Disusun Oleh : Kelompok 1 Annisa Ayu Qonita 25010111120042 Anggrayunita Rahma 25010111130100 Khairun Nisa 25010111130128 Tuti Nurhayati 25010111130162 Septiana Maharanti 25010111140286 Risnawati Valentina 25010111140315 Dara Lutfiana 25010111140326
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014 ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa penulis telah menyelesaikan Makalah Asuransi Kesehatan dengan membahas mengenai Jaminan dalam Asuransi Kesehatan. Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang-orang sekitar, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Semarang, Mei 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................... i Kata Pengantar .................................................................................... ii Daftar Isi .............................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Tujuan ....................................................................................... 1 C. Manfaat .................................................................................... 2 BAB II ISI A. Jaminan Biaya Medis ............................................................... 3 B. Jaminan Suplemental ............................................................... 8 C. Jaminan Disabilitas Pendapatan .............................................. 11 D. Jaminan Perawatan Jangka Panjang ....................................... 13 E. Paket Manfaat Fleksibel ........................................................... 17 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 19 B. Saran......................................................................................... 19 Daftar Pustaka ..................................................................................... 21 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kesehatan adalah suatu kebutuhan, terlebih pemeliharaan kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang tanpa membedakan status sosial dan ekonomi. Perkembangan pada kehidupan sosial ternyata berpengaruh pada perekonomian, termasuk biaya pemeliharaan kesehatan juga biaya pengobatan. Perkembangan kehidupan sosial bukan hanya berpengaruh terhadap pembiayaan kesehatan, namun juga mempengaruhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan. Kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang berkualitas menuntut adanya reformasi sistem kesehatan, terutama sistem pembayaran melalui asuransi kesehatan. Asuransi kesehatan pada hakikatnya akan memberikan manfaat pada saat tertentu, contohnya ketika sakit maka asuradur memberikan klaim, ataupun pada saat kecelakaan. Manfaat yang diberikan oleh asuransi kesehatan beragam kategori. Mulai dari jaminan biaya medis, jaminan suplemental, jaminan disabilitas pendapatan, jaminan perawatan jangka panjang dan juga paket manfaat fleksibel. Kesemuanya memberikan manfaat yang berbeda-beda, sehingga masyarakat dapat memilih program asuransi sesuai dengan manfaat apa yang akan diterima.
B. Tujuan Berdasarkan lata belakang di atas, maka malakah ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui jaminan biaya medis. 2. Untuk mengetahui jaminan suplemental. 3. Untuk mengetahui jaminan disabilitas pendapatan. 4. Untuk mengetahui jaminan perawatan jangka panjang. 2
5. Untuk mengetahui paket manfaat fleksibel.
C. Manfaat Manfaat yang diperoleh dari pembuatan maklah ini, yaitu: 1. Dapat diketahui jaminan biaya medis. 2. Dapat diketahui jaminan suplemental. 3. Dapat diketahui jaminan disabilitas pendapatan. 4. Dapat diketahui jaminan perawatan jangka panjang. 5. Dapat diketahui paket manfaat fleksibel.
3
BAB II ISI
A. Jaminan Biaya Medis 1. Jenis Asuransi Biaya Medis a. Asuransi biaya medis tradisional Ada dua jenis asuransi kesehatan apabila dilihat dari risiko- risiko akibat terganggunya kesehatan tertanggung. Pertama, asuransi yang memberikan manfaaat penggantian biaya perawatan akibat sakit maupun kecelakaan. Kedua, asuransi yang memberikan manfaat berupa sebagian pendapatan bagi tertanggung selama tertanggung mengalami sakit atau kecelakaan sehingga tidak dapat bekerja. Jenis yang pertama disebut biaya medis dan jenis yang kedua disebut asuransi ketidakmampuan berpenghasilan. Asuransi biaya medis tradisional mempunyai sistem pembayaran manfaat yang disebut fee for services. Artinya, penanggung akan membayar manfaat kepada tertanggung atau kepada penyedia layanan kesehatan (health provider) untuk setiap biaya perawatan kesehatan yang digunakan tertanggung. Dengan demikian, manfaat perawatan kesehatan diterima tertanggung sebelum pembayaran diterima penyedia layanan kesehatan. Ini berbeda dengan sistem managed care atau kapitasi dimana penyedia layanan kesehatan terlebih dahulu menerima pembayaran untuk biaya kesehatan sejumlah tertanggung selama jangka waktu tertentu.
