Anda di halaman 1dari 34

Drg. Muhammad Jusri, MS, Sp.

PM
Departemen Penyakit Mulut
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Airlangga
1
yusri2008
PRINSIP TERAPI
PENEGAKAN DIAGNOSIS
PEMBERIAN TERAPI
LESI RONGGA MULUT
Rendahnya Pengetahuan Tentang Faktor Penyebab Kelainan
Terapi Non Spesifik
Antibiotik Topikal
Antiseptik
Terapi Kortikosteroid topikal dan sistemik
Obat-obatan imunomudulator 2
yusri2008
TERAPI TOPIKAL
Beberapa Keuntungan:
1. Efek samping, meski mungkin ada, biasanya
sangat minim
2. Aplikasi lokal pada lesi dengan dosis maksimal
3. Sangat efektif, bila sediaan dapat melekat dalam
waktu yang cukup lama

3
yusri2008
TERAPI TOPIKAL
Jenis Terapi Topikal:
1. Covering agents
2. Anastesi Topikal
3. Analgetik Topikal
4. Antibiotik Topikal
5. Kortikosteroid Topikal
4
yusri2008
COVERING AGENTS
Sediaan:
Gel dan Pasta
Mekanisme:
Memberikan perlindungan mekanis pada daerah
ulser di rongga mulut
Kekurangan:
Pasien mengalami kesulitan untuk mengaplikasikan
sediaan ini, terutama di daerah rongga mulut bagian
belakang
5
yusri2008
ANTISEPTIK TOPIKAL
Bahan dasar:
Chlorhexidine

Sediaan:
1. Obat kumur (mouthwash)
2. Obat semprot (spray)
3. Obat oles (gel)

Manfaat:
1. Bahan antiplaque paling efektif (kemampuan antibakteri dan
anticandidal)
2. Kontrol infeksi sekunder (secondary infection control)
3. Bahan tambahan (adjunct)
4. Pasta gigi (toothpaste)
5. Bahan penjaga kebersihan mulut (oral hygiene measures)
6
yusri2008
ANTISEPTIK TOPIKAL
(Lanjutan)
Kerugian:
1. Menyebabkan stain pada gigi (pada pemakaian
jangka panjang)
2. Perubahan warna (discoloration) pada lidah
3. Rasanya pahit
4. Menyebabkan idiosyncratic mucosal iritation
5. Ada laporan kasus yang menyebutkan dapat
menyebabkan pembengkakan kelenjar parotis

7
yusri2008
ANALGETIK TOPIKAL
Benzidamine
sebagai temporary simptomatic relief untuk kasus
erosif dan lesi ulseratif rongga mulut, sehingga
pasien saat makan dan minum tidak merasa
sakit.

8
yusri2008
ANALGETIK TOPIKAL
(Lanjutan)
Lidocaine Gel
sebagai short term symptomatic relief
hati-hati dalam meresepkan, karena dapat
menyebabkan trauma sekunder meski tidak
terlalu sakit
Jangan memberikan dosis yang terlalu tinggi
karena dapat menyebabkan laryngeal reflexes

9
yusri2008
ANALGETIK TOPIKAL
(Lanjutan)
Lidocaine Rinse
Tidak boleh digunakan untuk pemakaian dalam
waktu yang lama, karena dapat menyebabkan efek
samping absorpsi sistemik



10
yusri2008
ANALGETIK TOPIKAL
(Lanjutan)
Lidocaine Anastetik
Sediaan:
Pelega tenggorokan
Mouth ulcer pastilles (paste)
Keduanya kebanyakan dijual secara bebas
Kebanyakan mengandung gula, oleh karena itu
pasien harus diingatkan bahwa sediaan ini dapat
menyebabkan karies gigi (cariogenic)

11
yusri2008
ANTIBIOTIK TOPIKAL
Beberapa alasan penggunaan topikal antibiotik
kurang menguntungkan:
1. Kemungkinan pemilihan antibiotik yang resisten
2. Kemungkinan menimbulkan reaksi hipersensitif
(alergi) akibat penggunaan antibiotik
12
yusri2008
ANTIBIOTIK TOPIKAL (Lanjutan)
Sediaan:
Tetracycline (Chlortetracycline), merupakan antibiotik
paling efektif
Dosis 2% solution, efektif untuk mengurangi infeksi
sekunder (serta rasa nyeri yang menyertai)
Contoh kasus:
o Stomatitis aftosa
o Stomatitis herpetik primer
o Erosif lichen planus
o Keadaan ulseratif parah lainnya


