Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL GINJAL AKUT



A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Gagal ginjal akut adalah sindrom klinis dimana ginjal tidak lagi
mengsekresi produk-produk limbah metabolism. Biasanya karena hiperfusi
ginjal sindrom ini biasa berakibat azotemia (uremia), yaitu akumulasi produk
limbah nitrogen dalam darah dan aliguria dimana haluaran urine kurang dari
400 ml / 24 jam. (Tambayong, jan 2000).
Menurut levinsky dan Alexander (1976), gagal ginjal akut terjadi akibat
penyebab-penyebab yang berbeda. Ternyata 43% dari 2200 kasus gagal ginjal
akut berhubungan dengan trauma atau tindakan bedah 26% dengan berbagai
kondisi medic 13%, pada kehamilan dan 9% disebabkan nefrotoksin
penyebab GGA dibagi dalam katagori renal, renal dan pasca renal
Gagal ginjal akut dikenal dengan Acute Renal Fallure (ARF) adalah
sekumpulan gejala yang mengakibatkan disfungsi ginjal secara mendadak.
(M. Nursalam 2006).
2. Penyebab
a. Gagal ginjal pra-renal terjadi akibat penurunan volume plasma yang
berakibat penurunan curah jantung dan perfusi gagal pra-renal dapat
terjadi karena hipovolemia (misalnya dehidrasi, hemorasi) atau
insufisiensi sirkulasi (misalnya syok, gagal jantung kongestif, aritmia,
hipotensi, berkepanjangan) iskemia renal sering menyebabkan nekrosis

tubular akut, kecepatan volume cairan yang hilang menentukan derajat
gagal sirkulasi.
b. Gagal ginjal akut karena penyebab renal terjadi akibat perubahan
parenkim ginjal yang merusak nefron penyebab faktor-faktor
penyebabnya macam-macam glomerulonefritis poliferasi sel-sel
glomerular. Nekrosis kapiler glomerular atau esksudasi leukosit kedalam
glomerulurs. Penyakit vascular ginjal terjadi akibat kelainan yang dapat
berakibat penyempitan arteri, penebalan arterior aferen, atau radang dan
nekrosis dinding arteri nekrosis akut menunjukkan kerusakan akut pada
epitel tubulus ginjal.
c. Sedangkan penyebab pasca renal mencakup obstruksi saluran kemih
akibat obstruksi uretra, batu, hipertropi, prostat dan tumor. Cirri unik
ginjal pascal renal adalah terjadinya anuria, yang tidak terjadi pada gagal
renal atau pre-renal (Tambayong jan 2000).
3. Patofisiologi
Menurut terori, nefron utuh kehilangan fungsi ginjal normal akibat dari
penurunan jumlah nefroen yang berfungsi dengan tepat. Gambaran dari teori
ini adalah bahwa keseimbangan antara glometuli dan tubulus dipertahankan.
Bila jumlah nefron berkurang sampai jumlah yang tidak adekuat untuk
mempertahankan keseimbangan homeostatis, terjadi akibat gangguan
fisiologis. Gagal ginjal melakukan fungsi metaboliknya dan untuk
membersihkan toksin dari darah (Tambanyong jan 2000)



4. Manifestasi klinis
a. Pasien tampak sangat menderita dan mual muntah, diare
b. Kulit dan membaran mukosa kering akibat dehidrasi dan nafas mungkin
berbau urine (fetouremik)
c. Manifestasi system saraf (lemah, sakit kepala, kedutan otot dan kejang)
d. Perubahan pengeluaran produksi urine sedikit, dapat mengandung darah
e. Anoreksia (disebabkan oleh akumulasi produk sisa nitrogen)
f. Sakit dan nyeri pada tulang dan sendi (karena kehilangan kalsium dari
tulang)
g. Kelelahan (akibat anemia)
h. Hipertensi, peningkatan BB dan edema (M. Nurs Salam 2006)
5. Penatalaksanaan
o Pembatasan diet natrium dan cairan
o Farmako terapi
o Terapi IV untuk memperbaiki syok (bila syok menyebabkan kegagalan)
o Dialisa
6. Pemeriksaan Penunjang
o Kreatinin dan BUN serum keduanya tinggi karena beratnya gagal ginjal
o Klirens kreatinin menunjukkan penyakti ginjal tahap akhir bila berkurang
s/d 90%
o Elektrolik serum menunjukkan peningkatan kalium, fasfor, kalsium,
magnesium dan produk fasfor- kalsium dengan natrium serum rendah

o Gas Darah arter (GDA) menunjukkan asidosis metabolic (nilai PH,
kaderbikarbonat dan kelebihan basa dibawah rentang normal).
o HB dan hematokrit dibawah rentang normal
o Jumlah sel darah merah dibawah rentang normal
o Kadar alkalin fosfat mungkin tinggi bila metabolism tulang dipengaruhi
(Engran Balbarra)

