BIOREMEDIASI KANDUNGAN BAHAN ORGANIK LIMBAH CAIR TAHU MENGGUNAKAN FUNGI Aspergillus sp. DAN Penicillium sp.
BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN
Disuslkan Oleh :
Evi Selvia (J1C111042/2011) Rezky Rahmayanti (J1C111043/2011) Ana Fatmasari (J1C111203/2011)
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2013 ii
PENGESAHAN USULAN PKM-PENELITIAN
1. Judul Kegiatan : Bioremediasi Kandungan Bahan Organik Limbah Cair Tahu Menggunakan Fungi Aspergillus Sp. Dan Penicillium Sp. 2. Bidang Kegiatan : PKM-P 3. Ketua Pelaksana Kegiatan : a. Nama Lengkap : Ana Fatmasari b. NIM : J1C111203/2011 c. Jurusan : MIPA/Biologi d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Lambung Mangkurat e. Alamat Rumah dan No.Telp/HP : Jl. Lintas Kalimantan, Km. 1 Desa Maluen Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah HP : 085251429334 f. Alamat email : fatmasari_ana@gmail.com 4.Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 (dua) orang 5. Dosen Pendamping : a. Nama Lengkap & Gelar : Witiyasti Imaningsih, S.Si.,M.Si b. NIP : 19820413200501 2 001 c. No. Telp./HP : 081348168106 6. Biaya Kegiatan Total : a. Dikti : Rp. 13.707.000,- (tiga belas juta tujuh ratus tujuh ribu rupiah) b. Sumber lain : ,- 8. Jangka Waktu Pelaksanaan : Tiga (3) bulan
Banjarbaru, 22 Mei 2014 Menyetujui Ketua Program Studi, Ketua Pelaksana,
Pembantu Rektor III Dosen Pembimbing, Bidang Kemahasiswaan,
(Prof. Dr. Ir. H. Idiannor Mahyudin, M.Si) (Witiyasti Imaningsih, S.Si., M.Si) NIP 19590409 198103 1 002 NIP19820413200501 2 001
iii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ ii DAFTAR ISI .......................................................................................... iii RINGKASAN ......................................................................................... v BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1 1.2 Tujuan Khusus ............................................................................... 2 1.3 Urgensi (Keutamaan) Penelitian .................................................... 2 1.4 Luaran Penelitian ........................................................................... 3 1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................... 3 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 4 2.1 Fungi ............................................................................................. 4 2.1.1 Taksonomi Fungi ............................................................... 4 2.1.2 Morfologi Fungi ................................................................ 5 2.1.3 Reproduksi Fungi .............................................................. 6 2.1.4 Pertumbuhan Fungi ............................................................ 6 2.2 Klasifikasi dan Karakteristik Fungi Uji ........................................ 8 2.2.1 Aspergillus sp ..................................................................... 8 2.2.2 Penicillium sp .................................................................... 9 2.3 Karakteristik Limbah Cair Tahu ..................................................... 10 2.4 Bioremediasi ................................................................................. 11 BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................ 12 3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................ 12 3.1 Alat dan Bahan ................................................................................. 12 3.3 Tahapan Kegiatan Penelitian ............................................................ 12 3.3.1 Persiapan ............................................................................ 12 3.3.1.1 Sterilisasi Alat dan Ruangan .................................. 12 3.3.1.2 Pembuatan media ................................................... 13 3.3.2 Penelitian Pendahuluan ...................................................... 13 3.3.2.1 Pemilihan Fungi ..................................................... 13 iv
3.3.2.2 Pembuatan Preparat Fungi ..................................... 13 3.3.2.3 Identifikasi Fungi ................................................... 14 3.3.2.4 Kultur Fungi ........................................................... 14 3.3.2.5 Uji Coba Pendahuluan ........................................... 15 3.3.3 Penelitian Utama ................................................................ 15 BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ....................................... 17 4.1 Anggaran Biaya ............................................................................. 17 4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................ 17 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 18 LAMPIRAN ............................................................................................ 19 Lampiran 1 Biodata Ketua dan Anggota ................................................. 19 Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan ............................................. 23 Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian tugas ...... 27 Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Peneliti .......................................... 28 Lampiran 5 Alat, Bahan, dan Metode Analisis Kualitas Air ................... 31
v
RINGKASAN
Fungi merupakan mikroorganisme yang memiliki kemampuan dalam mendekomposisi bahan organik dan kemudian memanfaatkannya untuk pertumbuhan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan fungi Aspergillus sp. Dan Penicillium sp. terhadap penurunan kandungan bahan organik limbah cair tahu. Pengolahan limbah cair tahu secara biologi merupakan pengolahan alternatif yang dapat digunakan karena sesuai dengan karakteristik limbah tersebut, yaitu limbah organik. Kegiatan penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu persiapan, penelitian pendahuluan, dan penelitian utama. Kegiatan penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juli 2014. Pengambilan sampel limbah cair tahu dilakukan di pabrik tahu di daerah Loktabat, Kabupaten Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian meliputi alat dan bahan untuk identifikasi dan kultur fungi, pengumpulan air limbah, dan pelaksanaan penelitian utama. Perlakuan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu limbah cair tanpa penambahan fungi (TF), dengan penambahan fungi Aspergillus sp. (A), dan dengan penambahan fungi Penicillium sp. (P). 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pertambahan penduduk, kebutuhan manusia dalam segala aspek kehidupan terus meningkat. Salah satu kebutuhan tersebut adala kebutuhan makanan yang menyebabkan meningkatnya kegiatan industri makanan. Industri makanan yang cukup banyak berkembang di Indonesia adalah industri pembuatan tahu. Pada umumnya, pengolahan kedelai menjadi tahu dilakukan secara tradisional sehingga industri pembuatan tahu tergolong ke dalam industri kecil atau industri rumah tangga. Sebagaimana industri lainnya, industri tahu juga menghasilkan limbah. Limbah utama dari industri ini adalah limbah organik baik berupa Iimbah cair maupun padat. Limbah padat masih dapat dimanfaatkan untuk membuat oncom maupun pakan ternak, sedangkan limbah cair umumnya belum dimanfaatkan, dan langsung dibuang ke perairan. Pembuatan limbah tanpa pengolahan ini berpotensi mengakibatkan terjadinya pencemaran (Dhahiyat, 1990). Pada dasarnya setiap badan air memiliki kemampuan untuk memulihkan kondisi perairannya sendiri (self purification). Bila beban pencemar yang masuk terlalu tinggi dan melebihi kapasitas perairan tersebut untuk melakukan pulih diri, maka kualitas lingkungan perairan menurun dan mengganggu kehidupan organisme yang hidup di dalamnya. Akibat yang lebih buruk adalah rusaknya ekosistem di perairan tersebut. Oleh karena itu, air limbah yang tidak digunakan akan lebih baik jika diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke perairan. Pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu secara fisika, kimia, dan biologi. Untuk limbah cair tahu, pengolahan air limbah secara biologi merupakan alternatif pengolahan yang dapat digunakan karena sesuai dengan karakteristik limbah tersebut, yaitu limbah organik (Dhahiyat, 1990). Bioremediasi merupakan proses penyehatan secara biologis terhadap komponen lingkungan yang telah tercemar oleh kegiatau manusia. Bioremediasi adalah salah satu pengolahan air limbah secara biologi. Salah satu agen biologis 2
yang memiliki potensi sebagai bioremediator adalah fungi (mikoremediasi) (Dhahiyat, 1990). Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menggunakan fungi sebagai agen bioremediator. Ayu (2008) telah mengujikan beberapa fungi akuatik dari Telaga Warna yaitu Absidia spinosa, Acremonium strictum, Cephalosphorium acremonium, Penicillium viridicatum, dan Penicillium augulosum untuk menurunkan kandungan bahan organik limbah tahu. Dalam penelitian ini digunakan fungi yang berbeda sebagai bioremediator limbah cair tahu yang diharapkan dapat memberikan iuformasi mengenai fungi sebagai agen biologis dalam pengolahan limbah cair organik.
