Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN INTERNASIONAL

Deskripsi:
Saat ini studi Hubungan Internasional tidak saja mempelajari tentang bagaimana
hubungan antar negara-negara terjalin, tetapi juga mempelajari tentang hubungan antar aktor-
aktor nonnegara yang bersifat lintas negara, seperti organisasi internasional, individu dan
perusahaan multinasional. Mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) Unpad mempelajari berbagai aspek internasional dari interaksi diantara para aktor
tersebut. Termasuk di dalamnya aspek ekonomi, hukum, sosial-budaya hingga pertahanan dan
keamanan.
Saat ini Program Studi Hubungan Internasional FISIP Unpad memiliki 3 kelompok
bidang kaji utama (SBK), yaitu SBK Teori dan Metodologi Hubungan Internasional, SBK
Ekonomi Politik Global serta SBK Hukum dan Organisasi Internasional. SBK Teori dan
Metodologi Hubungan Internasional ditujukan bagi mereka yang cenderung ingin melanjutkan
karir pada profesi seperti peneliti, wartawan, atau international officers. Sedangkan SBK
Ekonomi Politik Global ditujukan kepada mereka yang tertarik pada bidang-bidang ekonomi,
dan serta SBK Hukum dan Organisasi Internasional ditujukan kepada mereka yang tertarik
dalam profesi sebagai international officers.
Gelar yang diberikan kepada sarjana Hubungan Internasional FISIP Unpad adalah Sarjana Ilmu
Politik (S.IP).

Prospek Kerja:
Lulusan program sarjana Hubungan Internasional FISIP Unpad dapat bekerja dalam
berbagai profesi baik di dalam maupun luar negeri. Profesi yang dapat ditempuh antara lain
dapat dipetakan berdasarkan jenis kompetensi yang telah diterima selama kuliah:
Kompetensi Utama
Diplomat, International Officer
Perusahaan: Departemen Luar Negeri, Kedutaan Besar, Konsulat, Atase, Lembaga
Swadaya Masyarakat Internasional (INGOs), dan Organisasi Internasional (IO).
Kompetensi Pendukung
Akademisi, Politisi, Birokrat, Peneliti/Analis, Jurnalis, Bankir, Pelaku bisnis
Transnasional, Konsultan Internasional.
Perusahaan: Perguruan Tinggi Negeri / Swasta, Partai Politik, Lembaga Pemerintahan,
Lembaga Swadaya Masyarakat (NGOs), Lembaga Penelitian, Media Massa, Bank, dan
Perusahaan Multinasional (MNCs).
Kompetensi Penunjang.
Public Relations Officer, Penerjemah, Penyunting Naskah, Presenter, Event Organizer.
Perusahaan: Perhotelan, Pariwisata, Perusahaan Multinasional (MNCs), Media Massa,
dan Event Organizer.
ORGANISASI INTERNASIONAL

1. MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa)
MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa) atau European Economic Community (EEC) berdiri
karena akibat dari Perang Dunia Il di belahan,Benua Eropa, yang mengakibatkan kemiskinan
dan perpecahan. Pembentukan MEE berdasarkan Perjanjian Roma, pada tanggal 25 Maret
1957. Tujuan dibentuknya MEE sebagai berikut.
a. lntegrasi Eropa dengan cara memajukan perekonomian, memperbaiki taraf hidup, dan
memperluas Iapangan kerja.
b. Memajukan perdagangan dan menjamin adanya persaingan bebas dan keseimbangan
perdagangan antara negara anggota.
c. Menghapuskan semua halangan yang menghambat lajunya perdagangan internasional.
d. Memperluas hubungan dengan negara-negara di Iuar PBB.
Langkah-langkah yang ditempuh MEE dalam mencapai tujuan antara lain sebagai
berikut.
a. Meningkatkan taraf hidup tenaga kerja.
b. Menetapkan tarif yang tinggi terhadap Setiap barang yang masuk dari negara lain yang
bukan anggota.
c. Membentuk gabungan dan menyusun politik perdagangan.
d. Memberi bantuan kepada negara anggota yang tingkat perekonomiannya rendah.
e. Menghapus bea masuk da_n pembatasan impor ekspor di antara negara anggota.

