Anda di halaman 1dari 24

BAB I Pendahuluan

Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses


Oksidasi Asam Nitrat

I - 1
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. SEJARAH PENEMUAN PROSES
Pada tahun 1776 asam oksalat berhasil disintesa untuk
pertama kalinya oleh Scheele dengan cara mengoksidasi gula
dengan asam nitrat. Pada tahun 1784 telah dibuktikan bahwa
asam oksalat merupakan asam dari garam yang berasal dari jenis
tanaman sorrel.

Pada tahun 1829, menurut Gay Lussac asam
oksalat dapat diproduksi dengan cara meleburkan serbuk gergaji
dalam larutan alkali. Pada tahun 1856, Dale memproduksi asam
oksalat dari serbuk gergaji. Pada tahun 1973 di Perancis,
Rhone - Poulenc memproduksi asam oksalat dengan cara
mengoksidasi propylene dengan asam nitrat. ( Kirk R.E, Othmer D.F.,
Encyclopedia of Chemical Technology, 3 rd, Vol.16 , Mei Ya Publications, Inc. , Taipei , pp.
625, 1945 ).
I.1.2 Sejarah Asam Oksalat sebagai Produk Utama
Pada tahun 1829, menurut Gay Lussac asam oksalat
dapat diproduksi dengan cara meleburkan serbuk gergaji dalam
larutan alkali. Pada tahun 1856, Dale memproduksi asam oksalat
dari serbuk gergaji, dan proses ini berkembang dengan bahan baku
lain seperti : sabut kelapa sawit, sekam padi, tongkol jagung,
1
1


BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses
Oksidasi Asam Nitrat

I - 2
baggase, kenaf, alang-alang dan bahan lain yang mengandung
kadar selullosa. Dan pada tahun 1973 di Perancis, Rhone -
Poulenc memproduksi asam oksalat dengan cara mengoksidasi
propylene dengan asam nitrat. Di Amerika, asam oksalat
diproduksi dari pati jagung dan masih sedikit pabrik yang
memproduksi asam oksalat dari ethylene glikol dengan
memanfaatkan proses oksidasi asam nitrat yang menggunakan
katalis besi dan vanadium atau asam sulfat. Asam oksalat juga
diproduksi dengan cara mensintesa asam formiat, tetapi proses
ini jarang digunakan. Pada tahun 1975 Pfizer berhenti
memproduksi asam oksalat sebagai produk samping dari produksi
asam sitrat yang menggunakan proses fermentasi dari molases.

Jepang juga mengembangkan teknologi lain dalam pembuatan
asam oksalat dengan cara mengoksidasi ethylene glikol yang
dilakukan oleh dua perusahaan besar yaitu Mitsubishi Gas
Chemical Co. dan Ube Industries,Ltd. ( Kirk R.E, Othmer D.F.,
Encyclopedia of Chemical Technology, 3 rd, Vol.16 , Mei Ya Publications, Inc. , Taipei , pp.
.621-625, 1945)






BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses
Oksidasi Asam Nitrat

I - 3
I.1.3 Alasan Pendirian Pabrik
Ketela pohon genderuwo merupakan tanaman yang dapat
tumbuh subur di daerah tropis dengan unsur hara yang cukup.
Indonesia, terutama pulau jawa dan sumatera merupakan daerah
yang sangat cocok untuk pertumbuhan ketela pohon. Meskipun
tanaman ini mengandung karbohidrat tinggi (25%), tanaman ini
memiliki racun berupa sianida yang berbahaya jika dikonsumsi.
Oleh karena itu tanaman ini jarang sekali dimanfaatkan dan
hampir tidak bernilai ekonomi.
Di Indonesia, terdapat lahan pertanian ketela yang sangat
besar dan diantaranya berupa ketela genderuwo. Jumlah tiap
daerah dapat dilihat pada table berikut:
propinsi area (ha)
Produksi
(tons/year)
Sumatera utara 23.000 575.000
Sumatera selatan 37.000 925.000
Sumatera Barat 19.500 487.000
Lampung 47.000 1.175.000
Jawa Tengah 29.000 750.000
Jawa Barat 42.000 1.050.000


BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses
Oksidasi Asam Nitrat

I - 4
Jawa Timur 33.000 825.000
Yogyakarta 9.500 237.000
Nusa Tenggara Timur 25.000 625.000
Sulawesi selatan 38.000 950.000
Sulawesi Utara 33.000 630.000
Kalimantan Timur 18.000 396.000
Total 354.000 396.001
sumber: Sumaryono Deputy Chairman of BPPT for Agroindustry dan
Biotechnology.2007)
Dari table diatas, kami menetapkan lokasi pabrik kami di
daerah lampung. pertimbangan kami memilioh daerah lampung
diantaranya:
Produksi rata-rata ketela mencapai yaitu 1.175.000
ton/tahun dengan wilayah perkebunan ketela 47.000 ha
Jumlah tenaga kerja yang relatif banyak dengan upah
minimum regional yang tidak terlalu tinggi
Tersedianya bahan penunjang (listrik dan air)
Sarana transportasi yang memadai
Tersedianya lahan yang belum dimanfaatkan



BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses
Oksidasi Asam Nitrat

I - 5
I.1.4 Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi merupakan jumlah produk yang
dihasilkan dalam waktu satu tahun. Di Indonesia kebutuhan asam
okslat dipenuhi dengan cara mengimport dari negara-negara lain,
misalnya Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Hongkong, Taiwan,
China, Australia dan Italia. Berikut data import asam oksalat :
Tabel I.1.1. Data Import Asam Oksalat di Indonesia
TAHUN KEBUTUHAN ( TON / TAHUN )
2004 1.573,58
2005 2.579,51
2006 1.770,96
2007 1.655,43
2008 1.212,75
Data BPS ( Balai Pusat Statistik : Import )
Sedangkan eksport yang dilakukan Indonesia untuk komoditi
asam oksalat ini adalah :






BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses
Oksidasi Asam Nitrat

I - 6
Tabel I.1.2. Data Ekspor Asam Oksalat di Indonesia
TAHUN KEBUTUHAN ( TON / TAHUN )
2004 -
2005 -
2006 -
2007 -
2008 -
Data BPS ( Balai Pusat Statistik : Eksport )
Konsumsi yang dihasilkan di Indonesia untuk komoditi asam
oksalat ini adalah :
Tabel I.1.3. Data Konsumsi Asam Oksalat di Indonesia
TAHUN KEBUTUHAN ( TON / TAHUN )
Pertumbuhan
2004 1.573,58 -
2005 2.579,51
0,389969
2006 1.770,96
-0,45656
2007 1.655,43
-0,06979
2008 1.212,75
-0,36502
Rata-rata
-0,12535
Data BPS ( Balai Pusat Statistik : Import )


BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses
Oksidasi Asam Nitrat

I - 7
Data kebutuhan asam oksalat dapat digunakan sebagai
acuan untuk mengetahui pertumbuhan kebutuhan asam oksalat
setiap tahun. Pertumbuhan kebutuhan asam oksalat diperoleh
dengan perhitungan sebagai berikut:
F = P (1+i)
n
dimana: F = impor saat pabrik didirikan (tahun)
P = impor sekarang (tahun)
i = pertumbuhan rata-rata
n = selisih tahun

Pabrik akan didirikan pada tahun 2015, oleh karena itu
diperlukan data impor pada tahun 2015. Dengan rumus diatas,
sehingga dapat ditemukan:
F = 1.212,75 (1 0,1253)
4
= 709,91 ton/tahun
Kapasitas = (ekspor-impor) + (konsumsi dalam negeri
kapasitas pabrik lama)
Untuk saat ini di Indonesia belum ada pabrik asam oksalat dan
belum melakukan ekspor asam oksalat, sehingga:
ekspor = kapasitas pabrik lama = 0
untuk saat ini semua kebutuhan asam oksalat dipenuhi dengan
cara impor sehingga:
impor = konsumsi dalam negeri = 709,91 ton/tahun


BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses
Oksidasi Asam Nitrat

I - 8
dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku dan
kebutuhan pabrik, maka ditetapkan kapasitas produksi asam
oksalat sebesar 600 ton/tahun (85% dari kebutuhan dalam negeri)