1.2 Tujuan Khusus Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan fungi Aspergillus sp. dan Penicillium sp. terhadap penurunan kandungan bahan organik limbah cair tahu.
1.3 Urgensi (Keutamaan) Penelitian Kegiatan industri pabrik tahu meughasilkan limbah padar dan cair. Limbah padat berupa berupa ampas tahu dapat dimanfaatkan menjadi pakan ternak dan bahan membuat oncom, sedangkan limbah cair berupa whey masih sedikit yang memanfaatkan. Limbah cair yang tidak dimanfaatkan ini biasanya langsung dibuang ke sungai. Limbah cair tahu memiliki kandungan bahan organik yang tinggi dan pada umumnya dibuang ke perairan tanpa melalui pengolahan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pencemaran yang berakibat buruk bagi ekusistem badan air penerima. Dampak paling buruk akibat kandungan bahan organik yang tinggi adalah dapat menyebabkan kondisi perairan menjadi anaerob yang membahayakan bagi organisme di dalamnya. Dalam penelitian ini, fungi hasil kultur dimasukkan ke dalam limbah cair tahu. Fungi akan memanfaatkan bahan organik yang berasal dari limbah cair tahu untuk pertumbuhannya. Jika proses bioremediasi berjalan dengan baik, maka bahan organik akan menurun dan kualitas limbah cair tahu akan membaik. 3
1.4 Luaran Penelitian Luaran dari penelitian ini adalah publikasi ilmiah melalui artikel ilmiah nasional.
1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tentang manfaat fungi Aspergillus sp. Dan Penicillium. sp yang dapat menurunkan kandungan bahan organik limbah cair tahu.
Isolat fungi dapat menurunkan bahan organik Bahan Organik Turun Kandungan bahan organik
Isolat fungi Biomassa fungi Kualitas air membaik 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Fungi Berdasarkan Sigee (2005) fungi dan organisme yang mempunyai fungi tidak memiliki klorofil dan memiliki peran utama sebagai saprofit di lingkungan akuatik. Fungi diketahui sebagai kelompok organisme yang bersatu dalam bentuk pertumbuhan miselium dan berasosiasi dalam menyerap nutrisi (heterotrofik). Berdasarkan pertumbuhan miseliumnya, fungi dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu true fungi, Actinomycetes, dan Oomycetes. True fungi bersifat eukariotik, Actynomycetes bersifat prokariotik, dan Oomycetes bersifat eukariotik namun lebih dekat dengan alga (Sigee, 2005).
2.1.1 Taksonomi Fungi Alexopoulos (1996) membagi true fungi ke dalam kelompok sebagai berikut : 1. Filum Chytridiomycota Anggota dari filum ini ditemukan di habitat akuatik dan tanah; merupakan spesies yang parasit dan saprofit. Banyak anggota filum ini yang tidak memiliki miselium. Talus tereduksi menjadi single globular structure atau rhizoid dengan sistem yang tidak beraturan yang menembus inang atau substrat. Filum ini pada habitat akuatik memiliki empat ordo yang penting, yaitu ordo Chytridiales, ordo Blastocladiales, ordo Spizellomycetales, dan Monoblepharidales. 2. Filum Zygomycota Dua kelas pada filum ini yang berada di habitat akuatik adalah kelas Zygomycetes dan Trichomycetes. 3. Filum Asbomycota Ciri dari filum ini adalah bentuknya multiselular, memiliki miselium yang bersepta, dan ascocarp. Fungi pada kelompok ini jarang ditemukan di perairan air tawar. 4. Filum Basidiomycota 5
Keberadaan filum ini juga terbatas di air tawar. Biasanya berada di kayu dan material organik lain di dalam dan sekitar sungai. 5. Filum Deuteromycota Filum ini memiliki peranan panting baik sebagai saprofit maupun sebagai parasit dau predator hewan kecil. Khusus Hyphomycetes diketahui memiliki spora aseksual di habitat akuatik. Bentuk konidia yang tetra-radiate dan sigmoig merupakan fungi saprofitik yang utama. Kelimpahan Hyphomycefss biasanya ditemukan di daun busuk yang tenggelam dari pohon dan semak di sungai. Fungi ini memainkan peranan penting di ekologi perairan yang teraerasi baik dimana daun yang rontok menyediakan kebutuhan bahan organik utama.
