Anda di halaman 1dari 55

MIKOSIS

PENDAHULUAN
Insidens mikosis superfisialis cukup tinggi di Indonesia karena menyerang
masyarakat luas, oleh karena itu akan dibicarakan secara luas. Sebaliknya mikosis
profunda karena jarang terdapat akan diuraikan secara singkat. Mengenai kandidosis
yang disebabkan oleti Candida spp. akan dibicarakan secara terpisah pada akhir bab
ini. Alasannya karena jamur tersebut bersifat intermediate, sehingga dapat memberi
pelbagai bentuk klinis, baik sistemik maupun superfisialis.
DEFINISI
Mikosis ialah penyakit yang disebabkan oleh jamur.
SINONIM
Penyakit jamur.
KLASIFIKASI
Penyakit jamur atau mikosis dibagi menjadi :
A. Mikosis profunda
B. Mikosis superfisialis
MIKOSIS PROFUNDA
Mikosis profunda terdiri atas beberapa penyakit yang disebabkan jamur,
dengan gejala klinis tertentu yang menyerang alat di baah kulit, misalnya traktus
intestinalis, traktus respiratorius, traktus urogenitalis, susunan kardio!askular,
susunan saraf sentral, otot, tulang, dan kadang"kadang kulit. #elainan kulit pada
mikosis profunda dapat berupa afek primer, maupun akibat proses dari jaringan di
baahnya $per kontinuitatum%.
&ikenal beberapa penyakit jamur profunda yang klinis dan manifestasinya
berbeda satu dengan yang lain. '()A)* dkk. $+,--% misalnya mencantumkan
dalam bukunya Manual of Clinical Mycology pelbagai penyakit, yaitu :
+. Aktinomikosis
.. )okardiosis
/. Antinomikosis misetoma
0. Blastomikosis
1. Parakoksidiodomikosis
2. 3obomikosis
-. #oksidiodomikosis
4. 5istoplasmosis
,. 5istoplasmosis Afrika
+6. #riptokokosis
++. #andidosis
+.. 7eotrikosis
+/. Aspergillosis
+0. 8ikomikosis
+1. Sporotrikosis
+2. Maduromikosis
+-. 9inosporidiosis
+4. #romoblastomikosis
+,. Infeksi yang disebabkan jamur Dematiaceae $berpigmen coklat%
&i antara +, macam penyakit jamur profunda yang disebutkan di atas
aktinomikosis menurut 9IPP() $+,-0% sudah bukan penyakit jamur asli. la
cenderung memasukkan Actinomyces dan No-cardia atau bacteria-like fungi ini
dalam golongan bakteri, alaupun masih mempunyai sifat"sifat jamur, yaitu
branching di dalam jaringan, membentuk anyaman luas benang jamur pada jaringan
maupun pada media biakan, dan menyebabkan penyakit kronik. )amun Actinomyces
dan Nocardia mempunyai sifat khas bakteri, yaitu adanya asam muramik pada
dinding sel, tidak mempunyai inti sel yang karakteristik, tidak mempunyai
mitokondria, besar mikroorganisme khas untuk bakteri, dan dapat dihambat oleh
obat"obat anti"bakterial.
Mikosis profunda biasanya terlihat dalam klinik sebagai penyakit kronik dan
residif. Manifestasi klinis morfologik dapat berupa tumor, infiltrasi peradangan
!egetatif, fistel, ulkus, atau sinus, tersendiri maupun bersamaan. Mengingat
banyaknya penyakit yang dapat memenuhi kedua syarat tersebut, misalnya
tuberkulosis, lepra, sifilis, frambusia, keganasan, sarkoidosis, dan pioderma kronik,
maka pemeriksaan tambahan untuk !erifikasi sangat diperlukan.
Pemeriksaan tersebut adalah sediaan langsung dengan #(5, biakan jamur,
pemeriksaan histopatologik dan pemeriksaan imunologik termasuk tes kulit, maupun
serologik dan pemeriksaan imunologik yang lain. Pemeriksaan tambahan ini
diperlukan untuk memastikan atau menyingkirkan mikosis profunda dan penyakit
yang disebut sebagai diagnosis banding. Sebagai contoh, pemeriksaan lapangan
gelap, histopatologik, dan pemeriksaan tes serologik untuk sifilis $*.S.S.% yang
spesifik maupun yang nonspesifik dapat menyingkirkan sifilis bila hasilnya negatif.
&emikian pula pemeriksaan"pemeriksaan khusus lain untuk penyakit tertentu.