Pada tahun 1992, jangkauan MEE menjadi lebih luas, yaitu Masyarakat Eropa (European
Community). Pada awal pembentukannya EC beranggotakan Jerman Barat, Prancis, Italia,
Belgia, Netherland dan Luxemburg. Namun sekarang, Masyarakat Eropa branggotakan 15
negara, yaitu bertambah negara-negara berikut ini Inggris, lrlandia, Denmark, Yunani,
Spanyol, Portugal, Australia, Finlandia, Swedia dan beberapa negara bekas Blok Timur
(JermanTimur yang menjadi Jerman, Bulgaria, dan Rumania.
Berikut ini badan-badan MEE.
a. Assembly
Assembly EEC disebut European Parliament atau Dewan Eropa. Anggotanya terdiri
atas 142 orang, dipilih oleh parlemen negara-negara anggota. Tugasnya memberi nasihat
dan mengajukan usul-usul kepada Commission dan Council serta mengawasi pekeqaan
Commision dan EEC.
b. Council
Council atau Dewan Menteri adalah dewan yang mempunyai kekuasaan tertinggi
untuk merencanakan dan memberi keputusan atas semua rencana baru. Tugas utamanya
adalah menjamin terselenggaranya kerja sama ekonomi dan memiliki kekuasaan
membentuk undang-undang yang berhubungangdengan kegiatan tersebut.
c. Commission
Commission memegang kekuasaan eksekutif dan sebagai badan pengurus harian
EEC. Anggota commission berjumlah 9 orang dan mempunyai masa jabatan selamga 4
tahun.
d. Court of Justice
Court of Justice atau Mahkamah Peradilan EEC, beranggotakan 7 orang hakim yang
dipilih oleh pemerintah negara-negara anggota. Masa jabatannya adalah 6 tahun. Tugas
utamanya adalah menyelesaikan perkara atau sengketa yang timbul antara negara-negara
anggota.

2. NATO (North Atlantic Treaty Organization)
NATO disebut juga Organisasi Perjanjian Atlantik-Utara. Organisasi ini adalah organisasi
kerja sama regional yang dititikberatkan pada pertahanan dan keamanan. NATO berdiri pada
tahun 1949. NATO didirikan akibat makin meluasnya pengaruh Uni Soviet atau paham
komunis di Eropa Barat serta memuncaknya ketegangan dan persaingan negara superpower
Amerika Serikat dan Uni Soviet sebelum berakhimya Perang Dunia II. Pada awalnya inggris
dan Prancis membuat perjanjian pertahanan pada tahun 1947. dan tahun 1948
menjadi Western European Union setelah Benelux bergabung.
Tujuan NATO adalah sebagai berikut.
a. Mengupayakan penyelesaian perseng-ketaan secara damai
b. Menghiiangkan persengketaan politik internasional.
c. Menghadapi ancaman komunisme nasional.
d. Tidak menggunakan ancaman. militer dalam kalangan internasional.
e. Membela negara anggota, yaitu bahwa apabila terdapat ancaman pada satu negara
anggota maka akan menjadi ancaman seluruh NATO.
Anggota NATO adalah AS, Kanada, Inggris, Belanda, Prancis, Jerman Barat, Belanda,
Belgia, Luxemburg, Norvvegia, Eslandia, Denmark, Portugal, Italia, Yunani, Turki, Polandia,
Hongaria, dan Cekoslovakia. Markas besar NATO berada di Brussei (Belgia).
Untuk mewujudkan tujuannya struktur organisasi NATO disusun sebagai berikut.
a. North Atlantic Council
North Atlantic Council adalah suatu dewan tertinggi dalam NATO.
b. lnternasional Secretary
lnternasional Secretary dikepalai oleh seorang Sekretaris Jenderal.
c. Military Committee
Military Committee dipimpin oleh seorang panglima tertinggi. Keanggotaan
Organisasi Militer NATO mencakup seluruh Kepala Staf Militer setiap negara
anggota. Tugas utama Military Committee adalah memberi arahan strategis kepada
NATO.
3. OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries)

