Keterangan :
N = besar populasi
n = besar sampel
d = derajat kepercayaan 10% (0,1)
Maka :
n =
n =
n =
n =
n = 50,49 = 51sampel
Maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 51 responden
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh Tahun 2013.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 22 Agustus
2013.
44
D. Pengumpulan Data
1. Tehnik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh pada saat penulis melakukan penelitian,
sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2013.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berjumlah 5
pertanyaan tentang pemberian ASI dan 2 pertanyaan tentang ikterus, (Arikunto,
2006) yaitu:
1. Untuk mengetahui pemberian ASI pada bayi ikterus dikelompokkan menjadi
2 kategori:
- Positif : Bila warna kuning terlihat pada 24 jam pertama
setelah bayi lahir.
- Negatif : Bila tidak terlihat warna kuning dalam waktu 24
jam pertama setelah bayi lahir.
2. Untuk mengetahui kejadian ikterus pada bayi dikelompokkan menjadi 2
kategori:
a. Sering : Bila
b. Tidak Sering : Bila
45
Instrumen penelitian ini digunakan skala Guttman dan pada umumnya
dibuat seperti checklist dengan interpretasi penilaian, apabila skor benar
nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 (Hidayat, 2011).
E. Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Menurut Arikunto, (2006), metode pengolahan data dilakukan melalui
suatu proses dengan tahapan sebagai berikut:
a. Editing (memeriksa)
Yaitu pengecekan kembali kelengkapan jawaban langsung setelah kuesioner
diisi oleh responden yang bertujuan untuk memeriksa kelengkapan isian data
pada kuesioner.
b. Coding (memberi kode)
Yaitu memberi tanda kode terhadap kuesioner yang telah di isi dengan
tujuan untuk memudahkan proses pengolahan data selanjutnya.
c. Transfering (mentransfer data)
Yaitu data yang telah diberi kode disusun secara berurutan dari responden
pertama sampai responden terakhir untuk dimasukkan kedalam tabel sesuia
dengan variable yang diteliti.
d. Tabulating (data bentuk tabel)
Yaitu pengelompokan responden yang telah dibuat pada tiap-tiap variabel
yang diukur dan selanjutnya dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi.
46
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Menurut Budiarto, (2002) Data yang diperoleh dari kuesioner
dimasukkan dalam distribusi frekuensi, kemudian ditentukan persentase
untuk tiap-tiap kategori. Rumus yang dipakai untuk menghitung rata-rata
yaitu:
Keterangan:
nilai rata-rata semua responden
= nilai semua responden
= jumlah sampel (populasi)
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui frekuensi dari
masing-masing variabel yang telah diteliti dengan menggunakan table
distribusi frekuensi. Untuk perhitungan persentase dari masing-masing
variabel digunakan rumus (Mochfoedz, 2009):
p =
%
Keterangan:
P = persentase
F
1
= frekuensi
N = sampel
100% = bilangan tetap
47
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis hasil dari variabel independen
yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel dependen. Untuk
menguji hipotesis dilakukan analisis computer dengan uji chi-square dengan
menggunakan program system computer yaitu program SPSS (Sistem
Product and Service Solusion) pada tingkat kepercayaan = 0,05.
1) Ha di tolak : jika p value > 0,05 artinya tidak ada hubungan variabel
independen dengan variabel dependen.
2) Ha di terima : jika p value < 0,05 artinya ada hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
Untuk menentukan p-value Chi-Square Tes (X
2
) tabel, memiliki
ketentuan sebagai berikut (Hastono, 2006):
1. Bila Chi-Square Tes (x
2
) tabel terdiri dari tabel 2x2 dijumpai nilai
ekspantasi (E) < 5, maka p-value yang digunakan adalah nilai yang
terdapat pada nilai Fisher Exact Test.
