Anda di halaman 1dari 5

RESUME

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Administrasi Islam






Oleh:
ARLI ASHARI ANUMILLAH
1128010011
AN/IV/A


PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
1435 H / 2014 M
A. Periodesasi sejarahwan mengklasifikasi periode Abbasyiah
















B. Pendiri Bani Abbas ( 750-857 M 132-232 H )
Babak ketiga dalam drama besar politik islam dibuka oleh Abu Al-Abbas (750-754)
yang berperan sebagai pelopor. Irak menjadi panggung drama besar itu.dalam khotbah
penobatannya, yang disampaikan setahun sebelumnya di masjid kufah, khalifah
abbasiyah pertama itu menyebut dirinya as-saffih, penumpah darah, yang kemudian
menjadi julukannya. As-saffah menjadi pendiri dinasti arab islam ketiga-setelah khulafa
ar-rasyidun dan Dinasti Umayah yang sangat besar dan berusia lama. Dari 750M
hingga 1258M, penurus Abu Al-Abbas memegang pemerintahan, meskipun mereka tidak
selalu berkuasa. Akan tetapi masa pemerintahannya, begitu singkat. As-syaffah
menginggal (754-775M) karena penyakit cacar air ketika berusia 30an.

Masa Keemasan (golden frame) Abbasiyah terletak pada 10 Khalifah
As-syaffah (750) Al-Amin (809)
Al-Mansyhur (754) Al-Mamun (813)
Al-Mahdi (775) Al-Mutashin (833
Al-Hadi (785) Al-Wastiq (842)
Ar-Rasyid (786) Al-Mutawakkil (847)

C. Kemajuan Masa Abbasyiah
Massa ini adalah masa keemasan atau masa kejayaan umat islam sebagai pusat dunia
dalam berbagai aspek peradaban. Kemajuan itu hampir mencakup semua aspek
kehidupan.


Al-Khudri, Guru
Besar Ilmu Sejarah
dari Universitas Mesir
Masa kuat-kuasa dan bekerja mebangun, berjalan 100
tahun lamanya, dari 132 s.d 232 H
Masa berkuasa panglima-panglima Turki, berjalan 100
tahun lamanya, dari 232 s.d 334 H
Masa berkuasanya Bani Buyah (buwayhid), berjalan 100
tahun lamanya, dari 334 s.d 447 H

Masa berkuasanya bani Saljuk (Seljuqiyak), berjalan
100 tahun lamanya, 447 H s.d 530 H

Masa gerak balik kekuasaan politik khalifah-khalifah
abbasyiah dengan merajalela para panglima perang,
selama 125 tahun , dari 530 H. Sampai musnahnya
Abbasyiah di bawah serbu Jengiz Khan dan putranya
Hulagu Khan dari Tartar pada tahun 656 H
berbagai kemajuan tersebut, dapat dilihat dari temuan K. Hitti sebagai berikut.
1. Biro-biro Pemerintahan Abbasyiah
Dalam menjalankan sisitem teknis pemerintahan, dinasti abbasyiah memiliki kantor
pengawas yang pertama kali dipernalkan oleh Al-Mahdi, dewan korespodensi atau
kantor arsip yang menangani semua surat resmi, dokumen politik serta instuksi dan
ketetapan khalifah, dewan penyelidik keluhan, departemen kepolisian dan pos. Al-
Marwadi meriwayatkan bahwa Abd Al-Malik adalah khalifah pertama yang
menyediakan satu hari khusus untuk mendengar secara langsung permohonan dan
keluhan rakyatnya. Praktik itu kemudian diperkenalkan oleh Al-Mahdi ke dalam
pemerintahan Dinasti Abbasyiah.

2. Sistem Militer
Sistem militer terorganisasi dengan baik, berdisiplin tinggi, seta mendapat pelatihan
dan pengajaran secara regular. Pasukan pengawal khalifah mungkin merupakan satu-
satunya pasukan tetap yang masig-masing mengepalai sekelompok pasukan. Selain
mereka, 5 ada juga pasukan bayaran dan sukarelawan, serta sejumlah pasukan dari
berbagai suku dan distrik. Pasukan tetap yang bertugas aktif disebut murtaziqah
(pasukan yang dibayar secara berkala oleh pemerintah). Unit pasukan lainnya disebut
muta-thawwiah (sukarelawan), yang menerima gaji ketika bertugas. Kelompok
sukarelawan ini direkrut dari orang badui, para petani, dan orang kota.

3. Wilayah Pemerintahan
Pembagian wilayah kerajaan Umayah ke dalam provinsi yang dipimpin oleh seorang
gubernur sama dengan pola pemerintahan pada kekuasaaan Bizantium dan Persia.
Pembagian ini tidak mengalami perubahan berarti pada masa Dinasti Abbasyiah.
Provinsi Dinasti Abbasyiah mengalami perubahan dari masa ke masa, dan klasifikasi
politik juga tidak selalu terkait dengam klasifikasi geografis.

