Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PERANCANGAN RELE UTAMA DAN

RELE PENDUKUNG SISTEM PROTEKSI


MOTOR
D
I
S
U
S
U
N

OLEH

RAHMAT HABIB POHAN
NIM: 1105031037

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2014
1. Jelaskan ada berapa jenis yang anda ketahui relay yang digunakan untuk pengaman
motor?
2. Uraikan 1 jenis dari jenis yang anda tulis nomor 1 antara lain :
a. Jenis gangguan yang dapat diamankan relay tersebut sebagai relay utama dan
relay pembantu
b. Jelaskan penampilan atau karakteristik dari relay yang dimaksud lengkapi dengan
katalog atau hasil penelitian atau paper dari internet
c. Buat kesimpulan carakerja, cara pengesetan, dan perakitan relay yang dimaksud
Penyelesaian:


1. Jenis relay yang digunakan untuk pengaman motor sebagai berikut:
Reverse Phase (No Relay : 46)
Bertujuan ; Sebagai pengaman terhadap kerja balik fasa,ataupun daya pembalik pada
motor
Manfaat proteksi : Untuk keseimbangan terhadap fasa masukan dengan keluaran
dimana daya pembaliknya tetap stabil. Atau Pergerakan awal untuk
motor pada waktu start.
Phase Sequence Voltage Relay (No Relay : 47)
Bertujuan ; Sebagai pengaman tegangan agar dapat di urutkan fasa nol serta pengaman
gangguan langsung tanah
Manfaat proteksi : Untuk penanggulangan gangguan pada fasa ke fasa terhdap tanah
secara simetri. Memngatasi arus bocor yang melalui gangguan
langsung ke tanah ataupun tidak ke tanah.
Thermal Relay (No Relay : 49)
Bertujuan ; mengatasi beban lebih ataupun arus yang timbul akibat hubung singkat.
Manfaat proteksi : Untuk pengasutan pada motor atau pun pengereman yang terjadi
akibat beban yg melebihi batas, atau juga dapat di katakan arusnya
melebihi batas arus nominalnya.
Instantaneous Overcurrent (No Relay : 50)
Bertujuan ; Untuk mengatasi gangguan yang dekat ke sumber ketika arus gangguan
tinggi, waktu operasi kira-kira 10 mS
Manfaat proteksi : Mengatasi gangguan seimbang atau pun tak seimbang di dalam suatu
saluran transmisi agar tetap dalam keadaan normal.
AC Time Overcurrent Relay (No Relay : 51)
Bertujuan ; Sebagai pengaman bagi arus besar dengan waktu yang telah di set agar relay
bekerja denga cepat.
Manfaat proteksi : Untuk pengoperasian pada saat arus melebihi batas minimunnya.
atau untuk hal ini beroperasi pada saat arus besar.


2. Thermal Relay (No Relay : 49)
a. Jenis gangguan yang dapat diamankan Thermal relay sebagai relay utama
adalah:
Temperatur ambein yang tinggi
Dampak pada motor : Temperatur lingkungan yang tinggi sangat
mempengaruhi kenaikan temperatur dari motor itu sendiri. Dampaknya
pada motor adalah setiap persen kenaikan suhu ambein akan mengakibatkan
kenaikan temperatur motor sekian persen.
Siklus kerja yang tinggi
Dampak pada motor : Kondisi ini mengakibatkan umur motor yang tidak
akan lama karena motor terbiasa dibebani dengan beban yang berat dalam
kurun waktu yang melewati prosedur kerja optimalnya. Lambat laun motor
akan cepat panas sehingga kondisi isolasinya akan memburuk serta
kumparan yang panas akan terbakar juga.
Jogging
Dampak pada motor : Pengoperasian motor dengan variasi beban yang
ekstrim akan berdampak menaiknya suhu atau temperatur motor tersebut
pada beban puncak. Selain itu, arus motor juga bisa meningkat. Namun ada
kalanya dengan momen beban puncak yang sesaat saja hanya
mengakibatkan arus subsquen yang rendah pada operasi normal dan tidak
melebihi batas normal sehingga dipakai thermistor sebagai pengamannya,
terutama pada motor-motor kecil.

