Anda di halaman 1dari 33

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bahan makanan, selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga
merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme
dalam bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti
perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya. Selain
itu pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan
perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut
tidak layak dikonsumsi. Kejadian ini biasanya terjadi pada pembusukan bahan
pangan.
Makanan dan minuman adalah semua bahan baik dalam bentuk alamiah
maupun dalam bentuk buatan yang dimakan manusia kecuali air dan obat-obatan,
karena itu makanan merupakan satu-satunya sumber energi bagi manusia 1.
Sebaliknya makanan juga dapat menjadi media penyebaran penyakit. Dengan
demikian penanganan makanan harus mendapat perhatian yang cukup. Untuk itu,
produksi dan peredaran makanan di Indonesia telah diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan No. 329/MenKes/XII/1976 2. Bab II Pasal 2 peraturan ini
menyebutkan bahwa makanan yang diproduksi dan diedarkan di wilayah
Indonesia harus memenuhi syarat-syarat keselamatan, kesehatan, standar mutu,
atau persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri untuk tiap jenis makanan.
Upaya pengamanan makanan dan minuman pada dasarnya meliputi orang
yang menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan
pengolahan makakan dan proses pengolahannya. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya keracunan makanan, antara lain adalah higienis
perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang tidak sehat dan
perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih.
Salah satu bakteri yang merugikan bagi manusia yang dapat
mengkontaminasi makanan sehingga dapat mengganggu kesehatan adalah bakteri
Salmonella dan Shigella. Bakteri salmonella dan shigella ini juga dapat terdapat
dalam urine manusia apabila terjadi infeksi pada saluran kemih. Keberadaan
Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 2

bakteri ini sangat mengganggu kesehatan manusia. Upaya untuk pencegahan
bakteri ini dapat dikonsumsi oleh manusia dapat dilakukan dengan pemeriksaan
bakteri Salmonella dan Shigella. Pemeriksaan bakteri ini dengan cara menanam
sampel yang pada praktikum kali ini digunakan sampel minuman pada media
tertentu.


1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan minuman?
2. Apa yang dimaksud dengan bakteri Salmonella dan Shigella?
3. Apakah pengaruh bakteri Salmonella dan Shigella pada sampel minuman
(es gula)?
4. Bagaimana prosedur pemeriksaan bakteri Salmonella dan Shigella pada
sampel minuman (es gula)?
5. Apakah sampel yang diperiksa memenuhi standar kelayakan dari minuman
yang diperiksa?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang minuman yang bersih dan baik
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang bakteri Salmonella dan Shigella.
3. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh bakteri Salmonella dan Shigella
pada sampel minuman (es gula)
4. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur pemeriksaan bakteri Salmonella
dan Shigella pada sampel minuman (es gula)
5. Mahasiswa dapat menetahui standar kelayakan bakteri dari sampel
minuman

1.4 Manfaat
1. Manfaat Praktis
Diharapkan pemeriksaa bakteri Salmonella dan Shigella pada sampel
bahan pangan dan urine ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa, sehingga
mahasiswa dapat mengetahui dan mempraktikkan pemeriksaan bakteri
Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 3

pada sampel minuman ini secara langsung, serta mengetahui hasil
pemeriksaan bakteri Salmonella dan Shigella pada sampel minuman (es
gula).
2. Manfaat Teoritis
a. Menambah wawasan serta pengetahuan mahasiswa mengenai
pemeriksaan bakteri Salmonella dan Shigella pada sampel minuman
(es gula).
b. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian atau
pemeriksaan yang selanjutnya.
















Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Morfologi Salmonella
Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-
negatif berbentuk tongkat/batang, tidak berspora, tidak
mempunyai simpai, tanpa fimbria, dan mempunyai flagel
peritrik, kecuali Salmonella pullorum dan Salmonella
gallinarum. Ukuran 1-3,5 m x 0,5-0,8 m. besar koloni
dalam media perbenihan rata-rata 2-4 mm. Sifat Salmonella
typhi antara lain dapat bergerak, tumbuh pada suasana
aerob dan anaerob fakultatif pada suhu 15-41
o
C. Suhu pertumbuhan
optimum 37,5
o
C dengan pH media 6-8. Salmonella mempuyai gerak positif,
dapat tumbuh dengan cepat pada perbenihan biasa, tidak meragi laktosa,
sukrosa, membentuk asam dan biasanya membentuk gas dari glukosa,
maltose, mannitol, dan dekstrin. Sebagian besar isolat Salmonella dari
spesimen klinik membentuk H
2
S. (Pratiwi, 2011).
Ciri-ciri dari bakteri Salmonella adalah sebagai berikut (Pratiwi,
2011):
1. Berbentuk batang dengan ukuran tergantung jenis bakteri (pada umumnya
memiliki panjang 2-3 m, dan bergaris tengah antara 0,3 0,6 m ).
2. Bersifat Gram negatif.
3. Berkembang biak dengan cara membelah diri.
4. Tidak berspora dan bersifat aerob.
5. Motil (pergerakan ) dengan mengunakan flagel. Mempunyai flagel
perithrik (diseluruh permukaan sel), kecuali pada jenis Salmonella
gallinarum dan Salmonella pullorum.
6. Salmonella mudah tumbuh pada medium sederhana, tetapi hampir tidak
pernah memfermentasikan laktosa atau sukrosa.
7. Salmonella membentuk asam dan kadang-kadang gas dari glukosa dan
manosa.
Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 5

8. Salmonella resisten terhadap bahan kimia tertentu (misal, hijau brilian,
natrium tetrationat,natrium deoksikolat) yang menghambat bakteri enterik
lain, oleh karena itu senyawa senyawa tersebut berguna untuk inklusi
isolate salmonella dari feses pada medium.
9. Struktur sel bakteri Salmonella terdiri dari inti (nukleus), sitoplasma, dan
dinding sel. Karena dinding sel bakteri ini bersifat Gram negatif , maka
memiliki struktur kimia yang berbeda dengan bakteri Gram positif.
Menurut Jawetz et al (dalam Bonang,1982) mengemukakan bahwa
dinding sel bakteri gram negatif mengandung 3 polimer senyawa
mukokompleks yang terletak diluar lapisan peptidoglikan (murein). Ketiga
polimer ini terdiri dari :
1. Lipoprotein adalah senyawa protein yang mempunyai fungsi
menghubungkan antara selaput luar dengan lapisan peptidoglikan.
2. Selaput luar adalah selaput ganda yang mengandung senyawa fosfolipid
dan sebagian besar dari senyawa fosfolipid ini terikat oleh molekul-
molekul lipopolisakarida pada lapisan atasnya (Pratiwi, 2011).

2.2 Klasifikasi Salmonella
Berikut klasifikasi dari bakteri Salmonella (Pratiwi, 2011) :
Kerajaan : Bacteria
Filum : Proteobakteria
Kelas : Gamma proteobakteria
Ordo : Enterobakteriales
Family : Enterobakteriaceae
Genus : Salmonella
Spesies : Salmonella enterica
Salmonella arizona
Salmonella typhi
Salmonella choleraesuis
Salmonella enteritidis

Secara praktis salmonella dapat dibagi menjadi (Pratiwi, 2011) :
Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 6

1. Salmonella tifoid yaitu Salmonella typhi, Salmonella paratyphi A,B, dan
C penyebab demam enterik (typhoid) pada manusia. Kelompok ini telah
beradaptasi pada manusia.
2. Salmonellanon-tifoid yaitu Salmonelladublin (sapi), Salmonella cholera
suis (babi), Salmonellagallinarum dan Salmonella pullarum (unggas),
Salmonella aborius equi (kuda) dan Salmonella aborius ovis (domba).
Salmonella sp yang beradaptasi pada jenis hewan tertentu jarang
menimbulkan penyakit pada manusia.

2.3 Metode Analisa
Metode analisa merupakan proses pembuktian atau konfirmasi
pengujian secara obyektif di laboratorium yang telah memenuhi persyaratan
yang telah ditentukan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Dalam
pengujian mutu suatu bahan pangan diperlukan berbagai uji yang mencakup uji
fisik, uji kimia, uji mikrobiologi, dan uji organoleptik. Uji mikrobiologi
merupakan salah satu uji yang penting, karena selain dapat menduga daya
tahan simpan suatu makanan, juga dapat digunakan sebagai indikator sanitasi
makanan atau indikator keamanan makanan. Pengujian mikrobiologi
diantaranya meliputi uji kuantitatif untuk menentukan mutu dan daya tahan
suatu makanan, dan uji kualitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkat
keamanannya, serta uji bakteri indikator untuk mengetahui tingkat sanitasi
makanan tersebut (Fardiaz, 1993).
Dalam hal ini, metode analisa yang digunakan untuk
mengidentifikasi adanya bakteri Salmonella adalah metode analisa secara
kualitatifyakni bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya suatu bakteri
Salmonella dalam suatu makanan (Sugianto, 2012).

a. Metode Analisa Kualitatif
Pada pengujian identifikasi bakteri Salmonella metode yang
digunakan adalah metode analisa secara kualitatif. Pada metode analisa
kualitatif ini memiliki tahapan tahapan tertentu dengan tujuan untuk
Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 7

mengetahui ada tidaknya suatu mikroorganisme dalam makanan(Sugianto,
2012).
Tujuan dari pengidentifikasian dalam uji suatu bakteri (Salmonella)
pada metode ini adalah untuk mengetahui mutu ataupun kualitas dari suatu
produk berdasarkan kemasan atau sifat mikrobiologinya. Pengujian
mikrobiologi pada sampel makanan akan selalu mengacu kepada persyaratan
makanan yang sudah ditetapkan. Sebagai contoh sampel pada makanan yakni
Parameter uji mikrobiologi pada mayonnaise yang dipersyaratkan sesuai
Standar Nasional Indonesia dalam pengujian Salmonella. (Sugianto, 2012).
Tahapan identifikasi bakteri Salmonella typhi
a. Pra-pengayaan
Sampel yang akan diperiksa terlebih dahulu dihomogenkan dan
dilakukan pra pengayaan dengan larutan lactose broth (LB), yaitu
dengan memindahkan 25 ml sampel secara aseptis ke dalam botol yang
berisi 225 ml media lactose broth (LB), kemudian diinkubasi pada suhu
37
o
C selama 24 jam.
b. Pengayaan
Sebanyak 10 ml biakan pra-pengayaan dipindahkan ke dalam media
pengayaan yang terdiri atas 100 ml media tetrathinate brilliant green
agar (TGBG) dan 100 ml media selenite cysteine broth (SCB),
kemudian diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 24 jam











Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 8

c. Isolasi
Bakteri S. typhi diidentifikasi dengan menginokulasikan 1 sengkelit
biakan pengayaan pada cawan petri yang berisi media brilliant green
agar (BGA) dan bismuth sulfit agar (BSA) atau perbenihan selektif
lainnya, seperti salmonella-shigella agar (SSA), xylose lysine
desoxycholate agar (XLDA), dan hektoen enteric agar (HEA).
Perbenihan kemudian diinkubasi pada suhu 37
o
C
selama 24 jam. Koloni yang tumbuh diduga S.
typhi jika menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut:
o Pada BSA, koloni berwarna coklat, abu-abu
sampai hitam, dan kadang-kadang dengan
kilap logam.
o Pada XLDA, koloni berwarna merah muda dengan bintik hitam di
tengah.
o Pada HEA, koloni berwarna biru hijau dengan atau tanpa bintik
hitam di tengah.
o Pada SSA, koloni tidak berwarna sampai merah muda, bening
sampai buram.
o Pada BGA, koloni berwarna merah muda hingga merah atau bening
hingga buram dengan lingkaran merah muda sampai merah.
d. Uji konfirmasi
Langkah berikutnya adalah uji konfirmasi. Pada uji ini dipilih 2-5 koloni
spesifik dari media selektif dan diinokulasikan pada media nutrient agar
(NA), kemudian diinkubasikan pada suhu 37
o
C selama 20-24 jam.
Koloni pada nutrient agar kemudian diinokulasikan dengan metode
tusukan dan goresan untuk mengerjakan uji-uji berikut.
Penanaman pada media triple sugar iron agar (TSIA)
Pada uji TSIA warna media slant berubah menjadi merah karena
bakteri bersifat basa ini menandakan bahwa bakteri ini tidak
memfermentasi laktosa dan sukrosa. Pada media daerah butt media
berubah berwarna kuning ini menandakan bakteri memfermentasi
glukosa. Pembentukan gas positif ini hasil dari fermentasi H2 dan
Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 9

CO2 dapat dilihat dari pecahnya dan terangkatnya agar.Pembentukan
H2S positif ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam. TSIA
agar mengadung laktosa dan sukrosa dalam konsentrasi 1%, glukosa
0,1% dan phenol red sebagai indikator yang menyebabkan
perubahan warna dari merah orange menjadi kuning dalam suasana
asam. TSIA juga mengandung natrium trisulfat, yaitu suatu substrat
untuk penghasil H2S, ferro sulfat menghasilkan FeS (precipitat),
bewarna hitam untuk membedakan bakteri H2S dengan bakteri-
bakteri lainnya (Sugianto, 2012).
Koloni dugaan salonella dipindahkan ke pembenihan miring TSIA
dengan cara menggores pada bagian miring dan menusuk pada
bagian tegak pembenihan, kemudian diinkubasi pada suhu 37
o
C
selama 24-48 jam. Perubahan yang terjadi diamati :
Pada bagian tegak, salmonella akan :
- Memfermentasi glukosa, warna media tetap ungu.
- Tidak memfermentasi sukrosa, warna media tetap ungu.
- Membentuk H
2
S, warna media berubah dari warna ungu
menjadi hitam.
Pada bagian miring, salmonella akan:
- Memfermentasi laktosa atau sakarosa, warna media menjadi
kuning
- Tidak memfermentasi laktosa dan sakarosa, warna media tetap
merah atau tidak berubah.
Uji pada urea agar
Uji urease digunakan untuk mengetahui kemampuan mikroba
menghidrolisis urea menjadi amonia. Enzim urease akan
menguraikan urea menjadi amonia. Uji urease menunjukkan hasil
positif jika terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah
keunguan. Hasil uji urease negatif jika tidak terjadi perubahan warna
dari kuning menjadi merah keunguan (Sugianto, 2012).
Koloni dugaan salmonella digoreskan pada permukaan media urea
agar miring. Kemudian diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 24 jam.
Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 10

Timbulnya warna merah muda menunjukkan reaksi positif,
sedangkan tidak ada perubahan warna menunjukkan reaksi negatif.
Uji dekarboksilasi lisin
Uji Dekarboksilasi Lysin menggunakan media Xylose-Lysine-
Desoxycholate Agar medium digunakan untuk isolasi Salmonella
danmemilah organisme lain dengan cara memfermentasi xylose,
dekarboksilasi lysine dan produksi H2S. Fermentasi xylose sangat
lazim bagi kebanyakan organisme enterik kecuali, Shigella,
Providencia, Edwardsiella. Pada media ini, Salmonella akan
membentuk koloni merah dengan inti hitam, sedang Pseudomonas
dapat tumbuh dengan warna merah dan Eschericia berwarna kuning.
Mikroba lain yang dapat tumbuh pada media ini antara lain Arizona,
Proteus, Aerobacter, Klebsiella,Citrobacter. Begitu banyak mikroba
yang dapat tumbuh, sehingga media ini kurang dapat memilah
Salmonella pada tahap awal.Lebih baik digunakan untuk tahap
konfirmasi kontaminan Salmonella (Sugianto, 2012).
Koloni dugaan salmonella diinokulasikan pada pembenihan cair
lysine decarboxylase broth, kemudian diinkubasi pada suhu 37
o
C
selama 48 jam. Timbulnya warna ungu menunjukkan reaksi positif.
Uji voges proskauer
Uji Voges Proskauer bertujuan untuk mengidentifikasi jenis bakteri.
Untuk membedakan bakteri Escherichia coli dengan
Enterobacteraerogenes.Hasilnya uji ini negatif, karena tidak
terbentuk warna merah pada medium setelah ditambahkan -napthol
dan KOH, artinya hasil akhir fermentasi bakteri ini bukan asetil metil
karbinol (asetolin).Salmonella positif jika pada uji biokimia yang
dilakukan hasilnya sebagai berikut (Sugianto, 2012) :
1. TSIA : butt (+), slant (-), gas positif atau negatif dan H2S positif atau
negatif.
2. Hidrolisis urea : negatif
3. Dekarbosilasi lysine : positif
4. Reaksi voges proskauer : negatif
Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 11

5. Produksi indol : negatif
6. Uji serologi: terjadi aglutinasi pada penambahan antisera polivalen
O, H, dan Vi.
Pada biakan contoh setelah dilakukan uji biokimia dan
serologi didapatkan hasil sebagai berikut (Sugianto, 2012) :
a) TSIA : butt (-), slant (-), gas negatif dan H2S negatif
b) Hidrolisis urea : positif
c) Dekarbosilasi lysine : negatif
d) Reaksi voges proskauer : negatif
e) Produksi indol : negatif
Koloni dugaan salmonella dimasukkan masing-masing 1 ose ke
dalam 2 tabung reaksi yang masing-masing berisi 0,2 mL
pembenihan voges proskauer (VP). Tabung ke-1 diinkubasi pada
suhu kamar dan tabung ke-2 diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 24-
48 jam. Selanjutnya, pada setiap tabung, diteteskan 2 tetes larutan
kreatin, 3 tetes larutan -naftol, dan 2 tetes pereaksi KOH.
Pengocokan dilakukan tiap kali pereaksi ditambahkan. Pengamatan
dilakukan selama 15 menit, terbentuknya warna merah jambu sampai
merah tua menunjukkan hasil positif, sedangkan jika tidak berubah,
menunjukkan reaksi negatif.
Uji indol
Uji Indol bertujuan untuk menentukan kemampuan bakteri dalam
memecah asam amino triptofan. Media ini biasanya digunakan
dalam indetifikasi yang cepat.Hasil uji indol yang diperoleh negatif
karena tidak terbentuk lapisan (cincin) berwarna merah muda pada
permukaan biakan, artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari
tryptopan sebagai sumber karbon, yang dapat diketahui dengan
menambahkan larutan kovacs. Asam amino triptofan merupakan
komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga
asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh
mikroorganisme akibat penguraian protein (Sugianto, 2012).
Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 12

Koloni dugaan salmonella diinokulasikan sebanyak 1 sengkelit ke
dalam media indol dalam tabung, kemudian diinkubasi pada suhu
37
o
C selama 24 jam. Selanjutnya, ditambahkan 1 ml pereaksi indol.
Terbentuknya gelang merah menunjukkan reaksi positif, sedangkan
bila tidak berwarna atau kuning kecoklatan, menunjukkan reaksi
negatif.
Uji serologi
Koloni dugaan salmonella diinokulasikan sebanyak 1 sengkelit dan
disuspensikan dengan satu tetes larutan NaCL fisiologis pada kaca
objek. Selanjutnya, suspensi ditetesi dengan antiserum Salmonella
polivalein O dan dihomogenkan dengan menggoyangkan kaca objek
atau menggunakan sengkelit. Pengamatan dilakukan selama 5 menit,
Salmonella positif jika terjadi aglutinasi.
Uji serologi tidak terjadi aglutinasi pada penambahan antisera
polivalen O, H, dan Vi. Karena hasil dari uji biokimia dan uji
serologi contoh atau sampel berbeda dengan hasil kontrol positif,
maka koloni yang tumbuh dari biakan BGA pada contoh bukanlah
Salmonella, sehingga hasil dari pengujian ini dapat dinyatakan
sebagai negatif koloni/25 gr. Hasil ini telah memenuhi syarat seperti
pada SNI 01-4473-1998 yang mensyaratkan cemaran Salmonella
pada mayonnaise adalah negatif koloni/25 gr. (Sugianto, 2012).
Uji -galaktosidase
Uji -galaktosidase digunakan utuk identifikasi beberapa jenis
bakteri seperti Salmonella.Enzim -galaktosidase merupakan enzim
yang dapat mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
Beberapa mikroorganisme seperti E. coli, dapat menggunakan
laktosa sebagai sumber karbon. Selain laktosa, substrat alamiah dari
enzim, adalah bahan yang sangat penting, ONPG (o-nitro-phenyl--
D-galactopyranoside), dapat digunakan pula.-galaktosidase dapat
mengkatalisis ONPG menjadi galaktosa dan o-nitrofenol. ONPG
tidak berwarna tetapi setelah hidrolisis menjadi o-nitrofenol, akan
timbul warna kuning pada larutan yang alkali. beberapa jenis bakteri
Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 13

yang mampu melakukan fermentasi terhadap karbohidrat
Streptococcus, Lactobacillus, Zygomonas, Saccharomycetes,
Escherichia, Enterobacter, Salmonella. (Sugianto, 2012).
b. Uji Salmonella
Uji Salmonella digunakan untuk menetapkan adanya Salmonella
dalam makanan.Salmonella merupakan bakteri gram-negatif berbentuk tongkat
yang menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakit foodborne. Salmonella terdiri
dari sekitar 2500 serotipe yang kesemuanya diketahui bersifat pathogen baik
pada manusia atau hewan. Bakteri ini bukan indikator sanitasi, melainkan
bakteri indikator keamanan pangan. Artinya, karena semua serotipe Salmonella
yang diketahui di dunia ini bersifat patogen maka adanya bakteri ini dalam
makanan dianggap membahayakan kesehatan.Oleh karena itu berbagai standar
makanan siap santap mensyaratkan tidak ada Salmonella dalam 25 gram
sampel makanan. (Sugianto, 2012).
Salah satu contoh uji Salmonella yang telah dilakukan
pengidentifikasian yakni pada sampel mayonnaise dengan pustaka syarat yang
telah ditetapkan pada SNI 01-4473-1998 dengan syarat negatif koloni/ 25
gram. Karena mungkin keberadaan Salmonella pada makanan sangat kecil
karena itu tidak dibuat dalam 1 gram tetapi 25 gram. Salmonella adalah bakteri
yang termasuk mikroorganisme yang amat kecil dan tidak terlihat mata.Selain
itu bakteri ini tidak meninggalkan bau maupun rasa apapun pada makanan.
Kecuali jika bahan makanan (daging ayam) mengandung Salmonella dalam
jumlah besar, barulah terjadi perubahan warna dan bau (merah muda pucat
sampai kehijauan, berbau busuk). Biasanya bakteri dapat dideteksi melalui
pemeriksaan laboratorium. (Sugianto, 2012).
Salmonella bisa terdapat di udara, air, tanah, sisa kotoran manusia
maupun hewan atau makanan hewan. Yang sangat sering sekali terjadi adalah
keracunan Salmonella dari makanan yang mengandung telur mentah (tidak
diolah), seperti mayonaise, es krim dan pudding. Mayonaise biasanya sudah
bersifat asam (pH dibawah 4, Salmonella hidup pada pH 4-9). Pada Mayonaise
ditambahkan asam asetat sebagai cuka. Asam asetat pada mayonaise akan
membunuh Salmonella. (Sugianto, 2012).
Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 14

Makanan yang mudah rusak seperti daging mentah (terutama daging
cincang), daging unggas, ikan, telur, makanan yang mengadung telur mentah
(creme, salat, mayonaise, es krim, pudding, dll) harus segera mungkin
didinginkan atau dibekukan dalam lemari es. Untuk mendeteksi keberadaan
Salmonella dalam makanan dilakukan dalam 4 tahap yaitu pra-pengkayaan non
selektif, pengkayaan selektif, inokulasi dan identifikasi, dan konfirmasi
terhadap identitas Salmonella yang diuji. Berikut ini adalah hasil dari pengujian
Salmonella pada 25 gram sampel mayonnaise (Sugianto, 2012).
Pada pengujian Salmonella ini dibuat juga kontrol positif yaitu
sampel yang telah diberi biakan kultur salmonella sebagai pembanding. Dari
pengkayaan selektif, biakan dari MKTTn dan RVS diinokulasikanpada media
BGA dan XLD untuk tahap inokulasi dan identifikasi. Pada tahap ini hanya
biakan dari BGA yang berasal dari MKTTn yang menunjukkan pertumbuhan
koloni. Sedangkan pada media XLD tidak ada pertumbuhan koloni.
Selanjutnya koloni dari biakan BGA dilakukan uji identifikasi yaitu uji
biokimia dan uji serologi.

2.3 Tinjauan tentang es gula
Es gula merupakan minuman sederhana yang merupakan dari gula
cair, air putih dan es batu. Es batu yang begitu mudah dibuat terkadang
disalahgunakan orang-orang untuk mencari keuntungan yang berlipat.
Sementara itu mengkonsumsi air yang tidak di masak beresiko untuk
terkena infeksi bakteri E-Coli yang berbahaya.
Sebagian dri kita agak sulit membedakan antara es batu yang
dibuat menggunakan air matang dan yang menggunakan air mentah.
Sekilas memang terlihat sama bentuk dan rasanya. Sebelum kita terkena
dampak meminum es batu yang terbuat dari air mentah, berikut ini
merupakan ciri-ciri es batu yang terbuat dari air mentah dan es batu yang
terbuat dari air yang sudah di masak. (Abrar, 2013)
Ciri-ciri es batu yang terbuat dari air mentah
1. Perhatikan warna es
Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 15

Es batu yang dibuat dari air mentah memiliki warna
yang putih. Secara ilmiah, air yang bersuhu dingin akan
meyebabkan udara terperangkap di dalam air, sehingga
ketika air tersebut membeku maka akan tampak
gelembung udara tadi menjadi berwarna putih seperti
salju.
2. Jumlah gelembung es
Gelembung-gelembung udara akan tampak di dalam es
dengan jumlah yang begitu besar.
Ciri ciri es batu yang menggunakan air masak
1. Kejernihan es
Es batu yang menggunakan air masak akan terlihat
lebih jernih dan sangat bening. Hal ini dikarenakan
udara sudah lepas ketika proses pemasakan air. Es juga
akan terlihat jernih tanpa kotoran karena Sebelum
dijadikan es, terlebih dahulu air yang sudah dimasak di
dinginkan sehingga kotoran-kotoran air akan
mengendap seluruhnya.
2. Gelembung es
Secara ilmiah, walaupun saat pendinginan air menjadi
es pada suhu 0, udara tidak bisa masuk ke dalam
pembungkus es batu sehingga sangat sedikit gelembung
yang terperangkap di dalam es batu. Ini juga
membuktikan bahwa kandungan udara di dalam air
menjadi berkurang.





Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 16

BAB III
METODE
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum pemeriksaan Salmonella pada sampel minuman dilakukan pada :
a) Hari, tanggal : Rabu, 19 Maret 2014 dan 26 Maret 2014
b) Tempat : Laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis
Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Tabung durham
4. Gelas ukur 250 ml
5. Pipet ukur 5 dan 1 ml
6. Bola hisap
7. Neraca analitik
8. Erlenmeyer 250, 500 ml
9. Api spiritus/Bunsen
10. Inkubator
11. Autoclave
12. Kertas label
13. Spatel
14. Batang pengaduk
15. Kompor listrik
16. Benang pulung/ tali
17. Botol semprot
18. Ose
19. Petridish






Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 17

3.2.2 Bahan
1. Media SCB
2. Media SSA
3. Media MCA
4. Sampel minuman (es gula, jamu kunyit, susu kedelai, cincau, es kelapa muda)
5. Aquades steril
6. Kapas berlemak
7. Aluminium foil
8. Tissue

3.3 Cara Kerja
3.3.1 Pmbuatan Media SCB (19 g/l)
1. Media SCB dibuat sebanyak 200 ml, sehingga harus dihitung dahulu massa media
yang ditimbang yaitu :


2. Ditimbang 3,8 gram bubuk SCB OXOID CM0699 pada neraca analitik dengan
menggunakan gelas beker
3. Dilarutkan dengan aquadest hingga homogen
4. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan ditambahkan aquadest sampai volumenya
mencapai 200 ml
5. Lalu ditutup dengan aluminium foil
6. Dipanaskan hingga larut sempurna pada kompor listrik
7. Dipipet dengan pipet ukur masing-masing sebanyak 10 ml kedalam 20 buah
tabung reaksi yang telah diisi label sebelumnya
8. Ditutup dengan kapas lemak
9. Media siap digunakan

3.3.2 Pmbuatan Media SSA (63 g/l)
1. Media SCB dibuat sebanyak 300 ml, sehingga harus dihitung dahulu massa
media yang ditimbang yaitu :


2. Ditimbang 18,9 gram bubuk SSA OXOID CM0099 pada neraca analitik dengan
menggunakan gelas beker
3. Dilarutkan dengan aquadest hingga homogen
Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 18

4. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan ditambahkan aquadest sampai volumenya
mencapai 300 ml
5. Lalu ditutup dengan aluminium foil
6. Dipanaskan hingga larut sempurna pada kompor listrik
7. Dituang kedalam 20 palte sebanyak 15-20 ml (40-50
0
C)
8. Media siap digunakan


3.3.3 Pmbuatan Media MCA (51,5 g/l)
1. Media SCB dibuat sebanyak 300 ml, sehingga harus dihitung dahulu massa
media yang ditimbang yaitu :


2. Ditimbang 15,3 gram bubuk MCA OXOID CM0137 pada neraca analitik dengan
menggunakan gelas beker
3. Dilarutkan dengan aquadest hingga homogeny
4. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan ditambahkan aquadest sampai volumenya
mencapai 300 ml
5. Lalu ditutup dengan aluminium foil
6. Dipanaskan hingga larut sempurna pada kompor listrik
7. Disterilisasi pada autoclave dengan suhu 121
0
C selama 15 menit
8. Dituang kedalam 20 palte sebanyak 15-20 ml (40-50
0
C)
9. Media siap digunakan

3.3.4 Penanaman biakan ( sampel es gula ) pada media SCB
1. Sampel es gula dituang pada gelas beaker
2. Kemudian sampel dipipet menggunakan pipet ukur sebanyak 10 ml kedam tabung
yang telah berisi media SCB sambil difiksasi
3. Dikocok hingga merata
4. Diinkubasi dalam incubator pada suhu 37
0
C selama 18-24 jam

3.3.5 Penanaman biakan ke media MCA dan SSA
1. Disiapkan media MCA dan SSA yang sudah diberi label
2. Dari tabung media SCB , diinokulasikan/digoreskan dengan ose steril ke media
MCA dan SSA dengan metode gores kuadran (4 kuadran)
Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 19

3. Media yang telah digoreskan tersebut diinkubasi pada suhu 37
0
C selama 18-24
jam

3.3.6 Pengamatan pada media MCA dan SSA
Diamati koloni yang tumbuh pada media MCA dan SSA secara makroskopis,
dibandingkan dengan cirri-ciri koloni untuk bakteri Salmonella sp. pada media
MCA dan SSA

















Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 20

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 DATA HASIL PENGAMATAN
Dari praktikum yang telah dilakukan pada pembuatan media, penanaman serta
pengamatan atau pemeriksaan pada media didapatkan hasil sebagai berikut :
Identitas Sampel
Sampel yang digunakan : Minuman (Es Gula)
Warna sampel : Merah muda
Kondisi sampel : Dalam keadaan dingin
Media yang digunakan : SCB, SSA dan MCA

Gambar hasil pengamatan
No Gambar Hasil Pengamatan Keterangan



1









Media yang digunakan adalah
MCA, SSA dan SCB.
a. Media MCA
b. Media SSA
c. Media SCB













a
b
c
Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 21






2











Alat dan bahan yang akan
digunakan untuk penanaman bakteri ,
dipastikan semua alat dan bahan
dalam keadaan bersih.




3









Pemipetan pada media pemupuk
yaitu pada SCB. Sampel dimasukkan
10 ml pada media SCB.









Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 22





4








Media SCB yang telah
dihomogenkan dengan sampel. Dan
kemudian diinkubasi pada incubator.






Media dibagi menjadi 4 bagian
untuk dilakukan metode gores 4
kuadran. Baik pada media MCA
maupun SSA. Dan dilakukan
pengamatan secara makroskopis
setelah diinkubasi.
Pada media MCA
a. Hasil menunjukkan pada media
MCA koloni berwarna kuning
dan terjadi perubahan warna
setelah diinkubasi







a
MCA
Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 23

Berikut adalah gambar
pengamatan secara makroskopis
terhadap media SSA yang telah
ditanam oleh sampel (es gula)..
Pada media SSA koloni juga berwarna
pink dan kuning yang ditunjukan pada
a dan b. yang diduga merupakan
koloni bakteri e.coli.




4.2 PEMBAHASAN
Pada praktikum yang dilakukan tanggal 26 Maret 2014 adalah identifikasi bakteri
Salmonella pada sampel minuman. Dalam praktikum, adapun beberapa tahapan yang
dilakukan, yaitu taham pre analitik, tahap analitik dan tahap post analitik.
4.2.1 Tahap Pre Analitik
Taha pre analitik merupakan tahap awal yang dilakukan sebelum melakukan
identifikasi bakteri Salmonella pada sampel minuman. Tahap ini merupakan tahap
penentu untuk menentukan keberhasilan identifikasi bakteri Salmonella. Pada
tahap pre analitik ini dilakukan beberapa kegiatan antara lain pembuatan media
pertumbuhan untuk bakteri yang akan dihitung dan aquades steril.
Pembuatan Aquades Steril
Sebelum dilakukan praktikum, terlebih dahulu dibuat aquadest steril.
Aquadest steril ini berfungsi dalam pengenceran media, terutama untuk media
SSA karena media ini tidak boleh di autoclave, oleh karena itu digunakan
aquades steril. Aquadest steril ini dibuat dengan menggunakan aquadest biasa
yang disterilkan dengan menggunakan autoclave.


a
b
SSA
Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 24

Pembuatan Media Salenite Cystein Broth (SCB)
Medium merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme diatas atau didalamnya, medium tersebut harus memenuhi
syarat-syarat, antara lain adalah harus mengandung semua zat hara yang
mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan
permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan
ditumbuhkan, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba
yang di tumbuhkan dapat tumbuh dengan baik.
Media SSCB adalah medium cair untuk pertumbuhan
mikroorganisme yang umum digunakan dalam berbagai kultur
mikroorganisme. Medium ini cukup baik untuk memulai belajar tentang
bagaimana koloni bakteri dapat tumbuh dan menyebar. Media SCB adalah
media penyangga untuk bakteri Salmonella sp.Media SCB mengandung
Pankreas Intisari dari Kasein (5.0 g), Laktosa (4.0 g), Natrium Fosfat (10,0
g ), Sodium Selenite (4,0 g), L-sistin (0,01 g ).
Pepton menyediakan asam amino dan lainnya nitrogen zat. Laktosa
menyediakan sumber energi, dan natrium fosfat buffer medium untuk
mempertahankan pH. Sodium Selenite menghambat bakteri gram positif dan
menekan pertumbuhan enterics gram-negatif yang paling lain selain
Salmonella. L-sistin didirikan untuk meningkatkan pemulihan Salmonella.
Selenite cystine Broth digunakan sebagai pengayaan selektif media untuk
isolasi Salmonella dari kotoran, makanan, artikel farmasi, air dan bahan
lainnya sanitasi penting. Leifson menemukan Selenite yang menghambat
streptokokus kotoran dan koli selama 8-12 jam pertama inkubasi, sehingga
memungkinkan untuk meniru tanpa berlebihan gangguan dari anggota lain dari
flora usus.
Pada saat praktikum, media SCB dibuat dengan melaarutkan 3,8 g
media yang dilarutkan dalam 200 ml aquades. Kemudian dilarutkan dengan
bantuan pengadukan dan pemanasan selanjutnya media dipipet sebanyak 10 ml
ke dalam tabung reaksi yang telah diisi label, dan media siap digunakan.



Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 25


Pembuatan Media Salmonella Shigella Agar (SSA)
Media SSA adalah untuk menumbuhkan Salmonella dan Shigella,
karena media ini termasuk media selektif merupakan media yang kompleks
yang sangat selektif terhadap kuman-kuman tertentu.
Komposisi dari media ini adalah Lab-Lemco powder 5,0 g Sebagai
sumber vitamin B, Peptone 5,0 g sebagai sumber nutrisi yang diperlukan
untuk pertumbuhan mikroba, Laktose 10,0 g sebagai sumber energi dan
sebagai bahan karbohidrat, Bile Salt 8,5 g sebagai penghambat tumbuhnya
bakteri gram positif, Sodium Citrate 10,0 g sebagai sumber nutrisi lain bagi
mikroorganisme, Sodium thiosulphate 8,5 g sebagai sumber nutrisi bagi
mikroorganisme, Ferric citrate 1,0 g sebagai bahan buffer dan aseptor electron,
Briliant green 0,00033 g sebagai inhibitor atau penghambat tumbuhnya
mikroorganisme lain, Neutral red 0,025 g Sebagai indicator untuk mengetahui
terbentuk tidaknya asam karena pemecahan karbohidrat, Bacto Agar 13,5 g
sebagai bahan pemadat media.
Dalam praktikum, media SSA dibuat dengan cara melarutkan 18,9 g
bubuk media SSA dalam 300 ml aquades steril. Khusus untuk media SSA
dilarutkan dengan aquades steril karena media ini tidak boleh diautoclave
karena ada kandungan-kandungan media yang akan rusak apabila diautoclave.
Apabila ada kandungan media yang rusak maka bakteri tidak akan bisa
tumbuh pada media ini. Selanjutnya media dilarutkan sampai benar-benar
larut. Dalam melarutkan media dapat dibantu dengan bantuan pamanasan dan
pengadukan. Setelah media benar-benar larut ditunggu sampai suhu media 50
0
C kemudia pH media dicek yaitu pada pH 7,8. Jika pH media sudah tepat,
selanjutnya media ditunga ke dalam plate yang telah di sterilkan, caranya buka
tutup petridish seminim mungkin untuk menghindari atau meminimalisasi
terjadinya kontaminan lalu tuang larutan hingga menutupi permukaan
petridish, tapi jangan terlalu tipis maupun terlalu tebal Setelah penuangan
selesai biarkan media tersebut sampai dingin dan padat. Setelah itu media
tersebut dibungkus dan disimpan dalam lemari es.



Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 26

Pembuatan Media Mac Conkey Agar (MCA)
Mac Conkey Agar adalah salah satu jenis media yang digunakan untuk
identifikasi mikroorganisme. Mac Conkey agar termasuk dalam media selektif
dan diferensial bagi mikroba. Jenis mikroba tertentu akan membentuk koloni
dengan ciri tertentu yang khas apabila ditumbuhkan pada media ini. Beberapa
contoh pertumbuhan koloni pada Mac Conkey Agar. Beberapa mikroorganisme
yang dapat tumbuh pada media MCA adalah Salmonella dan Shigella,
Escherichia coli, Enterobacter, Klebsiella, Enterococcus, Staphylococcus.
Dalam pratikum, pembuatan media MCA dilakukan dengan
melarutkan 51,5 g bubuk media MCA dalam 300 ml aquades. Selanjutnya media
dilarutkan sampai benar-benar larut dengan bantuan pamanasan dan pengadukan.
Setelah media larut, ditunggu hingga suhu media 50
o
C dan diukur pH media
yaitu pada pH 7.8. Selanjutnya media yang ada pada Erlenmeyer ditutup dengan
kapas berlemak dan ditutup lagi dengan aluminium foil kemudian diikat dengan
benang. Tujuan media ditutup untuk mempertahankan volume media, agar tidak
ada media yang menguap. Selanjutnya media diautoclave pada suhu 121
o
C
selama 15 menit. Kemudian media didiamkan hingga suhunya 40-50
o
C dan
dituang dalam plate steril. caranya buka tutup petridish seminim mungkin untuk
menghindari atau meminimalisasi terjadinya kontaminan lalu tuang larutan
hingga menutupi permukaan petridish, tapi jangan terlalu tipis maupun terlalu
tebal Setelah penuangan selesai biarkan media tersebut sampai dingin dan padat.
Setelah itu media tersebut dibungkus dan disimpan dalam lemari es.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media ini adalah:
1. Alat yang digunakan harus bersih. Khusus untuk pembuatan media SSA
semua alat dan bahan yang digunakan harus steril karena dalam
pembuatan media ini tidak memerlukan sterilisasi pada autoclave.
2. Volume aquades dan media yang ditimbang harus benar-benar tepat sesuai
yang tertera pada kemasan media. Apabila volume aquades kurang maka
media yang terbentuk akan terlalu padat, sedangkan apabila volume
aquades melebihi maka media yang dibuat akan terlalu cair.
3. Semua media yang dibuat harus benar-benar homogen. Apabila media
belum homogen, maka agar dalam media tidak akan pecah sehingga
media tidak dapat memadat. Dalam menghomogenkan media dengan
Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 27

pemanasan pada kompor listrik, media tidak boleh sampai mendidih,
karena apabila media sampai mendidih maka kandungan-kandunga yang
ada dalam media akan rusak sehingga bakteri tidak akan bisa tumbuh pada
media. Apabila larutan media sudah hampir mendidih, maka media
diangkat terlebih dahulu sambil terus diaduk, apabila sudah agak dingin
baru ditaruh lagi pada kompor listrik.
4. pH media yang dibuat harus tepat.
5. Dalam penuangan media ke dalam plate, tidak boleh terlali tipis atau
terlalu tebal. volume media yang dituang 15-20 ml. Jika media yang
dituang terlalu sedikit, maka nutrisi yang diberikan kepada bakteri juga
akan kurang, begitu juga jika media yang dituang terlalu banyak, maka
pertumbuhan bakteri tidak akan optimal.

4.2.2 Tahap Analitik
Setelah media yang diperlukan siap, maka selanjutnya akan dilakuakan tahap
analitik. Pada tahap ini dilakuan berbagai kegiatan yaitu:


Preparasi Sampel
Dalam praktikum ini, digunakan sampel minuman es gula, karena sampel
dengan konsistensi cair, dapat langsung digunakan.
Homogenisasi
Homogenisasi dilakukan untuk memperoleh penyebaran bakteri yang sebaik
mungkin dan merata. Sehingga meskipun bahan yang diperiksa sedikit, hasil
pemeriksaannya dapat mewakili keadaan sampel untuk keseluruhan. Homogenisasi
dalam praktikum ini dilakukan sebelum dan sesudah sampel dipindahkan ke
tabung/tempat lain.
Inokulasi (Penanaman) Kuman Pada Media SCB
Sampel es gula dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi yang telah berisi 10 ml media SCB. Kemudian tabung tersebut dikocok agar
sampel tersebar secara merata. Sampel ditanam terlebih dahulu pada media SCB
untuk menumbuhkan bakteri yang ada dalam sampel. Selanjutnya diinkubasi pada
Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 28

inkubator selama 24 jam pada suhu 37
o
C. Tujuan diinkubasi ini adalah untuk
memberikan kesempatan pada bakteri untuk memanfaatkan nutrisi yang ada dalam
media sehingga bakteri dapat tumbuh.
Inokulasi (Penanaman) Kuman pada Media MCA dan Media SSA
Setelah sampel ditanam pada media SCB dan diinkubasi selama 24 jam maka
selanjutnya dilakukan penanaman bakteri pada media pada yaitu pada media MCA
dan SSA.
Tehnik inokulasi (penanaman bakteri) merupakan kegiatan memindahkan
bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang
sangat tinggi. Medium yang baru harus memenuhi nutrisi agar bakteri dapat
berkembang biak dengan baik.
Pada praktikum kali ini, alat harus disterilisasi terlebih dahulu agar semua alat
tidah terkontaminasi oleh bakteri yang ada di luar alat misalnya udara, sehingga dapat
memepengaruhi hasil pengamatan pemeriksaan angka kuman pada praktikum kali ini.
Teknik inokulasi yang dilakukan dalam praktikum kali ini yaitu dengan
metode gores 4 kuadran. Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-
benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini
dilakukan dengan membagi 4 cawan petri. Ose steril yang telah disiapkan diletakkan
pada media SCB yang sudah berisi sampel dan sudah diinkubasi , kemudian
menggoreskan ose tersebut pada cawan petri berisi media MCA. Goresan dapat
dilakukan 3-4 kali membentuk garis horisontal disatu cawan. Langkah ini dilanjutkan
hingga keempat sisi cawan tergores. Dilakukan hal yang sama pada media SSA.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam inokulasi kuman ini adalah:
1. Semua alat dan bahan yang akan digunakan harus dalam keadaan steril
2. Pengerjaan harus selalu dilakuakn dengan aseptis atau harus berada dalam
daerah steril yaitu dekat api bunsen (dengan catatan tidak terlalu dekat
atau terlalu jauh).


Inkubasi
Setelah penanaman bakteri pada media, kemudian diinkubasi pada inkubator
pada suhu 37C selama 1 x 24 jam untuk memberikan kesempatan kepada bakteri
memanfaatkan media untuk pertumbuhannya. Pada saat inkubasi, setiap sel
mikroorganisme hidup dalam es gula yang diperiksa akan tumbuh menjadi satu
Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 29

koloni. Setelah diinkubasi, dilakukan penghitungan jumlah koloni untuk
memperkirakan jumlah mikroorganisme dalam es gula.


4.2.3 Tahap Pos Analitik
Tahap ini merupakan tahapan akhir yang dilakukan dalam mengidentifikasi
bakteri Salmonella. Dalam tahap ini dilakukan pembacaan hasil koloni yang
tumbuh pada media MCA dan SSA.
Hasil Pemeriksaan pada sampel
Setelah diinkubasi dalam inkubator selama 24 jam pada suhu 37
o
C, dapat
dilihat adanya pertumbuhan koloni pada media MCA dan SSA.
Bakteri Salmonella yang tumbuh pada media MCA seharusnya mempunyai
koloni dengan ciri-ciri:
- Warna koloni rose
- Koloni kecil sampai sedang
- Smooth merata
- Jernih
- Keping
Pada praktikum, pada media MCA hanya sedikit koloni bakteri yang tumbuh.
Bakteri yang tumbuh tersebut memiliki ciri-ciri:
- Koloni kecil
- Bentuk koloni bulat
- Tepian koloni licin
- Elevasi merata
- Warna koloni kuning
Berdasarkan ciri-ciri koloni tersebut, dapat dikatahui bahwa koloni yang
tumbuh adalah koloni bakteri non salmonella.
Bakteri Salmonella pada media SSA seharusnya mempunyai koloni dengan
cirri-ciri:
- Koloni tidak berwarna
Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 30

- Ukuran koloni kecil
- Smooth
- Jernih
- Sedikit cembung
Namun pada praktikum, pada media SSA tumbuh koloni bakteri dengan ciri-
ciri yaitu:
- Warna merah muda dan ada sebagian yang berwarna kuning
- Koloni kecil
- Bentuknya bulat
- Halus
- Elevasi rata
Berdasarkan ciri-ciri koloni tersebut, dapat dikatahui bahwa koloni yang
tumbuh adalah koloni bakteri non salmonella.
Jadi dapat diketahui bahwa sampel es gula yang diidentifikasi tidak
mengandung bakteri Salmonella sp, sehingga minuman tersebut masih layak untuk
dikonsumsi.










Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 31

BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan dapat ditarik beberapa kesimpulan,
yaitu :
1. Minuman pada umumnya menunjuk pada suatu cairan yang ditelan untuk
menghilangkan rasa haus. Minuman yang baik merupakan minuman yang
dapat berguna bagi tubuh dan tidak membahayakan kesehatan. Minuman
yang layak untuk diminum sebaiknya tidak mengandung mikroorganisme
pathogen yang dapat membahayakan kesehatan.
2. Bakteri Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif
berbentuk tongkat/batang, tidak berspora, tidak mempunyai simpai, tanpa
fimbria, dan mempunyai flagel peritrik, kecuali Salmonella pullorum dan
Salmonella gallinarum. Ukuran 1-3,5 m x 0,5-0,8 m. besar koloni dalam
media perbenihan rata-rata 2-4 mm.
3. Bakteri Salmonella sangat berpengaruh terhadap kesehatan apabila
terdapat pada minuman yang dikonsumsi oleh manusia. Bakteri ini dapat
menyebabkan beberapa penyakit seperti diare apabila masuk kedalam
tubuh manusia.
4. Pemeriksaan bakteri Salmonella pada sampel minuman (es gula)
menggunakan media SCB, SSA, dan MCA. Mula-mula sampel ditanam
pada media SCB lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37C
selanjutnya dilakukan penanaman dari media SCB ke media SSA dan
MCA dengan menggunakan metode gores 4 kuadran. Dilakukan inkubasi
selama 24 jam agar bakteri dapat tumbuh secara optimal. Selanjutnya
dibaca koloni bakteri yang terdapat pada media SSA dan MCA.
5. Pada media MCA hanya terdapat sedikit koloni bakteri yang tumbuh,
koloni tersebut memiliki ciri-ciri : koloni keci, bentuk koloni bulat, tepian
koloni licin, elevasi merata, dan warna koloni kuning. Berdasarkan cirri-
ciri tersebut dapat dipastikan bahwa koloni tersebut bukan koloni balteri
Salmonella. Sedangkan pada media SSA koloni yang tumbuh memiliki
ciri-ciri: berwarna merah muda dan ada sebagian berwarna kuning, koloni
kecil, bentuk bulat, halus, dan elevasi rata. Berdasarkan ciri-ciri tersebut
Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 32

dapat diketahui bahwa koloni tersebut merupakan koloni bakteri non
Salmonella. Dari hasil praktikum yang dilaksanakan dapat diketahui bahwa
sampel minuman (es gula) bebas dari bakteri Salmonella dan layak untuk
diminum.




















Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 33

DAFTAR PUSTAKA

Abrar, 2013. Membedakan Es Batu Dari Air Masak Atau Bukan.
http://www.thecrowdvoice.com/post/membedakan-es-batu-dari-air-masak-atau-
bukan-3393494.html (diakses 29 Maret 2014)
Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo Persada., Jakarta.
Fardiaz, S. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Fardiaz, S.,.1989. Analisis Mikrobiologi Pangan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
IPB.
Fardiaz, S.,.1992. Analisis Mikrobiologi Pangan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
IPB
Pratiwi, Erni. 2011. Pemeriksaan Salmonella. http://id.scribd.com/doc/54252133/tugas-
bakteri2. (diakses 29 Maret 2014)
Sugianto, Tantri. 2012. Uji Salmonella. http://tantri-sugianto.blogspot.com/2012/07/uji-
salmonella.html. (diakses 29 Maret 2014)

Anda mungkin juga menyukai