2.1.2 Morfologi Fungi Secara umum, fungi menyerupai tumbuhan hijau namun dengan beberapa pengecualian yaitu fungi memiliki dinding sel tertentu, biasanya non motil walaupun fungi memiliki sel reproduksi yang motil, dan bereproduksi dengan spora. Fungi terdapat dalam berbagai bentuk dan ditemukan hampir di semua tempat. Pada dasamya fungi tersebut memiliki persamaan, namun secara struktural terlihat adanya perbedaan. Fungi dibagi menjadi tiga, yaitu kapang (mold), khamir (yeasts), dan jamur (mushrooms). Khamir secara umum merupakan organisme sel tunggal, kapang berbentuk cabang yang tersusuu oleh beberapa atau banyak sel, dan jamur dibangun oleh sejumlah massa sel dan filamen (Alexopoulos, 1996). Pada dasamya, sel fungi sama seperti sel tumbuhan tingkat tinggi. Sel fungi memiliki nuklei yang dapat dilihat, dinding sel dengan ketebalan bervariasi, dan sitoplasma yang mengandung beragam pemasukan. Filamen dibangun oleh sel-sel yang tersusun dari ujung ke ujung, bercabang dan berjalin-jalin. Individu filamen disebut hifa dan kompleks dari beberapa filamen disebut miselium (Alexopoulos, 1996). Kapang memiliki susunan jaringan miselium yang longgar sedangkan jamur nemiliki susunan jaringan miselium dengan struktur yang kompak. Miselium pada 6
beberapa fungi terdiri dari individual sei yang terpisah oleh hifa dan tiap sel tersusun oleh sebuah nuklei. Pada fungi lainnya, hifa merupakan sel tunggal yang mengandung banyak nuklei (Alexopoulos, 1996).
2.1.3 Reproduksi Fungi Secara umum, fungi bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi aseksual disebut somatik atau vegetatif. Cara reproduksi ini tidak melibatkan inti kelamin, sel, ataupun organ. Reproduksi selsual dicirikan dengan penyatuan dua inti. Cara reproduksi aseksual pada fungi yaitu l) fragmentasi miselium, masing- masing fragmen tumbuh menjadi individu baru; 2) pembelahan sel somatik menjadi sel anak; 3) tunas dari sel somatis atau membentuk spora, masing-masing tunas akan memberrtuk individu baru; dan 4) membentuk spora, masing-masing spora berkecambah membentuk germ tube yang tumbuh menjadi miselium. Cara reproduksi seksual pada fungi terjadi melalui tiga fase, yaitu 1) plasmogamy, yang membawa dua inti haploid ke dalam satu sel; 2) karyogamy, yang menyatukan dua inti haploid menjadi satu diploid; dan 3) meiosis, yang mereduksi sejumlah kromosom menjadi haploid (Alexopoulos 1996).
2.1.4 Pertumbuhan Fungi Fungi bersifat heterotrofik. Dalam hal ini fungi mampu mensintesis material organik untuk tumbuh hanya dari komponen organik. Menurut Moore-Landecker (2002) fungi dapat menyerap bahan organik dalam molekul yang Iebih kecil yang larut dalam air secara langsung dari lingkungan melalui hifanya. Fungi harus mencerna terlebih dahulu polimer yang tidak larut seperti selulosa, kanji, dan protein sebelum digunakan. Mekanisme pemanfaatan bahan organik oleh fungi dapat dilihat pada Gambar 1. Fungi juga bersifat kemotrofik. Dalam hal ini fungi menerima energi secara independen dari cahaya melalui reaksi kimia. Selain karbon organik dan mineral nitrogen, fungi juga membutuhkan sejumlah mineral dan trace element untuk tumbuh seperti yang biasa dilakukan tanaman pada tingkat yang lebih tinggi. Fungi memerlukan nutrien untuk mendukung pertumbuhannya. Bentuk anorganik dari fosfor, kalsium, dan magnesium digunakan untuk mendukung pertumbuhan normal fungi (Moore-Landecker, 2002). 7
Gambar 1. Mekanisme pemanfaatan bahan organik oleh fungi Menurut Moore-Landecker (2002) pertumbuhan fungi mempunyai beberapa fase (Gambar 3), yaitu: (I) fase lag, merupakan fase yang terjadi setelah inokulasi sebelurn terjadinya pembelahan sel; (II) fase akselerasi, merupakan fase mulainya sel-sel membelah dan transisi antara kondisi dorman dan pertumbuhan aktif; (III) fase eksponensial, merupakan fase peningkatan jumlah sel yang paling besar, dan peningkatan jumlahnya terjadi secaca eksponensial; (IV) fase deselerasi, merupakan fase terjadinya penurunan pembelahan sel; (V) fase stasioner merupakan fase ketika produksi sel baru dengan jumlah sel yang mati relatif seimbang; Kurva pada fase ini merupakan garis lurus yang horizontal; (VI) fase kematian dipercepat, ditandai dengan penurunan iumlah sel hidup.
Gambar 2. Kurva pertumbuhan fungi: (I) fase lag, (II) faseakselerasi, (III) fase eksponensial, (IV) fase deselerasi, (V) fase stasioner, (VI) fase kematian dipercepat 8
2.2 Klasifikasi dan Karakteristik Fungi Uji 2.2.1 Aspergillus sp. Klasifikasi fungi Aspergillus sp (Gambar 3) menurut Fassatiova (2006) adalah sebagai berikut: Kingdom : Mycophyta Kelas : Deuteromycetes Ordo : Moniliales Famili : Trichomaceae Genus : Aspergillus Spesies : Aspergillus sp. Aspergillus sp. merupakan genus yang tersebar luas di seluruh dunia. Karakteristik dari koloni Aspergillus sp. adalah adanya pertumbuhan yang cepat dengan koloni berwarna kuning, putih, kuning-coklat, dan coklat-hitam. Aspergillu sp. memiliki konidiofor dan konidia. Ujung konidiofor berada di vesikel yang ditutupi oleh sebuah palisade seperti lapisan phialide (uniseriate). Vesikel, phialide, metula, dan konidia membentuk kepala konidia. Konidia terdiri dari satu sel, berbentuk lembut hingga kasar. Deskripsi untuk identifikasi didasarkan pada pigmentasi koloni dan bentuk kepala konidia (Fassatiova, 2006). Aspergillus sp. merupakan fungi yang sangat aerobik dan ditemukan di hampir semua lingkungan yang kaya oksigen. Sebagaimana kapang lainnya, Aspergillus sp. tumbuh di permukaan substrat karena membutuhkan oksigen. Pada umumnya fungi tumbuh di substrat yang kaya akan karbon seperti monosakarida (glukosa) dan po1isakarida (amilase). Namun, Aspergillus sp, juga mampu tumbuh di lingkungan yang mengalami penurunan nutrien bahkan di lingkungan yang sangat kurang nutrien. Aspergillus sp, dapat menghasilkan mycotoxin. Mycotoxin merupakau enzim yang dihasilkan oleh spesies fungi. Beberapa spesies dari Aspergillus sp. merupakan patogen bagi manusia dan hewan namun ada yang bermanfaat bagi agrikultur (Fassatiova, 2006).