b. Asuransi biaya medis dasar Pada awal perkembangannya, perusahaan asuransi menawarkan program asuransi biaya medis dengan jenis manfaat yang terbatas berupa manfaat perawatan dasar di rumah sakit yaitu biaya di rumah sakit perhari, biaya operasi dan 4
biaya jasa dokter yang masing- masing dibatasi sejumlah nominal tertentu. Seiring dengan meningkatnya permintaan akan program jaminan yang lebih luas, program asuransi biaya medis dasar semakin tidak popular.
c. Asuransi biaya medis utama Produk kesehatan tradisional yang selama ini banyak dijual perusahaan asuransi adalah asuransi biaya medis utama. Produk ini memberikan manfaat berupa penggantian biaya perawatan di rumah sakit, baik akibat sakit maupun kecelakaan dengan manfaat utama sama dengan manfaat pada asuransi biaya medis dasar. Manfaat asuransi biaya medis utama dibatasi sampai rupiah tertentu untuk masa asuransi tertentu, misalnya untuk manfaat biaya operasi, jaminan penggantian maksimum sebesar Rp 10.000,- per tahun. Untuk periode berikutnya jaminan dapat diperpanjang dengan maksimum manfaat kembali Rp10.000,- atau sesuai permintaan pemegang polis, dengan premi yang disesuaikan. Ada 2 macam paket utama asuransi biaya medis ini. Paket yang komprehensif menyediakan perlindungan untuk biaya rumah sakit sekaligus jaminan biaya medis utama dalam satu paket. Sedang paket medis tambahan dibuat untuk menambah paket yang menyediakan jaminan rumah sakit-bedah dasar.
2. Jenis Asuransi Biaya Medis menurut Metode Penyelesaian Klaim a. Reimbursment (Sistem Ganti Rugi) Pada sistem reimbursment, pemegang polis atau tertanggung membayar terlebih dahulu semua biaya perawatan selama tertanggung dirawat di rumah sakit. Keseluruhan biaya 5
ini seperti yang tertera pada kuitansi pembayaran ke rumah sakit, kemudian disampaikan kepada perusahaan asuransi untuk mendapatkan penggantian sesuai dengan cakupan dan batasan manfaat yang tercantum di dalam polis. Seringkali biaya yang dibayarkan tertanggung kepada rumah sakit lebih besar dari cakupan manfaat yang tercantum di dalam polis. Jika hal ini terjadi maka selisih antara biaya actual dengan biaya yang dicakup oleh polis menjadi beban pemegang polis atau tertanggung. Biaya ini disebut dengan Beban Sendiri (Excess Claim). b. Managed Care Berbeda dengan reimbursement, system managed care lebih disukai oleh pemegang polis atau tertanggung karena dalam system provider, pemegang polis disyaratkan untuk melakukan pembayaran terlebih dahulu kepada penanggung. Setelah perawatan di rumah sakit selesai dan tertanggung diperbolehkan langsung meninggalkan rumah sakit tanpa melakukan pembayaran. Jika biaya aktual lebih besar dari cakupan manfaat yang tercantum di dalam polis. Beban sendiri tetap akan ada. Dalam sistem managed care. Beban sendiri akan ditagihkan kepada pemegang polis oleh perusahaan asuransi.
3. Jenis Asuransi Biaya Medis Berdasarkan Batasan Manfaat yang Disantun oleh Perusahaan Asuransi a. Per Komponen Santunan Batasan manfaat asuransi biaya medis yang paling umum adalah batasan per komponen santunan per tahun. Batasan atas semua komponen santunan ini dinyatakan di dalam polis. Jika salah satu komponen santunan telah mencapai batas maksimum maka komponen santunan tersebut tidak mendapat penggantian dari perusahaan asuransi. Namun demikian, 6
pemegang polis masih dapat memperoleh penggantian untuk komponen santunan lainnya yang belum mencapai batas maksimum. b. Per Penyakit Per Tahun Batasan lain atas besarnya cakupan manfaat asuransi biaya medis adalah batasan per kasus penyakit per tahun. Pada pembatasan atas komponen santunan dikaitkan dengan jenis penyakit yang diderita oleh tertanggung. c. As Charge Dilihat sepintas, as charge dapat berarti tanpa batas, namun pengertian sebenarnya tidak seliberal seperti kata yang disandangnya. As charge sesungguhnya tidaklah tanpa batas sama sekali. Pada as charge memang tidak ada batasan atas komponen santunan dan per penyakit per tahun namun besarnya nominal yang dapat diklaim selama satu tahun tetaplah terbatas. Dalam pengertian ini, kata as charge lebih merujuk pada fleksibilitas pemilihan komponen santunan selama tidak melampaui batasan nominal per tahun yang telah ditetapkan.
4. Partisipasi biaya Partisipasi biaya mendorong para tertanggung untuk menekan biaya kesehatan sekecil mungkin sehingga dapat menimbulkan biaya klaim. Dua metode partisipasi biaya yang sering digunakan adalah deductible dan coinsurance. Deductible adalah sejumlah biaya kesehatan (klaim) yang menjadi beban peserta dan harus dibayar sebelum klaim tersebut diajukan dan dibayar oleh penanggung. Tujuan utama diterapkan deductible adalah untuk menekan biaya kesehatan dengan cara menghindari pelayanan yang tidak perlu. Koasuransi adalah kesepakatan antara penanggung dan tertanggung untuk membagi persentase tertentu biaya klaim, 7
misalnya 20% menjadi beban tertanggung dan 80% menjadi beban penanggung. Bertujuan untuk menekan biaya kesehatan dengan cara menahan keinginan tertanggung untuk mendapatkan pelayanan yang berlebihan dan untuk membatasi pelayanan yang dianggap tidak perlu.
5. Biaya yang dijamin Biaya yang dijamin oleh program asuransi kesehatan di Indonesia biasanya sebagai berikut: a. Biaya kamar dan makanan perhari di rumah sakit termasuk pelayanan keperawatan rutin. Manfaat ini dibatasi maksimum per hari sesuai dengan kelas kamar yang menjadi hak tertanggung sedangkan batasan hari per tahun sesuai dengan lama perawatan maksimal per tahun. b. Biaya pembedahan , meliput sebagai berikut: 1) Dokter bedah Penggantian biaya untuk dokter bedah tergantung dari jenis operasi yang dilakukan sesuai yang ditetapkan pada daftar pembedahan dengan batas smaksimum santunan yang ditetapkan. 2) Kamar bedah Penggantian biaya kamar bedah diberikan hanya sebatas santunan yang telah ditetapkan untuk tertanggung dengan batas maksimum penggantian sebesar 30% dari biaya dokter bedah. 3) Anestesi Penggantian biaya ahli anestesi diberikan hanya sebatas kelas santunan yang telah ditetapkan untuk tertanggung dengan batasan maksimum penggantian sebesar 25% dari biaya dokter bedah. c. Biaya obat- obatan selama perawatan dan biaya penunjang diagnosa. 8
d. Biaya kunjungan dokter yang merawat selama di rumah sakit. Manfaat ini dibatasi maksimum per hari sesuai dengan manfaat yang menjadi hak tertanggung, sedangkan batasan hariper tahun sesuai dengan lama perawatan maksimum per tahun. e. Biaya konsultasi ke dokter spesialis bila dianggap perlu. f. Biaya pengobatan untuk kejadian darurat akibat kecelakaan, termasuk perbaikan segera dari gigi- gigi sehat yang rusak akibat kecelakaan. g. Biaya ambulan adalah biaya yang dibebankan oleh suatu rumah sakit atau organisasi atas pemberian jasa ambulan untuk mengangkut tertanggung ke rumah sakit pada saat yang diperlukan medis. h. Biaya perawatan intensif terdiri dari perawatan intensif umum ICU atau perawatan intensif penyakit jantung ICCU. Manfaat ini biasanya ditanggung sampai maksimum jumlah hari atau rupiah tertentu atau kombinasi keduanya. i. Biaya konsultasi dokter dan obat- obatan setelah dirawat di rumah sakit.
B. Jaminan Suplemental 1. Pengertian Asuransi tambahan adalah tambahan atau asuransi tambahan yang dapat dibeli untuk membantu Anda membayar layanan dan out of pocket biaya yang asuransi biasa tidak menutupi. Suplemen adalah sesuatu yang ditambahkan untuk melengkapi sesuatu, menutup kesenjangan, atau memperluas atau memperkuat keseluruhan. Definisi ini diambil dari The American Heritage Dictionary of the English Language, third Edition, memberikan gambaran yang rinci tentang alasan keberadaan dan popularitas dari banyak bentuk asuransi kesehatan suplemen. Secara sederhana dijabarkan bahwa banyak konsumen yang mempunyai keinginan yang kuat untuk membeli asuransi suplemen 9
karena akan memperkaya asuransi kesehatan. Perluasan asuransi kesehatan atau program jaminan pegawai dari apa yang sudah mereka miliki saat ini dapat dikembangkan dengan menyediakan tambahan perlindungan pada tingkat harga yang terjangkau dengan mempertimbangkan risiko yang paling meresahkan mereka. Lebih dari itu, produk yang termasuk dalam klasifikasi ini telah siap tersedia dan mudah dibeli. Pasar asuransi suplemen memainkan peran melebihi dari hanya memenuhi kebutuhan konsumen saat ini. Asuransi supplemental menyediakan perusahaan asuransi dengan wadah untuk mengembangkan pasar asuransi kesehatan yang baru. Contohnya, produk asuransi nursing home tahun 1970 dipertimbangkan sebagai asuransi kesehatan suplemen. Produk-produk tersebut hanya menyediakan cakupan untuk nursing home terlatih setelah keluar dari rawat inap rumah sakit. Karena perusahaan asuransi sudah terbiasa dengan risiko ini, cakupan secara bertahap diperluas. Saat ini, produk asuransi nursing home telah berkembang secara perlahan menjadi asuransi perawatan jangka panjang yaitu sebuah produk yang berdiri sendiri. Asuransi gigi dan penglihatan saat ini dipertimbangkan sebagai bagian dari pasar asuransi suplemen, meskipun secara perlahan asuransi ini dimasukan dalam paket dasar kesehatan grup. Beberapa rencana asuransi tambahan akan membayar biaya pengobatan out of pocket, seperti deductible, copayments dan coinsurance. Rencana tambahan lainnya dapat dibayarkan selama periode waktu atau diberikan kepada Anda dalam satu lump sum. Kas dapat digunakan untuk membayar gaji, transportasi yang berhubungan dengan kondisi kesehata atau digunakan untuk membayar makanan, obat-obatan dan biaya tak terduga lainnya yang dimiliki karena penyakit atau cedera.
10
2. Manfaat Manfaat asuransi tambahan manfaat opsional di samping manfaat asuransi dasar. Oleh karena itu, seorang individu memiliki opsi untuk membeli asuransi tambahan. Seorang individu dapat mendaftarkan diri dalam rencana asuransi tambahan sementara saat ini memegang polis asuransi primer melalui operator komersial. Rencana tambahan dapat membayar untuk setiap biaya di luar cakupan program kesehatan dasar individu. Misalnya, rencana asuransi tambahan dapat menutupi deductible dan membayar, dimana kebijakan utama tidak dapat memberikan cakupan. Polis asuransi primer dan polis asuransi tambahan dapat dikeluarkan oleh operator yang sama atau operator yang berbeda. Selain itu, kebijakan tambahan dapat dibeli melalui program yang disponsori. 3. J enis Berbagai jenis kebijakan asuransi tambahan dapat memberikan berbagai manfaat. Ada kebijakan kanker, kebijakan kecelakaan dan kebijakan cacat. Perbedaan antara kebijakan ini meliputi jenis manfaat medis yang terkait dengan kebijakan. Misalnya, kebijakan kanker dapat mencakup kemoterapi dan radiasi, padahal kebijakan kecacatan dapat memberikan cakupan untuk upah yang hilang akibat cedera atau penyakit. 4. Pembayaran Manfaat Berbeda dengan polis asuransi utama, banyak kebijakan asuransi tambahan memungkinkan pembayaran harus dilakukan langsung kepada pemegang polis. Pembayaran di bawah polis asuransi primer umumnya dibuat ke dokter atau fasilitas perawatan kesehatan . Pembayaran asuransi tambahan dapat mencakup upah yang hilang akibat kondisi medis tertentu, dan manfaat asuransi tambahan selanjutnya dapat menutupi biaya selain biaya pengobatan. 5. Biaya 11
Karena polis asuransi kesehatan tambahan biasanya memberikan manfaat lebih rendah dari kebijakan utama, premi untuk manfaat tambahan umumnya lebih rendah daripada biaya untuk mempertahankan manfaat asuransi utama. Kondisi yang sudah ada. Banyak kebijakan asuransi utama tidak memberikan pembayaran biaya medis untuk kondisi yang sudah ada sebelumnya. Biasanya ada masa tunggu sebelum pembawa asuransi akan memungkinkan pembayaran untuk biaya-biaya tersebut. Di sisi lain, rencana asuransi tambahan dapat memberikan pembayaran untuk biaya yang berkaitan dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya tanpa masa tunggu.