Jenis gangguan yang dapat diamankan Thermal relay sebagai relay pembantu
adalah:
Kegagalan phasa (phasa terbuka)
Dampak pada motor : Penyebab dari hilangnya phasa atau terbukanya
phasa adalah karena PMS terbuka, konektor atau konduktor terbuka
sehingga motor menjadi bekerja dengan keadaan tegangan tidak seimbang
(terutama motor 3 phasa).Hal ini akan mengakibatkan arus yang melewati
masing-masing kumparan motor menjadi tidak seimbang dengan beda
phasa yang sangat jauh, akibatnya kumparan akan panas dan kecepatan
motor juga akan mengalami perubahan.
Intinya, motor tidak lagi mampu mencapai kemampuan kerja normalnya,
apalagi untuk pemakaian yang terus menerus sehingga akhirnya efisiensi
motor akan berkurang.
Tegangan kurang
Dampak pada motor: Gangguan ini pada motor akan berakibat
meningkatnya arus dan terjadinya kegagalan pengasutan atau rotor terkunci
untuk mencapai rating kecepatan normal motor atau bahkan motor akan
kehilangan kecepatannya dan mungkin akan berhenti berulang.
Pembalikan phasa
Dampak pada motor: Kondisi ini disebabkan oleh perubahan phasa dan
ketidak seimbangan sistem pada suplai atau sirkit sumber sehingga muncul
arus dan tegangan urutan negatif. Dampaknya adalah kumparan akan panas
dan munculnya fluks pada celah udara motor. Selain itu motor juga akan
berputar kearah yang berlawanan dari yang seharusnya.
Beban lebih dan atau beban berkurang
Dampak pada motor : Kondisi ini terjadi saat motor diberikan beban yang
melebihi dari kemampuannya dan atau motor juga diberi beban yang kurang
dari kemampuan normalnya. Dampaknya adalah motor akan menyerap arus
yang besar dari sumber untuk dapa terus mempertahankan putarannya yang
sempat turun akibat pembebanan yang berlebih tersebut. Hal ini
mengakibatkan munculnya arus lebih yang mengancam keamanan
kumparan motor yang bisa panas dan terbakar

Jamming
Dampak pada motor : Kemacetan karena beban ataupun lingkungan sekitar
operasi motor. Dampaknya adalah arus yang meningkat dan temperatur
motor yang meningkat.
Momen inersia yang tinggi (Wk
2
)
Dampak pada motor : Kondisi ini adalah dimana motor mengalami putaran
yang tinggi yang mungkin disebabkan terlepasnya beban secara tiba-tiba
karena beberapa kesalahan. Dampaknya yaitu motor akan terhentak keras
dan arus akan menigkat menghasilakan panas pada kumparan motor.

b. Karakteristik Thermal Relay










Motor induksi 3 fasa mempunyai 2 (dua) bagian utama :
a. Bagian yang tidak bergerak (stator)
b. Bagian yang bergerak (rotor).
Bagian stator dipisahkan dari bagian rotor oleh cela udara dengan jarak antara 0,4
mm sampai 4 mm, tergantung pda daya motor yang bersangkutan.
Stator terdiri dari rangka baja yang menyangga inti berongga berbentuk silindris,
inti ini dibuat dari laminasi-laminasi. Sejumlah slot yang terdisitribusi merata terdapat
pada lingkaran bagian dalam dari inti, sebagai tempat belitan/kumparan stator. Bagian
rotor juga terbuat dari laminasi-laminasi besi baja yang di pres satu dengan lainnya serta
dibuat alur-alur (slot) sebagai tempat kumparan rotor. Ada 2 (dua) jenis belitan rotor
yaitu :
1. Rotor sangkar
Rotor sangkar terbuat dari batangan-batangan tembaga telanjang, yang sedikit
lebih panjang dari rotor itu sendiri dan dipress kedalam slot (alur) rotor. Kedua
ujung-ujung batang tembaga ini disolder pada cincin tembaga, sehingga batangan
tembaga tersebut terhubung singkat.
Konstruksi dari batangan tembaga dan cincin tembaga menyerupai sangkar, sehingga
dinamakan rotor sangkar. Untuk motor-motor induksi ukuran kecil dan menengah,
batangan-batangan dan cincin hubung singkat terbuat dari aluminium tuang, yang
dicetak sedemikian rupa sehingga menjadi bagian yang menyatu. Pada gambar 2.1
gambar yang menunjukan jenis rotor sangkar.