Pembentukan OPEC dikarenakan adanya penurunan harga minyak oleh perusahaan
minyak raksasa, seperti Shell, British Petroleum, Texaco, Exxon, Mobil, Social, dan Gulf.
Perusahaan minyak raksasa tersebutmenguasai pasaran dan memonopoli pemasarannya ke
industri-industri besar. Hal itu, menyebabkan negara-negara penghasil minyak Iumpuh dan
mengalami kerugian yang sangat parah. Sehingga berdirilah OPEC pada 14 September 1960 di
Bagdad.

Tujuan OPEC sebagai berikut.
a. Tujuan ekonomi
Untuk mempertahankan harga minyak dan menentukan harga sehingga
menguntungkan negara-negara produsen. `
b. Tujuan politik
Untuk mengatur hubungan dengan perusahaan-perusahaan minyak asing atau
pemerintah negara-negara konsumen.

Anggota OPEC di antaranya adalah lrak, Kuwait, Venezuela, Saudi Arabia, Emirat Arab,
Qatar, Libia, Indonesia, Aljazair, Nigeria, Equador, Gabon. Indonesia bergabung menjadi
anggota OPEC pada tahun 1962. Keanggotaan OPEC bersifat terbuka bagi semua negara-negara
penghasil minyak. OPEC dipirnpin oleh seorang Sekretaris Jenderal, dengan 5 deparlemen,
,yaitu Administrasi penerangan, hukum, Ekonomi, dan Teknik serta 2 biro, yaitu Sekretaris
Jenderal dan Unit Statistik.

3. Lembaga-lembaga OPEC
a. Conference (Konferensi)
Conference memegang kekuasaan tertinggi dan mempunyai kewenangan untuk
menetapkan kebijaksanaan
b. Board of Governors`(Dewan Gubeinur)
Dewan Gubernur bertugas menata pelaksanaan kegiatan organisasi dan keputusan
Konferensi.
c. Economic Commision Board (Dewan Komisi Ekonomi)
Dewan Komisi Ekonomi bertugas mengkaji dan mempersiapkan bahan-bahan dan syarat-
syarat untuk konferensi, terutama mengenai segi teknis ekonomi bidang perminyakan.
d. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris Jenderal.
4. Liga Arab (Arab League)
Liga Arab berdiri pada tanggal 22 Maret 1945 di Bludon (Syria) dan bermarkas besar di
Kairo (Mesir). Faktor yang mendorong berdirinya Liga Arab adalah untuk menentang kekuatan
militer lnggris dan Prancis di Timur Tengah dan Zionis israel, serta untuk menuntut berdirinya
'negara Palestina yang merdeka. Anggota Liga Arab diantaranya adalah Mesir, Saudi Arabia,
Libanon, Syria, Yordania, lrak, Libya, Sudan, Tunisia, Maroko dan Republik Emirat Arab.
Tujuan _Liga Arab adalah sebagai berikut.
a. Menjalin kerja sama di bidang ekonomi, komunikasi, kebudayaan, dan sosial.
b. Mengkoordinasi kegiatan-kegiatan politik agar terpelihara kemerdekaan dan kedaulatan
semua anggota.
c. Melarang penggunaan kekerasan senjata dalam penyelesaian sengketa antar negara anggota.

5. Negara-Negara Non-Blok
Negara Non-Blok didirikan sebagai akibat munculnya dua kekuatan besar sesudah Perang
Dunia ll, yaitu Blok Barat (AS dan sekutunya) dan Blok Timur (Uni Soviet dan sekutunya).
Negara-negara Non-Blok adalah negarafnegara yang tidak memihak pada salah satu blok, baik
blok barat maupun blok timur. Tokoh-tokoh pemrakarsa terbentuknya Gerakan Non-Blok adalah
Presiden Soekarno (indonesia), Perdana Menteri Pandit Jawaharlal Nehru (India), Presiden
Gamal Abdul Nazer (Mesir), Presiden Josef Broz Tito (Yugoslavia) dan Perdana Menteri
Nkrumak (Ghana).
Berikut ini beberapa tujuan Apokok Gerakan Non-Blok.
a. Menyelesaikan sengketa internasional secara damai.
b. Mengusahakan pelucutan senjata dari kedua blok yang bertikai.
c. Demokratisasi hubungan. internasional.
d. Mempererat persekutuan GNB melalui konsultasi antaranggotal ,
e. Memajukan kerja sama di bidang ekonomi, sosial, politik antarsesama anggota, dan
memelihara keamanan dan perdamaian dunia.

