PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2014
PERCOBAAN IV 1. Judul : Analog To Digital Converter 2. Tujuan Percobaan 1. Menjelaskan proses perubahan dari system analog ke digital. 2. Membuat rangkaian ADC dari IC ADC 0804. 3. Dasar Teori 3.1. ADC dan ACD Sistem digital mempunyai masukan analog. Tegangan berubah berkesinambungan dari 0 sampai 3 V. pengkode merupakan alat khusus yang mengubah sinyal analog ke informasi digital. Pengkode ini kita sebut sebagai pengubah analog-ke-digital atau singkatnya pengubah A/D. Transedeur lainnya biasanya digabungkan dengan mikrofon, speaker, ukuran strain, sel fotoresistif, sensor temperature, potensiometer, dan lilitan pembawa. Table kebenaran pengubah D/A (Tokheim,1990) :
Masukan Digital Keluaran Analog D C B A Volt Baris 1 0 0 0 0 0 Baris 2 0 0 0 1 0.2 Baris 3 0 0 1 0 0.4 Baris 4 0 0 1 1 0.6 Baris 5 0 1 0 0 0.8 Baris 6 0 1 0 1 1 Baris 7 0 1 1 0 1.2 Baris 8 0 1 1 1 1.4 Baris 9 1 0 0 0 1.6 Baris 10 1 0 0 1 1.8 Baris 11 1 0 1 0 2 Baris 12 1 0 1 1 2.2 Baris 13 1 1 0 0 2.4 Baris 14 1 1 0 1 2.6 Baris 15 1 1 1 0 2.8 Baris 16 1 1 1 1 3
Jika kita ingin mengubah biner dari unit pengolahan kesuatu keluaran 0 sampai 3V. Table tersebut memperlihatkan empat masukan (D,C,B,A) kedalam pengubah D/A. Masukan berbentuk biner setiap 1 berkisar +3 sampai +5V. setiap 0 berkisar 0V. keluaran diperlihatkan sebagai tegangan pada kolom paling kanan. Menurut table tersebut, bila biner 0000 muncul pada masukan pengubah D/A keluarannya adalah 0V. Bila biner 0001 adalah masukan, mak keluarannya adalah 0,4V. Kita perhatikan bahwa untuk masing- masing baris yang ditelusuri kebawah pada table, keluaran analog bertambah dengan 0,2V. Pendekode terdiri atas dua bagian : jaringan resistor dan penguat penjumlahan (Sumarna,2000). 3.2. Konverter Alat bantu digital yang paling penting untuk teknologi kontrol proses adalah yang menerjemahkan informasi digital ke bentuk analog dan juga sebaliknya. Sebagian besar pengukuran variabel-variabel dinamik dilakukan oleh piranti ini yang menerjemahkan informasi mengenai vaiabel ke bentuk sinyal listrik analog. Untuk menghubungkan sinyal ini dengan sebuah komputer atau rangkaian logika digital, sangat perlu untuk terlebih dahulu melakukan konversi analog ke digital (A/D). Hal-hal mengenai konversi ini harus diketahui sehingga ada keunikan, hubungan khusus antara sinyal analog dan digital (Wijaya,2006). 3.3. Konverter ADC Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi kode kode digital. ADC banyak digunakan sebagai Pengatur proses industri, komunikasi digital dan rangkaian pengukuran/ pengujian. Umumnya ADC digunakan sebagai perantara antara sensor yang kebanyakan analog dengan sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/ berat, aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital (komputer). ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan sampling dan resolusi. Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan seberapa sering sinyal analog dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu. Kecepatan sampling biasanya dinyatakan dalam sample per second (SPS) (Sumarna,2000).
