PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2014 1. Jelaskan ada berapa jenis yang anda ketahui relay yang digunakan untuk pengaman motor? 2. Uraikan 1 jenis dari jenis yang anda tulis nomor 1 antara lain : a. Jenis gangguan yang dapat diamankan relay tersebut sebagai relay utama dan relay pembantu b. Jelaskan penampilan atau karakteristik dari relay yang dimaksud lengkapi dengan katalog atau hasil penelitian atau paper dari internet c. Buat kesimpulan carakerja, cara pengesetan, dan perakitan relay yang dimaksud Penyelesaian:
1. Jenis relay yang digunakan untuk pengaman motor sebagai berikut: Reverse Phase (No Relay : 46) Bertujuan ; Sebagai pengaman terhadap kerja balik fasa,ataupun daya pembalik pada motor Manfaat proteksi : Untuk keseimbangan terhadap fasa masukan dengan keluaran dimana daya pembaliknya tetap stabil. Atau Pergerakan awal untuk motor pada waktu start. Phase Sequence Voltage Relay (No Relay : 47) Bertujuan ; Sebagai pengaman tegangan agar dapat di urutkan fasa nol serta pengaman gangguan langsung tanah Manfaat proteksi : Untuk penanggulangan gangguan pada fasa ke fasa terhdap tanah secara simetri. Memngatasi arus bocor yang melalui gangguan langsung ke tanah ataupun tidak ke tanah. Thermal Relay (No Relay : 49) Bertujuan ; mengatasi beban lebih ataupun arus yang timbul akibat hubung singkat. Manfaat proteksi : Untuk pengasutan pada motor atau pun pengereman yang terjadi akibat beban yg melebihi batas, atau juga dapat di katakan arusnya melebihi batas arus nominalnya. Instantaneous Overcurrent (No Relay : 50) Bertujuan ; Untuk mengatasi gangguan yang dekat ke sumber ketika arus gangguan tinggi, waktu operasi kira-kira 10 mS Manfaat proteksi : Mengatasi gangguan seimbang atau pun tak seimbang di dalam suatu saluran transmisi agar tetap dalam keadaan normal. AC Time Overcurrent Relay (No Relay : 51) Bertujuan ; Sebagai pengaman bagi arus besar dengan waktu yang telah di set agar relay bekerja denga cepat. Manfaat proteksi : Untuk pengoperasian pada saat arus melebihi batas minimunnya. atau untuk hal ini beroperasi pada saat arus besar.
2. Thermal Relay (No Relay : 49) a. Jenis gangguan yang dapat diamankan Thermal relay sebagai relay utama adalah: Temperatur ambein yang tinggi Dampak pada motor : Temperatur lingkungan yang tinggi sangat mempengaruhi kenaikan temperatur dari motor itu sendiri. Dampaknya pada motor adalah setiap persen kenaikan suhu ambein akan mengakibatkan kenaikan temperatur motor sekian persen. Siklus kerja yang tinggi Dampak pada motor : Kondisi ini mengakibatkan umur motor yang tidak akan lama karena motor terbiasa dibebani dengan beban yang berat dalam kurun waktu yang melewati prosedur kerja optimalnya. Lambat laun motor akan cepat panas sehingga kondisi isolasinya akan memburuk serta kumparan yang panas akan terbakar juga. Jogging Dampak pada motor : Pengoperasian motor dengan variasi beban yang ekstrim akan berdampak menaiknya suhu atau temperatur motor tersebut pada beban puncak. Selain itu, arus motor juga bisa meningkat. Namun ada kalanya dengan momen beban puncak yang sesaat saja hanya mengakibatkan arus subsquen yang rendah pada operasi normal dan tidak melebihi batas normal sehingga dipakai thermistor sebagai pengamannya, terutama pada motor-motor kecil.
Jenis gangguan yang dapat diamankan Thermal relay sebagai relay pembantu adalah: Kegagalan phasa (phasa terbuka) Dampak pada motor : Penyebab dari hilangnya phasa atau terbukanya phasa adalah karena PMS terbuka, konektor atau konduktor terbuka sehingga motor menjadi bekerja dengan keadaan tegangan tidak seimbang (terutama motor 3 phasa).Hal ini akan mengakibatkan arus yang melewati masing-masing kumparan motor menjadi tidak seimbang dengan beda phasa yang sangat jauh, akibatnya kumparan akan panas dan kecepatan motor juga akan mengalami perubahan. Intinya, motor tidak lagi mampu mencapai kemampuan kerja normalnya, apalagi untuk pemakaian yang terus menerus sehingga akhirnya efisiensi motor akan berkurang. Tegangan kurang Dampak pada motor: Gangguan ini pada motor akan berakibat meningkatnya arus dan terjadinya kegagalan pengasutan atau rotor terkunci untuk mencapai rating kecepatan normal motor atau bahkan motor akan kehilangan kecepatannya dan mungkin akan berhenti berulang. Pembalikan phasa Dampak pada motor: Kondisi ini disebabkan oleh perubahan phasa dan ketidak seimbangan sistem pada suplai atau sirkit sumber sehingga muncul arus dan tegangan urutan negatif. Dampaknya adalah kumparan akan panas dan munculnya fluks pada celah udara motor. Selain itu motor juga akan berputar kearah yang berlawanan dari yang seharusnya. Beban lebih dan atau beban berkurang Dampak pada motor : Kondisi ini terjadi saat motor diberikan beban yang melebihi dari kemampuannya dan atau motor juga diberi beban yang kurang dari kemampuan normalnya. Dampaknya adalah motor akan menyerap arus yang besar dari sumber untuk dapa terus mempertahankan putarannya yang sempat turun akibat pembebanan yang berlebih tersebut. Hal ini mengakibatkan munculnya arus lebih yang mengancam keamanan kumparan motor yang bisa panas dan terbakar
Jamming Dampak pada motor : Kemacetan karena beban ataupun lingkungan sekitar operasi motor. Dampaknya adalah arus yang meningkat dan temperatur motor yang meningkat. Momen inersia yang tinggi (Wk 2 ) Dampak pada motor : Kondisi ini adalah dimana motor mengalami putaran yang tinggi yang mungkin disebabkan terlepasnya beban secara tiba-tiba karena beberapa kesalahan. Dampaknya yaitu motor akan terhentak keras dan arus akan menigkat menghasilakan panas pada kumparan motor.
b. Karakteristik Thermal Relay
Motor induksi 3 fasa mempunyai 2 (dua) bagian utama : a. Bagian yang tidak bergerak (stator) b. Bagian yang bergerak (rotor). Bagian stator dipisahkan dari bagian rotor oleh cela udara dengan jarak antara 0,4 mm sampai 4 mm, tergantung pda daya motor yang bersangkutan. Stator terdiri dari rangka baja yang menyangga inti berongga berbentuk silindris, inti ini dibuat dari laminasi-laminasi. Sejumlah slot yang terdisitribusi merata terdapat pada lingkaran bagian dalam dari inti, sebagai tempat belitan/kumparan stator. Bagian rotor juga terbuat dari laminasi-laminasi besi baja yang di pres satu dengan lainnya serta dibuat alur-alur (slot) sebagai tempat kumparan rotor. Ada 2 (dua) jenis belitan rotor yaitu : 1. Rotor sangkar Rotor sangkar terbuat dari batangan-batangan tembaga telanjang, yang sedikit lebih panjang dari rotor itu sendiri dan dipress kedalam slot (alur) rotor. Kedua ujung-ujung batang tembaga ini disolder pada cincin tembaga, sehingga batangan tembaga tersebut terhubung singkat. Konstruksi dari batangan tembaga dan cincin tembaga menyerupai sangkar, sehingga dinamakan rotor sangkar. Untuk motor-motor induksi ukuran kecil dan menengah, batangan-batangan dan cincin hubung singkat terbuat dari aluminium tuang, yang dicetak sedemikian rupa sehingga menjadi bagian yang menyatu. Pada gambar 2.1 gambar yang menunjukan jenis rotor sangkar.