Asas-asas Gerakan Non-Blok antara Iain sebagai berikut.
a. Gerakan Non-Blok bukanlah suatu blok tersendiri, dan tidak bergabung dalam salah satu blok
yang ada.
b. Gerakan Non-Blok merupakan wadah perjuangan negara-negara yang sedang berkembang.
c. Gerakan Non-Blok memegang teguh prinsip perjuangan melawan imperialisme, kolonialisme,
neokolonialisme, rasialisme dan zionisme.




Dalam KTT I di Beograd, tahun 1961, diletakkan prinsip-prinsip dan tujuan pokok
gerakan Non-Blok. Prinsip-prinsip dasar maupun tujuan pokok itu pada hakikatnya
merupakan perwujudan dari prinsip-prinsip Dasa Sila Bandung 1955. Prinsip dasar itu
menjadi pedoman dalam melaksanakan hubungan antarnegara.

Prinsip-prinsip tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Mewujudkan pergamaian dunia berdasarkan prinsip-prinsip hidup berdampingan secara
damai.
b. Mewujudkan kemerdekaan nasioanal, kedaulatan integritas wilayah, persamaan derajat dan
kebebasan setiap negara untuk melaksanakan pembangunan di bidang sosial, ekonomi, dan
politik.
c. Mewujudkan kemerdekaan dan hak menentukan nasib bagi bangsa-bangsa yang masih
berada di bawah penjajah dan dominasi asing.
d. Menghormati hak asasi manusia dan kemerdekaan yang fundamental.
e. Menentang imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme, perbedaan warna kulit termasuk
zionisme dan segala bentuk ekspansi, dominasi Serta pemusatan kekuatan.
f. Menolak pembagian dunia atas blok/persekutuan militer yang saling bertentangan satu
dengan lainnya, penarikan semua kekuatan militer asing, mengakhiri semua pangkalan
asing dan penolakan terhadap doktrin-doktrin yang sudah usang seperti pengaruh
lingkungan dan politik adu kekuatan.
g. Menghormati batas wilayah internasional yang sah dan diakui serta menghindari campur
tangan urusan dalam negeri negara-negara lain.
h. Penyelesaian persengketaan dangan cara damai.
i. Perwujudan suatu tata ekonomi dunia baru.
h. Memajukan kerja sama internasional berdasarkan asas persamaan derajat.

6. OKI (Organisasi Konferensi Islam)
OKI berdiri secara resmi dl Jedah, Arab Saudi pada tahun 1971 untuk menggalang
solidaritas Islam. Berdirinya OKI diprakarsai oleh Raja Feisal Ibun Abdul Aziz dan didirikan
oleh beberapa negara Islam, yaitu Maroko, Malaysia, Pakistan, Arab Saudi, Somalia, dan
Nigeria. Tujuan OKI di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Memajukan solidaritas Islam antaranggota.
b. Memperkuat kerja sama antarnegara anggota.
c. Menghilangkan perbedaan rasialis, diskriminasi, clan kolonialisme dalam segala bentuk.
d. Melindungi tempat-tempat suci, mendukung dan membantu perjuangan rakyat Palestina
untuk mendapatkan kebebasan dan hak-haknya di tanah airnya.
e. Memperkuat perjuangan umat Islam untuk melindungi kehormatan, kemerdekaan, clan
hak-hak mereka.
Adapun struktur organisasi OKI adalah sebagai berikut.
a. Badan utama, yang terdiri atas badan-badan berikut.
- Konferensi kepala negara/pemerintahan dan raja-raja yang diadakan setiap tahun
- Sekretaris jenderal sebagai badan eksekutif di Jedah
- Konferensi para menlu negara-negara anggota yang diadakan sekali setahun.
- Mahkamah Islam intemasional yang menjadi yudikatif di Kuwait
b. Komite-komite khusus yang mencakup komite Al-Guds, komite tetap keuangan, komite
ekonomi, sosial dan budaya.
c. Badan-badan subsider yang bergerak dalam bidang ekonomi dan sosial budaya dan lembaga
serta organisasi yang otonom dalam lingkungan OKI.