9
B
Gambar 3. Aspergillus sp. Pada perbesaran 10 x10 2.2.2 Penicillium sp. Klasifikasi fungi Penicillium sp. (Gambar 4) menurut Fassatiova (2006) adalah sebagai berikut : Kingdom : Mycophyta Kelas : Deuteromycetes Ordo : Moniliales Familia : Trichomaceae Genus : Penicillium Species : Penicillium sp. Koloni Penicillium sp. Memiliki pertumbuhan yang cepat. Warna koloni hijau, kadang-kadang putih. Penicillium sp. memiliki rantai yang terdiri dari konidia bersel satu (ameroconidia) yang merupakan suksesi dari sel konidigenous khusus disebut phialide. Phialides pada Penicillium sp. berbentuk botol dan konidia berbentuk bulat, elips, silindris atau fusiform, berdinding halus atau kasar, dengan wama hialin atau kehijauan. Pada Penicillium sp, phialides djproduksi secara Salman, kelompok aiau dari metula bercabang, sehingga tampak seperti sikat. Sikat ini disebut penicillus. Semua sel antara metula dan konidifor bersatu seperti cabang-cabang. Pola percabangannya dapat berupa tidak bercabang monoverticilate), dua percabangan (biverticillate) baik simetris maupun simetris, dan tiga hingga lebih percabangan (Fassatiova, 2006). Penicillium sp. merupakan genus fungi yang memiliki persebaran sangat luas dun birsifat kosmopolit. Penicillium sp. dapai ditemukan di tanah, dan 10
permukaan organisme hidup atau mati. Perkembangbiakannya mengunakan spora yang tahan terhadap beragam substrat (Fassatiove, 2006).
Gambar 3. Penicillium sp. Pada perbesaran 10 x 10
2.3. Karakteristik Limbah Cair Tahu Pada pengolahan tahu diperlukan air dengan jumlah yang banyak karena hampir semua tahap pada pembuatan tahu memerlukan air. Terdapat hasil sampingan dari proses pembuatan tahu yaitu whey yang berupa cairan dan ampas tahu yang berupa padatan. Sebagian pabrik tahu ada yang menggunakan whey sebagai biang, sedangkan ampas tahu dapat diolah menjadi oncom merah dan sebagai bahan makanan ternak babi, kuda, dan ikan (Citroreksoko, 2006). Limbah tahu adalah limbah yang dihasilkm dalam proses pambuman tahu ataupun pada saat pencucian kedelai. Setiap kuintal kedelai akan menghasilkan 3,5 - 2 m 3 air limbah. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan cair, Limbah cair tahu dapat berupa sisa air tahu yang tidak menggumpal karena kurang sempurnanya proses penggumpalan maupun potongan tahu yang hancur. Limbah cair yang mengandung bahan organik akan mengalami proses pembusukan sehingga menimbulkan bau tidak sedap sebagai hasil perombakan bahan organik (Citroreksoko, 2006).
11
2.4. Bioremediasi Bioremediasi merupakan proses penyehatan (remediasi) secara biologi terhadap komponen lingkungan, tanah, dan air yang telah tercemar oleh kegiatan Manusia. Bioremediasi menggunakan mikroorganisme merupakan salah satu dari beberapa teknologi penyehatan lingkungan yang ekonomis. Bioremediasi menggunakan mikroorganisme sangat tepat untuk perombakan polutan secara in situ. Proses tersebut dapat dilakukan melalui dua strategi: (I) pengkayaan, yaitu merangsang pertumbuhan dan aktivitas miluoorganisme perombak polutan setempat (indigenous), misalnya dengan penyuntikan nutrien ke daerah yang tercemar, (2) bioaugmentasi, yaitu menginokulasi daerah tercemar dengan mikroorganisme perombak polutan (non indigenous). Melalui aktivitas mikro- organisme, senyawa-senyawa beracun dan berbahaya akan terkonversi menjadi senyawa yang tidak berbahaya (Citroreksoko, 2006). Prinsip dari proses bioremediasi adalah dekomposisi bahan organik di biosfer yang diIakukan oleh bakteri dan jamur heterotrofik. Mikroorganisme ini memiliki kemampuan memanfaatkan senyawa organik alami (misalnya hidrokarbon dan minyak bumi, fenol, kresol, aseton, dan selulosa buangan) sebagai sumber karbon dan energi. Proses dekomposisi yang terjadi menghasilkan karbondiosida, metan, air, biomassa mikroba, dan hasil samping berupa senyawa- senyawa yang lebih sederhana daripada dengan senyawa asalnya (Citroreksoko, 2006). Teknologi bioremediasi sangat bermanfaat. Hal ini dikarenakan 1) dapat dilaksanakan di lapangan (in situ); 2) mencegah kerusakan lingkungan; 3) memperkaya biaya transportasi; 4) menghilangkan limbah secara permanen; 5) memperkecil kerugian jangka panjang (Citroreksoko, 2006).
12
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu persiapan, penelitian pendahuluan, dan penelitian utama. Kegiatan penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juli 2014. Pengambilan sampel limbah cair tahu dilakukan di pabrik tahu di daerah Loktabat, Kabupaten Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan, selanjutnya penelitian pendahuluan dan penelitian utama dilakukan di Laboratorium Biologi FMIPA UNLAM, Laboratorium Fisika-kimia dan Laboratorium Mikrobiologi. Bagian Produktivias dan Lingkungan Perairan (Proling), Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat.
3.2. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian meliputi alat dan bahan untuk identifikasi dan kultur fungi, pengumpulan air limbah, dan pelaksanaan penelitian utama. Buku identifikasi Moulds and Filamenlous Fungi in Technical Microbiology (Fassatiova, 1986) digunakan untuk mengidentifikasi fungi.
