Mitsubishi Gas Chemical Co. dan Ube Industries,Ltd. ( Kirk R.E, Othmer D.F., Encyclopedia of Chemical Technology, 3 rd, Vol.16 , Mei Ya Publications, Inc. , Taipei , pp. .621-625, 1945)
BAB I Pendahuluan Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 3 I.1.3 Alasan Pendirian Pabrik Ketela pohon genderuwo merupakan tanaman yang dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan unsur hara yang cukup. Indonesia, terutama pulau jawa dan sumatera merupakan daerah yang sangat cocok untuk pertumbuhan ketela pohon. Meskipun tanaman ini mengandung karbohidrat tinggi (25%), tanaman ini memiliki racun berupa sianida yang berbahaya jika dikonsumsi. Oleh karena itu tanaman ini jarang sekali dimanfaatkan dan hampir tidak bernilai ekonomi. Di Indonesia, terdapat lahan pertanian ketela yang sangat besar dan diantaranya berupa ketela genderuwo. Jumlah tiap daerah dapat dilihat pada table berikut: propinsi area (ha) Produksi (tons/year) Sumatera utara 23.000 575.000 Sumatera selatan 37.000 925.000 Sumatera Barat 19.500 487.000 Lampung 47.000 1.175.000 Jawa Tengah 29.000 750.000 Jawa Barat 42.000 1.050.000
BAB I Pendahuluan Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 4 Jawa Timur 33.000 825.000 Yogyakarta 9.500 237.000 Nusa Tenggara Timur 25.000 625.000 Sulawesi selatan 38.000 950.000 Sulawesi Utara 33.000 630.000 Kalimantan Timur 18.000 396.000 Total 354.000 396.001 sumber: Sumaryono Deputy Chairman of BPPT for Agroindustry dan Biotechnology.2007) Dari table diatas, kami menetapkan lokasi pabrik kami di daerah lampung. pertimbangan kami memilioh daerah lampung diantaranya: Produksi rata-rata ketela mencapai yaitu 1.175.000 ton/tahun dengan wilayah perkebunan ketela 47.000 ha Jumlah tenaga kerja yang relatif banyak dengan upah minimum regional yang tidak terlalu tinggi Tersedianya bahan penunjang (listrik dan air) Sarana transportasi yang memadai Tersedianya lahan yang belum dimanfaatkan
BAB I Pendahuluan Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 5 I.1.4 Kapasitas Produksi Kapasitas produksi merupakan jumlah produk yang dihasilkan dalam waktu satu tahun. Di Indonesia kebutuhan asam okslat dipenuhi dengan cara mengimport dari negara-negara lain, misalnya Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Hongkong, Taiwan, China, Australia dan Italia. Berikut data import asam oksalat : Tabel I.1.1. Data Import Asam Oksalat di Indonesia TAHUN KEBUTUHAN ( TON / TAHUN ) 2004 1.573,58 2005 2.579,51 2006 1.770,96 2007 1.655,43 2008 1.212,75 Data BPS ( Balai Pusat Statistik : Import ) Sedangkan eksport yang dilakukan Indonesia untuk komoditi asam oksalat ini adalah :
BAB I Pendahuluan Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 6 Tabel I.1.2. Data Ekspor Asam Oksalat di Indonesia TAHUN KEBUTUHAN ( TON / TAHUN ) 2004 - 2005 - 2006 - 2007 - 2008 - Data BPS ( Balai Pusat Statistik : Eksport ) Konsumsi yang dihasilkan di Indonesia untuk komoditi asam oksalat ini adalah : Tabel I.1.3. Data Konsumsi Asam Oksalat di Indonesia TAHUN KEBUTUHAN ( TON / TAHUN ) Pertumbuhan 2004 1.573,58 - 2005 2.579,51 0,389969 2006 1.770,96 -0,45656 2007 1.655,43 -0,06979 2008 1.212,75 -0,36502 Rata-rata -0,12535 Data BPS ( Balai Pusat Statistik : Import )
BAB I Pendahuluan Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 7 Data kebutuhan asam oksalat dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui pertumbuhan kebutuhan asam oksalat setiap tahun. Pertumbuhan kebutuhan asam oksalat diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut: F = P (1+i) n dimana: F = impor saat pabrik didirikan (tahun) P = impor sekarang (tahun) i = pertumbuhan rata-rata n = selisih tahun