B. Proses Keperawatan
Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
a) Identitas pasien : Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, alamat,
No CM, diagnose keperawatan
b) Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Biasanya pasien dengan diagnose GGA kenicng terasa sesak, mual,
muntah.
2) Riwayat penyakit sekarang
Biasanya pasien mengeluh badan terasa lemah, kencing terasa sesak,
mual dan muntah dan penambahan BB, nyeri tekan pada abdomen,
anoreksia dan lemah
3) Riwayat penyakit yang lalu
Menanyakan pasien apakah pernah merasakan penyakit GGA
sebelumnya

4) Riwayat penyakit keluarga
Menanyakan kepada keluarga apakah keluarga pasien pernah
mengalami penyakit yang sama dengan penyakit yang dialami pasien
c) Pola kebiasaan sehari-hari
1) Pola nutrisi
Biasanya pasien tidak mampu makan karena pasien mual dan muntah
pasien hanya mampu menghabiskan 3 sendok makan dari porsi yang
disediakan dan pasien minum 2 gelas / hari
2) Pola istirahat
Biasanya pasien tidak dapat tidur dengan tenang dan hanya tidur 4-5
jam/hari
3) Pola eliminasi
Biasanya BAB 2 hari satu kali dengan konsistensi padat dan untuk
BAK dengan urine warna kuning pekat agak kental
4) Personal aktivitas
Biasanya aktivitas pasien dibantu keluarga karena pasien lemah
5) Personal hygene
Biasanya personal hygene pasien dibantu keluarga karena k/u pasien
lemah
d) Riwayat psikologis
Menanyakan pada pasien apakah ia merasa cemas dan berharap cepat
sembuh.


e) Riwayata sosial
Biasanya pasien GGA dapat berinteraksi dengan keluarga dan keluarga
pasien lainnya.
f) Riwayat spiritual
Menanyakan pada pasien apakah pasien berdoa untuk kesembuhan
penyakitnya dan mau berobat kerumah sakit.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
Keadaan umum :
Kesadaran :
Tekanan darah :
Repirasi :
Nadi :
Suhu :
b. Inspeksi
o Endema pada kedua tungkai
o Pasien terlihat lemah dan tebaring ditempat tidur
c. Palpasi
o Nyeri tekan pad abdomen bagian bawah
d. Perkusi
o Perut kembung
e. Auskultasi
o Peristaltik usus terdengar sedikit lemah

o Bunyi nafas
No Data Etiologi Masalah
1.






2.

DS : Biasanya pasien mengeluh
pengeluaran urin yang sedikit
tapi sering
DO : Adanya edema, TD lebih
besar dari 140/90 mmHg,
nadi kuat, natrium serum
dibawah rentang normal.
DS: Biasanya pasien mengeluh
lelah dan nyeri sendi
DO : lelah, lemah, (malaise),
kurang energy, takipnue dan
takikardia dan pekerjaan fisik
normal
DO : Biasanya pasien
mengungkapkan pemahaman
tentang kondisinya
DS: Wajahnya tegang, gugup dan
takut
Kerusakan fungsi
ginjal





Anemia dan nyeri
sendi sekunder
terhadap gagal
ginjal


Kurangya
pengetahuan
tetnang kondisi
Kelebihan
volume cairan





Intoleransi
aktivitas




Ansietas

Diagnosa yang muncul
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan fungsi ginjal

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemi dan nyeri sendir sekunder
terhadap gagal ginjal
3. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi.




RENCANA KEPERAWATAN
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
TUJUAN TINDAKAN RASIONALISASI
1. Kelebihan volume cairan BHD
kerusakan fungsi ginjal yang
ditandai dengan :
DO : Biasanya pasien
mengeluh pengeluaran urine
yang sedikit tapi sering
DS : Adanya edema, TD lebh
besar dari 140 / 90 mmHg nadi
kuat, natrium serum dibawah
rentang normal.
Terpenuhnya kebutuhan cairan
KH
- Pengeluaran urine normal
- Tidak ada edema
- TD normal
- Nadi normal
- Natrium serum dalam
rentang normal
1. Pantau kreatinin dan
BUN serum konsul
dengan dokter
Kalium serum diatas
5,5 m Egll
Edema pulmoner
(nadi kuat cepat)
Perubhan pada status
mental dengan
peningkatan BUN
dan kreatinin serum
Siapkan pasien untuk
dialiasa sesuai
program
2. Rujuk pasien ke ahli diet
untuk penyuluhan diet
dan bantuan dalam
merencanakan makanan
untuk kebutuhan
modifikasi dalam
protein, kalium, fosfor,
natrium dan kalori



