Anda di halaman 1dari 4

Name : Imam Wahyudi Antoro

NIM : 090110101105

Kasih Tak Sampai

Suatu waktu sebuah rasa cinta timbul dari lubuk hati saat pertama melihat sesosok wanita
yang tidak pernah terlihat sebelumnya. Awal mulanya cinta itu hanya sebuah rasa suka karena
mungkin hal itu tidak pernah tercapai karena aku tahu dia tidak akan pernah ada rasa cinta itu
juga buat aku, tapi aku selalu optimis bahwa suatu saat dia akan membukakan celah di hatinya
meskipun hanya sedikit saja.
Dia adalah sesosok gadis yang sempurna buat aku meskipun tidak ada yang sempurna di
dalam dunia ini, kesempurnaan hanyalah milik ALLAH semata. Dia adalah seorang gadis yang
mungkin bagi kebanyakan orang dia adalah gadis yang cudes, cuek, sombong, angkuh, tetapi
dalam dirinya yang sesungguhnya dia adalah seorang gadis yang lembut, ramah, penyabar,
penyayang. Semakin lama cinta itu semakin kuat terasa dalam diriku,entah apa penyebabnya.
Aku tahu dia saat itu tidak dalam kesendirian, dia telah mempunyai kekasih yang saat itu sama-
sama saling mencintai satu sama lain. Harapanku pupus ketika aku tahu dia sellalu jalan berdua
dan aku selalu melihatnya, tapi mau bagaimana lagi aku tidak mungkin memaksakan kehendak
hati meskipun hati ini selalu ingin memilikinya.
Tanpa disadari setelah kita saling mengenal agak jauh, diapun selalu mencurahkan isi
hatinya kepadaku entah itu suatu masalah, suka, duka, susah, senang, dia selalu terbuka
kepadaku. Aku pun tidak berfikiran untuk menuruti kata hatiku, tetapi lama kelamaan dia
membuka hatinya buat aku. Aku hanya bersikap biasa karena aku tahu dia tidak akan pernah aku
memiliki meski cuma sesaat. Tetapi hal itu berbanding terbalik, aku bisa memasuki hatinya
meski dalam keadaan ragu,bimbang, dan bingung.
Dia dan aku sangat jauh berbeda, baik dari segi ekonomi maupun dari segi keluarga. Dia
dari golongan kelas atas, sedangkan aku hanya dari kelas bawah. Satu keluarga dari ayah, ibu,
kakak semuanya menjadi dokter, ayah seorang dokter THT, ibu seorang dokter GIGI, kakak
seorang dokter UMUM, diapun calon dokter juga. Sedangkan aku dari golongan yang sangatlah
jauh berbeda, hany seorang anak pedagang di suatu pasar kecil. Aku hanya berdoa pada ALLAH,
apa mungkin aku bisa memiliki seorang seperti dia,,,,,,,,,,
Dia dan kekasihnya sangat baik hubungannya,tetapi entah sebab apa dia merasa kalau
kekasihnya itu bukanlah yang terbaik baginya, hingga dia memutuskan untuk berpisah dengan
kekasihnya itu. Mungkinkah ini suatu pertanda atau jawaban atas semua doaku kalau aku akan
bisa memilikinya seutuhnya. Dia menceritakan semua kepadaku tentang kekasihnya itu kalau
saat dia berhubungan dengan dia, dia kadang merasa bahagia,kadang selalu sedih. Karena aku
takut di anggap sebagi orang ketiga dalamhunbungan mereka aku mulai menjauh dari gadis
tersebut.
Semua terjadi di luar dugaan, dia selalu menghubungi aku baik lewat media telepon, atau
media elektronik. Aku mulai bingung kenapa hal ini terjadi karena aku tahu suatu saat dia pasti
tidak akan menerima aku sepenuh hatinya kalau dia tahu aku dari keluarga yang tidak mampu.
Aku pun menceritakan semua keadaan keluarga yang sangat lah jauh di bandingkan dengan
keluarganya. Dia tidak pernah menghiraukan hal itu, karena aku hanya menceritakan tidak
menunjukkan keadaan yang sesungguhnya.
Suatu hari ketika aku mulai memasuki celah di hatinya di pun memberikan respon yang
sangat baik dari hatinya. Waktu sebulan sangat lah kurang buat saling mengenal dekat,tetapi
dalam sebulan itu aku merasa sangatlah cukup untuk saling menyakiti.
Aku yang saat itu statusku telah bertunangan merasa kalau mungkin dia hanya suatu
godaan bagi hubungan aku dengan tunanganku. Meski aku tahu aku bertunangan karena terpaksa
menuruti kemauan orang tuaku meskipun aku tidak pernah memiliki rasa cinta dan sayang. Suatu
hari, ketika kita saling mengenal aku merasa kalu cinta itu timbul bukan kepada tunanganku
tetapi malah timbul pada seseorang yang baru aku kenal. Inikah yang di sebut cinta pertama????
Aku tidak pernah merasakan cinta sebelumnya karena aku takut akan di kecewakan oleh
cinta itu.selang beberapa waktu, dia ingin di pertemukan dengan keluargaku karena dia merasa
aku adalah seseorang yang dia cari. Aku menganggapnya hanya sebatas teman karena tidak
mungkin aku akan mendampingi dia. Waktu terus berjalan hingga tidak terasa lima bulan
berlalu, kita saling bercerita satu sama lain tanpa disadari aku mengucapkan kata CINTA
kepadanya. Dia pun memberikan jawaban yang serupa. Tetapi aku tidak boleh mencintainya
sepenuh hati karena aku masih dalam ikatan pertunangan.
Masalah timbul, mana yang harus aku pilih? Tunanganku atau dia? Aku hanya bisa
menjalani hubungan dalam keadaan rumit. Aku pun mencoba untuk menghargai pilihan orang
tuaku, aku dan tunanganku semakin lama tidak ada rasa sedikitpun buat saling memiliki, malah
dia menunjukkan sikap egoisnya kepadaku. Semakin lama dia malah semakin bertingkah aneh,
entah apa penyebabnya. Dia selalu marah ketika bertemu dengan aku, sebagai seorang lelaki aku
tidak boleh menunjukkan emosi kepadanya karena dia seorang yang lemah. Aku menceritakan
semua sikapnya kepada orang tuakun karena aku takut dianggap akulah yang membuat dia
seperti ini. Orang tuaku menganggapn hal tesebut biasa kaena didalam sutu hubungan pasti ada
suka maupun duka. Tetapi lama kelamaan batinku semakin tersiksa ketika aku mendengar dia
mengatakan hal yang harusnya tidak dia katakana kepadaku. Dia berbicara yang aneh- aneh
hingga membuat sakit dan luka di hatiku.
Akhirnya aku tahu kenapa berkata hal yang demikian, jelas sudah karena dia telah
memiliki seorang kekasih pilihan hatinya. Bahkan dia menganggap aku hanyalah sebuah
ROBOT yang di ajak kemana mana tanpa tanpa bicara sepatah katapun. Aku pun tidak mau
menjalani hubungan yang tidak pasti masa depannya,aku minta maaf kepada orang tuaku karena
aku sudah tidak sanngup untuk melanjutkan hubungan pertunangan ini. Mereka akhirnya setuju
karena mereka tidak ingin seorang anaknya terus menerus tersakiti. Hubunganpun akhirnya
putus, aku dan dia sudah tidak ada ikatan lagi. Selang beberapa minggu, aku melihatnya dia
dengan seorang lelaki lain, aku hanya melihat meski dia sudah melihatku, aku hanya diam, diam
dan diam. Aku pun kini telah melupakan hal itu karena aku ingin menghadapi masa depan.
Kini, aku dan seorang gadis idaman telah di petemukan lagi saat sebulan berpisah. Kita
mulai membiasakan untuk saling memahami satu sama lain, akhirnya kekecewaan terbalas