Pabrik akan didirikan pada tahun 2015, oleh karena itu diperlukan data impor pada tahun 2015. Dengan rumus diatas, sehingga dapat ditemukan: F = 1.212,75 (1 0,1253) 4 = 709,91 ton/tahun Kapasitas = (ekspor-impor) + (konsumsi dalam negeri kapasitas pabrik lama) Untuk saat ini di Indonesia belum ada pabrik asam oksalat dan belum melakukan ekspor asam oksalat, sehingga: ekspor = kapasitas pabrik lama = 0 untuk saat ini semua kebutuhan asam oksalat dipenuhi dengan cara impor sehingga: impor = konsumsi dalam negeri = 709,91 ton/tahun
BAB I Pendahuluan Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 8 dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku dan kebutuhan pabrik, maka ditetapkan kapasitas produksi asam oksalat sebesar 600 ton/tahun (85% dari kebutuhan dalam negeri)
I.2. TEORI DAN LATAR BELAKANG PERENCANAAN I.2.1. Teori Asam Oksalat, ethanedioic acid merupakan salah satu anggota dari golongan asam dikarboksilat yang mempunyai rumus molekul C 2 H 2 O 4 , tidak berbau, higroskopis, berwarna putih dan mempunyai berat molekul 90,04 gr/mol. Secara komersial asam oksalat dikenal dalam bentuk padatan dihydrat yang mempunyai rumus molekul C 2 H 2 O 4 .2H 2 O dan berat molekulnya 126,07 gr/mol. Kegunaan asam oksalat sangat banyak antara lain menghilangkan cat atau pernis pada kayu, pemucatan jerami dalam industri pulp dan memucatkan kulit dalam industri penyamakan kulit. ( Kirk R.E, Othmer D.F., Encyclopedia of Chemical Technology, 3 rd, Vol.16 , Mei Ya Publications, Inc. , Taipei , pp. 618, 1945 ). Proses pembuatan asam oksalat dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Jenis proses yang digunakan di dalam industri antara lain adalah:
BAB I Pendahuluan Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 9 1. Peleburan selulosa dengan alkali, dimana selulosa yang terdapat dalam bahan baku berserat dilebur dengan NaOH dengan perbandingan 1: 3 pada suhu 200 o C. Asam oksalat yang dihasilkan mempunyai kemurnian 99%. Yield pada proses peleburan selulosa dengan alkali adalah 42% .
( Donald F .Othmer, Carl, H..Gamer, and Joseph. J. Jacobs,.Jr, Oxalic Acid from Sawdust , IEC , vol 34, p. 262, 1942 ) 2. Sintesis sodium formiat menjadi asam oksalat, cara yang dilakukan adalah dengan menaikkan suhu sodium formiat sampai 400 o C di dalam reaktor. Yield asam oksalat yang diperoleh adalah 80-90%. Kemurnian asam oksalat adalah 97-98%. (Faith, W.L, Keyes, D.E, and Calrk,R.L., Industrial Chemical, 2 nd, John Wiley and Sons, Inc., new York, p. 551, 1957 ) 3. Proses fermentasi glukosa menjadi asam sitrat, menghasilkan asam oksalat sebagai hasil samping. Produk yang diperoleh sangat sedikit.(Faith, W.L, Keyes, D.E, and Calrk,R.L., Industrial Chemical, 2 nd, John Wiley and Sons, Inc., new York, pp.280-282, 1957 ) 4. Oksidasi glukosa dengan asam nitrat, glukosa yang diperoleh dari hidrolisa pati/ starch direaksikan dengan asam nitrat dengan menggunakan katalis Fe 2 (SO 4 ) 3 . Asam
BAB I Pendahuluan Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 10 oksalat yang dihasilkan mempunyai kemurnian 98 %. Dan yield pada proses ini adalah 60-70% ( Kirk R.E, Othmer D.F., Encyclopedia of Chemical Technology, 3 rd, Vol.16 , Mei Ya Publications, Inc. , Taipei , pp. 621, 1945 ). 1.2.1.1 Pati Pati adalah salah satu jenis polisakarida dari karbohidrat yang sangat luas di alam ini. Bahan ini tersimpan sebagai cadangan makanan tumbuhan di dalam : - biji buah : padi, jagung, gandum, dll. - umbi-umbian : ubi kayu, ubi jalar, talas, kentang, kentang, dll. - batang : aren, sagu, dll. Pati merupakan polimer dari satuan -D-glukosa yang disusun oleh dua satuan polimer utama, yaitu amilosa dan amilopektin. Molekul amilosa merupakan polimer glukosa denga bentuk ikatan (1-4) glikosidik yang membentuk rantai linier dan tak bercabang dengan berat molekul antara 150.000 sampai 1.000.000 yang berisi 200 350 unit glukosa. Molekul amilopektin merupakan polimer glukosa dengan bentuk ikatan (1,6) glikosidik pada titk-titik percabangannya dengan berat molekul antara 10 7 sampai 10 8 dan dapat berisi sampai 1000 unit glukosa. Kandungan amilosa dalam pati 15-20% yang
