68 Nina Marlina: Teknik modifikasi media regenerasi dalam pembentukan kalus
Buletin Teknik Pertanian Vol. 14, No. 2, 2009: 68-71
A nthurium (Anthurium andraeanum Lind) merupakan tanaman tropis yang berasal dari Amerika Tengah. Tanaman ini termasuk jenis Araceae yang paling populer dan memiliki nilai ekonomi penting, karena bunganya indah dan menarik, kaya warna, memiliki daya simpan yang lama, dan banyak dimanfaatkan sebagai bunga potong, tanaman pot, maupun tanaman taman. Di pasar global, bunga anthurium me- nempati urutan kedua yang paling digemari setelah anggrek untuk kelompok bunga tropis (The Dutch Flower Council 1997). Nilai ekspor tanaman hias Indonesia mengalami pening- katan dari tahun ke tahun. Namun nilai ekspor florikultura Indonesia masih sangat kecil, yaitu hanya 0,025% pada tahun 1998 dan menempati urutan ke-54 dari kelompok negara-negara eksportir bunga dunia (Asosiasi Bunga Indonesia 2001). Pada tahun 2002, nilai ekspor tanaman hias Indonesia meningkat menjadi 0,13% dari total nilai ekspor tanaman hias dunia dan menempati urutan ke-31 dengan nilai ekspor mencapai US$5.141 juta (Ishak 2004). Perbanyakan anthurium umumnya dilakukan secara konvensional dengan menggunakan biji, memotong rimpang, atau memisahkan anakan. Cara tersebut membutuhkan waktu lama dan menghasilkan pertumbuhan tanaman yang tidak seragam. Perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaring- an dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah banyak dan dalam waktu singkat dengan sifat tanaman yang sama dengan induknya (Raharja 1993). Keberhasilan perbanyakan tanaman menggunakan teknik kultur jaringan bergantung pada kombinasi jenis media, zat pengatur tumbuh (ZPT), dan bagian eksplan yang digunakan. Media kultur yang memenuhi syarat adalah media yang me- ngandung hara makro dan mikro dalam kadar dan perbanding- an tertentu, sukrosa sebagai sumber energi, vitamin, ZPT, dan agar sebagai penyangga sehingga dapat terjadi kontak antara jaringan tanaman dengan media dan udara (Wetherell 1982). Media yang paling banyak digunakan dalam berbagai tujuan kultur adalah Murashige dan Skoog (MS). Media lain umumnya dikembangkan berdasarkan media MS tersebut (Gunawan 1992). Selain media, keberhasilan perbanyakan secara kultur jaringan juga ditentukan oleh eksplan atau bagian tanaman yang akan dikultur, umur fisiologi, dan ukuran eksplan. Umumnya, bagian tanaman yang digunakan sebagai eksplan adalah jaringan yang masih muda yang sedang tumbuh aktif. Jaringan tanaman yang masih muda mempunyai daya regenerasi tinggi, sel-selnya aktif membelah diri, dan relatif lebih bersih (Yusnita 2004). Penggunaan eksplan yang tepat merupakan hal penting yang harus diperhatikan pada tahap inisiasi awal. Percobaan bertujuan untuk mendapatkan media regene- rasi yang sesuai untuk pembentukan kalus pada eksplan anthurium kultivar Tropical. BAHAN DAN METODE Percobaan dilaksanakan di laboratorium kultur jaringan Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), Segunung, Cianjur, Jawa Barat pada bulan September-Desember 2006. Bahan eksplan yang digunakan adalah daun, tangkai daun, dan akar dari planlet steril hasil kultur anther tanaman anthurium kultivar Tropical. Bahan lain yang diperlukan adalah alkohol, spirtus, aluminum foil, karet gelang, dan plastic wrafing. Alat yang digunakan adalah botol kultur, gelas ukur, erlenmeyer, pipet mikro, timbangan analitik, pH meter, cawan petri, pengaduk magnetik (magnetic stirrer), autoklaf, lampu bunsen, laminar air flow cabinet, pinset, pisau, dan pisau bedah (scalpel). Media