3.3. Tahapan Kegiatan Penelitian 3.3.1.Persiapan Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan yaitu sterilisasi alat dan ruangan serta pembuatan media, Penjelasan dari kegiatan-kegiatan tersebut dijabarkan pada sub dan selanjutnya. 3.3.1.1. Sterilisasi Alat dan Ruangan Sterilisasi dalam penelitian ini dilakukan sebelum memulai suatu pekerjaan kegiatan baik pada penelitian pendahuluan maupun utama. Sterilisasi ruangan dilakukan sebelum kegiatan penelitian dimulai dengan cara membersihkan, menyemprot ruangan dengan alkohol 70%. Sterilisasi terhadap aIat-alat untuk kultur-fungi seperti cawan petri dan pipet, dilakukan dengan menggunakan oven. Cawan petri dan pipet dibungkus dengan menggunakan kertas dan dimasukkan ke dalam oven Ialu dioven selama 3 jam pada suhu 160- 13
175C. Sterilisasi Wadah uji berupa stoples dilakukan dengan membilasnya menggunakan HCL dan akuades.
3.3.1.2. Pembuatan Media Media PDB dibuat dengan cara melarutkan 24 gram PDB bubuk ke dalam 1 liter air. PDB diaduk dengan magnetic stirer dan dipanaskan hingga larut lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Kemudian media PDB disterilisasi dengan menggunakan autoclave pada suhu 121C selama 15 menit. Media PDA dibuat dengan cara melarutkan 39 gram PDA bubuk kedalam 1 liter air. Kemudian PDA diaduk dengan magnetic stirrer dan dipanaskan. Setelah PDA benar-benar larut (ditandai dengan tidak terlihatnya bubuk dan media berwarna coklat bening), pengadukan dan pemanasan dihentikan. Kemudian PDA disterilisasi dengan menggunakan autoclave pada suhu 121C selama 15 menit.
3.3.2. Penelitian Pendahuluan Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah pemilihan fungi, pembuatan preparat fungi, identifikasi fungi, kultur fungi, dan uji coba pendahuluan. Penjelasan dari kegiatan-kegiatan tersebut dijabarkan pada sub bab selanjutnya. 3.3.2.1. Pemilihan Fungi Fungi yang digunakan untuk penelitian merupakan koleksi inokulan fungi milik Laboratorium Mikrobiologi FMIPA UNLAM. Fungi yang berasal dari Genus Penicillium dan Aspergillus. Hal ini didasarkan pada Genus Penicillium dan Aspergillus tergolong Hyphomycetes yang bersifat saprofitik. Fungi yang bersifat saprofitik adalah fungi yang memiliki kemampuan mendegradasi bahan organik. Selain itu hasil penelitian Ayu (2008) menunjukkan bahwa fungi dari genus Penicillium memiliki kemampuan lebih baik dalam mendekomposisi bahan organik dibandingkan fungi uji lainnya.
3.3.2.2. Pembuatan Preparat Fungi Preparat fungi dibuat untuk mempermudah pengamatan dalam proses identifikasi fungi dibawah mikroskop. Cawan petri disiapkan dan diberi alas kertas saring yang telah diukur dan dibentuk lingkaran menyesuaikan ukuran dan bentuk alas cawan petri. Pipa V diletakkan di atas kertas saring. Setelah itu, gelas 14
objek diletakkan di atas pipa V dan gelas penutup diletakkan secara berdiri diujung pipa tersebut. Cawan petri di sterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121C selama 15 menit. Stelah di sterilisasi, cawan petri dibiarkan hingga dingin. Kemudian diteteskan media PDA cair yang steril diteteskan di atas gelas objek dengan menggunakan pipet didekat nyala api Bunsen. Isolat fungi diinokulasi pada permukaan agar dengan menggunakan jarum ose yang steril. Kemudian 5-7 ml gliserol 10% diteteskan ke bagian permukaan kertas saring agar kondisi cawan petri menjadi lembab. Cawan petri tersebut diinkubasi pada suhu kamar selama 2-3 hari. Selanjutnya dilakukan proses identifikasi dibawah mikroskop.
3.3.2.3. Identifikasi fungi Identifikasi ulang dilakukan untuk memastikan keakuratan jenis fungi yang telah di identifikasi sebelumnya. Untuk menentukan jenis fungi, struktur tubuh fungi yang tumbuh pada preparat fungi diamati menggunakan mikroskop. Fungi yang diamati didokumentasikan menggunakan kamera untuk mempermudah pengamatan dan identifikasi. Selain itu, pengamatan juga dilakukan secara makroskopis untuk melihat morfologi dan warna fungi. Identifikasi dilakukan hingga tingkat genus menggunakan buku identifikasi.
3.3.2.4. Kultur Fungi Kultur dilakukan untuk memperbanyak isolat murni yang dibutuhkan untukl perlakuan fungi terhadap limbah. Isolat fungi, jarum ose, dan media broth sebanyak 200 ml dalam Erlenmeyer 500 ml disiapkan. Isolat fungi diambil dengan menggunakan jarum ose yang disterilkan dengan cara membakar jarum ose pada nyala api Bunsen. Lalu isolate fungi tersebut dikerik dan diinokulasikan sebanyak 1 ose ke dalam Erlenmeyer berisi media PDB. Media berisi fungi tersebut dikocok dan diinkubasi pada suhu kamar 27-30 0 C selama 3-5 hari. Selanjutnya sebanyak 1 ml PDB yang sudah ditumbuhi fungi tersebut dimasukkan ke dalam cawan petri. Media agar sebanyak 15 ml dimasukkan kedalam cawan petri tersebut lalu di inkubasi pada suhu kamar selama 3 hari. Hasil kultur fungi ini siap digunakan untuk uji coba pendahuluan dan penelitian utama.
15
3.3.2.5. Uji Coba pendahuluan Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah Aspergillus sp. dan Penicillium sp. yang akan digunakan dalam penelitian utama dapat hidup pada media uji. Selain itu, uji coba ini dilakukan untuk mengetahui lama pengadukan yang paling baik bagi pertumbuhan fungi. Pengadukan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kontak antara fungi uji dengan bahan organic karena fungi berada di atas permukaan media uji. Dalam uji coba ini, media uji yang digunakan adalah 1 L limbah cair tahu dengan konsentrasi air limbah 100% (tanpa pengenceran) yang dimasukkan kedalam wadah uji berupa stoples berpengaduk. Kemudian fungi dimasukkan ke dalam media uji dengan taraf perlakuan berupa perbedaan lam pengadukan, yaitu 15 menit, 30 menit, 45 menit, 1 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam, 8 jam, dan 10 Jam. Pemilihan waktu ini didasarkan pada uji coba yang telah dilakukan selama 24 jam tanpa henti, pertumbuhan fungi menjadi terhambat. Selanjutnya pengamatan pertumbuhan fungi dilakukan selam 3 hari. Hasil dari uji coba ini adalah bahwa unit percobaan dengan taraf perlakuan lama pengadukan selama 2 jam memilki pertumbuhan fungi lebih baik dari pertumbuhan fungi pada taraf perlakuan lainnya. Oleh karena itu , lama pengadukan yang akan digunakan dalam penelitian utama adalah 2 jam.
3.3.3 Penelitian utama Penelitian utama merupakan tahap akhir dari kegiatan penelitian ini. Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah inokulasi kedua fungi terhadap limbah cair tahu selama 6 hari retensi. Perlakuan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu limbah cair tanpa penambahan fungi (TF), dengan penambahan fungi Aspergillus sp. (A), dan dengan penambahan fungi Penicillium sp. (P). Hal pertama yang dilakukan sebelum perlakuan fungi terhadap limbah adalah pemisahan limbah cair dari limbah padat melalui penyaringan dengan saringan ukuran 30 m. Setelah itu limbah cair dimasukkan ke dalam wadah berukuran 120 L untuk dihomogenkan. Konsentrasi limbah yang digunakan adalah 100% (tanpa pengenceran). 16
Setelah semua komponen uji siap, stoples diisi dengan limbah cair tahu sebanyak 1,5 L. Setelah itu, inokulan fungi sebesar 1/3 potongan agar cawan petri atau 12,5 % dari luas penutupan total permukaan media uji dimasukkan kedalam media uji. Selanjutnya setiap hari masing-masing perlakuan diberikan pengadukan selama 2 jam. Pengadukan dilakukan mulai hari ke-2 hingga hari ke-6. Hari ke-1 tidak dilakukan pengadukan dengan tujuan agar fungi dapat beradaptasi dahulu dengan media uji. Kemudian setiap harinya dilakukan pengambilan contoh air dengan menggunakan selang berukuran kecil untuk dianalisis kualitas airnya. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian utama dapat dilihat pada bagan dibawah ini:
Parameter kimia dan fisika kualitas air yang diukur yaitu BOD 5 , COD, amonia, TSS, TDS, DO, pH, dan suhu. Parameter biologi yang diamati adalah luas penutupan fungi. Analisis kualitas air untuk parameter BOD 5 , COD, amonia, TDS, dan TSS dilakukan pada awal perlakuan (T 0 ), hari ke-1 (T 1 ), hari ke-2 (T 2 ), hari ke-4 (T 4 ), hari ke-6 (T 6 ). Pengukuran parameter DO, pH, suhu dan pengamatan luas penutupan fungi dilakukan setiap hari (T 0 -T 6 ).
Pengumpulan Limbah Cair Penyaringan Limbah Cair Pengadukan Selama 2 Jam Setiap Hari Homogenisasi Limbah Cair Inokulasi Fungi Pengumpulan Limbah Pengisian Limbah Cair ke Dalam Stoples 17
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya Penelitian memerlukan biaya sebesar Rp. 13.707.000,- (dua belas juta lima ratus rupiah), seperti tertera pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp) 1 Peralatan penunjang 7.020.000,- 2 Bahan Habis Pakai 4.812.000,- 3 Lain-lain 1.875.000,- Jumlah 13.707.000,-
4.2 Jadwal Kegiatan Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian No Kegiatan Bulan ke- 1 2 3 1. Persiapan (perizinan) 2. Pelaksanaan penelitian 1. Penyediaan alat dan bahan 2. Ekstraksi dan perlakuan 3. Pengumpulan data dan analisis data 3. Pelaporan dan publikasi 1. Pembuatan laporan 2. Pembuatan artikel publikasi
18
DAFTAR PUSTAKA Alexopoulos. 1996. Introductory Mycology. Prentice-Hall, Inc. New York.
Ayu, I. P. 2008. Biodiversitas dan Peran Mikrofungi Isolat Telaga Warna Dalam Mendekomposisi Bahan Organik Pada Limbah Cair Tahu. [Tesis]. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Citroreksoko, P. 2006. Pengantar Bioremediasi Prosiding Pelatihan Lokakarya: Peranan Bioremediasi Dalam Pengelolaan Lingkungan. Indonesia Puslitbang Bioteknologi LIPI, BPPT, dan Hanns Seidel Foundation Jerman. Cibinong, Bogor.
Dhahiyat. 1990. Kandungan Limbah Cair Pabrik Tahu dan Pengolahannya Dengan Eceng Gondok (Eichornia crassipes (Mart) Solms). [Tesis]. Fakultas Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Fassatiova, O. 2006. Moulds and Filamentous Fungi in Technical Microbiology : Progress in Industrial Microbiology. Volume 22. Elsevier Science Publisher. Amsterdam.
Moore-Landecker E. 2002. Fundamentals of The Fungi. Prentice-Hall, Inc. USA
Sigee DC. 2005. Frehwater Microbiology. Prentice-Hall, Inc. USA.
19
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
1.1 Biodata Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Ana Fatmasari 2 Jenis Kelamin L/P Perempuan 3 Program Studi Biologi 4 NIM J1C110203 5 Tempat dan Tanggal Lahir Tanjung, 22 Novemver 1993 6 E-mail fatmasari_ana@gmail.com 7 Nomor Telepon/HP 085251429334
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA Nama Institusi SDN Angsau 5 SMPN 1 Pelaihari SMAN 1 Pelaihari Jurusan IPA Tahun Masuk - Lulus 1999-2005 2005-2008 2008-2011
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 1 2 3
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun 1 2 3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapatdipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaiandengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratandalam pengajuan Hibah Bioremediasi Kandungan Bahan Organik Limbah Cair Tahu Menggunakan Fungi Aspergillus Sp. Dan Penicillium Sp.