BAB I Pendahuluan Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 11 memberikan warna biru dengan iodine, sedangkan kandungan amilopektin dalam pati 80-85% dan memberikan warna merah dengan iodine. Pati merupakan butiran atau granula yang berwarna putih mengkilat, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa. Granula pati mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka ragam, tetapi pada umumnya berbentuk bola atau elips. Perbandingan jumlah amilosa atau amilopektin berbeda-beda dalam setiap jenis pati. Apabila kadar amilosa tinggi maka akan bersifat kering, kurang lekat dan cenderung menyerap air lebih banyak (higroskopis). Sifat pati tidak larut dalam air, namun bila susupensi pati dipanaskan akan terjadi gelatinasi pada suhu tertentu ( suhu gelatinasi ). Hal ini disebabkan oleh pemanasan energi kinetik molekul-molekul air yang menjadi lebih kuat daripada daya tarik- menarik antara molekuln pati dalam granula, sehingga air dapat masuk ke dalam pati dan akan mengembang, dan dapat pecah. Perubahan ini adalah gelatinasi. (Winarno Kimia Pangan dan Gizi, 1994)
BAB I Pendahuluan Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 12 I.2.2. Latar Belakang Perencanaan Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan asam oksalat dengan proses oksidasi asam nitrat pada umumnya adalah karbohidrat, glukosa, sukrosa, dekstrin dan mollases. Bahan baku yang kami gunakan dalam proses ini adalah ketela genderuwo. Hal ini karena Indonesia merupakan daerah tropis penghasil ketela termasuk ketela genderuwo. Selain itu, pemilihan bahan baku dilakukan dengan berbagai pertimbangan yaitu ; 1. ketela genderuwo mempunyai kandungan karbohidrat yang cukup besar yaitu 24 % 2. Ketela gendruwo mengandung sianida (racun) yang menyebabkan rasa pahit sehingga tidak layak dikonsumsi manusia, dan tidak mempunyai nilai ekonomis. Selain itu hal ini diharapkan mampu mendorong para petani untuk menanam ketela genderuwo yang merupakan bahan baku asam oksalat dan produk lain yang bermanfaat. Ketela genderuwo sendiri sebelumnya jarang sekali di tanam dikarenakan kandungan sianida pada umbinya sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.
BAB I Pendahuluan Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 13 I.3. KEGUNAAN ASAM OKSALAT Berikut ini beberapa kegunaan asam oksalat dalam dunia industri : 1. Metal Treatment Asam oksalat digunakan pada industri logam untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel pada permukaan logam yang akan di cat. Hal ini dilakukan karena kotoran tersebut dapat menimbulkan korosi pada permukaan logam setelah proses pengecatan selesai dilakukan. 2. Oxalate Coatings Pelapisan oksalat telah digunakan secara umum, karena asam oksalat dapat digunakan untuk melapisi logam stainless stell, nickel alloy, kromium dan titanium. Sedangkan lapisan lain seperti phosphate tidak dapat bertahan lama apabila dibandingkan dengan menggunakan pelapisan oksalat. 3. Anodizing Proses pengembangan asam oksalat dikembangkan di Jepang dan dikenal lebih jauh di Jerman. Pelapisan asam oksalat menghasilkan tebal lebih dari 60 m dapat diperoleh tanpa menggunakan teknik khusus.
