Anda di halaman 1dari 16

51

Keterangan :
A R : Masa aklimatisasi selama 7 hari
R : Randomisasi
K- : Kelompok kontrol negatif, tikus putih di buat luka insisi (partial
thickness) pada bagian punggung sepanjang 1 cm dengan
kedalaman 1 mm kemudian luka dibiarkan sembuh tanpa
diberikan perlakuan
P1 : Perlakuan 1, tikus putih di buat luka insisi (partial
thickness) pada bagian punggung sepanjang 1 cm dengan
kedalaman 1 mm kemudian pada luka diberikan madu secara
Topikal 1 x 5 gr/hari hingga luka menutup dengan sempurna
P2 : Perlakuan 2, tikus putih di buat luka insisi (partial
thickness) pada bagian punggung sepanjang 1 cm dengan
kedalaman 1 mm kemudian pada luka diberikan madu secara
topikal 2 x 5 gr/hari hingga luka menutup dengan sempurna
P3 : Perlakuan 3, tikus putih di buat luka insisi (partial
thickness) pada bagian punggung sepanjang 1 cm dengan
52

kedalaman 1 mm kemudian pada luka diberikan madu secara
topikal 3 x 5 gr/hari hingga luka menutup dengan sempurna
K+ : Kelompok kontrol positif, tikus dibuat luka insisi (partial
thickness) pada bagian punggung sepanjang 1 cm dengan
kedalaman 1 mm, kemudian pada luka diberikan povidone iodine
10% secara topikal 2 x 0,5 cc/hari hingga luka menutup sempurna
OK- : Observasi pada kelompok kontrol negatif
O1 : Observasi pada kelompok perlakuan 1
O2 : Observasi pada kelompok perlakuan 2
O3 : Observasi pada kelompok perlakuan 3
OK+ : Observasi pada kelompok kontrol positif

C. Waktu dan Tempat penelitian
a. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari Februari 2013
b. Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi
Universitas Malahayati Bandar Lampung
53

D. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan acak lengkap (RAL)
karena percobaan yang dilakukan bersifat homogen seperti pada percobaan yang
dilakukan dalam laboratorium.
28
Tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 25 ekor yang dipilih secara acak
dengan jenis kelamin jantan. Sebanyak 15 ekor tikus Wistar diberikan perlakuan
berupa pemberian madu pada luka insisi secara topikal dengan dosis bertingkat
(tiga kali, dua kali, satu kali sehari) dengan dosis tiap kali pemberian yaitu 5
gram, Lima ekor tikus Wistar sebagai kontrol positif diberikan betadine 2 x 0,5
cc/hari, sedangkan lima ekor lainnya sebagai kontrol negatif dimana luka
dibiarkan sembuh tanpa diberikan perlakuan. Pemberian perlakuan pada tikus
putih Wistar dilakukan hingga luka menutup dengan sempurna.
Banyaknya pengulangan pada penelitian ini dapat dihitung dengan
menggunakan Rumus Federer, yaitu :
22
(t 1) (n 1) 15
Keterangan :
t : jumlah kelompok
n : Besar pengulangan (jumlah sampel minimal pada setiap kelompok)


54

Cara penghitungannya :
(5 1) (n 1) 15
(4) (n 1) 15
4n 4 15
4n 19
n 4,83
n 5
Maka besar pengulangan perkelompok minimal 5 ekor tikus Wistar. Jadi, total
tikus Wistar yang akan digunakan adalah sebanyak 25 ekor. Setiap kotak diberi
tanda dan nomor untuk tikus Wistar. Penempatan perlakuan pada setiap kandang
dilakukan secara randomisasi.