I.2. TEORI DAN LATAR BELAKANG PERENCANAAN
I.2.1. Teori
Asam Oksalat, ethanedioic acid merupakan salah satu
anggota dari golongan asam dikarboksilat yang mempunyai
rumus molekul C
2
H
2
O
4
, tidak berbau, higroskopis, berwarna putih
dan mempunyai berat molekul 90,04 gr/mol. Secara komersial
asam oksalat dikenal dalam bentuk padatan dihydrat yang
mempunyai rumus molekul C
2
H
2
O
4
.2H
2
O dan berat molekulnya
126,07 gr/mol. Kegunaan asam oksalat sangat banyak antara lain
menghilangkan cat atau pernis pada kayu, pemucatan jerami
dalam industri pulp dan memucatkan kulit dalam industri
penyamakan kulit. ( Kirk R.E, Othmer D.F., Encyclopedia of Chemical Technology,
3 rd, Vol.16 , Mei Ya Publications, Inc. , Taipei , pp. 618, 1945 ).
Proses pembuatan asam oksalat dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara. Jenis proses yang digunakan di dalam
industri antara lain adalah:



BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses
Oksidasi Asam Nitrat

I - 9
1. Peleburan selulosa dengan alkali, dimana selulosa yang
terdapat dalam bahan baku berserat dilebur dengan NaOH
dengan perbandingan 1: 3 pada suhu 200
o
C. Asam oksalat
yang dihasilkan mempunyai kemurnian 99%. Yield pada
proses peleburan selulosa dengan alkali adalah 42% .

( Donald F .Othmer, Carl, H..Gamer, and Joseph. J. Jacobs,.Jr, Oxalic Acid from
Sawdust , IEC , vol 34, p. 262, 1942 )
2. Sintesis sodium formiat menjadi asam oksalat, cara yang
dilakukan adalah dengan menaikkan suhu sodium formiat
sampai 400
o
C di dalam reaktor. Yield asam oksalat yang
diperoleh adalah 80-90%. Kemurnian asam oksalat
adalah 97-98%. (Faith, W.L, Keyes, D.E, and Calrk,R.L.,
Industrial Chemical, 2 nd, John Wiley and Sons, Inc., new
York, p. 551, 1957 )
3. Proses fermentasi glukosa menjadi asam sitrat,
menghasilkan asam oksalat sebagai hasil samping.
Produk yang diperoleh sangat sedikit.(Faith, W.L, Keyes,
D.E, and Calrk,R.L., Industrial Chemical, 2 nd, John Wiley
and Sons, Inc., new York, pp.280-282, 1957 )
4. Oksidasi glukosa dengan asam nitrat, glukosa yang
diperoleh dari hidrolisa pati/ starch direaksikan dengan
asam nitrat dengan menggunakan katalis Fe
2
(SO
4
)
3
. Asam


BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses
Oksidasi Asam Nitrat

I - 10
oksalat yang dihasilkan mempunyai kemurnian 98 %.
Dan yield pada proses ini adalah 60-70% ( Kirk R.E, Othmer
D.F., Encyclopedia of Chemical Technology, 3 rd, Vol.16 , Mei Ya Publications,
Inc. , Taipei , pp. 621, 1945 ).
1.2.1.1 Pati
Pati adalah salah satu jenis polisakarida dari karbohidrat
yang sangat luas di alam ini. Bahan ini tersimpan sebagai
cadangan makanan tumbuhan di dalam :
- biji buah : padi, jagung, gandum, dll.
- umbi-umbian : ubi kayu, ubi jalar, talas, kentang,
kentang, dll.
- batang : aren, sagu, dll.
Pati merupakan polimer dari satuan -D-glukosa yang
disusun oleh dua satuan polimer utama, yaitu amilosa dan
amilopektin. Molekul amilosa merupakan polimer glukosa denga
bentuk ikatan (1-4) glikosidik yang membentuk rantai linier dan
tak bercabang dengan berat molekul antara 150.000 sampai
1.000.000 yang berisi 200 350 unit glukosa. Molekul
amilopektin merupakan polimer glukosa dengan bentuk ikatan
(1,6) glikosidik pada titk-titik percabangannya dengan berat
molekul antara 10
7
sampai 10
8
dan dapat berisi sampai 1000 unit
glukosa. Kandungan amilosa dalam pati 15-20% yang


BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses
Oksidasi Asam Nitrat

I - 11
memberikan warna biru dengan iodine, sedangkan kandungan
amilopektin dalam pati 80-85% dan memberikan warna merah
dengan iodine.
Pati merupakan butiran atau granula yang berwarna putih
mengkilat, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa. Granula pati
mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka ragam, tetapi pada
umumnya berbentuk bola atau elips. Perbandingan jumlah
amilosa atau amilopektin berbeda-beda dalam setiap jenis pati.
Apabila kadar amilosa tinggi maka akan bersifat kering, kurang
lekat dan cenderung menyerap air lebih banyak (higroskopis).
Sifat pati tidak larut dalam air, namun bila susupensi pati
dipanaskan akan terjadi gelatinasi pada suhu tertentu ( suhu
gelatinasi ). Hal ini disebabkan oleh pemanasan energi kinetik
molekul-molekul air yang menjadi lebih kuat daripada daya tarik-
menarik antara molekuln pati dalam granula, sehingga air dapat
masuk ke dalam pati dan akan mengembang, dan dapat pecah.
Perubahan ini adalah gelatinasi. (Winarno Kimia Pangan dan
Gizi, 1994)







BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses
Oksidasi Asam Nitrat

I - 12
I.2.2. Latar Belakang Perencanaan
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan asam
oksalat dengan proses oksidasi asam nitrat pada umumnya adalah
karbohidrat, glukosa, sukrosa, dekstrin dan mollases. Bahan baku
yang kami gunakan dalam proses ini adalah ketela genderuwo.
Hal ini karena Indonesia merupakan daerah tropis penghasil
ketela termasuk ketela genderuwo. Selain itu, pemilihan bahan
baku dilakukan dengan berbagai pertimbangan yaitu ;
1. ketela genderuwo mempunyai kandungan karbohidrat yang
cukup besar yaitu 24 %
2. Ketela gendruwo mengandung sianida (racun) yang
menyebabkan rasa pahit sehingga tidak layak dikonsumsi
manusia, dan tidak mempunyai nilai ekonomis.
Selain itu hal ini diharapkan mampu mendorong para petani
untuk menanam ketela genderuwo yang merupakan bahan baku
asam oksalat dan produk lain yang bermanfaat. Ketela genderuwo
sendiri sebelumnya jarang sekali di tanam dikarenakan
kandungan sianida pada umbinya sehingga tidak layak untuk
dikonsumsi.




BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses
Oksidasi Asam Nitrat

I - 13
I.3. KEGUNAAN ASAM OKSALAT
Berikut ini beberapa kegunaan asam oksalat dalam dunia
industri :
1. Metal Treatment
Asam oksalat digunakan pada industri logam untuk
menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel pada
permukaan logam yang akan di cat. Hal ini dilakukan
karena kotoran tersebut dapat menimbulkan korosi pada
permukaan logam setelah proses pengecatan selesai
dilakukan.
2. Oxalate Coatings
Pelapisan oksalat telah digunakan secara umum,
karena asam oksalat dapat digunakan untuk melapisi
logam stainless stell, nickel alloy, kromium dan titanium.
Sedangkan lapisan lain seperti phosphate tidak dapat
bertahan lama apabila dibandingkan dengan
menggunakan pelapisan oksalat.
3. Anodizing
Proses pengembangan asam oksalat dikembangkan
di Jepang dan dikenal lebih jauh di Jerman. Pelapisan
asam oksalat menghasilkan tebal lebih dari 60 m dapat
diperoleh tanpa menggunakan teknik khusus.


BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses
Oksidasi Asam Nitrat

I - 14
Pelapisannya bersifat keras, abrasi dan tahan terhadap
korosi dan cukup atraktif warnanya sehingga tidak
diperlukan pewarnaan. Tetapi bagaimanapun juga proses
asam oksalat lebih mahal apabila dengan dibandingkan
dengan proses asam sulfat.
4. Metal Cleaning
Asam oksalat adalah senyawa pembersih yang
digunakan untuk automotive radiator, boiler, railroad
cars dan kontaminan radioaktif untuk plant reactor pada
proses pembakaran. Dalam membersihkan logam besi
dan non besi asam oksalat menghasilkan kontrol pH
sebagai indikator yang baik. Banyak industri yang
mengaplikasikan cara ini berdasarkan sifatnya dan
keasamannya.
5. Textiles
Asam oksalat banyak digunakan untuk membersihan
tenun dan zat warna. Dalam pencucian, asam oksalat
digunakan sebagai zat asam, kunci penetralan alkali dan
melarutkan besi pada pewarnaan tenun pada suhu
pencucian, selain itu juga asam oksalat juga digunakan
untuk membunuh bakteri yang ada didalam kain.



BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses
Oksidasi Asam Nitrat

I - 15
6. Dyeing
Asam oksalat dan garamnya juga digunakan untuk
pewarnaan wool. Asam oksalat sebagai agen pengatur
mordan kromium florida. Mordan yang terdiri dari 4%
kromium florida dan 2% berat asam oksalat. Wool di
didihkan dalam waktu 1 jam. Kromic oksida pada wool
diangkat dari pewarnaan. Ammonium oksalat juga
digunakan sebagai pencetakan Vigoreus pada wool, dan
juga terdiri dari mordan (zat kimia) pewarna( Kirk R.E, Othmer
D.F., Encyclopedia of Chemical Technology, 3
rd
, Vol.16 , Mei Ya Publications,
Inc. , Taipei , pp. 630 631, 1945 ).
I.4. SIFAT FISIK DAN KIMIA BAHAN
I.4.1 Ketela Genderuwo
Jenis ketela (ubi) sangat bermacam-macam antara lain :
ubi kayu, ubi jalar, ketela gendruwo, ketela karet/ ketela tahun,
dan lain-lain. Ketela gendruwo merupakan tanaman tropis (20LU
20LS) dan dapat tumbuh subur di daerah yang berketinggian
kurang dari 150 meter di atas permukaan air laut. Tanaman ketela
gendruwo membutuhkan hawa panas dan udara yang lembab.
Daerah yang paling ideal untuk budidaya ketela gendruwo adalah
daerah yang bersuhu 30C dengan lama penyinaran matahari
sekitar 11-12 jam/hari. Pertumbuhan dan produksi yang optimal


BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses
Oksidasi Asam Nitrat

I - 16
untuk budidaya ketela gendruwo terjadi pada musim kering
(kemarau). Tanaman ketela gendruwo dapat ditanam di daerah
dengan curah hujan 500-5000 mm/tahun, optimalnya antara 750-
1500 mm/tahun. Derajat keasaman tanah adalah 5,5-7,5. Cara
tanam ketela gendruwo yaitu dengan pangkal setek dipotong rata
dan menanam setek dengan posisi vertikal (kedalaman tanam 15
cm). Asal setek, diameter bibit, ukuran setek, dan lama
penyimpanan bibit berpengaruh terhadap daya tumbuh dan
produksi ketela. Bibit yang dianjurkan sebagai berikut :
Setek berasal dari batang bagian tengah yang sudah
berkayu
Panjang 15-20 cm
Diameter 2-3 cm
Tanpa penyimpanan.
Jenis ketela gendruwo umbinya berukuran cukup besar,
dangan kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Ketela
gendruwo mengandung sianida (racun) yang menyebabkan rasa
pahit sehingga tidak layak dikonsumsi manusia, dan tidak
mempunyai nilai ekonomis. (www.Bigcassava.com)




BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses
Oksidasi Asam Nitrat

I - 17








Gambar I.4.1. Ketela Gendruwo
Nama ilmiah : Manihot esculenta Crantz
Kingdom Plantae Plants
Subkingdom Tracheobionta Vascular plants
Superdivision Spermatophyta Seed plants
Division Magnoliophyta Flowering plants
Class Magnoliopsida Dicotyledons
Subclass Rosidae
Order Euphorbiales
Family Euphorbiaceae Spurge family
Genus Manihot Mill. cassava
Species Manihot esculenta Crantz cassava



BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses
Oksidasi Asam Nitrat

I - 18
Kandungan dalam umbi akar :
Tabel I.4.1 Komposisi umbi akar
Kandungan Jumlah (%)
Moisture (air) 70
Pati 24
Serat 2
Protein 1
Substansi lain termasuk mineral 3
(http://www.ejbiotechnology.info/content/vol7/issue1/issues/2/i
ndex.html)
Produktivitas ketela gendruwo ini dapat mencapai 30-50
ton perhektar/tahun, dengan masa tanam sekitar 9-12 bulan.
Semakin lama masa tanam maka kandungan pati dalam ketela
gendruwo tersebut akan semakin besar. Bila ketela disimpan pada
suhu kamar dalam keadaan basah akan sangat mudah rusak
karena ditumbuhi oleh jamur. Sehingga untuk manajemen sistem
tanam dan panen, perlu dilakukan penanaman secara bergilir
dengan tetap memperhatikan pemenuhan kebutuhan ketela
gendruwo untuk proses produksi.
(www.warintekbantul.com)



BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses
Oksidasi Asam Nitrat

I - 19
I.4.2 Bahan Baku pendukung
1. Asam Sulfat (H
2
SO
4
)
Sifat Fisika :
- Sangat korosif, tidak berwarna pada temperatur
kamar dan dapat bercampur baik dengan air.
- Berat molekul : 98.08 gr/mol
- Spesific gravity pada air suhu 15.5
o
C : 1.839
- Titik lelehnya adalah : 10.49
o
C.
- Titik didihnya adalah : 340
o
C
- Panas pembentukan : -199,91 kcal/grmol
Sifat Kimia :
- Bereaksi dengan semua logam dan membebaskan
hidrogen kecuali Al, Cr, Bi yang pada keadaan
biasa tidak bereaksi.
Reaksi :
L + H
2
SO
4
L
2
SO
4
+ H
2

- Dapat mengoksidasi beberapa unsur non metal
seperti karbon dan sulfur.
Reaksi :
C + H
2
SO
4
CO
2
+ 2SO
2
+ 2H
2
O
S + H
2
SO4 3SO
2
+ 2H
2
O
- Dengan asam hidrobromine dan hidroiodine akan


BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses
Oksidasi Asam Nitrat

I - 20
menghasilkan bromine iodine.
Reaksi :
2HBr + H
2
SO
4
Br
2
+ SO
2
+ 2H
2
O
8HI + H
2
SO
4
4H
2
+ H
2
S + 4I
2
( Kirk R.E, Othmer D.F., Encyclopedia of Chemical
Technology, 3
rd
, Vol.22 , Mei Ya Publications, Inc. , Taipei , pp.
191-198 , 1945 )
2. Glukosa (C
6
H
12
O
6
)
Sifat Fisika
- Pada suhu 20
o
C heat capacitynya 0.3 cal/g
o
C
- Berat molekul 180,16 gram/mol
- Titik didihnya 146
o
C
- Spesific gravity 1.05840
- Larut dalam air dan pada semua temperature
(Ram Brian, LAL Mathur, Text Book of Sugar Cane
Technology, Univ. New Delhi, p.30, 1975).
- Cp 0.275 gcal/gr pada suhu 20
o
C
Sifat Kimia :
a. Oksidasi
Glukosa dapat dioksidasi oleh silver atau ion
Cupper dengan produk silver mirror dengan
mudah kemudian terbentuk diammonical silver


BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses
Oksidasi Asam Nitrat

I - 21
nitrit. Terjadinya lapisan endapan dari asam
caprous merupakan hasil dari reaksi dengan
fehling atau larutan benedict.
Larutan alkali dari glukosa sangat mudah
dioksidasi dalam oksigen atmosfer atau oksidasi
yang kuat lagi sehingga larutan benedict tidak
hanya mengenai atom aldehyde carbon tetapi
juga atom karbon lain.
b. Reduksi
Reaksi elektrolit dari glukosa menghasilkan
sorbitol dan mannitol.
c. Reaksi dengan Phnylhidrazine
Reaksi glukosa dengan phenylhidrazine
menghasilkan D-glukosa phenylhidrozine.
3. Fe
2
(SO
4
)
3
atau Ferric sulfat
- heat capacity 66.2 gcal/gr pada suhu 273 sampai
373
o
K
- Berat molekul 388.88 gr/mol
- Produk komersial mengandung 20 % air
(berwarna kuning)
- Densitas pada 18
0
C : 3.097 gr/cm
3

- Larut dalam alkohol


BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses
Oksidasi Asam Nitrat

I - 22
- Tidak larut dalam aceton
(Faith, Keyes, Industrial Chemical, 4
th
ed, John Wiley
and Sons, 1975, pp.418-420)
4. Asam Nitrat (HNO
3
)
Sifat Fisika
- Larutan tak berwarna
- Berat molekul : 63 gr/mol
- HNO
3
65 % :
Densitas pada suhu 20
o
C : 1,14 gr/cm
3

Titik leleh : -41,8
o
C
Titik didih pada 1 atm : 120,5
o
C
Kelarutan dalam air : larut dalam
berbagai proporsi
- Entropi :
Liquid (16
o
C) : 37,19 cal/mol
Gas (25
o
C) : 63,62 cal/mol
- Panas pembentukan : 2503 cal/mol
- Panas penguapan (20
o
C): 9426 cal/mol
- Kapasitas panas (27
o
C) : 28,24 cal/mol
Sifat Kimia
a. Sebagai asam
Merupakan asam kuat berbasa satu dan dapat


BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses
Oksidasi Asam Nitrat

I - 23
bereaksi langsung dengan alkali, oksida-oksida
dan bahan dasar lain membentuk garam.
b. Sebagai zat pengoksidasi
Merupakan oksidator kuat. Reaksi antara asam
nitrat dengan zat pereduksi akan menghasilkan
NO
2
dan NO.
c. Reaksi dengan bahan organik
Reaksi ini akan membentuk organik nitrat dengan
esterifikasi. Misalnya :
ROH + HNO
3
RNO
3
+ H
2
O
C
6
H
6
+ HNO
3
C
6
H
5
NO
3
+ H
2
O
d. Bereaksi dengan logam
Umumnya asam nitrat bereaksi dengan logam
kecuali emas, platina, iridium, rhodium, tantalum
dan titanium. Reaksi ini akan membentuk nitrat
dan oksida nitrogen.
Reaksi berjalan dalam dua tahap, misalnya :
3Cu + 6 HNO
3
3Cu(NO
3
)
2
+ 6H
6H + 2HNO
3
4H
2
O + 2 NO
( Kirk R.E, Othmer D.F., Encyclopedia of Chemical Technology, 3
rd
, Vol.15 , Mei Ya
Publications, Inc. , Taipei , pp. 854-856 , 1945 )



BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses
Oksidasi Asam Nitrat

I - 24
I.4.3 Produk utama
Asam Oksalat Dihydrat
Sifat fisika asam oksalat dihydrat (C
2
H
2
O
4
.2H
2
O)
- Berbentuk kristal, berwarna putih
- Titik leleh : 101,5
o
C
- Densitas : 1,653 g/cm
3

- Panas pembentukan standart (Hf) pada 18
o
C: -
1422 kJ/mol
- Berat molekul : 126,07
- Cp pada suhu 50
o
C adalah 0,385
- Cp pada suhu 100
o
C adalah 0,416
Sifat kimia asam oksalat
- Asam oksalat anhydrat menyublim pada suhu
150
o
C tetapi jika dipanaskan lagi akan
terdekomposisi menjadi karbondioksida dan asam
formiat.
- Jika asam oksalat dipanaskan dengan
penambahan asam sulfat akan menghasilkan
karbon monoksida, karbondioksida dan H
2
O.
( Kirk R.E, Othmer D.F., Encyclopedia of Chemical Technology, 3
rd
, Vol.16 , Mei Ya Publications, Inc. , Taipei , pp. 618 , 1945 )

Anda mungkin juga menyukai