BAB I Pendahuluan Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 14 Pelapisannya bersifat keras, abrasi dan tahan terhadap korosi dan cukup atraktif warnanya sehingga tidak diperlukan pewarnaan. Tetapi bagaimanapun juga proses asam oksalat lebih mahal apabila dengan dibandingkan dengan proses asam sulfat. 4. Metal Cleaning Asam oksalat adalah senyawa pembersih yang digunakan untuk automotive radiator, boiler, railroad cars dan kontaminan radioaktif untuk plant reactor pada proses pembakaran. Dalam membersihkan logam besi dan non besi asam oksalat menghasilkan kontrol pH sebagai indikator yang baik. Banyak industri yang mengaplikasikan cara ini berdasarkan sifatnya dan keasamannya. 5. Textiles Asam oksalat banyak digunakan untuk membersihan tenun dan zat warna. Dalam pencucian, asam oksalat digunakan sebagai zat asam, kunci penetralan alkali dan melarutkan besi pada pewarnaan tenun pada suhu pencucian, selain itu juga asam oksalat juga digunakan untuk membunuh bakteri yang ada didalam kain.
BAB I Pendahuluan Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 15 6. Dyeing Asam oksalat dan garamnya juga digunakan untuk pewarnaan wool. Asam oksalat sebagai agen pengatur mordan kromium florida. Mordan yang terdiri dari 4% kromium florida dan 2% berat asam oksalat. Wool di didihkan dalam waktu 1 jam. Kromic oksida pada wool diangkat dari pewarnaan. Ammonium oksalat juga digunakan sebagai pencetakan Vigoreus pada wool, dan juga terdiri dari mordan (zat kimia) pewarna( Kirk R.E, Othmer D.F., Encyclopedia of Chemical Technology, 3 rd , Vol.16 , Mei Ya Publications, Inc. , Taipei , pp. 630 631, 1945 ). I.4. SIFAT FISIK DAN KIMIA BAHAN I.4.1 Ketela Genderuwo Jenis ketela (ubi) sangat bermacam-macam antara lain : ubi kayu, ubi jalar, ketela gendruwo, ketela karet/ ketela tahun, dan lain-lain. Ketela gendruwo merupakan tanaman tropis (20LU 20LS) dan dapat tumbuh subur di daerah yang berketinggian kurang dari 150 meter di atas permukaan air laut. Tanaman ketela gendruwo membutuhkan hawa panas dan udara yang lembab. Daerah yang paling ideal untuk budidaya ketela gendruwo adalah daerah yang bersuhu 30C dengan lama penyinaran matahari sekitar 11-12 jam/hari. Pertumbuhan dan produksi yang optimal
BAB I Pendahuluan Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 16 untuk budidaya ketela gendruwo terjadi pada musim kering (kemarau). Tanaman ketela gendruwo dapat ditanam di daerah dengan curah hujan 500-5000 mm/tahun, optimalnya antara 750- 1500 mm/tahun. Derajat keasaman tanah adalah 5,5-7,5. Cara tanam ketela gendruwo yaitu dengan pangkal setek dipotong rata dan menanam setek dengan posisi vertikal (kedalaman tanam 15 cm). Asal setek, diameter bibit, ukuran setek, dan lama penyimpanan bibit berpengaruh terhadap daya tumbuh dan produksi ketela. Bibit yang dianjurkan sebagai berikut : Setek berasal dari batang bagian tengah yang sudah berkayu Panjang 15-20 cm Diameter 2-3 cm Tanpa penyimpanan. Jenis ketela gendruwo umbinya berukuran cukup besar, dangan kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Ketela gendruwo mengandung sianida (racun) yang menyebabkan rasa pahit sehingga tidak layak dikonsumsi manusia, dan tidak mempunyai nilai ekonomis. (www.Bigcassava.com)
BAB I Pendahuluan Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 17
Gambar I.4.1. Ketela Gendruwo Nama ilmiah : Manihot esculenta Crantz Kingdom Plantae Plants Subkingdom Tracheobionta Vascular plants Superdivision Spermatophyta Seed plants Division Magnoliophyta Flowering plants Class Magnoliopsida Dicotyledons Subclass Rosidae Order Euphorbiales Family Euphorbiaceae Spurge family Genus Manihot Mill. cassava Species Manihot esculenta Crantz cassava
BAB I Pendahuluan Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 18 Kandungan dalam umbi akar : Tabel I.4.1 Komposisi umbi akar Kandungan Jumlah (%) Moisture (air) 70 Pati 24 Serat 2 Protein 1 Substansi lain termasuk mineral 3 (http://www.ejbiotechnology.info/content/vol7/issue1/issues/2/i ndex.html) Produktivitas ketela gendruwo ini dapat mencapai 30-50 ton perhektar/tahun, dengan masa tanam sekitar 9-12 bulan. Semakin lama masa tanam maka kandungan pati dalam ketela gendruwo tersebut akan semakin besar. Bila ketela disimpan pada suhu kamar dalam keadaan basah akan sangat mudah rusak karena ditumbuhi oleh jamur. Sehingga untuk manajemen sistem tanam dan panen, perlu dilakukan penanaman secara bergilir dengan tetap memperhatikan pemenuhan kebutuhan ketela gendruwo untuk proses produksi. (www.warintekbantul.com)
BAB I Pendahuluan Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 19 I.4.2 Bahan Baku pendukung 1. Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) Sifat Fisika : - Sangat korosif, tidak berwarna pada temperatur kamar dan dapat bercampur baik dengan air. - Berat molekul : 98.08 gr/mol - Spesific gravity pada air suhu 15.5 o C : 1.839 - Titik lelehnya adalah : 10.49 o C. - Titik didihnya adalah : 340 o C - Panas pembentukan : -199,91 kcal/grmol Sifat Kimia : - Bereaksi dengan semua logam dan membebaskan hidrogen kecuali Al, Cr, Bi yang pada keadaan biasa tidak bereaksi. Reaksi : L + H 2 SO 4 L 2 SO 4 + H 2
- Dapat mengoksidasi beberapa unsur non metal seperti karbon dan sulfur. Reaksi : C + H 2 SO 4 CO 2 + 2SO 2 + 2H 2 O S + H 2 SO4 3SO 2 + 2H 2 O - Dengan asam hidrobromine dan hidroiodine akan
BAB I Pendahuluan Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 20 menghasilkan bromine iodine. Reaksi : 2HBr + H 2 SO 4 Br 2 + SO 2 + 2H 2 O 8HI + H 2 SO 4 4H 2 + H 2 S + 4I 2 ( Kirk R.E, Othmer D.F., Encyclopedia of Chemical Technology, 3 rd , Vol.22 , Mei Ya Publications, Inc. , Taipei , pp. 191-198 , 1945 ) 2. Glukosa (C 6 H 12 O 6 ) Sifat Fisika - Pada suhu 20 o C heat capacitynya 0.3 cal/g o C - Berat molekul 180,16 gram/mol - Titik didihnya 146 o C - Spesific gravity 1.05840 - Larut dalam air dan pada semua temperature (Ram Brian, LAL Mathur, Text Book of Sugar Cane Technology, Univ. New Delhi, p.30, 1975). - Cp 0.275 gcal/gr pada suhu 20 o C Sifat Kimia : a. Oksidasi Glukosa dapat dioksidasi oleh silver atau ion Cupper dengan produk silver mirror dengan mudah kemudian terbentuk diammonical silver