yang digunakan adalah media dasar MS yang dimodifikasi. Media terdiri atas unsur hara makro dan mikro, vitamin, sukrosa, Fe khelat, dan agar gerlit dengan penambah- an ZPT seperti tidiazuron (TDZ), benzil amino purin (BAP), napthalene acetic acid (NAA), dan 2,4 dikloro fenoksiasetat (2,4D). Komposisi media disajikan pada Tabel 1. Kombinasi perlakuan media adalah sebagai berikut: Ant 1 = MS + 0,05 mg/l TDZ + 0,50 mg/l BAP + 0,01 mg/l NAA Ant 2 = MS + 1 mg/l TDZ + 0,02 mg/l NAA Ant 3 = MS + 0,05 mg/l TDZ + 0,20 mg/l BAP + 1 mg/l 2,4D TEKNIK MODIFIKASI MEDIA REGENERASI DALAM PEMBENTUKAN KALUS BERBAGAI JENIS EKSPLAN ANTHURIUM Nina Marlina Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan pada Balai Penelitian Tanaman Hias Jalan Raya Ciherang, Segunung, Pacet, Cianjur 43253, Kotak Pos 8 Sindanglaya, Telp. (0263) 512607, Faks. (0263) 514138 E-mail: segunung@indoway.net Nina Marlina: Teknik modifikasi media regenerasi dalam pembentukan kalus 69 Untuk memudahkan dalam pembuatan media, disiapkan larutan stok dari semua unsur hara makro, mikro, vitamin, dan Fe khelat masing-masing 10 kali kepekatan, kemudian dilarutkan dalam 100 ml akuades. Untuk membuat 1 liter modifikasi media MS, semua unsur hara makro dan mikro masing-masing 5 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi akuades, lalu ditambahkan sukrosa 30 g dan diaduk dengan pengaduk magnetik. Setelah tercampur rata, dilaku- kan pengukuran pH dengan kadar normal pH media 5,80. Ke dalam media lalu ditambahkan agar gerlit 2 g/l, lalu dimasak sampai mendidih. Selanjutnya, media dituang ke dalam botol kultur dan disterilisasi menggunakan autoklaf dengan suhu 121C pada tekanan 17,50-20 psi (pound per square inch). Tahapan penanaman awal anthurium kultivar Tropical disajikan pada Gambar 1. Eksplan berupa planlet steril hasil kultur anther anthurium kultivar Tropical diambil dari botol kultur dengan menggunakan pinset steril lalu diletakkan di atas cawan petri. Selanjutnya, planlet dipotong-potong menggunakan pisau bedah steril pada bagian daun, tangkai daun, dan akar dan memisahkannya ke dalam cawan petri. Eksplan berupa daun, tangkai daun, dan akar yang sudah dipisah menurut jenisnya kemudian diberi pelukaan untuk meningkatkan peluang mendapatkan pemunculan kalus tumbuh (Gambar 2). Eksplan lalu dimasukkan ke dalam botol kultur menggunakan pinset steril dengan memberi sedikit tekanan agar terjadi kontak yang lebih luas antara jaringan tanaman dan media kultur. Setiap botol kultur ditanam tiga eksplan dari masing-masing jenis eksplan. Botol kultur kemudian ditutup dengan plastic wrafing dan aluminum foil lalu disimpan di ruang inkubasi dengan suhu 25-26C sampai kalus tumbuh. Pengamatan dilakukan secara periodik setiap 14 hari setelah penanaman eksplan. Parameter yang diamati adalah jumlah eksplan tumbuh yang membentuk kalus pada setiap media modifikasi. Planlet steril anthurium kultivar Tropical hasil kultur anther dibawa ke dalam laminar air flow cabinet Planlet dikeluarkan dari botol kultur, diletakkan dalam cawan petri Planlet dipotong dengan pisau scalpel pada bagian daun, tangkai daun, dan akar Eksplan daun, tangkai daun, dan akar diberi pelukaan dengan pisau scalpel Eksplan ditanam pada media perlakuan, tiap botol media ditanami 3 eksplan dari masing-masing jenis eksplan Botol kultur ditutup plastic wrafing dan aluminum foil, diikat dengan karet gelang Kultur daun, tangkai daun, dan akar disimpan di ruang inkubasi pada suhu 25-26C Pengamatan dilakukan secara periodik setiap 14 hari Gambar 1. Diagram alur tahapan kerja