13
yusri2008
ANTIBIOTIK TOPIKAL
(Lanjutan)
Topikal antibiotik tidak dapat digunakan untuk:
Terapi jangka panjang
Kasus dengan kekambuhan (recurrent condition)
Efektif untuk kasus dengan keadaan akut
(Chlor)Tetracycline, dalam sediaan obat
kumur (mouthwash) sangat efektif untuk
mengurangi rasa nyeri pada kasus
herpetiform stomatitis aphtous
Kombinasi chlortetracycline dengan
triamcynolon digunakan untuk terapi kasus
pemphigus dan major erosive lichen
planus


14
yusri2008
ANTIBIOTIK TOPIKAL (Lanjutan)
Pembuatan Sediaan Obat Kumur:
Larutkan 250mg isi kapsul Tetracycline dalam 100ml air
untuk mendapatkan larutan 2%
Gunakan obat kumur 3 kali sehari
Lebih efektif bila pencampuran dilakukan oleh apoteker
sehingga diperoleh campuran yang akurat
Rasa pahit dapat dikurangi dengan menambahkan
10% glycerol ke dalam larutan
Efek Samping:
Bila terapi terlalu lama, dapat menyebabkan
pertumbuhan berlebihan mikroorganisme rongga
mulut, diantaranya: Candida.



15
yusri2008
TOPIKAL KORTIKOSTEROID
Pertimbangan utama:
Tingkat tekanan fungsi adrenal yang muncul ketika
obat ini digunakan
Macam sediaan:
1. Obat kumur (mouthwashes)
2. Semprot (sprays)
3. Intralesi (intralesional)
4. Pasta (paste)
5. Permen hisap (lozenges)
16
yusri2008
STEROID MOUTHWASHES
Dapat dibuat dengan melarutkan
betamethasone atau prednisolone tablet
dalam 10-15ml air
Obat kumur tidak boleh ditelan
Pasien diminta untuk mengamati munculnya efek
samping, antara lain: absorpsi sistemik
17
yusri2008
STEROID MOUTHWASHES
(Lanjutan)
Obat kumur (Triamcinolone)
Dosis 0,75 1,5 mg hingga 3 6 mg per hari
Bila melebihi dosis ini dapat menyebabkan efek
samping sabsorpsi sistemik
Konsentrasi larutan obat kumur dapat dibuat bervariasi
Perlu diperhatikan dalam menetapkan dosis obat
Obat kumur (Betamethasone)
0,5mg Tablet Betamethasone Sodium Phospate
dilarutkan dengan 10ml air
Larutan dimasukkan ke dalam mulut dan ditahan
selama 3 menit kemudian dibuang (Tidak Boleh
Ditelan)
Anjuran pakai: 3 kali sehari


18
yusri2008
STEROID SPRAYS
Beclomethasone atau Budesonide
Pengobatan ulser atau erosi (jumlahnya kurang dari
3),misalnya di bagian depan mulut yang mudah
dijangkau
Sediaan:
Beclomethasone dipropionate spray
Dosis: 50 micrograms metered
Budesonide spray
Dosis: 100 micrograms metered
19
yusri2008
INTRALESIONAL STEROIDS
Banyak digunakan oleh dermatologist untuk
merawat lesi rongga mulut
Dalam praktek oral medicine untuk merawat
penderita orofacial granulomasitosis (OFG)
20
yusri2008
STEROID PASTES
0,1% Triamcinolone acetonide dalam sediaan
adhesive paste
Untuk perawatan Ulserasi Aphtosa
Efektif digunakan malam hari sebelum hari,
karena saat malam flow saliva berkurang dan
pasien sudah tidak makan
Contoh lain:
Flucinonide atau Clobetasol dicampur dengan
Orabase (proporsi seimbang), dapat digunakan
untuk lesi ulseratif di bagian depan mulut
21
yusri2008
STEROID LOZENGES
0,1% Hydrocortisone
Untuk terapi Stomatitis Aphtosa Recurrent
(SAR)
Efektif untuk digunakan pada fase
prodromal ulserasi
Digunakan pada masa pertumbuhan ulser,
meski dalam fase penyembuhan tetap
direkomendasikan
Kemampuan untuk mencegah munculnya
ulser baru belum dapat dibuktikan
22
yusri2008
KRIM DAN OBAT SALEP
Sebagai vehicles untuk bahan aktif, seperti agent
mikrobial dan steroid preparation
Biasa digunakan untuk terapi kasus oral medicine
yang terdapat di bibir, contoh: angular cheilitis dan
jaringan perioral

23
yusri2008
KRIM DAN OBAT SALEP
(Lanjutan)
KRIM
Merupakan emulsi yang terdiri dari minyak (oil)
dan air (water)
Mengandung bahan preservatives, contoh:
chlorochresol dan parabens, kecuali bahan aktif
memiliki kegiatan antimikrobial intrinsik yang
cukup.
Bahan preservatives dapat menyebabkan
kepekaan berlebih bahkan reaksi alergi
(dermatitis contacta)
24
yusri2008
KRIM DAN OBAT SALEP
(Lanjutan)
OBAT SALEP
Sediaan berminyak yang tidak larut dalam air
Banyak digunakan untuk terapi:
Kelainan kronis
Kondisi kulit kering (dry skin)
Lebih sulit dibersihkan daripada krim

25
yusri2008
TERAPI SISTEMIK
Terapi obat non-spesific seperti steroid,
azathioprine serta bahan seperti thalidomide
banyak digunakan untuk terapi ulser yang
parah dan kasus erosif
Obat yang digunakan mempunyai efek
samping yang kuat
Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan yang
teliti dan tepat
Hanya boleh digunakan di rumah sakit,
karena dibutuhkan pengawasan terus
menerus
26
yusri2008
TERAPI SISTEMIK
Jenis Terapi Sistemik:
1. Kortikosteroid Sistemik
2. Azathioprine
3. Obat Sistemik Lain
27
yusri2008
KORTIKOSTEROID SISTEMIK
TERAPI INI BARU DILAKUKAN BILA TERAPI
TOPIKAL MENGALAMI KEGAGALAN
SEDIAAN : PREDNISOLONE
DALAM MELAKUKAN TERAPI ULSER MAYOR
ATAU EROSIF LICHEN PLANUS, TIDAK BOLEH
TERLALU LAMA 2 3 MINGGU

28
yusri2008
KORTIKOSTEROID SISTEMIK
(Lanjutan)
YANG HARUS DIPERHATIKAN:
1. PERLU DIKETAHUI TEKANAN DARAH, GLUKOSA
DARAH PUASA, DAN BERAT BADAN PASIEN
UNTUK MENGHITUNG DOSIS TERAPI
2. PASIEN HARUS DIINGATKAN UNTUK MELAKUKAN
KONTROL SECARA TERATUR DAN DISIPLIN, SESUAI
WAKTU YANG TELAH DITENTUKAN
3. PASIEN YANG MENJALANI TERAPI DENGAN OBAT
PREDNISOLON 5 mg per hari (atau setara) SELAMA
LEBIH DARI 3 BULAN SEBAIKNYA DIBERI OBAT
PROPILAKSIS BIPHOSPONATE

29
yusri2008
KORTIKOSTEROID SISTEMIK
(Lanjutan)
KOMPLIKASI YANG DAPAT DITIMBULKAN:
1. SUPPRESSION OF ADRENAL FUNCTION
2. HYPERTENSION
3. POTASSIUM LOSS
4. DIABETES
5. OSTEOPOROSIS
6. MENTAL DISTURBANCES (PSYCHOSES, MOOD CHANGES,
EUPHORIA)
7. MUSCLE WASTING
8. FAT REDISTRIBUTION
9. PEPTIC ULCERATION
10. CUSHINGS SYNDROME
11. SUSCEPTIBILITY TO INFECTION (CANDIDOSIS, BACTERIAL
AND VIRAL INFECTION)
12. GROWTH SUPPRESION IN CHILDREN
13. NEOPLASM (LYMPHOMA)

30
yusri2008
AZATHIOPRINE
DIGUNAKAN UNTUK MENGURANGI EFEK
JANGKA PANJANG OBAT STEROID SISTEMIK
MERUPAKAN CYTOTOXIC
IMMUNOSUPPRESANT
TIDAK BOLEH DIBERIKAN TANPA
PENGAWASAN YANG MEMADAI
PENDERITA BERESIKO MENGALAMI
HAMBATAN PERKEMBANGAN BONE
MARROW, TERUTAMA PENDERITA YANG
MENGALAMI DEFISIENSI THIOPURINE
METHYLTRANSFERASE (TPMT) OLEH
KARENA ITU PERLU DILAKUKAN TES TPMT
SEBELUM MEMBERI AZATHIOPRINE
31
yusri2008
OBAT SISTEMIK LAIN
BEBERAPA OBAT YANG BANYAK DIGUNAKAN
DALAM KASUS ORAL MEDICINE:
DAPSONE
CICLOSPORIN
COLCHICINE
THALIDOMIDE
MYCOPHENOLATE
32
yusri2008
HARUS DIPERHATIKAN
Para klinisi harus waspada dalam meresepkan
formulasi obat topikal
Obat kumur dan obat semprot steroid tidak boleh
digunakan untuk terapi di rongga mulut, serta
tidak adanya jadwal penggunaan
Pasien harus diberitahu resiko pengobatan
33
yusri2008
34
yusri2008

Anda mungkin juga menyukai