Gambar 2.1 Rotor Jenis Sangkar (squirrel cage) 2. Rotor bellitan Rotor belitan mempunyai belitan fasa tiga, yang mirip dengan belitan stator. Belitan-belitan ini terdistribusi secara seragam pada alur-alur (slot) serta terhubung bintang (Y). Terminal-terminalnya disambungkan pada tiga cincin seret (slip ring) yang ikut berputar dengan rotor. Cincin seret ini serta sikat-sikat tetap (stationer) memungkinkan dilakukan penyambunagan dengan tahanan luar (external resistor) secara seri dengan belitan rotor. Tahanan luar ini utamanya digunakan pada saat starting, dan pada saat motor berputar normal ketiga sikat-sikat dari slip ring dihubung singkat. Prinsip Kerja Motor Induksi Terdapat 4 Prinsip dasar yang mendasari motor listrik dapat berkerja : 1. Suatu konduktor yang beraliran listrik akan membangkitkan medan magnet disekitar penghantar tersebut, yang arahnaya ditentukan menurut hukum Ampere. 2. Medan magnet yang berubah-ubah terhadap waktu, jika melalui kawat belitan akan menginduksi suatu tegangan pada belitan tersebut. Hal ini sesuai dengan hukum Faraday dan menjadi prinsip dasar transformator. 3. Suatu konduktor beraliran listrik yang berada di dalam medan magnet akan mengalami suatu gaya. Hal ini dijelaskan oleh Lorenz dan menjadi prinsip dasar motor listrik. 4. Suatu kawat belitan yang bergerak memotong garis gaya magnet, akan menghasilkan gaya gerak listrik (GGL) induksi pada kawat belitan tersebut. Demikian pula jika suatu garis gaya magnet bergerak memotong kawat belitan yang menginduksi gaya gerak listrik (GGL) pada kawat belitan tersebut. Hal ini dijelaskan oleh hukum Faraday dan menjadi prinsip dasar generator listrik.
Thermal Overload Relay Thermal Overload Relay atau biasa disebut dengan TOR adalah pengaman motor listrik untuk pemanasan yang berlebihan akibat beban. Starter motor yang dilengkapai dengan Thermal Overload Relay (TOR). Jenis thermal mendapatkan penundaan waktu karena sifat thermal yaitu menyerap panas karena relai ini memiliki elemen pemanas yang berukuran sebagaimana yang diperlukan. Pada gambar ditunjukan bentuk dari Thermal Overload Relay (TOR).
Gambar Thermal Overload Relay Pada gambar diatas, elemen low set disetting dengan menggunakan karakteristik inverse. Sedangkan elemen high set menggunakan karateristik definite. Pembantukan kurva waktu tunda rele dimaksudkan agar ketika terjadi gangguan dengan arus hubung singkat yang cukup besar (dalam grafik di atas ketika terjadi gangguan dengan arus > 2400A) maka rele akan segera memerintahkan Pemutus tenaga (PMT) untuk trip. TOR diseting berdasarkan beban yang ditanggung motor tersebut. Kuata arus pada spesifikasi motor ( plate ) menunjukkan batas maksimum kuat arus yang diizinkan sesuai dengan tegangan yang direkomendasikan. Apabila diterakan P ( daya aktif )=> perhitungkan cos phi ( PF ) untuk memperoleh nilai daya nyata ( S ) = daya maksimum yang bisa atau diizinkan untuk dikonversikan oleh motor dari energy listrik ke gerak. Semakin besar beban yang ditanggung motor => semakin besar daya listrik yang dikonversi ( continuous , bukan starting ). Jadi sebaiknya ukur daya pada saat motor dipakai untuk bekerja kemudian atur TOR, sesuaikan dengan kebutuhan untuk meningkatkan masa ekonomis pelengkap konversi ( mesin ) secara keseluruhan.