7. APEC (Asia Pasific Economic Cooperation)
APEC merupakan kerja sama -ekonomi di Asia Pasiik. Berdirinya APEC pada bulan
November 1989 di Australia, merupakan usulan dari Perdana l\/lenteri Australia yaitu Bob
Hawke. Pembentukan APEC dilatarbelakangi adanya kondisi ketidakpastian perkembangan
situasi politik dan ekonomi dunia. Anggota APEC terdiri atas negara Asia, Eropa, Amerika
Serikat (18 negara) ditambah 6 negara ASEAN (Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand,
Filipina, Brunei Darussalam) dan ditambah lagi Australia, Kanada, Cina, Chili, Hongkong,
Jepang, Korea Selatan, Meksiko, Papua Nugini, Selandia Baru, Taiwan.
Tujuan kerja sama APEC adalah sebagai berikut.
a. Menjalin kerja sama ekonomi antarbangsa di Asia Pasmk yang saling menguntungkan;
b. Meningkatkan hubungan kerja sama ekonomibagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama;
c. Memperkuat kemampuan masing-masing dan kemampuan anggotanya untuk
memperjuangkan kepentingan bersama dalam forum multilateral yang lebih luas.

8. CGI (Consultative Group for Indonesia)
CGI adalah kelompok negara pemberi kredit kepada Indonesia yang dibentuk sebagai
kelanjutan dari IGGI (Inter Government on Indonesia) yang teian dibubarkan tahun 1992.
Adapun alasan dibubarkannya IGGI antara lain bahwa Indonesia tidak dapat menerima kredit
atau bantuan ekonomi bila dikaitkan dengan hak asasi manusia atau bila bersifat mencampuri
urusan dalam negeri Indonesia. Maka keianjutannya dibentuk konsorsium CGI dengan syarat
tanpa Belanda di dalamnya. Untuk seianjutnya, keanggotaan CGI adalah Amerika Serikat,
Australia, Beigia, Jepang, Jerman, lnggris, Italia, Kanada, Prancis, Selandia Baru, dan Swis.
Di samping itu, ada beberapa organisasi internasionai yang berafiiiasi dengan CGI, yaitu
sebagai berikut.
a. IBRD (International Bank for Reconstruction and Development) atau Bank
Internasional untuk Pembangunan dan Perkembangan.
b. IDA (lnternasional Development Association) atau Perhimpunan Pembangunan
internasional
c. IMF (International Monetery Fund) atau Dana Moneter Internasionai
d. UNDP (linited Nations Development Programme) atau Program Permbangunan
PBB.
e. ADB (Asian Development Bank) atau Bank Pembangunan Asia.

Negara dan Iembaga internasional sebagai peninjau CGI, yaitu sebagai berikut.
a. Austria
b. Denmark
c. Finlandia
d. Norwegia
e. Spanyol
f. UNICEF (United Nations Childrens Fund) atau Dana Kanak-Kanak PBB.
g. EEC (European Economic Community) atau Masyarakat Ekonomi Eropa
h. OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) atau Organisasi untuk
Pembangunan dan Kerja Sama Ekonomi.