E. Subyek penelitian
a. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti.
27
a) Populasi target
Populasi target dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan
(Rattus norvegicus) galur Wistar
55

b) Populasi terjangkau
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan
(Rattus norvegicus) galur Wistar, umur 2 3 bulan, berat badan
150 200 gram, sehat, tidak ada kelainan anatomis, yang
diperoleh dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Provinsi Jawa Barat

F. Sampel
A. Cara pengambilan sampel
Sampel penelitian diambil secara acak (random) dari populasi terjangkau
dengan kriteria sebagai berikut :
1. Kriteria Inklusi
a.Tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar
b.Jantan
c.Umur 2 3 bulan
d.Berat badan 150 200 gram
e.Sehat (gerak aktif dan nafsu makan baik)
f.Tidak ada kelainan anatomis
2. Kriteria Eksklusi
a.Terjadi kecacatan anatomis selama penelitian
b.Mati selama masa aklimatisasi dan perlakuan berlangsung


56

G. Besar sampel
Penentuan besar sampel dihitung berdasarkan rumus Federer sebagaimana
telah dibahas dalam rancangan penelitian. Dari hasil perhitungan tersebut
didapatkan hasil pengulangan sebanyak 5 kali. Dikarenakan penelitian ini terdiri
dari 5 kelompok (3 kelompok perlakuan, 1 kelompok kontrol positif dan 1
kelompok negatif), maka jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak 25 ekor tikus
Wistar.
H. Variabel penelitian
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan kelompok lain.
27
a. Variabel Independen
Variabel Independen pada penelitian ini adalah madu dan larutan
povidone iodine 10%

b. Variabel Dependen
Variabel Dependen pada penelitian ini adalah penyembuhan luka insisi
pada kulit punggung tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar
I. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberikan suatu operasional yang diberikan untuk
mengukur variabel tersebut. Definisi operasional sangat dibutuhkan untuk
57

membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel variabel yang diamati atau
diteliti.
27
A. Variabel Independen
Madu dan Larutan povidone iodine 10%. Madu yang digunakan adalah
madu hutan yang diambil langsung dari kawasan hutan Kaliasin Natar
Lampung selatan.

Produk larutan povidone iodine yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Betadine, karena di dalamnya terkandung povidone
iodine dengan konsentrasi 10%.
9
Madu dan Betadine diberikan
berdasarkan kelompok perlakuan dengan frekuensi pemberian yaitu :
1. Kelompok perlakuan dengan Madu
a. Perlakuan I dengan frekuensi pemberian 1 x 5gr/hari pada
pukul 07.00 WIB secara topikal.
b. Perlakuan II dengan frekuensi pemberian 2 x 5gr/hari pada
pukul 07.00 WIB dan 14.00 WIB secara topikal.
c. Perlakuan III dengan frekuensi pemberian 3 x 5gr/hari pada
pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB secara topikal.
2. Kelompok perlakuan kontrol positif
Kelompok dengan pemberian larutan povidone iodine 10% secara
topikal dengan dosis 2 x 0,5cc/hari pada pukul 07.00 WIB dan 21.00
WIB.



58

3. Kelompok perlakuan kontrol negatif
Merupakan kelompok kontrol normal tanpa perlakuan, untuk menjaga
sterilitas, setiap harinya dibersihkan dengan aquadest dan ditutup
menggunakan plester sebanyak dua kali pada pukul 07.00 WIB dan
21.00 WIB.
Skala : ratio

B. Variabel dependen
Penyembuhan luka insisi pada kulit punggung tikus putih jantan (Rattus
norvegicus) galur Wistar.
Penyembuhan luka insisi pada penelitian ini dinilai dari lama waktu atau
hari yang dibutuhkan sampai luka menutup sempurna, dengan hasil ukur :
0 : Luka belum sembuh
1 : Luka sembuh
dalam artian, pada luka sudah tidak terlihat lagi :
a. Tanda tanda peradangan (inflamasi)

b. Keseluruhan krusta telah terlepas.

c. Kedua sisi luka telah menyatu

Observasi proses penyembuhan luka dilakukan setiap hari selama 14
hari yaitu waktu yang digunakan selama fase inflamasi sampai fase
proliferasi berlangsung, secara makroskopis dan hasilnya ditulis pada
lembar observasi serta di dokumentasikan.
29