4. Perdagangan dan Industri
Tulang punggung perdagangan ini adalah sutra, konstribusi terbesar orang Cina
kepada dunia Barat. Biasanya, jalur perdagangan yang disebut jalan sutra menyusuri
Samarkand dan Turkistan Cina. Barang-barang dagangan biasanya diangkut secara
estapet, hanya sedikit khalifah yang menempuh sendiri perjalanan sejauh itu. Akan
tetapi, hubungan diplomatic telah dibangun sebelum orang arab terjun ke dunia
perdagangan.

5. Perkembangan bidang pertanian
Pertanian merupakan sumber utama pemasukan Negara dan pengolahan tanah hampir
sepenuhnya dikerjakan oleh penduduk asli, yang statusnya mengalami peningkatan
pada masa rezim baru. Lahan-lahan pertanian yang terlantar, dan desa-desa yang
hancur di berbagai wilayah kerajaan dperbaiki dan dibangun kembali secara bertahap.



6. Islamisasi masyarakat
Sebanyak 5000 orang Kristen banutanu kaha di dekat Alleppo mengikuti perintah
khlifah al-mahdi untuk islam. Proses konfersi secara berjalan lebih gradual, damai,
dan bersifat pasti.

7. Bidang kedokteran
Minat orang arab terhadap ilmu kedokteran dipahami oleh dari hadist yang membagi
pengetahuan ke dalam dua kelompok teologi dan kedokteran, dengan demikian,
seseorang dokter sekaligus merupakan seseorang teolog

8. Pendidikan, Perpustakaan dan Toko Buku
Lembaga pendidikan islam pertama untuk pengajaran yang lebih tinggi tingkatannya
adalah bait Al-Hikmah (Rumah Kebijakan) yang didirikan Al-Makmun ( 830 M) di
Baghdad ibukota negara. Selain berfungsi sebagai biro penerjemahan, lembaga ni juga
dikenal sebagai pusat kajian akademis dan perpustakaan umum, serta memiliki sebuah
observatorium.
Fungsi lembaga itu sama dsengan rumah sakit, yang pada awal kemunculannya
sekaligus berfungsi sebagai pusat pendidikan kedokteran.
Selain perpustakaan, gambaran tentang budaya baca pada budaya ini bisa juga dilihat
dari banyaknya toko buku. Toko-toko itu, yang juga berfungsi sebagai agen
pendidikan, mulai muncul sejak awal kekhalifahan abbasyiah.

D. Kemunduran Dinasti Abbasiyah
Faktor-faktor penyebab kemunduran
Faktor Internal Faktor Eksternal
Kemewahan hidup di kalangan penguasa Banyaknya pemberontakan
Perebutan kekuasaan antara keluarga bani abbasiyah Dominasi bangsa Turki
Konflik keagamaan Dominasi Bangsa Persia

E. Sebab-sebab Kehancuran Dinasti Abbasyiah
1. Faktor Intern
a. Lemahnya semangat patriotisme negara, menyebbkan jiwa jihad yang diajarkan
islam tidak berdaya lagi menahan segala amukan yang datang, baik dari dalam
maupun dari luar.
b. Hilangnya sifat amanah dalam segala perjanjian yang dibuat, sehingga kerusakan
moral dan kerendahan budi menghancurkan sifat-sifat baik yang mendukung
negara selama ini
c. Tidak percaya pada kekuatan sendiri. Dalam mengatasi berbagai pemberontakan,
khalifah mengundang kekuatan asing. Akibatnya kekuatan asing tersebut
memanfaatkan kelemahan khalifah
d. Fanatik madzhab persaingan dan perebutan yang tuada henti antara Abbasyiah
dan Alawiyah menyebabkan kekuatan uymat islam menjadi lemah, bahkan
hancur berkeping-keping.
e. Kemerosotan ekonomi terjadi karena banyaknya biaya yang digunakan untuk
anggaran tentara, banyaknya pemberontakan dan kebiasaan para penguasa untuk
berfoya-foya, kehidupan para khalifajh dan keluarganya serta pejabat-pejabat
negara yang hidup mewah, jenis pengeluaran yang makin beragam, seta pejabat
yang korupsi, dan senakin sempitnya wilayah kekuasaan khalifah kerana telah
banyak provinsi yang telah memisahkan diri.

2. Faktor Ekstern
Disintegrasi, akibat kebijakan untuk lebih mengutamakan pembinaan
peradaban dan kebudayaan islam daripada politik, provinsi provinsi tertentu di
pinggiran mulai melepaskan dari genggaman penguasa Bani Abbasyiah. Mereka
bukan sekedar memisahkan diri dari kekuasaaan khalifah, tetapi memberontakan dan
berusaha merebut kekuasaan di Baghdad. Hal iini dimanfaatkan oleh pihak luar dan
banyak mengorbankan umat, yang berrati juga menghancurka n Sumber Daya
Manusia (SDM). Yang paling membahayakan adalah pemerintah adalah pemerintahan
tandingan Fatimiah di Mesir walaupun pemerintah lainnya pun cuku
menjadiperhitungan para khalifah di Baghdad. Pada akhirnya, pemerintah-pemerintah
tandingan iini dapat ditaklukkan atas bantuan Bani Saljuk atau Buyah

Anda mungkin juga menyukai