1. Perubahan ini menunjukkan
dialisa segera












2. Ahli diet adalah spesialis
nutrisi dan dapat
menjelaskan alasan untuk
modifikasi diet relatif
terhadapp gagal ginjal dan
dapat membantu pasien
dalam merencanakan
makanan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi daam
batasan yang diprogramkan


3. Jangan memberi obat-
obatan sampai setelah
dialisa. Bila TD tetap
dibawah 90/140 mmHg
lanjutkan untuk tidak
memberikan anti
hispertensi dan sampai
TD dalam rentang
normal
3. Kebanyakan obat-obatan
dikeluarkan melalui dialisa
2 Intolerasi aktivitas BHD
anemia dan nyeri sendi
sekunder terhadap gagal ginjal
yang ditandai dengan :
DO : Biasanya pasien
mengeluh lelah, dan nyeri
sendi
DS : lelah, kurang energi,
takipnue takikardi, pekerjaan
fisik minimal
Pasien dapat melakukan
aktivitas
KH
- Berkurangnya keluhan
lelah, lemah dan nyeri
sendi
- Frekuensi jantung kembali
dalam rentang normal
- Laporan tentang lebihnya
energi
1. Patau
Peningkatan B setiap
hari
Kreatinin dan BUN
serum
Jumlah makanan
yang dikonsumsi
dalam setiap makan
Nilai protein serum
Masukan dan
haluaran
Hasil kalsium serum
dan kadar fosfat

2. Konsul dengan dokter
bila keluhan kelelhan
menetap



1. Untuk mengidentifikasi
indikasi perkembangan atau
penyimpangan dari hasil
yang diharapkan











2. Ini dapat menandakan
kemajuan kerusakan ginjal
dan perlunya penilaian
tambahan dalam terapi



3. Mungkinkan periode
istirahat sepanjang hari
bantu pasien dalam
merencanakn periode
istirahat bila siap untuk
pulang dengan meninjau
ulang rutinitas di rumah
setiap hari

4. Bantu pasien dalam
merencanakan jadwal
aktivitas setiap hari
untuk menghindari
immobilisasi dan
kelelahan

3. Istirahat memungkinkan
tubuh untuk menyimpan
energi yang digunakan oleh
aktivitas





- Immobilisasi meningkatkan
resorpsi kalsium dari tulang
3. Ansietas BHD kurang
pengetahuan tentang kondisi
pemeriksaan diagnostik dan
rencana tindakan ditandai
dengan :
DO : Biasanya pasien
mengungkapkan kurang
pemahanan tentang kondisinya
DO : Wajah tegang gugup dan
takut
Pasien dapat mengerti tentang
kondisinya :
KH :
- Mengungkap pemahaman
tentang kondisi,
pemeriksaan diagnostik
rencana tindakan
- Wajah tidak tegang, takut
dan gugup
1. Berikan informasi
tentang
a. Sifat gagal ginjal
jamin pasien
memahami bahwa
gagal ginjal dapat
pulih dengan lama
tindakan diperlukan
untuk
mempertahankan
fungsi tubuh normal


1. Pasien sering tidak
memahami bahwa dialisa
akan diperlukan selamanya
bila gagal ginjal tidak
dapat pulih memberi
pasien informasi
mendorong partisipasi
dalam pengambilan
keputusan dan membantu
mengembangkan
kepatuhan dan
kemandirian maksimum


b. Pemeriksaan
diagnotik
c. Tujuan terapi yang
diprogramkan


2. Sediakan waktu untuk
pasien dan orang
terdekat masalah dan
perasaan tentang
perubahan gaya hidup
yang akan diperlukan
untuk memilih terapi






2. Pengekpresian perasaan
membantu mengurangi
ansietas. Tindakan untuk
gagal ginjal berdampak
pada seluruh keluarga.









DAFTAR PUSTAKA

Egran, Barbara, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume I, Buku
Kedokteran, EGC

J Reever Charlene, dkk, 2001, keperawatan medical medaj, salemka medika

Nursalam, Dr. Nurs M . 2006 Asuhan Keperawatan pad pasien dengan gangguna
sistem perkemihan, salemka medika

Tambayong, jan, 2000, Patofisiologi Untuk Keperawatan, Buku Kedokteran, EGC

Anda mungkin juga menyukai