penanaman eksplan anthurium kultivar Tropical, Balithi, Segunung, 2006 t t t t t t t Tabel 1. Komposisi media dasar MS dan cara pembuatannya Bahan MS Stok untuk Cara membuat (mg/l) 10 liter Unsur makro NH 4 NO 3 1.650 16,50 g Semua bahan dilarutkan KNO 3 1.900 19 g dalam 100 ml air steril, CaCl 2 .H 2 O 440 4,40 g kecuali CaCl 2 yang dibuat MgSO 4 .7H 2 O 370 3,70 g secara terpisah, disimpan KH 2 PO 4 170 1,70 g pada suhu 4C. Pengambilan 10 ml untuk 1 liter media Unsur mikro H 3 BO 3 6,20 62 mg Semua bahan dilarutkan KI 0,83 8,30 mg dalam 100 ml air steril, MnSO 4 .4H 2 O 22,30 223 mg disimpan pada suhu 4C. ZnSO 4 .7H 2 O 8,60 86 mg Pengambilan 10 ml Na 2 MoO 4 .2H 2 O 0,25 2,50 mg untuk 1 liter media CuSO 4 .5H 2 O 0,025 0,25 mg CoCl 2 .6H 2 O 0,025 0,25 mg Vitamin Mio-inositol 100 1 g Semua bahan dilarutkan Tiamin-HCl 0,50 5 mg dalam 100 ml air steril, disimpan pada suhu 4C. Pengambilan 10 ml untuk 1 liter media Fe khelat FeNa 2 EDTA 37,70 377 mg Semua bahan dilarutkan dalam 100 ml air steril, disimpan pada suhu 4C. Pengambilan 10 ml untuk 1 liter media 70 Nina Marlina: Teknik modifikasi media regenerasi dalam pembentukan kalus Tabel 4. Rata-rata jumlah kalus tumbuh pada media MS modifikasi dengan eksplan akar anthurium kultivar Tropical, Balithi, Segunung, 2006 Perlakuan Ulangan Jumlah kalus Rata-rata I II III Ant 1 1,08 1,36 1,28 3,72 1,24 Ant 2 1,48 2,26 2,74 6,48 2,16 Ant 3 2,10 1,60 1,46 5,16 1,72 Ant 1 = MS + 0,05 mg/l tidiazuron + 0,50 mg/l BAP + 0,01 mg/l NAA Ant 2 = MS + 1 mg/l tidiazuron + 0,02 mg/l NAA Ant 3 = MS + 0,05 mg/l tidiazuron + 0,20 mg/l BAP + 1 mg/l 2,4D HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan berbagai jenis eksplan yang ditanam pada beberapa jenis media menunjukkan adanya respons yang bervariasi. Penggunaan media MS yang mengandung unsur makro, mikro, vitamin, dan Fe khelat pada tiap jenis eksplan anthurium dapat memacu pembentukan kalus. Hal ini sesuai dengan laporan Gunawan (1992) yang menyatakan bahwa penggunaan konsentrasi unsur-unsur makro yang lebih rendah daripada yang terdapat dalam medium MS memberikan hasil yang lebih baik. Inisiasi awal kalus terjadi pada minggu keempat setelah penanaman. Hampir semua media modifikasi dapat men- dorong pembentukan kalus. Hal ini menunjukkan bahwa eksplan dapat beradaptasi dengan semua media perlakuan. Jumlah kalus yang terbentuk dari masing-masing jenis eksplan pada media modifikasi disajikan pada Tabel 2, 3, dan 4. Tabel 2 menunjukkan jumlah kalus yang terbentuk dari eksplan daun. Nilai tertinggi terdapat pada perlakuan Ant 2 ( MS + 0,05 mg/l TDZ + 0,02 mg/l NAA) dengan rata-rata tumbuh 2,30 kalus. Menurut Gunawan (1992), kalus dapat diinisiasi dari hampir semua bagian tanaman, tetapi organ yang berbeda menunjukkan kecepatan pembelahan sel yang berbeda pula. Dari tiga jenis eksplan yang digunakan (daun, tangkai daun, dan akar), hampir semua eksplan memberikan respons pembentukan kalus. Eksplan yang membentuk kalus dan mempunyai ukuran paling besar adalah eksplan tangkai daun. Tabel 3 menyajikan jumlah kalus yang terbentuk dari eksplan tangkai daun. Hasil tertinggi diperoleh pada perlaku- an Ant 2 ( MS + 0,05 mg/l TDZ + 0,02 mg/l NAA) dengan rata-rata tumbuh 2,63 kalus. Penggunaan ZPT dari golongan auksin (NAA) dan sitokinin (tidiazuron) sangat berpengaruh terhadap pertum- buhan kalus. Penggunaan konsentrasi ZPT yang tepat memberikan hasil yang baik untuk inisiasi kalus. Tabel 4 menunjukkan jumlah kalus yang terbentuk dari eksplan akar. Hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan media dengan konsentrasi ZPT sitokinin tinggi, yaitu media Ant 2 ( MS + 0,05 mg/l TDZ + 0,02 mg/l NAA) dengan rata-rata tumbuh 2,16 kalus. Tabel 2. Rata-rata jumlah kalus tumbuh pada media MS modifikasi dengan eksplan daun anthurium kultivar Tropical, Balithi, Segunung, 2006 Perlakuan Ulangan Jumlah kalus Rata-rata I II III Ant 1 2,30 1,60 1 4,90 1,63 Ant 2 2 2,60 2,30 6,90 2,30 Ant 3 1 2 2,30 4,60 1,53 Ant 1 = MS + 0,05 mg/l tidiazuron + 0,50 mg/l BAP + 0,01 mg/l NAA Ant 2 = MS + 1 mg/l tidiazuron + 0,02 mg/l NAA Ant 3 = MS + 0,05 mg/l tidiazuron + 0,2 mg/l BAP + 1 mg/l 2,4D Tabel 3. Rata-rata jumlah kalus tumbuh pada media MS modifikasi dengan eksplan tangkai daun anthurium kultivar Tropical, Balithi, Segunung, 2006 Perlakuan Ulangan Jumlah kalus Rata-rata I II III Ant 1 1,60 2 2,30 5,90 1,96 Ant 2 2,60 2,30 3 7,90 2,63 Ant 3 2 2,30 1 5,30 1,76 Ant 1 = MS + 0,05 mg/l tidiazuron + 0,50 mg/l BAP + 0,01 mg/l NAA Ant 2 = MS + 1 mg/l tidiazuron + 0,02 mg/l NAA Ant 3 = MS + 0,05 mg/l tidiazuron + 0,2 mg/l BAP + 1 mg/l 2,4D Gambar 2. Planlet anthurium kultivar Tropical: (a) planlet steril dalam botol hasil kultur anther yang siap ditanam pada media regenerasi, (b) planlet yang telah dikeluarkan dari botol kultur, dan (c) bagian eksplan yang sudah dipotong (eksplan daun, tangkai daun, dan akar) Nina Marlina: Teknik modifikasi media regenerasi dalam pembentukan kalus 71 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jenis media dan jenis eksplan yang digunakan sangat menentukan keber- hasilan dalam menginisiasi kalus. Media modifikasi yang paling responsif dalam pembentukan kalus adalah Ant 2 ( MS + 0,05 mg/l TDZ + 0,02 mg/l NAA). Terbentuknya kalus pada media ini kemungkinan disebabkan oleh konsentrasi sitokinin (tidiazuron) yang tinggi dikombinasikan dengan auksin (NAA) konsentrasi rendah. Wattimena (1988) me- nyatakan bahwa sitokinin mempengaruhi proses fisiologis tanaman, terutama dalam mendorong aktivitas pembelahan sel. KESIMPULAN DAN SARAN Media dan jenis eksplan menentukan keberhasilan kultur jaringan anthurium. Terdapat pengaruh jenis media yang dimodifikasi terhadap pembentukan kalus pada semua jenis eksplan tanaman anthurium kultivar Tropical. Dari tiga jenis media dan tiga jenis eksplan yang digunakan, pertumbuhan kalus tertinggi diperoleh pada perlakuan Ant 2 ( MS + 0,05 mg/l TDZ + 0,02 mg/l NAA) dengan eksplan tangkai daun. Semua eksplan dapat merespons inisiasi kalus pada be- berapa jenis media. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyampaikan terima kasih kepada Fitri Rachmawati, SP, MSi dan Dewi Pramanik SP, yang telah memberikan bimbingan selama penulisan. DAFTAR PUSTAKA Asosiasi Bunga Indonesia. 2001. Memacu ekspor florikultura. Bulletin ASBINDO 79: 4-6. Gunawan, L.W. 1992. Teknik Kultur Jaringan. Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor. Ishak, N.N. 2004. Peluang ekspor produk florikultura. Makalah Seminar Nasional Florikultura, Bogor, 4-5 Agustus 2004. Pusat Pengembangan Pasar Wilayah Eropa, Badan Pengembangan Ekspor Nasional. Raharja, P.D. 1993. Kultur Jaringan: Teknik perbanyakan tanaman secara modern. Penebar Swadaya, Jakarta. 53 hlm. The Dutch Flower Council. 1997. Statistics of anthurium. Bulletin of Cut Flower Statistics, Netherlands. Wattimena, G.A. 1988. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor. 145 hlm. Wetherell, D.F. 1982. Pengantar Propagasi Tanaman Secara In vitro. Avery Publishing Group Inc., Wayne, New Jersey. Yusnita. 2004. Kultur Jaringan: Cara memperbanyak tanaman secara efisien. Agromedia Pustaka, Jakarta. 105 hlm.