Tujuan CGI sebagai kelanjutan tujuan IGGI, yaitu membantu Indonesia yang sedang
mengadakan pembangunan ekonomi, agar Indonesia dapat berkembang sehingga menjadi negara
yang maju. Untuk dapat melaksanakan tujuan tersebut, CGI setiap tahun mengadakan pertemuan
atau sidang dua kali, yaitu pada bulan April dan Desember. Dalam pertemuan ini para anggota
serta badan , afIIiasinya membIcarakan mengenai program pembangunan Indonesia dan
koordinasi bantuan keuangan kepada Indonesia.
Biasanya pertemuan bulan Desember dipergunakan untuk meninjau kemajuan pelaksanaan
pembangunan di Indonesia dan keperluan bantuan keuangan untuk tahun berikutnya. Pertemuan
bulan April dipergunakan untuk melihat sampai di mana komitmen negara-negara kreditur telah
diberikan, sehingga seluruh bantuan yang ditetapkan untuk keperluan iskal yang berjalan sudah
terbagi pengadaannya di antara anggota CGI dan organisasi-organisasi internasional.
Adapun kredit dari CGI diberikan untuk pinjaman jangka pendek samapi 25 tahun, bungan
3% setahun, dan bebas biaya 7 tahun. Sedangkan kredit dari badan internasional Iainnya,
misalnya Bank DunIa yang dlbeflkan melalui lnternasional Development Association (IDA)
dengan syarat yang Iunak, yaitu tanpa bunga, kecuali pungutan administrasi 3/4 persen, masa
pembayaran 15 30, atau 50 tahun, sedang masa bebas membayar 10 tahun.