Mengenai mikosis profunda akan dikemukakan beberapa penyakit jamur
subkutis yang kadang"kadang dijumpai di Indonesia.
MISETOMA
Misetoma adalah penyakit kronik, supuratif dan granulomatosa yang dapat
disebabkan bakteri Actinomyces dan Nocardia, yang termasuk Schizomycetes dan
umycetes atau jamur berfilamen. 7ejala klinis biasanya terdiri atas pembengkakan,
abses, sinus, dan fistel multipel. &i dalam sinus ditemukan butir"butir !granules" yang
berpigmen yang kemudian dikeluarkan melalui eksudat.
Berhubungan dengan penyebabnya, misetoma yang disebabkan Actinomyces
disebut actinomycotic mycetoma, yang disebabkan bakteri disebut botryomycosis dan
yang disebabkan jamur berfilamen disebut maduromycosis.
7ejala klinis biasanya merupakan lesi kulit yang sirkumskrip dengan
pembengkakan seperti tumor jinak dan harus disertai butir"butir. Inflamasi dapat
menjalar dari permukaan sampai ke bagian dalam dan dapat menyerang subkutis,
fasia, otot, dan tulang. Sering terbentuk fistel, yang mengeluarkan eksudat. Butir"
butir sering bersama"sama eksudat mengalir ke luar dari jaringan.
&iagnosis dibuat berdasarkan klinis morfologik sesuai dengan uraian di atas.
)amun bila disokong dengan gambaran histologik dan hasil biakan, diagnosis akan
lebih mantap. 3agi pula penentuan spesies penyebab sangat penting artinya untuk
terapi dan prognosis.
Pengobatan misetoma biasanya harus disertai reseksi radikal, bahkan amputasi
kadang"kadang perlu dipertimbangkan. (bat"obat, misalnya kombinasi kotrimoksa:ol
dengan streptomisin dapat bermanfaat, bila penyakit yang dihadapi adalah misetoma
aktinomikotik, tetapi pengobatan memerlukan aktu lama $, bulan " + tahun% dan bila
kelainan belum meluas benar. (bat"obat baru antifungal, misalnya itrakona:ol dapat
dipertimbangkan untuk misetoma maduromikotik.
Prognosis ;uo ad !itam umumnya baik. Pada maduromikosis prognosis ;uo
ad sanationam tidak begitu baik bila dibandingkan dengan aktinomikosis<
botriomikosis. &iseminasi limfogen atau hematogen dengan lesi pada alat"alat dalam
merupakan kecualian.
SPOROTRIKOSIS
Sporotrikosis adalah infeksi kronis yang disebabkan Sporotrichium schenkii
dan ditandai dengan pembesaran kelenjar getah bening. #ulit dan jaringan subkutis di
atas nodus sering melunak dan pecah membentuk ulkus yang indolen.
Penyakit jamur ini mempunyai insidens yang cukup tinggi pada daerah
tertentu. &iagnosis klinis umumnya mudah dibuat berdasarkan kelainan kulit yang
multipel yang umumnya khas $lihat definisi%. Penyakit ini umumnya ditemukan pada
pekerja di hutan maupun petani $5=*AP>A, +,-4? SI9>7A9 dan *5A5A +,-4%.
Bila tidak terjadi diseminasi melalui saluran getah bening diagnosis agak
sukar dibuat. Selain gejala klinis, yang dapat menyokong diagnosis adalah pembiakan
terutama pada mencit atau tikus, dan pemeriksaan histopatologik. Pernah dilaporkan
sekali"sekali selain bentuk kulit yang khas, beberapa bentuk di paru dan alat dalam
lain. Pada kasus"kasus ini rupanya terjadi infeksi melalui inhalasi.
Pengobatan yang memuaskan biasanya dicapai dengan pemberian larutan
kalium yodida jenuh oral. &alam hal yang rekalsitran pengobatan dengan amfoterisin
B atau itrakona:ol dapat diberikan.
KROMOMIKOSIS
#romomikosis atau kromoblastomikosis atau dermatitis !erukosa adalah
penyakit jamur yang disebabkan bermacam"macam jamur berarna !dematiaceous".
Penyakit ini ditandai dengan pembentukan nodus !erukosa kutan yang perlahan"
lahan, sehingga akhirnya membentuk !egetasi papilomatosa yang besar. Pertumbuhan
ini dapat menjadi ulkus atau tidak, biasanya ada di kaki dan tungkai, namun lokalisasi
di tempat lain pernah ditemukan, misalnya pada tangan, muka, telinga, leher, dada,
dan bokong. Penyakit ini kadang"kadang dilihat di Indonesia. Sumber penyakit
biasanya dari alam dan terjadi infeksi melalui trauma.