C. Jaminan Disabilitas Pendapatan Sejak tahun 1875, establishment funds (Dana Bersama) di Amerika mulai banyak terbentuk. Dana bersama tersebut merupakan mutual benefit associations, semacam serikat pekerja, dari suatu firma (employer) yang dapat berbentuk perusahaan atau bentuk badan hukum lainnya. Manfaat yang diberikan Dana Bersama umumnya diberikan sebagai dana kematian dan disabilitas dalam jumlah yang relatif kecil. Di akhir abad ke19, gerakan penghimpunan Dana Bersama ini dinilai tidak memadai karena terbatasnya jumlah peserta yang memenuhi syarat ikut serta karena sifat kepesertaan yang sepenuhnya sukarela. Hambatan lain adalah iuran yang rendah sehingga dana yang terkumpul tidak mencukupi untuk membayar santunan yang dijanjikan. Akibatnya peserta tidak merasakan manfaat bergabung ke dalam Dana Bersama dan memilih berhenti, sehingga jumlah peserta yang sudah sedikit semakin sedikit akibat berkurangnya jumlah peserta yang tetap bergabung. Mengikuti berakhirnya Perang Dunia I, industri asuransi disabilitas tumbuh pesat dan banyak perusahaan memasuki bisnis ini. Satu perkembangan yang kemudian akhirnya menyebabkan kerugian finansial yang serius bagi banyak perusahaan adalah munculnya 12
definisi bebas (liberal) tentang disabilitas, terutama pada pasalpasal tambahan tentang perlindungan asuransi disabilitas sebagai rider atau yang ditumpangkan pada kontrak asuransi jiwa. Besarnya ganti rugi secara normal adalah presentase besarnya asuransi jiwa yang dicantumkan. Namun sayangnya, bahasa kontrak dan underwriting tidak membedakan secara cermat antara resiko disabilitas dan resiko asuransi jiwa. Karena jenis tunjangan disabilitas pada polis asuransi jiwa ini lebih ditulis terutama oleh perusahaan dengan ketrampilan asuransi jiwa daripada ketrampilan asuransi disabilitas, maka elemen elemen proteksi yang penting menjadi hilang. Beberapa tipe kontrak ini mengandung ketetapanketetapan disabilitas yang meningkatkan besarnya tunjangan disabilitas secara substansial ketika seorang individu masih mengalami disabilitas untuk waktu yang lebih lama. Akibatnya, motivasi dan insentif untuk sehat secara substansial berkurang. Ini mungkin adalah bukti nyata pertama dalam bisnis disabilitas tentang sifat subyektif penentuan disabilitas, dan memang, hal ini secara normal agak berbeda dari penentuan secara obyektif tentang kematian untuk pembayaran asuransi jiwa. Keinginan untuk bekerja, yang dipercepat atau diperlambat oleh iklim ekonomi, merupakan faktor tunggal yang paling nyata yang membedakan asuransi disabilitas dari asuransi jiwa. Walaupun iklim ekonomi merupakan variabel kunci yang mempengaruhi kualitas keinginan untuk bekerja, lingkungan sosial dan sikap masyarakat, ketika mereka berbeda dari satu segmen masyarakat ke masyarakat lain dan ketika mereka berubah dengan waktu, akan mempunyai dampak yang langsung terhadap pengalaman disabilitas. Sampai tahun 1917, asuransi disabilitas pendapatan (disability income) ini yang membayar manfaat ketika peserta sakit, yang bukan karena kecelakaan kerja atau penyakit akibat pekerjaan yang dijamin oleh pemerintah melalui UU Kecelakaan Kerja tahun 1908, merupakan satu-satunya jenis asuransi kesehatan yang ditawarkan perusahaan asuransi. Pasar asuransi kesehatan penggantian upah ini tidak 13
mengalami perubahan berarti di Amerika sampai 40 tahun kemudian. Di tahun 1940an, empat negara bagian Amerika (Rhode Island 1942, California 1946, New Jersey 1948, dan New York 1949) mewajibkan asuransi disabilitas pendapatan jangka pendek (short term disability income insurance) di negara bagian tersebut. Seperti yang telah dijelaskan, beberapa negara bagian Amerika mewajibkan perusahaan untuk mengasuransikan disabilitas pendapatan jangka pendek bagi karyawannya. Kewajiban tersebut membuat perusahaan asuransi berupaya mencari pasar baru dengan menawarkan asuransi sejenis tetapi bersifat jangka panjang (long- term) yang memberikan manfaat sampai lima tahun. Akan tetapi, asuransi ini hanya ditawarkan kepada pekerja dengan upah yang tinggi seperti penyelia dan manajer. Pada saat ini di Amerika, asuransi disabilitas pendapatan jangka panjang yang memberikan manfaat asuransi sampai usia pensiun (65 tahun), ketika pensiun wajib yang disediakan Pemerintah Federal sudah menjadi hak pekerja tersebut.