HUKUM INTERNASIONAL

1. Sistem Hukum Dan Peradilan Internasional
Hukum internasional adalah keseluruhan hukum yang terdiri atas sebagian besar prinsip-
prinsip dan kaidah-kaidah yang mengatur hubungan antarnegara sehingga negara-negara
tersebut mempunyai keterikatan untuk mentaati
Hukum internasional meliputi hal-hal berikut ini.
Kaidah-kaidah hukum yang berkaitan dengan fungsi lembaga-lembaga atau organisasi-
organisasi internasional yang mengatur hubungan-hubungan mereka satu sama lain serta
hubungan mereka dengan negara-negara dan individu-individu.
Kaidah-kaidah hukum tertentu yang berkaitan dengan individu-individu dan badan-badan
nonnegara sejauh hak-hak dan kewajiban individu dan badan nonnegara tersebut penting
bagi masyarakat internasional.
Berikut ini dijelaskan pengertian hukum internasional menurut beberapa tokoh.
J.G. Starke : Hukum internasional sebagai sekumpulan hukum yang sebagian besar
terdiri dari asas-asas dan peraturan-peraturan tingkah laku yang mengikat negara-negara.
Oleh karena itu biasanya ditaati dalam hubungan antarnegara satu sama lainnya.
Mochtar Kusumaatmadja: Hukum internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan
asas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara-
negara, antara negara dan negara, serta negara dan subjek hukum lain yang bukan negara,
atau antarsubjek hukum yang bukan negara.
Pemberlakuan hukum internasional harus memerhatikan asas-asas sebagai berikut.
Asas teritorial adalah asas yang didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya.
Menurut asas ini negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan barang yang berada
di wilayahnya. Adapun semua orang atau barang yang berada di luar wilayahnya berlaku
hukum internasional.
Asas kebangsaanadalah asas yang didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga
negaranya. Menurut asas ini setiap warga negara di manapun ia berada tetap mendapat
perlakuan hukum dari negaranya.
Asas kepentingan umum adalah asas yang didasarkan pada wewenang negara untuk
melindungi dan mengatur kepentigan hidup masyarakat. Negara dapat menyesuaikan diri
dengan keadaan dan peristiwa yang berkaitan dengan kepentingan umum. Jadi, hukum
tidak terikat dengan batas-batas wilayah suatu negara.
Sumber hukum internasional di antaranya sebagai berikut.
Kebiasaan (custom) adalah suatu adat istiadat yang telah memperoleh kekuatan hukum
(viners Abrigment).
Kaidah-kaidah kebiasaan yang berasal dari adat istiadat atau praktek-praktek
dikembangkan dalam kurang lebih tiga bidang:
Hubungan diplomatik antarnegara;
Praktik organ-organ internasional;dan
Perundang-undangan negara-negara, keputusan-keputusan pengadilan nasional, dan
praktik-praktik militer serta administrasi negara.
Kebiasaan internasional merupakan sumber hukum sehingga terdapat unsur-unsur
sebagai berikut.
Terdapat suatu kebiasaan yang bersifat umum.
Kebiasaan itu harus diterima sebagai hukum
Traktat-traktat mewakili sumber material yang terpenting dari hukum internasional.
Traktat-traktat yang membuat hukum (law making) yang menetapkan kaidah-kaidah
yang berlaku secara universal dan umum.Traktat-traktat kontrak (treaty contracts),
misalnya suatu traktat di antara dua atau hanya beberapa negara yang berkenaan
dengan suatu pokok permasalahan khusus yang secara eksklusif menyangkut negara-
negara tersebut.
Keputusan-keputusan yudisial internasional permanen yang ada dan memiliki
yuridiksi umum adalah Mahkamah Internasional (International Court of Justice) yang
sejak tahun 1946 menggantikan kedudukan permanen dari Court of International
Justice yang dibentuk pada 1921.
Karya-karya hukum bukan merupakan sumber hukum yang berdiri sendiri, walaupun
kadang-kadang opini hukum internasional mengarah pada pembentukan hukum
internasional. Pasal 38 Statuta Mahkamah Internasional memerintahkan Mahkamah
Internasional untuk menetapkan ajaran dari ahli-ahli hukum terkemuka berbagai
negara, sebagai alat tambahan untuk menentukan kaidah-kaidah hukum. Ketentuan ini
menekankan pada nilai pembuktian dan karya-karya hukum. Dengan demikian, fungsi
utama dari karya-karya hukum adalah untuk memberikan bukti hukum yang dipercaya.
Dalam suatu perkara eksposisional, opini dianggap sangat penting apabila tidak ada
kebiasaan atau traktat yang berlaku menyangkut suatu pokok permasalahan tertentu.
Dengan demikian, dapat dicari jalan lain dengan melihat pada opini hukum sebagai
suatu sumber yang berdiri sendiri yang diputuskan atau dalam perkara nota
diplomatik.
Keputusan-keputusan atau Ketetapan-Ketetapan Organ-organ lembaga Internasional
atau Konverensi-konverensi Internasional
Tata urutan sumber-sumber hukum yang dinyatakan dalam ayat 1 Pasal 38 Statuta
Mahkamah Internasional adalah sebagai berikut.
Traktat dan konvensi
Kebiasaan
Prinsip umum hukum yang diakui oleh bangsa-bangsa beradab
Keputusan yudisial dan opini-opini hukum sebagai alat tambahan bagi penetapan kaidah
hokum
Subjek hukum internasional tersebut.
Negara adalah subjek hukum internasional. Hal ini sejalan dengan lahirnya hukum
internasional itu sendiri atau sesuai dengan istilah hukum antarnegara.
Tahta Suci Vatikan merupakan suatu contoh dari subjek hukum internasional selain
negara. Hal ini merupakan peninggalan sejarah dari zaman dahulu, ketika Paus bukan
hanya merupakan Kepala Gereja Roma. Akan tetapi, juga memiliki kekuasaan
kenegaraan di Vatikan. Tahta Suci memiliki perwakilan diplomatik.
Palang Merah Internasional berkedudukan di Jenewa, Swiss. Palang Merah Internasional
merupakan salah satu subjek internasional yang diperkuat dengan adanya beberapa
perjanjian dan beberapa Konvensi Palang Merah (Konvensi Jenewa) tentang
perlindungan korban perang.
Kedudukan organisasi internasional sebagai subjek hukum internasional tidak diragukan
lagi. Organisasi internasional, seperti PBB, ILO, GATT, WHO, dan FAO memiliki hak
dan kewajiban seperti telah ditetapkan dalam konvensi-konvensi internasional sebagai
anggaran dasarnya.
Orang per seorangan (individu) Dalam arti yang terbatas, orang per seorangan dapat
dianggap sebagai subjek hukum internasional.
1. Penyebab Sengketa Internasional
Pelanggaran traktat atau berkenaan dengan kewajiban-kewajiban kontraktual
Pelanggaran suatu kewajiban traktat bergantung pada ketetapan syarat-syarat
ketentuan perjanjian yang dituduh telah dilanggar. Prinsip hokum internasional adalah
bahwa setiap pelanggaran atas perjanjian menimbulkan suatu kewajiban untuk
mengganti rugi.
Pelanggaran-pelanggaran Internasional (kesalahan-kesalahan yang tidak ada
kaitannya dengan kewajiban-kewajiban kontraktual)
Pelanggaran kewajiban oleh badan-badan negara dapat dikaitkan kepada negara yang
dituntut menurut kaidah-kaidah hukum internasional.
Klaim suatu klaim terhadap kerugian yang dialami oleh subjek (warga negara)
terhadap negara lain atas nama negara.
Penyelesaian diplomatik ditempuh melalui cara-cara sebagai berikut.
Negosiasi berperan penting tidak hanya untuk menyelesaian perselisihan atau
sengketa internasional, melainkan juga berperan untuk mencegah timbulnya
perbedaan-perbedaan tersebut. Merills menyatakan bahwa negosiasi antarnegara
biasanya dilakukan melalui saluran diplomatik formal, yakni oleh setiap pejabat
urusan luar negeri atau oleh wakil-wakil diplomatik, dalam hal adanya negosiasi yang
kompleks dapat membawa delegasi termasuk wakil-wakil dari beberapa departemen
pemerintahan yang berkepentingan.
Mediasi artinya perantaraan, yakni salah satu cara penyelesaian sengketa internasional
di mana adanya keterlibatan atau campur tangan pihak ketiga yang akan membantu
menyelesaikan jalan buntu penyelesaian sengketa atau perselisihan dan menghasilkan
penyelesaian yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang bersengketa.
Penyelidikan memiliki dua pengertian yang berkaitan.
Mengartikan penyelidikan secara luas sebagai proses yang dilakukan pengadilan atau
badan lain yang berupaya untuk menyelesaikan suatu masalah sengketa tentang fakta.
Mengartikan penyelidikan sebagai persetujuan institusional tertentu dimana negara
dapat lebih memilihnya daripada memakai arbitrasi atau cara lain, karena mereka
menghendaki suatu masalah sengketa diselidiki secara bebas.
Merupakan cara untuk menyelesaikan sengketa internasional mengenai keadaan
tertentu dimana suatu komisi yang dibentuk oleh pihak-pihak, baik yang bersifat tetap
atau ad hoc untuk menangangi suatu sengketa, berada pada pemeriksaan yang tidak
memihak atas sengketa tersebut dan berusaha untuk menentukan batas penyelesaian
yang dapat diterima oleh pihak-pihak, atau memberi pihak-pihak, pandangan untuk
menyelesaikannya, seperti bantuan yang mereka minat.
Arbitrasi berperan untuk memberi pihak-pihak yang bersengketa kesempatan
mendapatkan keputusan dari hakim atau hakim-hakim berdasarkan pilihan mereka
sendiri. Arbitrasi memberikan keputusan yang mengikat.
Setiap negara tentunya ingin hidup damai dan tenteram.
Pasal 38 ayat (1) menyatakan bahwa dalam mengadili perkara yang diajukan
kepadanya, Mahkamah Internasional akan menggunakan
Perjanjian internasional, baik yang bersifat umum maupun khusus yang mengandung
ketentuan hukum yang diakui secara tegas oleh Negara-negara yang bersengketa;
Kebiasaan internasional sebagai bukti dari suatu kebiasaan umum yang telah diterima
sebagai hukum;
Prinsip hukum umum yang diakui oleh bangsa-bangsa yang beradab;dan
Keputusan pengadilan dan ajaran para satjana yang paling terkemuka dari berbagai
negara sebagai sumber tambahan bagi menetapkan kaidah hukum.

Anda mungkin juga menyukai