dengan kasih sayang. Dia sangat menyayangiku entah apa penyebabnya. Tapi aku tidak boleh
gegabah karena aku masih memiliki ALLAH untuk bertanya,apakah dia baik buat aku atau tidak.
Aku selalu menghabiskan waktu luangku dengan dia untuk mengerjakan hal positif di
perpustakaan. Waktu semakin berjalan akhirnya aku memperkenalkan dia kepada orang tuaku
karena aku takut membawa anak orang yang jelas-jelas bukan siapa siapa aku. Pertemuan
dengan orang tuaku akhirnya terlaksana, dia sudah mulai mendekati hati orang tuaku, saudaraku,
dan semua kerabatku. Mereka semua sudah setuju bila aku menjalani hubungan dengan dia.
Meski mereka semua sudah setuju aku harus tetap betanya pada ALLAH, apakah dia benar-benar
yang terbaik buat aku?.
Setelah mendapatkan jawaban dari semua doaku aku mulai menjalani hubungan dengan
dia untuk saling mengerti, memahami, mendalami perasaan satu sama lain. Tetapi suatu hal
terjadi diluar dugaan, kita selalu mendapatkan fitnah, ancaman, bahkan seseorang ingin
memilikinya. Aku hanya bisa berdoa semoga ini hanyalah dodaan bagi aku saat menjalani
hubungan dengan dia. Sifatnya yang masih belum dewasa, plin plan, pemarah, bahkan tidak
berpendirian kuat membuatnya dia tidak kuat menghadapi cobaan. Dia selalu mengeluh, bahkan
suatu hari dia pernah di guna-guna oleh orang yang ingin memilikinya. Aku tidak boleh tinggal
diam, aku harus melakukan sesuatu, aku harus pergi kerumah kyai bahkan aku pergi kerumah
tokoh alim ulama agar dia terbebas dari beban yang menimpanya. Berbagai cara aku lakukan
karena aku tidak mau dia merasak beban yang dia jelas-jelas tidak snggup menghapinya.
ALLAH telah memberikan hidayahnya, dia sembuh tetapi bukan rasa senang yang dia rasakan
tetapi malah rasa benci kepadaku karena fitnahan temannya yang mengatakan kalau yg
mengguna-guna dia adalah aku. Dia termakan kata-kata itu hingga dia memutuskan untuk
menjauh dari aku. Aku tidak bisa berkata apa- apa kecuali memohon agar dia di bukakakan pintu
hatinya, hingga suatu hari dia memohon maaf karena telah mengikuti emosi diri. Tetapi kata-kata
yang ia ucapkan kepadaku masih membekas dan sulit untuk di hilangkan karena yyang tahu hal
itu bukan hanya satu atau dua orang tetapi semua temannya bahkan orang tuanya telah
memberikan tanda negative kepadaku.
Kini, dia telah kembali kepadaku meskipun tidak seutuhnya aku miliki dia, karena dia
menganggap aku orang yang paling jahat yang dia kenal. Meski seperti itu, aku harus tabah
menghadapi cobaan ini. Kini dia hanya PHP(pemberi harapan palsu) ketika awaldia ingin
bersamaku tetapi sekarang dia malah ingin meninggalkan aku. Dia selalu menguji kesabaranku,
dia telah banyak merubah sikap ku dari yang kurang baik hingga menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Dia banyak memberikan kenangan-kenangan positif terhadap aku. Kini, yang ada
hanyalah mimpi yang tidak pernah nyata. Setelahsemua harapanku aku serahkan kepadanya dia
malah memudarkan harapan itu. Tetapi aku yakin dia masih memiliki rasa sayang itu meski
hanya sedikit.
Pengalaman yang serupa tidak boleh terjadi lagi untuk yang kedua kalinya, meski berat
hati ini untuk melupakan dia tapi mau bagaimana lagi, Tuhan telah memberikan jawabannya.
To be continued..

Anda mungkin juga menyukai