Penyakit tidak ditularkan dari manusia ke manusia dan belum pernah
dilaporkan terjadi pada binatang. &iseminasi dapat terjadi melalui autoinokulasi, ada
juga kemungkinan penyebaran melalui saluran getah bening. Penyebaran melalui
darah dengan terserangnya susunan saraf sentral pernah dilaporkan. @alaupun
penyakit jamur ini biasanya terbatas pada kulit, bila lesinya luas dapat mengganggu
kegiatan penderita sehari"hari.
Pengobatannya sulit. *erapi sinar A pernah dilakukan dengan hasil yang
berbeda"beda. #adang"kadang diperlukan amputasi. Pada kasus lain reseksi lesi
mikotik disusul dengan skin graft memberi hasil yang memuaskan. (bat"obatan
biasanya memberikan hasil yang kurang memuaskan dan harus diberikan dalam
aktu yang lama.
Pada akhir"akhir ini hasil pengobatan yang memuaskan dicapai dengan
kombinasi amfoterisin B dan 1"fluorositosin. &emikian pula pengobatan dengan
kantong"kantong panas di Bepang. Prognosis, seperti diuraikan pada hasil terapi di
atas, tidak begitu baik, kecuali pada lesi yang baru. Itrakona:ol pada akhir"akhir ini
memberikan harapan baru pada penyakit ini, terutama bila penyebabnya adalah
Cladosporium carrionii.
ZIGOMIKOSIS, FIKOMIKOSIS, MUKORMIKOSIS
Penyakit jamur ini terdiri atas pelbagai infeksi jamur dan disebabkan oleh
bermacam"macam jamur pula yang taksonomi dan peranannya masih didiskusikan,
oleh karena itu di dalam buku"buku baru diberikan nama umum, yaitu :igomikosis.
#ygomycetes meliputi banyak genera, yaitu Mucor, 9hi:opus, Absidia,
Mortierella dan Cunning-hamella. Penyakit yang disebabkan oleh golongan jamur ini
dapat disebut sesuai dengan lokalisasi atau alat dalam yang terserang. 'ontohnya
rino:igomikosis, oto:igomikosis, :igomikosis subkutan, :igomikosis fasiale, atau
:igomikosis generalisata. 7olongan penyakit jamur ini dapat dinamakan juga sesuai
dengan jamur penyebabnya, misalnya mukormikosis dan sebagainya.
(leh karena penyakit ini disebabkan jamur yang pada dasarnya oportunistik,
maka pada orang sehat jarang ditemukan. &iabetes melitus, misalnya, merupakan
faktor predisposisi. &emikian pula penyakit primer berat yang lain.
Fikomikosis subkutan adalah salah satu bentuk penyakit golongan ini yang
kadang"kadang dilihat di Bagian #ulit dan #elamin. Penyakit ini untuk pertama kali
dilaporkan di Indonesia pada tahun +,12. Setelah itu banyak kasus dilaporkan di
Indonesia, Afrika, dan India. #elainan timbul di jaringan subkutan antara lain di
dada, perut, atau lengan atas sebagai nodus subkutan yang perlahan"lahan membesar
setelah sekian aktu. )odus tersebut konsistensinya keras dan kadang"kadang dapat
terjadi infeksi sekunder. Penderita pada umumnya tidak demam dan tidak disertai
pembesaran kelenjar getah bening regional.
&iagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologik dan biakan. Bamur
agak khas, hifa lebar 2 " 16 C, seperti pita, tidak bersepta dan coenocytic.
Sebagai terapi fikomikosis subkutan dapat diberikan larutan jenuh kalium
yodida. Mulai dari +6"+1 tetes / kali sehari dan perlahan"lahan dinaikkan sampai
terlihat gejala intoksikasi, penderita mual dan muntah. #emudian dosis diturunkan +"
. tetes dan dipertahankan terus sampai tumor menghilang. Itrakona:ol berhasil
mengatasi fikomikosis subkutan dengan baik. &osis yang diberikan sebanyak .66 mg
sehari selama ."/ bulan. Prognosis bentuk klinis ini umumnya baik.
MIKOSIS SUPERFISIALIS
A. Demato!itosis
B. Non"emato!itosis, terdiri atas pelbagai penyakit :
a. pitiriasis !ersikolor
b. piedra hitam
c. piedra putih
d. tinea nigra palmaris
e. otomikosis
f. keratomikosis
&>8I)ISI
Mikosis adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur.

Mikosis superfisialis
adalah infeksi jamur yang terbatas pada stratum korneum, rambut, dan kuku.
#3ASI8I#ASI
Infeksi jamur pada manusia umumnya dan terutuma disebabkan oleh dua
kelompok jamur, yaitu dermatofita $filamen multiseluler atau hifa% dan yeast $bentuk
uniseluler yang replikasinya dengan tunas.

Infeksi jamur dapat superfisial, subkutan,
atau sistemik tergantung dari karakteristik organisme dan host-nya. pada infeksi yeast
seperti kandida, sel jamur sendiri atau terpisah setelah pembelahan yang disebut
tunas. Pada sistemik atau yang dalam, infeksi jamur subkutan menyerang struktur
!iseral.
3ebih dalam lagi, infeksi jamur kutaneus kronik, seperti misetoma,
kromomikosis, dan sporotrikosis, muncul setelah inokulasi pada indi!idu. Infeksi
jamur sistemik paling sering terjadi pada infeksi paru primer yang dapat menyebar ke
sistem organ secara hematogen ke sistem multiple organ. #andidiasis diseminata
biasanya timbul pada saluran pencernaan. Infeksi ini paling sering terjadi pada orang
dengan imunokompromais.
7ambar +: Perbandingan antara deep mikosis dengan mikosis superfisial, kutan, dan subkutan
Mikosis superfisialis adalah penyakit infeksi mukokutaneus yang paling
banyak dijumpai, disebabkan oleh infeksi jamur dengan kedalaman infeksi +". mm.
Penyakit ini timbul akibat perubahan lingkungan mikro di kulit, yang dibagi menjadi
dua kelompok yaitu dermatofitosis dan nondermatofitosis. Infeksi jamur dapat
superfisial, subkutan, atau sistemik tergantung dari karakteristik organisme dan host-
nya.
MIKOSIS
Su#e!isia$is
Inteme"iet
Po!un"a
Demato!itosis
Non
Demato!itosis
Subkutis Sistemik
*inea kapitis Pitiriasis !ersikolor
#andidiasis
Aspergillosis
Misetoma Aktinomikosis
*inea fasialis
Piedra
$hitam<putih%
#romomikosis )okardiosis
*inea barbe
*inea nigra
palmaris
Sporotrikosis 5istoplasmosis
*inea corporis
8ikomikosis
subkutan
#riptokokosis
*inea manus 9inosporodiosis #oksidioidomikosis
*inea pedis Blastomikosis
*inea kruris
8ikomikosis
sistemik
*inea unguium
Bamur yang menyebabkan infeksi ini terdiri dari tiga genus: dermatofita,
Candida spp., dan Malassezia furfur. &ermatofitosis superfisial diantaranya terdiri
dari tinea kapitis, tinea kruris, tinea manum, tinea pedis, onikomikosis, dan tinea
imbrikata. &ermatofitosis yang lebih dalam termasuk ke dalam inflamasi
dermatofitosis, tinea barbe, kerion celsi, fa!us, granuloma trikofitik, misetoma, dan
penyakit dematofitik. Candida spp., membutuhkan lingkungan yang lembab dan
hangat. Malassezia furfur memerlukan lingkungan mikro yang lembab dan lipid
untuk pertumbuhan.
$rychophyton biasanya mengenai kulit, rambut, dan infeksi kuku.
Microsporum mengenai kulit dan rambut. pidermophyton mengenai kulit dan
kuku. &ermatofita hanya menyerang keratin yang menyediakan sumber nutrisi untuk
dermatofita dan pertumbuhan jamur mycelia.
Ptiriasis !ersikolor merupakan mikosis superfisial yang disebabkan oleh
Malassezia furfur yang pada umumnya memberikan gambaran hipopigmentasi
berskuama atau makula hiperpigmentasi pada tubuh, termasuk dada, punggung,
abdomen, dan ektremitas proksimal. Area yang jarang terkena diantaranya ajah,
kulit kepala, dan genitalia.
*inea nigra termasuk ke dalam mikosis superfisialis, biasanya pada stratum
korneum palmar dan disebabkan oleh %ortaea &erneckii dan lebih sering di iklim
tropis. #arakteristiknya berupa hiperpigmentasi, ditutupi makula asimptomatik,
dengan bercak halus terutama di telapak tangan, jarang pada telapak kaki atau di
tempat lain.
$richosporon spp. Adalah ragi yang menyebabkan piedra, infeksi superfisial
!$.cutaneum, $. asteroids", dan trichosporonosis in!asif pada imunokompromais.
Piedra juga termasuk pada infeksi jamur superfisial pada rambut yang ditandai
dengan nodul di sepanjang rambut. Piedra hitam disebabkan oleh 'iedra hortae dan
Piedra putih$pubis, ketiak, jenggot, dan alis<bulu rambut% disebabkan oleh
$richosporum beigelii.
&>9MA*(8I*(SIS
Mikosis superfisial disebabkan oleh parasit jamur pada keratin yang disebut
dematofita dan terbagi dalam / genus, yaitu $richophyton, Microsporum, and
pidermophyton. Semua genus ini menginfeksi kulit, rambut, kuku, dan kadang"
kadang melibatkan jaringan yang lebih dalam.
Etio$o%i
*iga genus pada dermatofita: $richophyton, Microsporum, and
pidermophyton. $.rubrum adalah yang paling sering menyebabkan dermatofitosis
epidermal dan onikomkosis. Infeksi $.rubrum dapat terjadi melalui kontak dengan
kontaminasi lantai $rumah, tempat kesehatan, loker atlit, atau kamar hotel%. &i
Amerika =tara dan >ropa, $. tonsurans adalah penyebab yang paling sering. Pada
orang deasa di Amerika, $.rubrum menjadi penyebab paling sering untuk
dermatofitosis folikulitis.
E#i"emio$o%i
Anak"anak memiliki infeksi kulit kepala !$richophyton, Microsporum" dan
deasa muda memiliki infeksi intertriginosa.Insiden onikomikosis berkorelasi
langsung dengan usia? &i AS, hingga 16D dari indi!idu usia -1 tahun terkena
onikomikosis.
.
&easa kulit hitam memiliki insiden lebih rendah untuk dermatofitosis. *inea
kapitis lebih sering terjadi pada anak"anak kulit hitam.
$.rubrum endemic di Asia *enggara, Afrika Barat, dan Australia. )amun,
paling umum terjadi di Amerika =tara dan >ropa. Bamur yang bersumber dari hean
!zoophilic" menginduksi peradangan lebih kuat daripada penyebaran dari orang ke
orang !anthropophilic". Pada ring&orm pada sapi, seperti boggy s&elling dengan
inflamasi, pustulasi, dan limfadenopati sering diduga infeksi bakteri? seperti lesi yang
disebut kerion dan terkait kehilangan rambut yang mungkin permanen.
Pato%enesis
&ermatofita mensintesis keratinase yang mencerna keratin dan
mempertahankan keberadaan jamur dalam struktur keratin. Imunitas yang
diperantarai sel dan akti!itas antimikroba leukosit PM) membatasi patogenisitas
dermatofitosis.
8aktor pajanan yang memfasilitasi infeksi dermatofit: glukokortikoid atopi,
topikal, dan sistemik, kemudian iktiosis, penyakit !ascular kolagen. 8aktor local
infeksi dermatofit yang mendukung: keringat, oklusi, paparan dalam pekerjaan, lokasi
geografis, kelembapan yang tinggi $iklim tropis atau semi tropis%.
7ambaran klinis dermatofitosis tergantung pada beberapa faktor: lokasi
infeksi, respon imun host, spesies jamur. &ermatofita !$.rubrum" yang memulai
respon inflamasi kecil lebih mampu menyebabkan infeksi kronis. (rganisme seperti
M.canis menyebabkan infeksi akut yang berhubungan dengan respon inflamasi cepat
resolusi spontan. Pada beberapa indi!idu, infeksi dapat melibatkan dermis, seperti
pada kerion dan granuloma Ma(occhi.
Pemeiksaan Laboatoium
" Mikroskopik langsung
Gamba &'
Pa#aat KOH pada indi!idu dengan dermatofitosis epidermis. Multipel, septa, tabung seperti struktur $hifa atau
miselia% dan pembentukan spora pada indi!idu dengan dermatofitosis epidermis.
- 3ampu @ood
9ambut yang terinfeksi Microsporum spp, fluoresensi, kehijauan. 9uangan
yang gelap mempengaruhi lampu )ood.
- #ultur Bamur
Spesimen dikumpulkan dari lesi sisik kulit, rambut, kuku. Sisik dan rambut
pada kulit kepala adalah tempat yang terbaik. &ebris keratinisius dan rambut
kemudian ditempatkan di plat kultur jamur. #ultur dilakukan pada media
glukosa Sabouraud. #ultur diulang setiap bulan.