Skala : nominal
59

C. Variabel luar
1. Variabel luar yang dapat dikendalikan
a) Makanan dan minuman
Makanan dan minuman yang diberikan berupa pelet dan jagung.
b) Variasi genetik
Jenis hewan coba yang digunakan adalah tikus putih jantan galur
Wistar
c) Umur, jenis kelamin dan berat badan
Umur tikus Wistar dalam penelitian ini adalah 2 3 bulan, berjenis
kelamin jantan dengan berat badan 150 200 gram.
d) Suhu udara
Hewan coba ditempatkan dalam ruangan dengan suhu udara berkisar
antara 25 28C.
2. Variabel luar yang tidak dapat dikendalikan
Yaitu kondisi psikologis tikus putih, yang dipengaruhi oleh lingkungan
sekitar seperti lingkungan yang terlalu ramai, pemberian perlakuan yang
berulang kali, dan perkelahian antar tikus dapat mempengaruhi kondisi
psikologis tikus putih.

J. Alat dan Bahan penelitian
1. Alat
a) Kandang tikus beserta kelengkapannya (serbuk kayu, tempat makanan
dan minuman)
60

b) Spidol (untuk menandai tikus)
c) Timbangan gram
d) Gunting
e) Pisau cukur
f) Kapas
g) Spuit 1 cc
h) Alat untuk melakukan insisi (scalpel atau pisau bedah)
i) Penggaris
j) Botol
k) Handscoon/sarung tangan
l) Kassa steril
m) Plester
n) Jam
o) Lembar observasi

2. Bahan
a) Tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar
b) Madu hutan
c) Larutan povidone iodine 10% (betadine)
d) Makanan dan minuman tikus Wistar
e) Alkohol 70%
f) Khloroform
g) Aquadest
61

h) K. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
a) Pembuatan kandang dan aklimatisasi
Kandang dibuat dari baskom plastik berukuran 40 x 30 x 15 cm
yang pada bagian atasnya ditutup dengan kawat kasa sehingga
layak untuk ditempati oleh tikus Wistar. Setelah diterima 25 ekor
tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar berumur 2 3
bulan yang diperoleh dari Institut Pertanian Bogor (IPB) langsung
dikandangkan untuk menjalani proses aklimatisasi selama 7 hari
dengan diberikan makanan dan minuman yang sama secara ad
libitum.
29
Makanan dan minuman yang diberikan berupa pelet,
jagung dan biji bunga matahari.

b) Persiapan madu, larutan povidone iodine 10% serta alat dan bahan
lain yang dibutuhkan selama penelitian
Madu diambil dari madu hutan yang di dapat dari kawasan
hutan Kaliasin Natar Lampung selatan, kemudian dimasukan
kedalam botol plastik, ditutup rapat dan disimpan pada suhu
kamar (dibawah 30C).
Produk larutan povidone iodine 10% yang dipakai dalam
penelitian ini adalah Betadine. Betadine serta alat dan bahan
lainnya yang dibutuhkan selama penelitian dibeli dari toko alat
kesehatan dan farmasi yang tersebar di berbagai tempat di kota
Bandar Lampung
62

c) Penimbangan berat badan tikus Wistar
Pada hari ke 6 , semua tikus Wistar ditimbang berat badannya .
Hal ini untuk memastikan bahwa tikus Wistar yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tikus Wistar berumur 2 3 bulan yang
memiliki berat badan 150 200 gram.
22

d) Pencukuran rambut pada punggung tikus
Pada hari ke 7, semua tikus Wistar dicukur rambutnya pada bagian
punggung dengan menggunakan pisau cukur. Hal ini dilakukan
agar lokasi yang akan dilakukan insisi bersih dari rambut sehingga
pembuatan luka insisi menjadi lebih mudah dan akurat. Setelah
dilakukan pencukuran rambut, tikus Wistar siap untuk dibuat luka
insisi pada hari berikutnya.