BAB I Pendahuluan Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 21 nitrit. Terjadinya lapisan endapan dari asam caprous merupakan hasil dari reaksi dengan fehling atau larutan benedict. Larutan alkali dari glukosa sangat mudah dioksidasi dalam oksigen atmosfer atau oksidasi yang kuat lagi sehingga larutan benedict tidak hanya mengenai atom aldehyde carbon tetapi juga atom karbon lain. b. Reduksi Reaksi elektrolit dari glukosa menghasilkan sorbitol dan mannitol. c. Reaksi dengan Phnylhidrazine Reaksi glukosa dengan phenylhidrazine menghasilkan D-glukosa phenylhidrozine. 3. Fe 2 (SO 4 ) 3 atau Ferric sulfat - heat capacity 66.2 gcal/gr pada suhu 273 sampai 373 o K - Berat molekul 388.88 gr/mol - Produk komersial mengandung 20 % air (berwarna kuning) - Densitas pada 18 0 C : 3.097 gr/cm 3
- Larut dalam alkohol
BAB I Pendahuluan Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 22 - Tidak larut dalam aceton (Faith, Keyes, Industrial Chemical, 4 th ed, John Wiley and Sons, 1975, pp.418-420) 4. Asam Nitrat (HNO 3 ) Sifat Fisika - Larutan tak berwarna - Berat molekul : 63 gr/mol - HNO 3 65 % : Densitas pada suhu 20 o C : 1,14 gr/cm 3
Titik leleh : -41,8 o C Titik didih pada 1 atm : 120,5 o C Kelarutan dalam air : larut dalam berbagai proporsi - Entropi : Liquid (16 o C) : 37,19 cal/mol Gas (25 o C) : 63,62 cal/mol - Panas pembentukan : 2503 cal/mol - Panas penguapan (20 o C): 9426 cal/mol - Kapasitas panas (27 o C) : 28,24 cal/mol Sifat Kimia a. Sebagai asam Merupakan asam kuat berbasa satu dan dapat
BAB I Pendahuluan Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 23 bereaksi langsung dengan alkali, oksida-oksida dan bahan dasar lain membentuk garam. b. Sebagai zat pengoksidasi Merupakan oksidator kuat. Reaksi antara asam nitrat dengan zat pereduksi akan menghasilkan NO 2 dan NO. c. Reaksi dengan bahan organik Reaksi ini akan membentuk organik nitrat dengan esterifikasi. Misalnya : ROH + HNO 3 RNO 3 + H 2 O C 6 H 6 + HNO 3 C 6 H 5 NO 3 + H 2 O d. Bereaksi dengan logam Umumnya asam nitrat bereaksi dengan logam kecuali emas, platina, iridium, rhodium, tantalum dan titanium. Reaksi ini akan membentuk nitrat dan oksida nitrogen. Reaksi berjalan dalam dua tahap, misalnya : 3Cu + 6 HNO 3 3Cu(NO 3 ) 2 + 6H 6H + 2HNO 3 4H 2 O + 2 NO ( Kirk R.E, Othmer D.F., Encyclopedia of Chemical Technology, 3 rd , Vol.15 , Mei Ya Publications, Inc. , Taipei , pp. 854-856 , 1945 )
BAB I Pendahuluan Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 24 I.4.3 Produk utama Asam Oksalat Dihydrat Sifat fisika asam oksalat dihydrat (C 2 H 2 O 4 .2H 2 O) - Berbentuk kristal, berwarna putih - Titik leleh : 101,5 o C - Densitas : 1,653 g/cm 3
- Panas pembentukan standart (Hf) pada 18 o C: - 1422 kJ/mol - Berat molekul : 126,07 - Cp pada suhu 50 o C adalah 0,385 - Cp pada suhu 100 o C adalah 0,416 Sifat kimia asam oksalat - Asam oksalat anhydrat menyublim pada suhu 150 o C tetapi jika dipanaskan lagi akan terdekomposisi menjadi karbondioksida dan asam formiat. - Jika asam oksalat dipanaskan dengan penambahan asam sulfat akan menghasilkan karbon monoksida, karbondioksida dan H 2 O. ( Kirk R.E, Othmer D.F., Encyclopedia of Chemical Technology, 3 rd , Vol.16 , Mei Ya Publications, Inc. , Taipei , pp. 618 , 1945 )