Gambar 2.1 Rotor Jenis Sangkar (squirrel cage)
2. Rotor bellitan
Rotor belitan mempunyai belitan fasa tiga, yang mirip dengan belitan stator.
Belitan-belitan ini terdistribusi secara seragam pada alur-alur (slot) serta terhubung
bintang (Y). Terminal-terminalnya disambungkan pada tiga cincin seret (slip ring)
yang ikut berputar dengan rotor. Cincin seret ini serta sikat-sikat tetap (stationer)
memungkinkan dilakukan penyambunagan dengan tahanan luar (external resistor)
secara seri dengan belitan rotor. Tahanan luar ini utamanya digunakan pada saat
starting, dan pada saat motor berputar normal ketiga sikat-sikat dari slip ring
dihubung singkat.
Prinsip Kerja Motor Induksi
Terdapat 4 Prinsip dasar yang mendasari motor listrik dapat berkerja :
1. Suatu konduktor yang beraliran listrik akan membangkitkan medan magnet
disekitar penghantar tersebut, yang arahnaya ditentukan menurut hukum Ampere.
2. Medan magnet yang berubah-ubah terhadap waktu, jika melalui kawat belitan
akan menginduksi suatu tegangan pada belitan tersebut. Hal ini sesuai dengan
hukum Faraday dan menjadi prinsip dasar transformator.
3. Suatu konduktor beraliran listrik yang berada di dalam medan magnet akan
mengalami suatu gaya. Hal ini dijelaskan oleh Lorenz dan menjadi prinsip dasar
motor listrik.
4. Suatu kawat belitan yang bergerak memotong garis gaya magnet, akan
menghasilkan gaya gerak listrik (GGL) induksi pada kawat belitan tersebut.
Demikian pula jika suatu garis gaya magnet bergerak memotong kawat belitan
yang menginduksi gaya gerak listrik (GGL) pada kawat belitan tersebut. Hal ini
dijelaskan oleh hukum Faraday dan menjadi prinsip dasar generator listrik.

Thermal Overload Relay
Thermal Overload Relay atau biasa disebut dengan TOR adalah pengaman
motor listrik untuk pemanasan yang berlebihan akibat beban. Starter motor yang
dilengkapai dengan Thermal Overload Relay (TOR). Jenis thermal mendapatkan
penundaan waktu karena sifat thermal yaitu menyerap panas karena relai ini
memiliki elemen pemanas yang berukuran sebagaimana yang diperlukan. Pada
gambar ditunjukan bentuk dari Thermal Overload Relay (TOR).

Gambar Thermal Overload Relay
Pada gambar diatas, elemen low set disetting dengan menggunakan karakteristik
inverse. Sedangkan elemen high set menggunakan karateristik definite.
Pembantukan kurva waktu tunda rele dimaksudkan agar ketika terjadi gangguan
dengan arus hubung singkat yang cukup besar (dalam grafik di atas ketika terjadi
gangguan dengan arus > 2400A) maka rele akan segera memerintahkan Pemutus
tenaga (PMT) untuk trip.
TOR diseting berdasarkan beban yang ditanggung motor tersebut. Kuata arus
pada spesifikasi motor ( plate ) menunjukkan batas maksimum kuat arus yang
diizinkan sesuai dengan tegangan yang direkomendasikan. Apabila diterakan
P ( daya aktif )=> perhitungkan cos phi ( PF ) untuk memperoleh nilai daya nyata
( S ) = daya maksimum yang bisa atau diizinkan untuk dikonversikan oleh motor
dari energy listrik ke gerak. Semakin besar beban yang ditanggung motor =>
semakin besar daya listrik yang dikonversi ( continuous , bukan starting ).
Jadi sebaiknya ukur daya pada saat motor dipakai untuk bekerja kemudian atur
TOR, sesuaikan dengan kebutuhan untuk meningkatkan masa ekonomis
pelengkap konversi ( mesin ) secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai