Dosen Pembimbing : Dr. Drh. Koekoeh Santoso Kelompok Praktikum : 3C7
SUSUNAN SAEAF PUSAT I
Anggota Kelompok :
1. Lee Shinh Nian* B04128008 .. 2. Grace Victoria Mani B04128013 .. 3. Shobha Rajantiran B04128017 .. 4. Tay Pik Mun B04128015 ..
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014
PENDAHULUAN Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi. Seluruh aktivitas tubuh dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron), neuron adalah kesatuan structural dan fungsional system saraf. Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. (Dwi Jo. 2014.) Otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu otak besar (cerebrum), otak tengah (mesencefalon), otak kecil (cerebellum), dan sumsum lanjutan (medula oblogata). Otak besar merupakan pusat ingatan, kesadaran, kecerdasan, dan kemauan. Otak tengah berhubungan dengan sistem penglihatan dan pendengaran. Di bagian depan dari otak tengah terdapat talamus dan hipotalamus yang berfungsi untuk pengaturan syaraf otonom dan sekresi hormon dari kelenjar pituitari. Sinyal-sinyal dalam bentuk aliran arus listrik yang disebut impuls saraf, diangkut dari satu bagian menuju bagian lain(Fried, 1999). Otak kecil terletak di bawah otak besar, di dalam rongga tengkorak bagian belakang. Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur keseimbangan tubuh, posisi tubuh, dan gerakan otot yang disadari. Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak besar, dan merupakan perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai pengatur pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat pencernaan. Sumsum tulang belakang (medula spinalis) terletak memanjang dari ruas-ruas leher sampai ruas pinggang yang kedua. Fungsi sumsung tulang belakang yaitu pusat perantara antara susunan saraf tepi dan otak,menghantarkan impuls menuju atau dari otak, dan mengatur gerak reflekss tubuh. (Fried, 1999) Susunan syaraf katak lebih sederhana dibandingkan dengan mamalia, tetapi prinsip-prinsip dasar susunan syaraf pusat dapat dipelajari dengan menggunakan katak. Seperti halnya pada hewan berderajat tinggi,susunan syaraf pusat katak dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu prosensepalon, mesensefalon, rombesefalon, dan medulla spinalis. Lebih lanjut prosensefalon dapat dibagi lagi menjadi dua, yaitu telensefalon dan diensefalon. Telensefalon setelah masa embriona akan berubah menjadi cerebrum. Daerah cerebrum merubah pangkal dari saraf otak I (nervus olfaktorius) dan saraf otot II (nervus optikus). (Wiwi. 2006) Bagian kulit cerebrum (kortek serebri) terdiri atas berpuluh-puluh area dengan fungsi yang berbeda-beda, antara lain sebagai pusat sensorik, pusat motorik, pusat asosiasi, pusat kesadaran, pusat penerimaan ransang penglihatan, pusat pengaturan tingkah laku dan pada hewan yang berderajat lebih tinggi, juga merupakan pusat refleks bersyarat. (Dellmann, 1988) Bagian otak lain berkembang menjadi cerebellum, medula oblongata dan medula spinalis. Pada dasarnya, system-sistem organisme bekerja secara selaras dan teratur dalam menyelenggarakan aktivitas metabolisme tubuh secara keseluruhan. Untuk mengontrol dan mengatur kerja system organ tubuh kita memiliki suatu system yang dikenal sebagai system koordinasi atau system syaraf. Untuk mengetahui cara kerja dan fungsi sistem saraf maka dilakukan percobaan dengan lebih awal mengamati aktivitas normal pada katak kemudian untuk mempelajari fungsi dari suatu organ atau suatu sistem dapat diketahui dengan cara melakukan rangsangan (stimulasi) atau penghambatan (inhibisi) pada organ atau sistem tersebut dan dengan cara menghilangkan bagian-bagian dari organ atau sistem, kemudian diamati aktivitas fungsional organ atau sistem yang hilang dan dilanjutkan pengamatan deserebrasi dan spinal.
A. FUNGSI BAGIAN-BAGIAN DARI OTAK KATAK (SSP 1) TUJUAN Mempelajari fungsi bagian-bagian otak katak dengan menghilangkan bagian- bagian otak tersebut dan mengamati reaksi yang timbul. Pengamatan yang dilakukan terhadap: Katak normal, katak deserebrasi, dan katak spinal. Bahan dan Alat Katak/kodok sawah (Fejervarya cancrivora), pinset, alat diseksi, baskom berisi air, scalpel, arloji, gunting. Tata Kerja Pengamatan-pengamatan harus dicatat. Data ditulis dalam isiian yang disediakan. A. Amatilah reaksi-reaksi berikut pada katak normal. Pengamatan yang pertama dilakukan adalah dengan mengamati sikap badan katak tersebut. Kemudian dilanjut dengan gerakan-gerakan spontan terhadap stimulasi yang diberikan. Seterusnya adalah keseimbangan yaitu refleks bangkit apabila katak diterbalikkan. Kemudian dilanjut dengan kemampuan berenang di dalam basin. Frekuensi napas diukur dengan mengamati gerakan-gerakan bagian dasar mulut. Dan frekuensi jantung diambil dengan mengamati gerakan-gerakan lembut pada bagian sentral di sebelah posterior garis yang menghubungkan kedua kaki depan jika diregangkan. Hasilnya dicatat pada isiian yang disediakan. B. Deserebrasi Dengan scalpel runcing yang tajam, potonglah dengan cepat kepala katak melintang sepanjang garis yang menghubungkan tepi-tepi anterior dari kedua gendang telinga (membrane tymphani yang terletak di belakang dan di bawah kedua mata). Tunggulah 10-15 menit agar katak bebas dari keadaan shock, kemudian catatlah reaksi-reaksi seperti pada A, pemotongan itu biasanya anterior dari thalamus.
C. Katak spinal. Rusak serebelum dan medulla oblongata dengan menusukkan jarum penusuk otak kira-kira 1-1.25 cm (sesuaikan dengan besar katak, jangan sampai melebihi batas antara kepala dengan punggung) ke belakang dari tempat pemotongan terakhir. Putarkan jarum penusuk otak untuk merusak tenunan sarafnya. Berikan waktu sekitar 10 menit untuk kembali dari shock dan catat reaksi-reaksinya kembali.
Hasil Percobaan Dalam kegiatan praktikum ini disediakan tiga ekor katak sawah (Fejervarya cancrivora) yang diberikan tiga perlakuan yang berbeda-beda pada masing-masing katak. Katak pertama merupakan katak normal yang digunakan sebagai kontrol. Katak kedua dilakukan deserebrasi dan katak ketiga merupakan katak spinal. Reaksi-reaksi yang diamati meliputi sikap badan, gerakan-gerakan spontan, reflekss bangkit, kemampuan berenang, frekuensi napas dan frekuensi denyut jantung. Sikap Badan Gerakan Spontan Keseimbangan (bangkit) Kemampuan berenang Frekuensi napas (per menit) Frekuensi denyut jantung (per menit) Katak normal +++ +++ +++ +++ 72 80 Katak Desereb rasi ++ ++ - ++ 44 60 Katak Spinal - - - - 41 51 Keterangan: +++ : Sangat baik ++ : Baik - : Tiada reaksi
Pembahasan Susunan sistem saraf tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom. Fungsi utama dari sistem saraf pusat adalah untuk memilah-milah semua informasi yang diterimanya. Sistem kemudian menempatkan bersama informasi dalam rangka untuk mengendalikan tindakan dari tubuh manusia. Seiring dengan sistem saraf perifer yang terletak di berbagai organ dalam tubuh, sistem saraf pusat bertindak sebagai kepala petugas kontrol untuk semua fungsi tubuh. Itu dua bagian utama, otak dan sumsum tulang belakang, memiliki tanggung jawab mereka sendiri yang berkontribusi terhadap tugas umum sistem. (Sridianti, 2014) Otak dilapisi oleh selaput otak yang disebut selaput meninges. Selaput meninges terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan durameter, lapusan araknoid, dan lapisan piameter. Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia ataupun hewan. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak. Otak dibagi menjadi beberapa bagian, di antaranya adalah cerebrum, mesenchepalon, dienchephalaon, dan cerebellum. Cerebrum merupakan bagian otak yang memenuhi sebagian besar dari otak kita yaitu 7/8 dari otak. Cerebrum mempunyai 2 bagian belahan otak yaitu otak besar belahan kiri yang berfungsi mengatur kegiatan organ tubuh bagian kanan. Kemudian otak besar belahan kanan yang berfungsi mengatur kegiatan organ tubuh bagian kiri. Kedua bagian dan cortex cerebrum adalah area motorik yang berfungsi mengendalikan koordinasi kegiatan otot rangka. Ketiga adalah area asosiasi yang berkaitasn dengan ingatan, memori, kecedasan, logika, kemauan. Cerebrum mempunyai 4 macam lobus yaitu lobus frontal, temporal, oxsipetal, dan parietal. Lobal frontal berfungsi sebagai pusat penciuman, indera peraba. Lobus temporal berungsi sebagai pusat pendengaran Lobus oxsipetal berfungsi sebagai pusat pengliihatan sedangkan lobus parietal berfungsi sebagai pusat ingatan, kecerdasan, memori, kemauan, nalar, sikap. (Society for Neuroscience, 2014) Manakala cerebellum, atau "otak kecil", mirip dengan cerebrum, dalam hal ini memiliki dua belahan otak dan memiliki permukaan yang sangat terlipat atau korteks. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh. Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Fungsi medula spinalis adalah sebagai pusat gerakan otot tubuh terbesar yaitu dikornu motorik atau kornu ventralis. Selain itu, mengurus kegiatan refleks spinalis dan refleks tungkai, menghantarkan rangsangan koordinasi otot dan sendi menuju cerebellum dan mengadakan komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh. (Marshal Hall, 2014) Suatu bagian otak yang penting yaitu medula oblongata yang merupakan suatu bagian bawah di pons (sumsum sambung) turut bertanggungjawab dalam mengontrol fungsi-fungsi otonomi, seperti bernapas, denyut jantung, menelan, bersin dan pencernaan. ( Nia Haryanto, 2009) Dalam hasil yang telah diperlakukan untuk katak normal, didapati katak normal memiliki keseimbangan tubuh yang baik, gerak spontan, respon berenang dan keseimbangan untuk bangkit sangat baik. Sikap badan katak normal yaitu sekitar 60 o sudut tubuhnya. Frekuensi nafas katak normal dari hasil berkisar 72 kali per menit. Frekuensi denyut jantung katak normal sekitar 80 kali per menit. Katak normal ditinjau dari responnya terhadap rangsangan luar sangat bagus. Ini dibuktikan bahwa medulla oblongata katak yang normal berfungsi dengan baik untuk mengatur frekuensi napas yang stabil. Katak deserebrasi adalah katak yang telah dihingkan serebrumnya. Katak spinal adalah katak yang tinggal memiliki medulla spinalis sedangkan cerebrumnya serebellum dan medulla oblongata telah dirusak. Dalam hasil perlakuan yang didapati, katak deserebrasi mengalami penurunan untuk sikap badan yaitu sudut badan miring ke samping. Selain itu, gerakan spontan juga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk respon termasuk kemampuan berenang. Manakala untuk keseimbangan badan tidak menunjukkan hasil positif. Ini mungkin karena katak mengalami kelelahan dan tidak peka terhadap stimulasi yang diberikan sehingga hasil yang didapati menyimpang. Sehingga kebanyakan fungi otomatis otak yang berperan penting seperti penagturan sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh jelas kelihatan mengalami gangguan. . (Marshal Hall, 2014). Hasil untuk frekuensi napas turut turun dengan drastis hingga ke 44 per menit dan frekuensi denyut jantung ke 60 per menit. Katak spinal adalah katak yang hanya tinggal memiliki medulla spinalis sedangkan serebrum, serebellum dan medulla oblongata dirusakkan. Hasil yang didapati untuk sikap badan, gerakan spontan, keseimbangan untuk bangkit dan kemampuan berenang tidak menunjukkan respons terhadap stimulasi dan lingkungan. Reaksi yang hilang pada katak spinal menunjukkan dengan jelas bahwa pusat kesadaran dan integrasi gerakan yang dapat diatur oleh tubuh, seperti kemampuan berenang dan sikap badan, dipegang peranannya oleh serebrum atau otak besar. Sedangkan pengaturan sistem motoris, termasuk keseimbangan, pengatur utamanya adalah serebellum. (Marshal Hall, 2014). Manakala untuk frekuensi napas yang didapati adalah sekitar 41 per menit. Namun hasil ini tersebut menyimpang karena medulla oblongata telah dirusakkan seharusnya dan tidak bisa mengendalikan aturan pernapasannya lagi. Kemungkinan kesalahan dari perlakuan merusakkan bagian otak medula dan lain tidak sempurna atau pengambilan kontraksi dari jantung. Sedangkan hasil frekuensi jantung adalah sebanyak 51 per menit. Keadaan jantung yang masih dapat dirasakan denyutannya membuktikan bahwa jantung tidak diatur oleh sistem syaraf pusat saja, melainkan diatur melalui sistem syaraf otonom dan dibantu oleh sel jantung itu sendiri yang memiliki kekhasan tersendiri yang dapat menghasilkan potensial aksi secara mandiri, atau biasa yang disebut sebagai pacemaker jantung, sehingga denyutan masih dapat dihasilkan dan dirasakan walaupun frekuensinya menurun drastis.
Pertanyaan: 1. Fungsi-fungsi apakah (pada katak) yang dipunyai serebrum, serebellum, medulla oblongata, dan medulla spinalis? Jawab: Serebrum berfungsi sebagai pusat kesadaran dan integrasi tubuh secara keseluruhan. Serebellum berfungsi sebagai pusat keseimbangan dan memperhalus gerakan. Medulla oblongata berfungsi sebagai pusat pengatur pernapasan dan sistem kardiovaskuler secara umum. Sedangkan medulla spinalis berfungsi sebagai pengatur gerakan refleks.
Kesimpulan Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis yang memiliki fungsinya masing-masing dalam pengaturan tubuh. Fungsi dari sistem saraf adalah untuk menerima rangsangan dan mentransmisi informasi ke pusat saraf untuk menghasilkan respons yang sesuai terhadap stimulasi. Otak terdiri dari dari serebrum, serebellum, dan batang otak yang terdiri atas otak tengah, pons, dan medulla oblongata. Serebrum berfungsi sebagai pusat kesadaran dan integrasi seluruh tubuh, pengatur emosi, penyimpan memori, dan pusat pengatur hormonal di dalam tubuh sebagai pengatur homeostasis. Serebellum berfungsi sebagai pengatur keseimbangan dan gerakan harmonis serta mengatur kehalusan dari setiap gerakan yang dilakukan oleeh tubuh. Otak tengah, terutama medulla oblongata, merupakan pusat pengaturan frekuensi pernapasan dan sistem kardiovaskular. Medulla spinalis merupakan pusat gerak refleks.
Daftar Pustaka Dwi Jo. 2014. Sistem Syaraf pada hewan. http://www.dwijo.com/2014/01/macam- macam-sistem-saraf-pada-hewan.html Dellmann, H. D. 1988. Buku Teks Histologi Veteriner. Jakarta: Penerbit: Universitas Indonesia Fried, G. H. dan G. J. Hademenos. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga Marshal Hall, 2014. The Spinal Cord. http://www.britannica.com/EBchecked/topic/428733/On-the-Functions-of-the- Medulla-Oblongata-and-Medulla-Spinalis-and-on-the-Excito-motory-System-of- Nerves Nia Haryanto, 2009. Ada apa dengan otak tengah. Yogjakarta: Penerbit Agromedia Pustaka Society of Neuroscience, 2014. The Cerebellum http://www.brainfacts.org/brain- basics/neuroanatomy/articles/2012/the-cerebellum/ Sridianti, 2014. Fungsi Sistem Saraf Pusat http://www.sridianti.com/fungsi-sistem- saraf-pusat.html Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.
Intelijen: Pengantar psikologi kecerdasan: apa itu kecerdasan, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kecerdasan berkembang, dan bagaimana kecerdasan dapat memengaruhi kehidupan kita