Penata$aksanaan
*I)>A #API*IS
*inea kapitis adalah dermatofitosis pada kulit kepala dan berhubungan dengan
rambut. Penyakit ini disebabkan oleh pathogen dermatofitosis dari $richophyton and
Microsporum kecuali $.concentricum. Eang paling umum di seluruh dunia adalah
M.canis. Sisa rambut dan sisik menunjukkan fluoresensi hijau ketika diperiksa
menggunakan lampu @ood.
Penyakit ini biasanya terjadi pada anak"anak. (rganisme penyebabnya
ber!ariasi dari tiap"tiap negara. Insiden tinea kapitis sering ditemukan pada anak usia
/"+0 tahun, jarang pada deasa. =ntuk alasan yang tidak diketahui, tinea kapitis lebih
banyak pada anak"anak keturunan Afrika. *ransmisinya meningkat pada orang
dengan higienis yang kurang, kepadatan, dan status ekonomi yang rendah. *empat
organismenya berbiak seperti di sisir, topi, sarung bantal, mainan, dan kursi teater.
#arier asimtomatik yang umum membuat tinea kapitis ini sulit diberantas.
7ambaran ujung folikel rambut yang hitam *black dot+ pada tinea kapitis
disebabkan oleh organisme antrofilik endotrik $.tonsurans dan $.,iolaceum.
Setidaknya ini gambaran inflamasi pada tinea kapitis. #ehilangan rambut mungkin
dapat atau tidak terjadi. Penyebaran skuama biasanya dapat muncul lagi tapi !ariasi
inflamasi dari yang minimal hingga folikulitis atau furunkel seperti lesi pada kerion.
&aerah yang terkena biasanya multipel atau poligonal dengan batas"batas yang buruk.
7ambar 0: *-lack dot+ tinea kapitis yang disebabkan oleh $.tonsurans
7ambar 1: 7rafik keterlibatan ektotrik dan endotrik rambut
Patogenesisnya, dermatofita ectothri. biasanya menginfeksi perifolikular dari
stratum korneum, menyebar ke sekitarnya dan masuk ke batang rambut pada bagian
tengah hingga akhir anagen sebelum turun ke folikel untuk menembus dinding
rambut. Artrokonidia kemudian mencapai korteks rambut dan diangkut ke atas
permukaan. Secara mikroskopik, hanya ectothri. arthroconidia yang terlihat pada
potongan rambut.
Patogenesis infeksi endosentrik sama, kecuali
baha arthroconidia tetap dalam batang rambut,
menggantikan keratin intrapilarus dan meninggalkan korteks. Sebagai hasil, rambut
sangat rapuh dan merusak permukaan kulit kepala di mana pendukung dari dinding
folikel hilang, meninggalkan titik hitam kecil. &emikian, *black dot+ tinea kapitis
diobse!asi.
Non(in!$amasi, Manusia, atau Ti#e E#i"emik
7ambaran non"inflamasi pada tinea kapitis adalah yang paling sering dengan
organisme ectothri. atau organisme seperti M.audouinii or M. canis. Bentuk tinea
kapitis juga dikenal sebagai bentuk seboroik sekunder dengan sisik menonjol.
Inflamasinya sangat minimal. 9ambut di daerah yang terkena berarna abu"abu dan
kusam. Sering tidak terlihat kehilangan rambut.

9ambut mudah patah dan terlepas
dari akarnya sehingga mudah dicabut dengan pinset tanpa rasa nyeri. Semua rambut
di daerah tersebut terserang oleh jamur, sehingga dapat terbentuk alopesia
setempat.*empat"tempat ini terlihat sebagai grey patch.

Pada pemeriksaan dengan
lampu @ood dapat dilihat efloresensi hijau kekuning"kuningan. 3esi biasanya terjadi
pada oksiput.


7ambar 2: *inea kapitis yang disebabkan M. audouinii 7ambar -: *inea kapitis tipe *gray patch+
Ti#e In!$amasi
*ipe inflamasi pada tinea kapitis biasanya terlihat pada patogen :oofilik atau
geofilik dengan contoh umum M.canis dan M.gypseum. Inflamasi tinea kapitis
merupakan hasil reaksi hipersensiti!itas pada infeksi. Spektrum rentang inflamasi
dari folikulitis pustul kerion, yang merupakan sebuah boggy, pembengkakan
menyerupai sarang lebah, dengan rambut yang rusak dan folikel yang berdarah,
bernanah, inflamasi nodul, dan plak. Peradangan ini sering menyebabkan jaringan
parut dan terbentuk alopesia. 9ambut biasanya rontok dan dapat ditarik tanpa rasa
sakit. 3esi inflamasi biasanya berupa pruritus dan dihubungkan dengan nyeri
limfadenopati ser!ikal posterior, demam, dan lesi tambahan pada kulit yang gundul.
.
7ambar 4: #erion pada kulit kepala
&urasi lesi dari minggu hingga bulan. Pada pasien dengan inflamasi tinea
kapitis, nyeri tekan, dan<atau alopesia. &engan infeksi non"inflamasi, sisik, kulit
kepala pruritus, alopesia menyebar atau terbatas atau adenopati aurikular posterior.
Pemeriksaan fisik terdapat perubahan lesi kulit dan rambut. */ray patch+
pada tinea kapitis memberikan gambaran alopesia parsial, sering berbentuk lingkaran,
menunjukkan rambut yang banyak patah, abu"abu kusam. 9adang minimal. Infeksi
M. audouinii, M. ferrugineum, M. canis memberikan gambaran fluoresensi hijau
dengan lampu @ood.
&iagnosis banding *inea kapitis diantaranya adalah dermatitis seboroik,
psoriasis, dermatitis atopi, impetigo dan pustule atau plak psoriasis, bakteri pioderma.
Pemeriksaan laboratorium. 3ampu @ood harus dilakukan pada setiap pasien
dengan lesi kulit kepala atau rambut rontok yang belum tau sumbernya. Pemeriksaan
langsung mikroskopik mencakup akar rambut dan sisik kulit. #ultur jamur pada
media Sabouraud.
Penatalaksanaan:
*I)>A 8ASIA3IS
*inea fasialis adalah dermatofitosis pada kulit ajah yang tidak berambut.
7ambarannya eritematosa sirkumskrip. Penyakit ini lebih sering salah diagnosis
banding dermatofitosis lainnya.

*inea fasialis lebih banyak terjadi pada anak"anak. *inea fasialis yang
disebabkan $.tonsurans yang dihubungankan dengan tine kapitis pada anak"anak
kulit hitam dan $.mentagropites pada orangtua mereka. *inea rubrum yang paling
umum? juga M.audouinii, dan M.canis.

8aktor predisposisi berupa paparan hean, glukokortikoid topikal kronik.
7ejala kulit paling sering asimtomatik. #adang"kadang pruritus dan fotosensitifitas.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan lesi kulit, sikumskrip, makula. Sisik sering
sedikit, pink sampai merah. Pada pasien kulit hitam, hiperpigmentasi. *erjadi pada
beberapa area di ajah, namun biasanya tidak simetris.
7ambar ,: *inea fasialis. >ritematosa, bersisik, dan krusta 7ambar +6: *inea fasialis. Plak eritematosa dengan bentuk
)B: asismetris geografis? sisik minimal, namun cukup untuk preparat #(5.
&iagnosis banding: &.seboroik, &.kontak, migrant eritema, 3upus
eritematosa, erupsi papilomorfik, erupsi obat fototoksik, infiltrate limfositik.
Pemeriksaan fisik sama seperti pada dermatofitosis, yakni pemeriksaan
laboratorium dan kultur. Begitu juga dengan penatalaksanaan, untuk terapi topikal
sama seperti dermatofitosis. #emudian untuk terapi anti jamur sistemik sama seperti
pada tinea manum.
*I)>A BA9B>
*inea barbe adalah dermatofita trikomikosis pada daerah jenggot dan kumis.
Sangat mirip dengan tinea kapitis dengan in!asi dari batang rambut.
*inea Barbe menurut definisi dapat dilihat pada laki"laki deasa. Sebagian
besar transmisinya melalui kontaminasi pencukur jenggot, yang insidennya
ditingkatkan dengan sanitasi. *inea barbe sekarang lebih sering karena terpapar
langsung ke sapi, kuda, atau anjing dan paling sering terlihat di pedesaan pada petani
atau peternak.
*inea barbe paling sering disebabkan oleh organisme :oofilik
$.mentagrophytes dan $.,errucosum, dan jarang karena M.canis. &i antara organisme
antropofilik, $. megninii, $.schoenleinii, dan $.,iolaceum dapat menyebabkan tinea
barbe pada daerah endemik, sementara $.rubrum merupakan penyebab yang jarang.
*inea barbe khasnya unilateral dan lebih sering melibatkan daerah jenggot
daripada kumis atau atas bibir. Ada tiga bentuk:
Ti#e In!$amasi
Biasanya disebabkan oleh $.mentagrophytes dan $.,errucosum, inflamasi
tinea barbe analog dengan bentuk kerion pada tinea kapitis. 3esi nodular boggy
dengan krusta seropurulen. 9ambut"rambut pada area ini tidak berkilau, mudah
rontok, dan terlihat massa pada akarnya. Pustula perifolikuler dapat bergabung
membentuk saluran sinus dan abses seperti kumpulan nanah, dan berakhir dengan
alopesia jaringan parut.