e) Pembuatan luka insisi pada punggung tikus
Sebelum dibuat luka insisi, tikus Wistar di anastesi dengan
menggunakan khloroform, agar tidak menyakiti tikus pada saat
dilakukan insisi. Lokasi insisi pada punggung tikus Wistar di
sterilkan terlebih dahulu dengan menggunakan alkohol 70%.
Kemudian dibuat luka insisi partial thickness sepanjang 1 cm
dengan kedalaman 1mm (diukur dengan penggaris)
menggunakan pisau scalpel.
29
Darah yang keluar dibersihkan
63

dengan kassa steril dan aquadest kemudian tikus Wistar siap
diberikan perlakuan.


2. Pemberian perlakuan
Setelah tikus Wistar dibuat luka insisi (partial thickness) pada bagian
punggung sepanjang 1 cm dengan kedalaman 1mm, tikus Wistar dibagi
menjadi 5 kelompok dalam lima kandang secara acak. Masing masing
kelompok diberikan perlakuan sebagai berikut :
29 9

a. Kelompok kontrol negatif
Pada kontrol negatif luka dibiarkan sembuh tanpa diberikan perlakuan.
Untuk menjaga sterilitas, setiap harinya luka dibersihkan dengan aquadest
kemudin ditutup dengan plester. Hal ini dilakukan sebanyak 2 kali yaitu
pada pagi dan malam hari.

b. Kelompok perlakuan 1
Pada luka diberikan madu dengan dosis 1 x 5 gr/hari hingga luka menutup
sempurna. Cara pemberian perlakuan adalah luka dibersihkan terlebih
dahulu dengan aquadest, kemudian diberi madu. Setelah itu, luka ditutup
dengan plester demi menjaga kontak dengan dunia luar. Perlakuan
diberikan setiap harinya pada pagi hari.


64

c. Kelompok perlakuan 2
Pada luka diberikan madu dengan dosis 2 x 5 gr/hari hingga luka menutup
sempurna. Cara pemberian perlakuan adalah luka dibersihkan terlebih
dahulu dengan aquadest, kemudian diberi madu. Setelah itu, luka ditutup
dengan plester demi menjaga kontak dengan dunia luar. Perlakuan
diberikan setiap harinya pada pagi dan malam hari.

d. Kelompok perlakuan 3
Pada luka diberikan madu dengan dosis 3 x 5 gr/hari hingga luka menutup
sempurna. Cara pemberian perlakuan adalah luka dibersihkan terlebih
dahulu dengan aquadest, kemudian diberi madu. Setelah itu, luka ditutup
dengan plester demi menjaga kontak dengan dunia luar. Perlakuan
diberikan setiap harinya pada pagi, siang dan malam hari.

e. Kelompok kontrol positif
Pada luka diberikan Betadine secara Topikal dengan dosis 2 x 0,5 cc/hari
hingga luka menutup sempurna. Cara pemberian perlakuan adalah luka
dibersihkan terlebih dahulu dengan aquadest, kemudian diberi betadine.
Setelah itu, luka ditutup dengan plester demi menjaga kontak langsung
dengan dunia luar. Perlakuan diberikan setiap harinya pada pagi dan
malam hari.


65

L. Pengamatan Hasil
Observasi terhadap proses penyembuhan luka dilakukan setiap hari. kemudian
hasilnya ditulis pada lembar observasi serta di dokumentasikan. Hal hal yang di
observasi pada luka adalah kondisi luka secara makroskopis, misalnya tanda
tanda peradangan, krusta dan penutupan luka. Setiap selesai mengobservasi,
plester penutup luka diganti dengan yang baru demi menjaga sterilitas.
M. Parameter yang diamati
Hasil akhir yang dinilai dalam penelitian ini adalah lama waktu yang
dibutuhkan sampai luka menutup sempurna, dalam artian pada luka sudah tidak
terlihat lagi tanda tanda peradangan, kedua sisi luka telah menyatu dan
keseluruhan krusta telah terlepas. Sedangkan parameter yang diamati selama
observasi proses penyembuhan luka adalah kondisi luka secara makroskopis,
misalnya tanda tanda peradangan (misalnya rubor dan tumor), krusta dan
penutupan luka
N. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dari lembar
observasi, yaitu hasil pengamatan lama waktu penyembuhan luka insisi pada kulit
punggung tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar dari kelompok
perlakuan yang dibandingkan dengan kelompok kontrol.