2. Bila Chi-Square Tes (x
2
) tabel terdiri dari tabel 2x2 tidak dijumpai nilai
ekspantasi (E) < 5, maka p-value yang digunakan adalah nilai yang
terdapat pada nilai Continuity Correction.
3. Bila Chi-Square Tes (x
2
) tabel terdiri dari tabel 2x2, contohnya tabel 3x2,
3x3 dan sebagainya, maka p-value yang digunakan adalah nilai yang
terdapat pada nilai Pearson Chi-Square.
48
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin merupakan rumah sakit
pemerintah yang beralamat di Jln. Tgk. H.M. Daud Beureueh Nomor 108 Banda
Aceh, memiliki luas area 196.480 m
2
dengan luas bangunan 25.760 m
2
. Rumah
sakit ini berdiri pada tanggal 22 Februari 1979 dan merupakan rumah sakit kelas
A sesuai dengan keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor:
1062/Menkes/Sk/2011, tentang peningkatan kelas Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Zainoel Abidin pada tanggal 1 juni 2011.
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin menawarkan pelayanan
kesehatan yang luas serta menyediakan pelayanan kesehatan baik rawat jalan,
rawat inap serta medical check up. Selain itu, Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Zainoel Abidin sudah terakreditasi 16 pelayanan dari departemen kesehatan
Republik Indonesia meliputi : administrasi manajemen, pelayanan medis,
pelayanan gawat darurat, pelayanan keperawatan, rekam medis, farmasi, K3,
radiologi, laboratorium, kamar operasi, pengendalian infeksi rumah sakit,
perinatal, resiko tinggi, pelayanan rehabilitsi medik, pelayanan gizi, pelayanan
intensif dan pelayanan darah.
49
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan mulai tanggal 22 Juli
s/d 22 Agustus 2013 terhadap bayi-bayi yang baru lahir yang mengalami ikterus di
Ruang Nicu dan Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh dengan jumlah 51 bayi hal ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pemberian ASI dengan kejadian ikterus pada bayi baru lahir 0 7 hari, maka
penelitian tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai
berikut.
a. Analisis Univariat
1. Pemberian ASI
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Pada Responden Di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2013
No. Pemberian ASI Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak Sering 16 31,4
2. Sering 35 68,6
Total 51 100
Sumber : Data Primer (22 Juli sampai dengan 22 Agustus 2013)
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 51 responden mayoritas
berada pada kategori sering melakukan pemberian ASI yaitu sebanyak 35
responden (68,6 %).
50
2. Ikterus
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Ikterus Pada Responden Di Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2013
No. Ikterus Frekuensi Persentase (%)
1 Positif 31 60,8
2. Negatif 20 39,2
Total 51 100
Sumber : Data Primer (22 Juli sampai dengan 22 Agustus 2013)
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dari 51 responden mayoritas
berada pada kategori positif mengalami ikterus yaitu sebanyak 31 responden
(60,8 %).
b. Analisa Bivariat
Berdasarkan hasil tabel distribusi frekuensi, dilakukan analisa data
bivariat dengan menggunakan program komputer SPSS For Windows untuk
melihat hubungan pemberian ASI dengan kejadian Ikterus Pada Bayi Baru
Lahir 0-7 hari di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
tahun 2013.
51
a. Hubungan Pemberian ASI Dengan Kejadian Ikterus
Tabel 5.3
Hubungan Pemberian ASI Dengan Kejadian Ikterus Pada Bayi Baru
Lahir 0-7 Hari Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh
Tahun 2013
No. Pemberian
ASI
Ikterus Total p-
Value
Positif Negatif
f % f % F %
0,020
1 Tidak
Sering
14 87,5 2 12,5 16 100
2 Sering
17 48,6 18 51,4 35 100
Total 31 20 51 100
Sumber : Data Primer (22 Juli sampai dengan 22 Agustus 2013)
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 16 responden yang
tidak sering melakukan pemberian ASI ternyata sebanyak 87,5% positif
mengalami ikterus. Sedangkan dari 35 responden yang sering melakukan
pemberian ASI ternyata mayoritas 51,4% negatif mengalami ikterus.
Hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square menghasilkan nilai
p value = 0,020. Sehingga didapatkan bahwa p < 0,05 yang artinya Ha
diterima atau terdapat hubungan antara pemberian ASI dengan kejadian
ikterus pada bayi baru lahir 0-7 hari.
52
C. Pembahasan
a. Hubungan Pemberian ASI dengan Kejadian Ikterus
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 16 responden yang tidak
sering melakukan pemberian ASI ternyata sebanyak 87,5% positif mengalami
ikterus. Sedangkan dari 35 responden yang sering melakukan pemberian ASI
ternyata mayoritas 51,4% negatif mengalami ikterus.
Hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square menghasilkan nilai p
value = 0,020. Sehingga didapatkan bahwa p < 0,05 yang artinya Ha diterima
atau terdapat hubungan antara pemberian ASI dengan kejadian ikterus pada
bayi baru lahir 0-7 hari.
ASI adalah suatu emulasi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam
organik yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara ibu dan merupakan makan
terbaik untuk bayi. Selain memenuhi segala kebutuhan makanan bayi baik gizi,
imunologi, atau lainnya sampai pemberian ASI memberi kesempatan bagi ibu
mencurahkan cinta kasih serta perlindungan kepada anaknya (Bahiyatun, 2009).
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang di sampaikan oleh Sunar
(2009) yaitu salah satu manfaat pemberian ASI bagi bayi adalah menjadikan
bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi efek penyakit kuning (ikterus).
Jumlah bilirubin dalam darah bayi banyak berkurang seiring diberikannya
53
kolostrum yang dapat mengatasi kekuningan, asalkan bayi tersebut disusui
sesering mungkin dan tidak diberi pengganti ASI.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Fitriani (2012) yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
ibu tentang ikterus neonatorum di wilayah kerja puskesmas Pidie Kabupaten
Pidie tahun 2012 yang menunjukkan bahwa responden yang berumur dewasa
akhir ternyata memiliki pengetahuan yang kurang tentang ikterus neonatorum
yaitu sebanyak 75%. Berdasarkan analisa statistik menggunakan uji chi-square
didapatkan p value 0,003 yang artinya p = 0,05 sehingga dapat disimpulkan Ha
diterima atau ada pengaruh antara umur terhadap pengetahuan ibu tentang
ikterus neonatorum.
Menurut peneliti, ASI adalah sumber makanan terbaik bagi bayi selain
mengandung komposisi yang cukup sebagai nutrisi bagi bayi, Pemberian ASI
juga dapat meningkatkan dan mengeratkan jalinan kasih sayang antara ibu
dengan bayi serta meningkatkan kekebalan tubuh bagi bayi itu sendiri. Ikterus
merupakan penyakit yang sangat rentang terjadi pada bayi baru lahir, terutama
dalam 24 jam setelah kelahiran, dengan pemberian ASI yang sering, bilirubin
yang dapat menyebabkan terjadinya ikterus akan dihancurkan dan dikeluarkan
melalui urine. Oleh sebab itu, pemberian ASI sangat baik dan dianjurkan guna
mencegah terjadinya ikterus pada bayi baru lahir.
54
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian dan uji statistik tentang Hubungan pemberian
ASI dengan kejadian ikterus pada bayi baru lahir 0-7 hari di Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2013, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Dari 51 responden mayoritas berada pada kategori sering melakukan pemberian
ASI yaitu sebanyak 35 responden (68,6 %).
2. Dari 51 responden mayoritas berada pada kategori positif mengalami ikterus
yaitu sebanyak 31 responden (60,8 %).
3. Ada hubungan pemberian ASI dengan kejadian ikterus pada bayi baru lahir 0-7
hari di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun
2013.
B. Saran
4. Bagi Rumah sakit
Diharapkan bagi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin agar
terus meningkatkan pelayanan pada bayi baru lahir yang mengalami ikterus
serta mengadakan konseling dan penyuluhan-penyuluhan kepada ibu-ibu hamil
tentang manfaat ASI untuk mencegah ikterus.
55
5. Bagi Peneliti
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, sebagai pengembangan ilmu
pengetahuan untuk menambah informasi tentang ikterus pada bayi baru lahir
dan sebagai bahan acuan untuk penelitiaan lebih lanjut mengenai hubungan
pemberian ASI dengan kejadian ikterus.
6. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan bagi mahasiswa dan sebagai bahan bacaan diperpustakaan
atau referensi untuk mahasiswa.
56
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Renika
Cipta
Artikel kesehatan & informasi kedokteran, (2010). Hubungan Keluarga Berencana
Dengan Pencegahan Kematian Maternal dan Neonatal.
http://www.ilmukesehatan.com (Dikutip tanggal 7 Januari 2013).
Bahiyatun, (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC
Bobak, Lowdermilk, Jensen,(2006). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:
EGC.
Budiarto, (2002). Biostatistik untuk kedokteran dan kesehatan Masyarakat. Jakarta:
EGC.
Buku Acuan, (2007). Jaringan Nasional Pelatihan Klinik. Jakarta
Dinkes, (2012). Profil Kesehatan Aceh 2011.
Fitriani, (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Tentang
Ikterus Neonatorum Di Wilayah Kerja Puskesmas Pidie Kabupaten Pidie.
Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan UBudiyah Indonesia. Banda Aceh.
Guslihan, (2009). Dasa Tjipta, Kuning Pada Bayi Baru Lahir. Kapan Harus Ke
Dokter?. Medan, Devisi Perinatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK
USU.
Hasfirah, (2009), Mengenal Ikterus Neonatorum, http://www.smallcrab.com/anak-
anak/535-mengenal-ikterus-neonatorum (Dikutip tanggal 1 Januari 2013).
Hastono, (2010). Analisis Data. Jakarta: Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas
Indonesia.
HTA Indonesia, (2004). Tatalaksana Ikterus Neonaturum.
Hull, David dan Johnston, (2008). Dasar-dasar Pediatrik. Jakarta: EGC.
Hidayat, A, (2011). Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta:
Selemba Medika.
57
Jejeh, Ai, Rukiyah dan Julianti, Lia, (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta: TIM.
Machfoedz, (2009). Metodelogi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan,
Kebidanan, Kedokteran, edisi Kelima, Yogyakarta: Fitramaya.
Maryunani, Anik, (2010). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta: TIM
Meadow, Roy dan Newell, Simon, (2005). Lecture Notes Pediatrika. Jakarta:
Erlangga.
Muaris, Hindah, (2006). Bubur Susu Makanan Pendamping ASI Untuk Bayi Mulai
Bayi Mulia Usia 6 Bulan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Nazir, M, (2005). Metodelogi Penelitian. Bogor Selatan: Chalia Indonesia.
Notoatmodjo, (2002). Metodelogi Penulisan Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam, dkk, (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk perawat dan
bidan). Jakarta: Selemba Medika.
Nur, Muslihatun, Wafi, (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:
Fitramaya.
Prawirohardjo, Sarwono, (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.
Saleha, Sitti , (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Selemba Medika.
Sunar, Dwi, Prasetyono, (2009). Buku Pintar ASI Ekslkusif. Jogjakarta: DIVA Press.
Suradi, Rulina, (2009). Ikterus Pada Bayi Baru Lahir,
http://www.idai.or.id/asi/artikel.asp?q=20109693639 (Dikutip tanggal 8 Mei
2013).
Varney, dkk, (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Yuliarti, Nurheti, (2010). Keajaiban ASI-Makanan Terbaik Untuk Kesehatan,
Kecerdasan, dan kelincahan Si Kecil. Yogyakarta: Andi Offset