Gambar 1. ADC dengan kecepatan sampling rendah dan kecepatan sampling tinggi
Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk besaran yang merupakan rasio perbandingan sinyal input dan tegangan referensi. Sebagai contoh, bila tegangan referensi 5 volt, tegangan input 3 volt, rasio input terhadap referensi adalah 60%. Jadi jika menggunakan ADC 8 bit dengan skala maksimum 255, akan didapatkan sinyal digital sebesar 60% x 255 = 153 (bentuk decimal) atau 10011001 (bentuk biner). Signal = (sample/max_value)*reference_voltage = (153/255) * 5 = 3 Volts 3.4. Komparator Bentuk komunikasi yang paling mendasar antara wujud digital dan analog adalah piranti (biasanya berupa IC) disebut komparator. Piranti ini yang diperlihatkan secara skematik secara sederhana membandingkan dua tegangan pada kedua terminal inputnya. Bergantung pada tegangan mana yang lebih besar, outputnya akan berupa sinyal digital 1 (high) atau 0 (low). Komparator ini digunakan secara luas untuk sinyal alarm ke komputer atau sistem pemroses digital. Elemen ini juga merupakan satu bagian dengan konverter analog ke digital dan digital ke analog yang akan didiskusikan nanti. Sebuah komparator dapat tersusun dari sebuah opamp yang memberikan output terpotong untuk menghasilkan level yang diinginkan untuk kondisi logika (+5 dan 0 untuk TTL 1 dan 0). Komparator komersil didesain untuk memiliki level logika yang dperlukan pada bagian outputnya. 3.5. ADC Simultan ADC Simultan atau biasa disebut flash converter atau parallel converter. Input analog Vi yang akan diubah ke bentuk digital diberikan secara simultan pada sisi + pada komparator tersebut, dan input pada sisi tergantung pada ukuran bit converter. Ketika Vi melebihi tegangan input dari suatu komparator, maka output komparator adalah high, sebaliknya akan memberikan output low. Bila Vref diset pada nilai 5 Volt, maka dari gambar 3 dapat didapatkan : V(-) untuk C7 = Vref * (13/14) = 4,64 V(-) untuk C6 = Vref * (11/14) = 3,93 V(-) untuk C5 = Vref * (9/14) = 3,21 V(-) untuk C4 = Vref * (7/14) = 2,5 V(-) untuk C3 = Vref * (5/14) = 1,78 V(-) untuk C2 = Vref * (3/14) = 1,07 V(-) untuk C1 = Vref * (1/14) = 0,36 Output Comparator Output C7 C6 C5 C4 C3 C2 C1 22 21 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Gambar 2. ADC Simultan 3.6. SAR (Successive Aproximation Register) ADC Pada gambar 5 ditunjukkan diagram ADC jenis SAR, Yaitu dengan memakai konvigurasi yang hampir sama dengan counter ramp tetapi dalam melakukan trace dengan cara tracking dengan mengeluarkan kombinasi bit MSB = 1 ====> 1000 0000. Apabila belum sama (kurang dari tegangan analog input maka bit MSB berikutnya = 1 ===>1100 0000) dan apabila tegangan analog input ternyata lebih kecil dari tegangan yang dihasilkan DAC maka langkah berikutnya menurunkan kombinasi bit ====> 10100000. Untuk mempermudah pengertian dari metode ini diberikan contoh seperti pada timing diagram gambar 6 Misal diberi tegangan analog input sebesar 6,84 volt dan tegangan referensi ADC 10 volt sehingga apabila keluaran tegangan sbb : Jika D7 = 1 Vout=5 volt Jika D6 = 1 Vout=2,5 volt Jika D5 = 1 Vout=1,25 volt Jika D4 = 1 Vout=0,625 volt Jika D3 = 1 Vout=0,3125 volt Jika D2 = 1 Vout=0,1625 volt Jika D1 = 1 Vout=0,078125 volt Jika D0 = 1 Vout=0,0390625 volt