66

O. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul melalui data primer, maka dilakukan tahap pengolahan
data. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program statistik komputer
SPSS versi 16 yang dimulai dengan memeriksa data, menyunting data (editing),
mengolah data (coding), memasukan data (cleaning) dan tabulasi data
(tabulating).
P. Analisis Data
Data yang diperoleh dari 5 kelompok sampel, kemudian diolah dengan program
komputer SPSS versi 16. Data tersebut di uji normalitasnya dengan uji Shapiro-
Wilk kemudian dilakukan uji varians dengan tes Homogeneity of Variance. Jika
didapatkan distribusi data normal dan varians data sama, maka dilanjutkan uji
beda menggunakan uji statistik parametrik Oneway ANOVA (Analysis of variant).
Jika didapatkan perbedaan yang bermakna, maka dilanjutkan dengan uji statistik
Post Hoc dan BNT (Beda Nyata Terkecil).
Sedangkan, jika didapatkan distribusi data yang tidak normal, maka dilakukan
uji statistik non parametrik Kruskal Wallis dan jika dari hasil uji statistik tersebut
ada perbedaan yang bermakna, maka dilanjutkan dengan uji statistik Mann
Whitney, dengan ketentuan :
1. Jika p 0,05 maka ada perbedaan yang bermakna
2. Jika p > 0,05 maka tidak ada perbedaan yang bermakna

Anda mungkin juga menyukai

  • Data Normalitas Untuk T-Test
    Data Normalitas Untuk T-Test
    Dokumen2 halaman
    Data Normalitas Untuk T-Test
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Cover PDF
    Cover PDF
    Dokumen2 halaman
    Cover PDF
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Absensi Yuli
    Absensi Yuli
    Dokumen1 halaman
    Absensi Yuli
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Artikel Chandra
    Artikel Chandra
    Dokumen12 halaman
    Artikel Chandra
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Artikel Yayu
    Artikel Yayu
    Dokumen11 halaman
    Artikel Yayu
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Data Moy
    Data Moy
    Dokumen3 halaman
    Data Moy
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Artikel Elin
    Artikel Elin
    Dokumen8 halaman
    Artikel Elin
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Cover PDF
    Cover PDF
    Dokumen2 halaman
    Cover PDF
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Absensi Yuli
    Absensi Yuli
    Dokumen1 halaman
    Absensi Yuli
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen1 halaman
    Daftar Tabel
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Nama
    Nama
    Dokumen3 halaman
    Nama
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Lembar Persetujuan
    Lembar Persetujuan
    Dokumen1 halaman
    Lembar Persetujuan
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen2 halaman
    Daftar Tabel
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen1 halaman
    Daftar Tabel
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen1 halaman
    Daftar Tabel
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Lembar Persetujuan
    Lembar Persetujuan
    Dokumen1 halaman
    Lembar Persetujuan
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Surat Keterangan
    Surat Keterangan
    Dokumen2 halaman
    Surat Keterangan
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Daftar Lampiran
    Daftar Lampiran
    Dokumen2 halaman
    Daftar Lampiran
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen2 halaman
    Daftar Tabel
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Moy Bab 1
    Moy Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Moy Bab 1
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Moyeee 3
    Moyeee 3
    Dokumen2 halaman
    Moyeee 3
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen7 halaman
    Cover
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Moy Bab 1
    Moy Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Moy Bab 1
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen7 halaman
    Cover
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat