Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PPTL

Mata kuliah : Pusat Pembangkit Tenaga Listrik (PPTL)


Hari/Tgl : Selasa/03-06-2014
Dosen : M.Machmud Rifadil, S.ST, MT

Nama : Anugrah Bayu Swandi
Kelas : D1 Listrik Pembangkit
NRP : 1301137013

TUGAS :
o Carilah skema PLTG dan PLTGU beserta parameternya, keuntungan dan kerugian pada
siklus terbuka dan tertutup !
o Jelaskan sistem penempatan bahan bakar pada PLTG dan PLTGU !












PLTG dan PLTGU
1. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan
gas bertekanan dari hasil pembakaran untuk memutar Turbin Gas.
Skema beserta parameter PLTG UP-Gresik :



Gambar : Skema PLTG UP-Gresik
Ada beberapa macam kombinasi siklus pada PLTG, namun yang akan dijelaskan hanya 2
siklus saja, yaitu:

1) Siklus Tebuka Langsung (Direct Open Cycle)










Pada siklus terbuka langsung (Direct Open Cycle), proses kerjanya sama seperti
proses kerja turbin gas pada umumnya, dimana udara dikompresi/dimampatkan oleh
kompresor, kemudian masuk ke ruang bakar (Combuster) bersamaan dengan bahan
bakar, lalu pada Combuster diberi ignition (pematik api) sehingga terjadilah proses
pembakaran. Hasil pembakaran yakni gas panas yang bertekanan tinggi yang akan
diekspansikan ke sudu-sudu Turbin Gas, sehingga Turbin berputar dan Generator pun
ikut berputar karena seporos (terkopel). Selanjutnya gas bekas (Flue Gas) setelah
memutar Turbin akan dibuang/dialirkan ke udara luar (atmosfer).
Kelemahan PLTG siklus terbuka langsung (Direct Open Cycle), yakni:
a) Jenis siklus ini mempunyai efisiensi thermal yang rendah (16-23%), berubah
sangat besar terhadap penyesuaian udara, efisiensi turbin dan kompresor.
b) Gas buang yang bertemperatur tinggi sekitar 500C dibuang ke atmosfer, padahal
masih bisa dimanfaatkan, misal; untuk memanaskan HRSG (Heat Recovery
Steam Generator)

Kelebihan PLTG siklus terbuka langsung (Direct Open Cycle), yakni:
a) Ketepatan dan kecepatan awal dan seringnya pengambilan beban puncak
menentukan pemilihan perencanaan siklus terbuka.


Gambar : Skema PLTG (Direct Open Cycle)
2) Siklus Tertutup Langsung (Direct Close Cycle)















Pada siklus tertutup langsung (Direct Close Cycle), fluida kerja yang cocok
digunakan adalah helium. Proses kerjanya yakni helium mengalami proses kompresi oleh
kompresor sehingga tekanannya tinggi, kemudian helium bertekanan tinggi dimasukkan
ke Reaktor untuk dipanasi dan sekaligus untuk mendinginkan reaktor. Setelah itu helium
panas dengan tekanan tinggi diekspansikan ke sudu-sudu Turbin Gas, sehingga Turbin
berputar dan Generator pun ikut berputar karena seporos (terkopel). Setelah helium
keluar Turbin, tekanannya menurun namun temperaturnya masih tinggi. Kemudian
helium yang bertemperatur tinggi dimasukkan ke Penukar Kalor untuk didinginkan
menggunakan media air. Setelah itu, helium dingin akan dimasukkan ke Kompresor
untuk proses kompresi lagi. Proses ini akan bersirkulasi secara kontinyu (Loop Tertutup).
Kelemahan PLTG siklus tertutup langsung (Direct Close Cycle), yakni:
a) Waktu yang diperlukan dari kondisi dingin hingga bekerja diantara 1-2 jam,
tergantung pada temperatur ambien, tapi bila sekali pemanasan turbin dapat
membawa beban penuh dalam beberapa menit saja dari awal.



Gambar : Skema PLTG (Direct Close Cycle)
Kelebihan PLTG siklus tertutup langsung (Direct Close Cycle), yakni:
a) Efisiensinya konstan dan tinggi walaupun beban berubah-ubah (variable).
b) Meminimalisir korosi pada Kompresor dan Turbin karena menggunakan helium.
c) Tekanan gas yang relatif tinggi dapat meningkatkan unit kapasitas maksimum.

Keunggulan dan Kekurangan PLTG secara umum, yaitu :

Keunggulan PLTG, yaitu:
1. Sebagai tenaga darurat (back-up), jika terjadi pemadaman listrik (Black-out).
2. Bahan bakar mudah didapat serta bervariasi (Minyak HSD atau Gas Alam)
3. Tidak menimbulkan banyak pengaruh terhadap lingkungan.
4. Area pembangkitan relatif tidak terlalu luas, sehingga PLTG dapat dipasang di
kota-kota atau Industri.
5. Peralatan kontrol dan alat bantu sangat minim dan sederhana.
6. Waktu pemanasan dari kondisi dingin sampai beban penuh sangat singkat (start-
up cepat).

Kekurangan PLTG, yaitu:
1. Biaya pemeliharaan PLTG sangat besar. Hal ini dikarenakan pembangkit bekerja
pada suhu dan tekanan tinggi, komponen-komponen dari PLTG menjadi cepat
rusak sehingga memerlukan perhatian yang serius. Karena mahalnya komponen
PLTG, maka hal tersebut dapat dikurangi dengan memberikan pendingin udara
pada sudu-sudu turbin maupun porosnya.
2. Operasi Turbin gas yang menggunakan gas hasil pembakaran dengan suhu sekitar
1.300C memberi resiko korosi suhu tinggi terhadap material Turbin. Hal ini
dikarenakan bereaksinya logam kalium, vanadium, natrium yang terkandung
dalam bahan bakar dengan bagian-bagian turbin seperti sudu-sudu dan saluran gas
panas (hot gas path).
3. Efisiensinya masih rendah, sehingga tidak banyak digunakan untuk suplai beban
dasar.
4. Tidak cocok untuk bahan bakar padat.(misalnya; batubara)
5. Gabungan antara biaya insvestasi yang rendah dan efisiensi yang rendah
menyebabkan alat ini digunakan sebagai pensuplai beban puncak yang operasinya
tidak lebih dari 1000-2000 jam/tahun,
6. Turbin Gas memiliki putaran yang sangat tinggi sehingga bila digunakan kontinyu
umurnya akan pendek dan mengurangi lifetime alat tersebut.



2. Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU)
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) adalah pembangkit listrik yang
menggabungkan prinsip kerja PLTG dan PLTU atau disebut juga Combined Cycle. PLTGU
ini memanfaatkan gas buang dari PLTG untuk memanaskan air di HRSG (Heat Recovery
Steam Generator) sehingga air berubah fase dari cair manjadi uap (steam), uap ini nantinya
akan digunakan untuk memutar Turbin Uap.
Skema beserta parameter PLTGU UP-Gresik :






Gambar : Skema PLTGU UP-Gresik
Keuntungan dan Kerugian PLTGU secara umum, yaitu :

Keuntungan PLTGU, yaitu :
1. Efisiensinya tinggi, hal ini dikarenakan gas panas keluaran dari Turbin Gas
dimanfaatkan untuk memanaskan air menjadi uap yang nantinya uap digunakan
untuk memutar Turbin Uap.
2. Efisiensi bahan bakar.
3. Daya output lebih besar.
4. Dapat digunakan untuk supply daerah beban yang luas.
5. Dalam 1 blok PLTGU membutuhkan waktu yang singkat sekitar 150 menit untuk
mencapai beban maksimum.

Kerugian PLTGU, yaitu :
1. Bahan bakar yang digunakan umumnya adalah sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui.
2. Biaya produksi lebih mahal dibandingkan dengan pembangkitan non-thermal.
3. Mesin-mesin thermis yang digunakan pada PLTGU mempunyai pemanfaatan
lebih singkat dibandingkan mesin-mesin hydo pada pembangkit non-thermal
lainnya.
4. Membutuhkan area yang relatif luas untuk membangun unit PLTGU.
5. Peningkatan biaya investasi.












3. Sistem Bahan Bakar PLTGU
Sistem bahan bakar berfungsi untuk menyediakan/mensuplai bahan bakar ke unit Turbin
Gas sesuai tekanan, suhu dan kebersihan yang dibutuhkan, juga ketersediaan bahan bakar,
baik Bahan Bakar Minyak (BBM) maupun Bahan Bakar Gas (BBG).
Sistem Penyaluran Bahan Bakar di PLTGU Tambak Lorok :


















Tahap Tahap Sistem Penyaluran Bahan Bakar :
1) Kapal membawa minyak HSD (Solar) dari Cilacap dan dipindahkan ke tangki dengan
kapasitas 21.000 Kl.
2) Strainer berfungsi untuk menyaring benda padat yang ada didalam minyak HSD.
3) Fuel Forwarding Pump (FFP) dan Solenoid Valve (SV) bekerja untuk mengalirkan
HSD dari tangki utama ke masing-masing Gas Turbine Generator (GTG).








Gambar : Flow Diagram Sistem Bahan Bakar PLTGU Tambak Lorok

Sistem Bahan Bakar di Gas Turbine Generator (GTG) :
























Gambar : Skema Sistem Bahan Bakar di GTG
PLTGU Tambak Lorok
Penjelasan :
1) Low Pressure Filter (LPF) sebagai tempat penyaringan akhir bahan bakar, terdiri dari
1 unit continues running, 1 unit stand-by, jika ada p = 10 psi, perlu ganti saringan.

2) Main Stop Valve (MSV), bekerja normally open, tertutup saat terjadi keadaan darurat.
Fungsinya untuk menutup aliran secara cepat yang digerakkan oleh motor listrik.
Kecepatan penutupannya sampai dengan 0.5s

3) Main Fuel Pump (MFP), fungsi untuk menaikkan tekanan bahan bakar hingga 1000
psi, jenis 2-skru, positif displacement, continous output, = 1500 rpm, preventive
dan breakdown maintenance.

4) Bypass Servo Valve (BSV), digerakkan katupnya oleh motor listrik. Fungsinya
sebagai throttle bahan bakar, katup dibuka, aliran HSD semakin kecil.

5) Flow Divider, membagi aliran ke 14 titik tanpa menaikkan tekanan, melihat beda
tekanan mengindikasikan akan adanya kerusakan.





6) Check Valve, sebagai pengaman terhadap aliran bertekanan dan mencegah terjadinya
aliran balik, ada O-ring dan pegas.

7) Fuel Nozzle, berfungsi sebagai sprayer dan mencampur bahan bakar dengan udara.
Tekanannya 120 psi.





o DAFTAR PUSTAKA

[1] PT. Indonesia Power, Analisa Sistem Bahan Bakar Pada Turbin Gas. Tambak
Lorok: PT. Indonesia Power UBP Semarang

[2] PT. PJB UP-GRESIK, Sistem Operasi Pembangkit. Gresik: PT. PJB UP-GRESIK

[3] Rifadil, Machmud, STL Dasar. Surabaya

[4] http://Scribd.id/Pusat-Listrik-Tenaga-Gas/

[5] http://Scribd.id/Turbin-Gas-PLTG/

Anda mungkin juga menyukai