Gambar 3. Blok Diagram SAR ADC
3.7. ADC Dalam Bentuk IC ADC 0804 merupakan salah satu Analog to Digital Converter yang banyak digunakan untuk menghasilkan data 8 bit. Adapun metode pengukur aras tegangan cuplikan dan mengubahnya ke dalam sandi biner menggunakan metode pengubahan dengan tipe pembanding langsung atau successive approximation. IC ADC 0804 mempunyai dua input analog, Vin(+) dan Vin(-), sehingga dapat menerima input diferensial. Input analog sebenarnya (Vin) sama dengan selisih antara tegangan-tegangan yang dihubungkan dengan ke dua pin input yaitu Vin = Vin(+) Vin(-). Kalau input analog berupa tegangan tunggal, tegangan ini harus dihubungkan dengan Vin(+), sedangkan Vin(-) di- groundkan. Untuk operasi normal, ADC 0804 menggunakan Vcc = +5 Volt sebagai tegangan referensi. Sebuah contoh diagram pin ADC 0804 adalah ditunjukkan pada gambar 7, IC ADC 0804 adalah sebuah CMOS 8bit dan IC ADC ini bekerja dibawah 100 us. Gambar 8 ditunjukkan sebuah pengetes rangkaian yang menggunakan IC ADC 0804 dimana input tegangan analogdimasukkan dengan mengatur potensio 10 Kohm yang dihubungkan dengan ground dan tegangan (+5 volt). Hasil dari ADC adalah 1/255 (2 8 - 1) dari skala penuh tegangan 5 Volt. Untuk setiap penambahan 0,02 volt (1/255 x 5 volt = 0,02 volt ). Jika input analog diberi 0,1 volt maka keluaran binernya = 0000 0101 ( 0,1 volt/0,02 volt = 5 maka binernya = 0000 0101 ).
Gambar 4 pin ADC 8 bit
4. Alat dan Bahan 1. IC ADC 0804 2. Kabel-kabel Penghubung 3. LED 4. Multimeter 5. Potensiometer 6. Projec board
5. Prosedur Kerja 1. Disiapkan rangkaian dengan menggunakan modul ADC 0804. 2. Disambungkan bagian Vin dari IC ADC ke variabel DC power supply(potensiometer) (0-15 V), set nilai awal ke 0 V, dan bagian Vin dengan Ground. 3. Disambungkan 8 bit outputnya ke LED. Ingat bagian MSB adalah yang di sebelah kiri. 4. Dinyalakan power supply. 5. Perlahan-lahan diputar input variable DC power supply ( untuk ketelitian, dapat diletakan Digital multimeter sebelum input Vin). 6. Diamati perubahan yang terjadi pada LED. 7. Dicatat setiap perubahan yang dihasilkan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Pengukuran Konversi Analog-To-Digital Dengan IC ADC0804 INPUT OUTPUT Analog Digital Vin DB 7 DB 6 DB 5 DB 4 DB 3 DB 2 DB 1 DB 0
0 V 1 V 2 V 3 V 4 V 5 V 6. Analisis Data Pada Praktikum kali ini dilakukan analisis masukan dan keluaran pada rangkaian ADC IC 0804. Kemudian dibandingkan dengan tabel 7. Tabel Pengamatan INPUT OUTPUT Analog Digital Vin DB 7 DB 6 DB 5 DB 4 DB 3 DB 2 DB 1 DB 0
0 V 1 V 2 V 3 V 4 V 5 V
8. Hasil Pengamatan dan Pembahasan 8.1. Hasil Pengamatan INPUT OUTPUT Analog Digital Vin DB 7 DB 6 DB 5 DB 4 DB 3 DB 2 DB 1 DB 0
0 V 0 0 0 0 0 0 0 0 1 V 0 0 1 0 0 1 1 0 2 V 0 0 1 0 0 1 1 1 3 V 0 0 1 0 0 1 1 1 4 V 0 0 1 0 0 1 1 1 5 V 0 0 1 0 0 1 1 1
DAFTAR PUSTAKA
Sumarna, 2000, Elektronika Digital, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta Tokheim, Roger L.,1990, Elektronika Digital, edisi kedua, alih bahasa: Ir. Sutisno, M.Eng, Erlangga, Jakarta Widjanarka N.,Ir. Wijaya, 2006,Elektronika Digital, editor: Wibi Hardani,S.T, MM, Erlangga, Jakarta