D. Jaminan Perawatan Jangka Panjang Proyeksi penduduk Indonesia yang disusun oleh Kantor Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional beserta Badan Pusat Statistik menyatakan tingkat harapan hidup penduduk Indonesia diestimasikan meningkat mencapai 73,7 tahun pada tahun 2025 dari 69 tahun pada tahun ini. Data statistik Indonesia juga mengatakan trends angka fertilitas total Indonesai semakin menurunnya, dari 2,80 untuk tahun 1992, 2,34 untuk tahun 1997, dan 2,27 untuk tahun 2000. Di Negara maju, bagi lansia yang tidak bekerja diberi jaminan dan berbagai fasilitas yang memadai termasuk asuransi kesehatan dan asuransi perawatan jangka panjang. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia hampir tidak ada jaminan hari tua dari pemerintah atau lembaga asuransi karena penduduk umumnya tidak mempunyai asuransi hari tua. Karena itu, apabila dukungan anak dan kerabatnya berakhir, hampir pasti kualitas kehidupan lansia itu menurun drastis. 14
Mengingat belum tersedianya jaminan hari tua dari pemerintah atau lembaga asuransi, khususnya perlindungan untuk biaya perawatan jangka panjang, kehadiran asuransi perawatan jangka panjang tentunya sangat diperlukan dalam melindungi seseorang dari seluruh biaya perawatan jangka panjang yang tinggi termasuk membayar jasa perawat, terapis serta ahli gizi selama perawatan jangka panjang. Seseorang dikatakan membutuhkan perawatan jangka panjang jika dia membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan seluruh atau beberapa aktivitas kehidupan sehari-hari (activities of daily living) seperti bangun atau berdiri serta duduk dari kasur atau kursi, memakai baju, mandi, makan, pergi ke toilet, berjalan, maupun melakukan diet kesehatan. Seseorang yang memerlukan perawatan jangka panjang sejatinya tidak dalam keadaan sakit. Pada asuransi perawatan jangka panjang, seseorang dapat bertransisi dari status sehat ke beberapa status tingkat perawatan jangka panjang atau bahkan meninggal. Model multi status sangat sesuai untuk memodelkan asuransi perawatan jangka panjang dengan banyak status. Beberapa penulis telah mengkaji model multi status dalam tulisan mereka. Haberman membahas penyelesaian permasalahan model multi status dengan memanfaatkan suatu tabel decrement (Haberman, 1983), kemudian dalam tulisan berikutnya Haberman memberikan suatu alternatif penyelesaian menggunakan asumsi model Markov (Haberman, 1984), dalam hal ini diasumsikan bahwa diantara masing-masing status selalu terdapat suatu intensitas transisi, oleh karena itu pendekatan ini sering disebut sebagai transition intensities approach (TIA). Para peneliti telah membandingkan antara kedua pendekatan tersebut dan cenderung menyimpulkan bahwa TIA lebih baik, hal ini seperti yang pernah dilakukan oleh Waters (Walters, 1984). Salah satu alasannya adalah karena sifat stokastik model multi status dapat dengan baik diilustrasikan oleh TIA. Penerapan model multi status berdasarkan 15
model Markov dalam produk asuransi kesehatan dibahas dalam Haberman, et al., 1999. Peluang seorang yang berusia lanjut atau diatas 60 tahun untuk bertransisi dari suatu status kesehatan ke status kesehatan yang lain pada waktu yang akan datang diperlukan bagi perusahaan asuransi dalam penghitungan besar premi asuransi perawatan jangka panjang. Model markov banyak digunakan sebagai dasar analisis dan pengembangan model peluang transisi, dimana peluang seorang untuk bertransisi dari suatu status kesehatan ke status kesehatan yang lain pada waktu yang akan datang hanya tergantung pada keadaannya saat ini saja. Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia atau 60 tahun keatas pasti akan mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perubahan: (1) perubahan penampilan pada bagian wajah, tangan, dan kulit, (2) perubahan bagian dalam tubuh seperti sistem saraf : otak, isi perut : limpa, hati, (3) perubahan panca indra : penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan (4) perubahan motorik antara lain berkurangnya kekuatan, kecepatan dan belajar keterampilan baru. Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh juga pada aktivitas ekonomi dan sosial mereka. Tetapi dengan menjaga pola makan yang baik dan berolahraga secara teratur, orang-orang dengan usia lanjut dapat memperlambat perubahan yang terjadi sehingga dapat memiliki usia biologis yang jauh lebih muda dari usia kronologis. Dengan demikian fungsi hazard bagi orang-orang dengan usia lanjut dapat dianggap masih dalam kondisi konstan seperti pada orang-orang usia produktif. Atau intensitas transisi status kesehatan untuk orang-orang yang berusia lanjut dapat diasumsikan konstan. Penambahan asumsi intensitas transisi konstan pada model markov, berarti pula bahwa model markov bersifat stasioner atau time-homogeneous, yaitu 16
peluang transisinya hanya bergantung kepada selang waktu perpindahannya saja dan tidak bergantung kepada waktu awal. ECFR mengatur dan mengurangi biaya perawatan kesehatan untuk jangka panjang dalam dua cara : 1. Melalui kerjasama dengan program discharge planning untuk mengidentifikasi pasien dengan perawatan akut RS yang berhasil dipindahkan ke SNI yang tepat dan murah 2. Dengan menyediakan preadmission review dan CSR untuk admisi ke Skilled nursing home Asuransi sosial Long Term Care ini baru dikembangkan di beberapa negara yaitu Jerman (UU Asuransi Ketergantungan, 1995), Jepang (April, 2000), Singapura (September 2002) sedangkan perorangan di USA, sebagai akibat krisis fiskal yang dihadapi masyarakatnya. Pada hakekatnya, Indonesia dapat melaksanakan asuransi ini secara nasional karena hanya mencakup 17,7 juta orang tua, namun seperti negara lain, pemerintahpun hendaknya turut serta dalam pembiayaan usia lanjut ini, demi kesejahteraan para usia lanjut di Indonesia. Diperhitungkan jika semua orang yang mulai tua dan sudah tua membayar iuran, asuran sosial ini akan dapat terlaksana. Di Jepang jaminan perawatan jangka panjang ini diberlakukan sejak April tahun 2000. Di Jepang, yang membayar premi jaminan perawatan jangka panjang adalah warga yang berusia 40 tahun ke atas, namun baru berhak memperoleh perawatan setelah berusia 65 tahun jika memerlukannya. Besaran premiumnya berdasarkan persentase gaji (17 % untuk 65 tahun ke atas dan 33 % bagi 40 64 tahun) yang ditentukan oleh masing masing kota sesuai dengan fasilitas yang tersedia . Penderita gangguan ADL (Activities of Daily Living) ini dapat menggunakan fasilitas pemerintah atau swasta, setelah disahkan terlebih dulu oleh dinas perkotaan. Jaminan untuk perawatan jangka 17
panjang ini dibiayai Penjamin 45 % dan dibantu Pemerintah sebesar 45 % (terbagi lagi masing masing 45 % oleh pemerintah pusat dan daerah) dan 10 % oleh si penderita untuk servis pelayanan. Suatu model asuransi perawatan jangka panjang Indonesia dapat dibentuk dengan mengadopsi sistem sosial asuransi perawatan jangka panjang di Jerman (Arntz, et al., 2007), yaitu Model Markov Multi Status. Model asuransi perawatan jangka panjang Indonesia sebagai program perlindungan terhadap perawatan jangka panjang untuk jangka waktu tertentu yang dijual pada waktu peserta pensiun, manfaat diberikan jika peserta asuransi memerlukan perawatan jangka panjang, berupa biaya pengobatan dan perawatan jangka panjang Seseorang berada pada status awal yaitu sehat, yang kemudian dapat bertransisi ke status perawatan jangka panjang, meninggal, ataupun tetap sehat. Diasumsikan seseorang yang berada pada status perawatan jangka panjang, tidak dapat bertransisi ke status perawatan jangka panjang dengan tingkat yang lebih rendah ataupun ke status sehat. Seseorang yang berada pada status perawatan jangka panjang hanya dapat bertransisi ke status perawatan jangka panjang dengan tingkat lebih tinggi atau mati
E. Paket Manfaat Fleksibel Asuransi kesehatan adalah salah satu hal penting yang harus dimiliki manusia selama hidupnya. Dari 4 macam jaminan asuransi yang telah dibahas di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap asuransi atau jaminan kesehatan memiliki lingkup dan manfaat sendiri-sendiri walaupun kadang ada salaf tafsir dalam pemaknaannya. Manfaat yang didapat dari masing masing jaminan adalah sebagai berikut: 1. Jaminan biaya medis Jaminan biaya medis bermanfaat untuk penggantian biaya pengobatan selama sakit. Besarnya penggantian oleh penanggung sesuai dengan kesepatan awal saat tertanggung memilih asuransi 18
tersebut. Setidaknya dengan adanya jaminan ini tertanggung dapat diringankan dalam masa pengobatan di rumah sakit, pembelian obat, dan beberapa biaya yang sudah dijelaskan sebelumnya pada pembahasan biaya medis. 2. Jaminan suplemental Jaminan suplemental adalah jaminan tambahan, jaminan ini beragam bentuknya. Sehingga manfaatnya bergantung pada macam jaminan supplemental itu sendiri. Misal, untuk jamian supplemental perawatan di rumah pada tahun 1970, maka penanggung akan menanggu biaya untuk nursing home karena pada saat itu nursing home bukan merupakan produk dari jaminan biaya medis. Pada intinya jaminan suplemental adalah layanan jaminan yang diberikan kepada tertanggung di luar jaminan biaya medis. 3. Jaminan disabilitas pendapatan Jaminan disabilitas pendapatan adalah jaminan yang didapat oleh pekerja yang sakit bukan akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. Manfaat dari jaminan ini adalah memberikan kompensasi ketika pekerja sedang tidak bekerja. 4. Jaminan perawatan jangka panjang Jaminan perawatan jangka panjang diberikan kepada warga negara yang sudah berumur 40 tahun tetapi baru berhak untuk mendapatkan perawatan setelah 65 tahun. Jaminan ini diharapkan dapat membantu orang-orang tua yang sudah tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap untuk mengakses dan mendapatkan perawatan kesehatan tanpa harus merepotkan atau menjadi beban bagi kaum muda.
19
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Jaminan dalam asuransi kesehatan ada beragam kategori, yaitu disesuaikan dengan kebutuhan peserta asuransi. 2. Jaminan dalam asuransi kesehatan ada 5 macam, yaitu jaminan biaya medis, jaminan disabilitas pendapatan, jaminan suplemental, jaminan perawatan jangka panjang dan paket manfaat fleksibel. 3. Jaminan biaya medis bermanfaat untuk penggantian biaya pengobatan selama sakit. Besarnya penggantian oleh penanggung sesuai dengan kesepatan awal saat tertanggung memilih asuransi tersebut. 4. Jaminan suplemental adalah jaminan tambahan, jaminan ini beragam bentuknya. Sehingga manfaatnya bergantung pada macam jaminan supplemental itu sendiri. 5. Jaminan disabilitas pendapatan adalah jaminan yang didapat oleh pekerja yang sakit bukan akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. Manfaat dari jaminan ini adalah memberikan kompensasi ketika pekerja sedang tidak bekerja. 6. Jaminan perawatan jangka panjang diberikan kepada warga negara yang sudah berumur 40 tahun tetapi baru berhak untuk mendapatkan perawatan setelah 65 tahun. Jaminan ini diharapkan dapat membantu orang-orang tua yang sudah tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap untuk mengakses dan mendapatkan perawatan kesehatan tanpa harus merepotkan atau menjadi beban bagi kaum muda.
B. Saran 1. Makalah ini lebih banyak membahas konsep umum dari jenis jaminan dalam asuransi kesehatan, sehingga perlu dibutuhkan 20
referensi lagi tentang proyeksi jaminan dalam asuransi kesehatan khususnya di Indonesia.
21
DAFTAR PUSTAKA
Bihari, Michael. 2014. Supplemental Insurance-Should I Buy Supplemental Health Insurance?. http://healthinsurance.about.com/od/healthinsurancebasics/a/suppl emental_insurance.html (diakses pada 19 Mei 2014) Ilyas, Yaslis. 2000. FRAUD: Biaya Terselubung Pelayanan Kesehatan. Edisi Mei 2000. Jakarta: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI- PT.ASKES Indonesia. Iskandar, Kasir. 2005. Produk-produk Asuransi Kesehatan, Dasar-dasar Asuransi Kesehatan Bagian B. Edisi Agustus 2005. PAMJAKI. Nadjib, M. 2000. Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan, Bagian B. Jakarta: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI-PT.ASKES Indonesia. Nurbaiti. 2005. Administrasi Klaim, Dasar-dasar Asuransi Kesehatan Bagian B. Edisi Agustus 2005. PAMJAKI. Tesis oleh R. Kusumawati, dan Gunardi, Pemodelan Intensitas Transisi dan Peluang pada Asuransi. Yogyakarta : UNY dan UGM. Thabrany, Hasbullah. 2011. Asuransi Kesehatan Nasional. PAMJAKI.