Asumsikan kita punya cerita yg menarik, komedi,sebuah slice of life atau apapun itu, kita ingin meng-animasikan-nya, kemudian belajar
software 3d animasi untuk itu, pertanyaannya : apa harus 3d?, tidak ada salahnya, 3d memang keren dan hebat, tapi perlu diingat, akar (root) dari
animasi adalah "storytelling" - sedangkan software adalah sekedar alat bantu dalam memvisualkan apa yg akan kita ceritakan, - ambil contoh crayon
shin-chan, kalau mau kita nilai, gambar / visual animasi yg ditawarkan seperti karakter terkesan asal-asalan dalam menggambarnya, tapi kok laku?
kenapa banyak orang yg suka? tentu saja karena ceritanya, - secanggih apapun gambar yg dibuat, kalau ceritanya tidak menarik - ya basi lah.
Artikel ini menawarkan solusi lain untuk membuat animasi, dimana dengan cara ini beberapa prinsip animasi dapat kita coba dengan cara langsung
menggambarnya, artikel ini bukan tutorial, tapi sebuah konsep / garis besar dimana diharapkan pembaca akan bisa lebih kreatif lagi mengembangkan
konsep ini setelah membaca dan mencobanya.
- Edy -
1. Berbasis software
Pada file svg ini kita akan dapatkan 3 layer dimana pada setiap
layer-nya memiliki fungsi yg berbeda:
1. save_frame
layer save_frame seperti namanya, hanya berisi template save
frame dalam bentuk jpg untuk ukuran PAL (720x576)
2. key
layer ini berisi panduan berupa kurva dan garis penanda
(sebagai key) yang nantinya akan membantu kita dalam timing
(bola ini kenyal) dan dalam meletakkan posisi.
3. animation
layer ini berisi objek animasinya berupa bola yang kemudian
disusun berdasarkan key, dan diberi effek stretch and squash,
perhatikan baik-baik keadaan bola per-key-nya, semakin rapat
jarak antar bola berarti nantinya animasi bola akan terlihat
melambat (ease in and out)
Untuk menjadikan urutan bola-bola ini sebagai sequence,
file: timing.blend
Walkcycle
– Directory Output
– Tombol “Do Sequence” Aktif
– Gunakan PAL (sesuai kebutuhan)
– format output (sesuai kebutuhan)
– perhatikan FPS
Sekarang asumsikan, kita memiliki sebuah sequence png dari inkscape, kita lihat dahulu, apakah sequence itu frame by frame atau pose to pose,
Untuk pose to pose, masukkan satu per satu, kemudian disusun dan di
atur jumlah frame per gambarnya
Untuk frame by frame, masukkan keseluruhan sequence dengan cara
menekan tombol A pada keyboard. Ingat, ketika kita menggunakan cara
ini, berarti 1 gambar = 1 frame.
Sequence dan image yg kita buka akan menjadi bar di channel, dimana
kita bisa men-drag-drop bar tersebut seperti pada 3d scene editor,
gunakan tombol G untuk menggerakkannya, pastikan untuk memilih
area yg tepat pada bar untuk menggerakkannya.
Untuk scale sequence dan image, kita bisa menggunakan handler yang
terletak di samping kiri dan kanan bar bergambar panah gunakan tombol
G untuk menariknya, perlu diperhatikan, jika sequence kita adalah frame
by frame, maka jika kita menarik handler bar-nya, yang menjadi lebih
panjang durasi framenya hanya gambar paling akhir, tidak keseluruhan
dari sequence tersebut.
Effect
Tidak akan dijelaskan satu per satu, tapi pada dasarnya ada beberapa
effect yg membutuhkan 2 bar untuk bisa digunakan, seperti Alpha under,
jika kita lihat pada animasi burung di awal, ia menggunakan 3 bar,
background, pose, dan effect dimana fungsi effect disini sebagai
pengaktif alpha channel yg ada di gambar burung sehingga background
langit akan terlihat,
cara menggunakan effect alpha under cukup mudah, kita hanya perlu
memilih 2 bar yg bertumpuk (pastikan bat yg diatas memiliki alpha
channel/transparansi) kemudian kita beri effect alpha under, secara
otomatis effect ini akan mengikuti panjang bar paling atas.
Jika semua sudah siap, yg perlu dilakukan adalah cek ulang setting
output, end frame, dan FPS, kemudian Render!
Selamat Mencoba!
* Hasil render avi dari semua animasi dalam tutorial ini menggunakan
codec Xvid dimana codec ini bisa melakukan kompresi yg membuat avi
menjadi lebih kecil (bytes) tapi dengan konsekuensi penurunan kualitas
gambar, penurunan ini tidak berhubungan dengan penggunaan blender
sebagai compositor.