Banjarbaru, 23 Mei 2014 Pengusul,
(Ana Fatmasari)
20
1.2 Biodata Anggota Pelaksana 1 A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Evi Selvia 2 Jenis Kelamin L/P Perempuan 3 Program Studi Biologi 4 NIM J1C111042 5 Tempat dan Tanggal Lahir Kuala Kapuas, 04 Mei 1994 6 E-mail evi_selvia_kpz@yahoo.com 7 Nomor Telepon/HP 085349824040
B. Riwayat Pendidikan SD SMP SMA Nama Institusi SDN Selat Tengah 2 Kuala Kapuas SMPN 1 Selat Tengah Kuala Kapuas MAN Selat Tengah Kuala Kapuas Jurusan IPA Tahun Masuk - Lulus 1999-2005 2005-2008 2008-2011
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 1 2 3
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun 1 2 3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Bioremediasi Kandungan Bahan Organik Limbah Cair Tahu Menggunakan Fungi Aspergillus Sp. Dan Penicillium Sp. . Banjarbaru, 23Mei 2014 Pengusul,
(Evi Selvia)
21
1.3 Biodata Anggota Pelaksana 2 A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap (dengan gelar) Rezky Rahmayanti 2 Jenis Kelamin L/P Perempuan 3 Program Studi Biologi 4 NIM J1C111043 5 Tempat dan Tanggal Lahir Muara Teweh, 26 Maret 1994 6 E-mail rezky26kikyrahmayanti@yahoo.com 7 Nomor Telepon/HP 085651207223
B. Riwayat Pendidikan SD SMP SMA Nama Institusi SDN Teladan Beriwit 4 Puruk Cahu SMPN 1 Murung Puruk Cahu SMAN 1 Murung Puruk Cahu Jurusan IPA Tahun Masuk - Lulus 1999-2005 2005-2008 2008-2011
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 1 2 3
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun 1 2 3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Bioremediasi Kandungan Bahan Organik Limbah Cair Tahu Menggunakan Fungi Aspergillus Sp. Dan Penicillium Sp.
Banjarbaru, 23 Mei 2014 Pengusul,
(Rezky Rahmayanti)
22
1.4 Biodata Dosen Pembimbing A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap (dengan gelar) Witiyasti Imaningsih, S. Si., M.Si 2 Jenis Kelamin Perempuan 3 Jabatan Fungsional Lektor 4 NIP 19820413200501 2 001 5 Golongan Pangkat Penata Muda/IIIa 6 Tempat dan Tanggal Lahir 7 E-mail 8 No Telepon/Hp 0081348168106 9 Alamat Kantor Jl. A. Yani Km 36 Banjarbaru Kalsel 10 No Telepon/Faks 0511-4782899 12 Mata Kuliah yang diampu 1 Mikrobiologi 2 3
B. Riwayat Pendidikan S-1 S-2 Nama Perguruan Tinggi IPB Bogor Bidang Ilmu S2 Mayor Mikrobiologi Tahun Masuk-Lulus Judul Skripsi/ Tesis/Disertasi
Nama Pembimbing/ Promotor
Banjarbaru, 23 Mei 2014 Dosen Pembimbing
(Witiyasti Imaningsih, S.Si., M.Si) 23
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. Peralatan Penunjang Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan (Rp) Keterangan Cawan petri 5 jam/hari 35 jam 10.000,-/jam 350.000,- Autoclave 10 jam/hari 35 jam 10.000,-/jam 350.000,- Oven 5 jam/hari 15 jam 10.000,-/jam 150.000,- Neraca ohaus 5 jam/hari 20 jam 25.000,-/jam 500.000,- Shaker 3 jam/hari 10 jam 15.000,-/jam 150.000,- Pipet 5 jam/hari 50 jam 5.000,-/jam 250.000,- Bulb 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,- Labu 3 jam/hari 5 jam 10.000,-/jam 50.000,- Erlenmeyer 2 jam/hari 10 jam 20.000,-/jam 200.000,- Jarum ose 3 kali/hari 5 kali 30.000,-/kali 150.000,- Pemanas Bunsen 3 bulan 5 buah 100.000,- /buah 500.000,- Magnetik stirer 1 bulan 2 buah 12.500,-/buah 25.000,- Pipa V 1 bulan 10 buah 10.000,-/buah 100.000,- Gelas Objek 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,- Gelas Penutup 3 jam/hari 20 jam 10.000,-/jam 200.000,- Kertas Saring 5 jam/hari 8 jam 10.000,-/jam 80.000,- Pinset 4 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,- Mikroskop 5 jam/hari 15 jam 10.000,-/jam 150.000,- Kamera digital 3 jam/hari 10 jam 15.000,-/jam 150.000,- Buku identifikasi 3 jam/hari 10 jam 15.000,-/jam 150.000,- Gayung 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,- Jerigen 30 L 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,- Saringan 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,- Ember 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,- Stoples kaca berukuran 2,5 L 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,- Pengaduk listrik 5 jam/hari 20 jam 10.000,-/jam 200.000,- Selang 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,- 24
Kertas milimeter block 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,- BOD inkubator 3 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,- Botol BOD 4 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,- Aerator 3 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,- Plastik hitam 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,- Labu erlenmeyer 5 jam/hari 20 jam 10.000,-/jam 200.000,- Gelas piala 5 jam/hari 20 jam 10.000,-/jam 200.000,- Pipet 5 jam/hari 15 jam 10.000,-/jam 150.000,- Buret 5 jam/hari 15 jam 10.000,-/jam 150.000,- Gelas Arloji 5 jam/hari 15 jam 10.000,-/jam 150.000,- Spektrofotometer 5 jam/hari 5 jam 25.000,-/jam 125.000,- Kertas saring Whatman 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,- TDS meter 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,- Vacuum pump 3 jam/hari 15 jam 10.000,-/jam 150.000,- Kertas milliopore 0,45 m 2 jam/hari 4 jam 10.000,-/jam 40.000,- Dessicator 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,- Timbangan digital 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,- DO meter 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,- pH tester 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,- Termometer pada DO meter 5 jam/hari 15 jam 10.000,-/jam 150.000,- Sub Total (Rp) 7.020.000
2. Bahan Habis Pakai Material Volume Harga Satuan (Rp) Keterangan Inokulan fungi 15 jam 20.000,-/jam 300.000,- Aspergillus sp. 15 jam 20.000,-/jam 300.000,- Penicillium sp. 15 jam 20.000,-/jam 300.000,- PDA (Potato Dextrose Broth) 24 gram 1000,-/gram 24.000,- Alkohol 70 % 2 botol 9.000,-/botol 18.000,- Spirtus 1 liter 100.000,-/liter 100.000,- 25
Gliserol 10 % 300 mL 15.000,-/mL 450.000,- Limbah cair tahu 4 L 5.000,-/L 20.000,- Hasil kultur Aspergillus sp. Dan Penicillium sp. 2 cawan petri 150.000,-/ 300.000,- MnSO 4 3 gram 100.000,-/gram 300.000,- NaOH-KI 3 gram 100.000,-/gram 300.000,- H 2 SO 4 pekat 100 mL 20.000,-/mL 200.000,- Amylum 3 gram 100.000,-/gram 300.000,- Nutrien 3 gram 100.000,-/gram 300.000,- Akuades 5 L 40.000,-/L 200.000,- K 2 CrO 7 0,025 N 100 mL 20.000,-/mL 200.000,- FAS 0,0245 N 100 mL 20.000,-/mL 200.000,- Feroin 100 mL 20.000,-/mL 200.000,- Fenol 100 mL 20.000,-/mL 200.000,- Sodium nitroprusid 100 mL 20.000,-/mL 200.000,- Alkalin sitrat 100 mL 20.000,-/mL 200.000,- Sodium hipoklorit 100 mL 20.000,-/mL 200.000,- Sub Total (Rp) 4.812.000
ATK 275.000,- 225.000,- SUB TOTAL (Rp) 1.875.000,- TOTAL KESELURUHAN 13.707.000
27
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas No. Nama/NIM Program Studi Bidang Ilmu Alokasi Waktu (minggu) Uraian Tugas 1. Ana Fatmasari/ J1C111203
PS Biologi FMIPA UNLAM Bioremediasi 12 Peneliti Utama, penanggung jawab seluruh program 2. Rezky Rahmayanti/ J1C111043 PS Biologi FMIPA UNLAM Bioremediasi 12 Peneliti, bertanggung jawab pada proses pemeliharaan dan remediasi 3. Evi Selvia/ J1C111042 PS Biologi FMIPA UNLAM Bioremediasi 12 Peneliti, bertanggung jawab pada proses pemeliharaan dan remediasi 28
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Ana Fatmasari NIM : J1C111203 Program Studi : Biologi Fakultas : FMIPA UNLAM
Dengan ini menyatakan bahwa usulan Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) saya dengan judul: Bioremediasi Kandungan Bahan Organik Limbah Cair Tahu Menggunakan Fungi Aspergillus Sp. Dan Penicillium Sp. yang diusulkan untuk tahun anggaran 2014 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga/sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar- benarnya.
Banjarbaru, 23 Mei 2014 Mengetahui, Yang menyatakan, Pembantu Rektor III, Bidang Kemahasiswaan
(Prof. Dr. Ir. H. Idiannor Mahyudin, M.Si) (Ana Fatmasari) NIP 19590409 198103 1 002 NIM J1C111203/2011
29
Lampiran 5. Alat, Bahan, dan Metode Analisis Kualitas Air yang Digunakan Dalam Penelitian Kegiatan Alat Bahan Kultur dan Identifikasi Cawan petri, Autoclave, Oven, Neraca ohaus, Shaker, Pipet, Bulb, Labu, Erlenmeyer, Jarum ose, Pemanas Bunsen, Magnetik stirer, Pipa V, Gelas Objek, Gelas Penutup, Kertas Saring, Pinset, Mikroskop, Kamera digital, dan Buku identifikasi. Inokulan fungi, Aspergillus sp., Penicillium sp., PDA (Potato Dextrose Agar), PDB (Potato Dextrose Broth), Alkohol 70 %, Spirtus, dan Gliserol 10 % Pengumpulan Air Limbah Gayung, Jerigen 30 L, Saringan, dan Ember Limbah cair tahu Pelaksanaan Penelitian Utama Stoples kaca berukuran 2,5 L, Pengaduk listrik, dan Selang. Hasil kultur Aspergillus sp. dan Penicillium sp. Perhitungan Luas Penutupan Fungi Kamera digital dan Kertas milimeter block - Pengukuran BOD BOD inkubator, Botol BOD, Aerator, Plastik hitam, Labu erlenmeyer, Gelas piala, Pipet, Buret, dan Bulb MnSO 4, NaOH-KI, H 2 SO 4 pekat, Amylum, Nutrien, dan Akuades. Pengukuran COD Buret, Gelas Arloji, Labu erlenmeyer, dan Pipet. H 2 SO 4 pekat, K 2 CrO 7 0,025 N, FAS 0,0245 N, dan Feroin. Pengukuran Amonia Spektrofotometer, Kertas saring Whatman, dan Gelas Piala Fenol, Sodium nitroprusid, Alkalin sitrat, Sodium hipoklorit, dan Akuades Pengukuran TDS TDS meter, Vacuum pump, dan Kertas milliopore 0,45 m. - Pengukuran TSS Vacuum pump, Oven, Akuades 30
Dessicator, Kertas milliopore 0,45 m, dan Timbangan digital. Pengukuran DO DO meter Pengukuran pH pH tester Pengukuran Suhu Termometer pada DO meter
31
Lampiran 6. Gambar Limbah Tahu di Loktabat Banjarbaru Kalimantan Selatan
Keterangan : a. Limbah tahu yang dialirkan ke drum-drum pembuangan b. Limbah tahu yang diambil oleh praktikan c. Tempat pengolahan kedelai menjadi sari kedelai
Keterangan : a. Sari kedelai dimasukkan ke dalam cetakan tahu b. Cetakan tahu c. Sari kedelai yang dijadikan tahu Keterangan : a. Sari kedelai dimasukkan ke dalam cetakan tahu b. Cetakan tahu c. Sari kedelai yang dijadikan tahu
28_Analisis Pestisida Nabati Berbasis Kulit Bawang Merah (Allium Ascolonicum L) Dan Kulit Jeruk Bali (Citrus Maxima Merr) Guna Meningkatkan Kualitas Dan Kuantitas Tomat (Solanum Lycopersicum)_PKM-P-dikonversi