7ambar ++: *inea barbe, kerion.
*ajam, nodul merah disertai beberapa pustule kekuningan. Permukaannya bengkak. 9ambut telah hilang pada
nodul ini.
Ti#e Su#e!isia$
&isebabkan oleh inflamasi antropofilik, bentuk tinea barbe menyerupai
folikulitis bacterial, dengan eritema difus ringan, papula, dan pustule perifolikular.
9ambut yang kusam dan rapuh mengakibatkan infeksi endotrik denngan $.,iolaceum
sebagai etiologi yang lebih mungkin daripada $.rubrum.
7ambar +.: *inea barbe superfisial
Papula folikuler tersebar dan pustula sering dikelirukan dengan folikulitis S.aureus
Ti#e Sisinata
Seperti tinea sirsinata pada kulit yang tidak berambut, tinea barbe sirsinata
terlihat aktif, ke perbatasan !esikulopustular dengan penyebaran relatif pada rambut.
7ambar +/: *inea barbe sirsinata memiliki papula kecil, !esikel, dan bersisik
&iagnosis banding tinea barbe diantaranya folikulitis bakterial $sikosis
!ulgaris%, perioral dermatitis, folikulitis kandida, pseudofolikulitis barbe, akne
!ulgaris<rosasea, dermatitis kontak.
Pemeriksaan laboratorium sama seperti pada tinea kapitis. *erapi topikal tidak
efektif. =ntuk terapi sistemik, lihat manajemen.
*I)>A #(9P(9IS
*inea korporis mengacu kepada infeksi dermatofit pada badan, lutut, lengan,
dan<atau leher. *idak termasuk kaki, tangan dan pangkal paha.
*inea korporis dapat terjadi melalui transmisi dari manusia atau hean,
tempat oragnisme berbiak,atau melalui autoinokulasi pada kolonisasi kaki seperti
$.rubrum. Anak"anak lebih mungkin terkena pathogen :oofilik, terutama M.canis
dari anjing atau kucing. Iklim yang hangat dan lembab akan memperparah penyakit
ini. )amun untuk onset terjadi pada semua usia. Penyakit ini lebih umum di daerah
tropis dan subtropis.
=ntuk periode inkubasi, hari sampai bulan. &urasi dari minggu, bulan, dan
tahun. Sering tanpa gejala. #alaupun ada, biasanya berupa pruritus ringan.
Pada pemeriksaan fisik, lesi kulit kecil $gambar +0,+1% hingga besar $gambar
+2%, bersisik, dengan atau tanpa pustula atau !esikel, biasanya tajam. Pembesaran
perifer dan sentral $gambar +1% menghasilkan konfigurasi cincin dengan cincin
kosentris atau lesi arkuata. Satu atau kadang"kadang beberapa lesi tersebar, bula, lesi
granuomatosa $granuloma Ma(occhi" $gambar +-%. Plak psoriasiform $gambar +2%.
3esi !erukosa. 3esi infeksi :oofilik $dari binatang% lebih bersifat inflamasi, dengan
ditandai adanya !esikulasi dan krusta pada tepinya, bula.
7ambar +0: *inea korporis
Inflamasi plak anular pada paha medial. *ipe lesi inflamasi ini terlihat pada infeksi dermatofit :oofilik dan dengan
penggunaan glukokortikoid topikal
7ambar +1: *inea korporis
Akut dan subakut. Multipel merah terang, tepi lesi batas tegas dengan sisik yang minimal. &urasi beberapa
minggu pada badan anak. *erdapat tiga lesi yang lebih bersifat inflamasi dan lebih tebal. M.canis diisolasi pada
kultur jamur yang telah terpapar hean peliharaan
7ambar +2: *inea korporis
#ronik, batas tegas, plak hiperpigmentasi. &urasi berbulan"bulan pada punggung, pantat, dan paha. 3esi memiliki
gambaran psoriasiform. &ihubungkan dengan tinea kruris dan tinea pedis.
7ambar +-: &ermatofita 8olikulitis: 7ranuloma Majocchi
&ermatofitosis epidermal pada pubis dan inguinal dengan nodul inflamasi yang dihubungkan dengan infeksi pada
folikel rambut
&iagnosis banding: &ermatitis kontak alergi, dermatitis atopi, eritema anular,
psoriasis, dermatitis seboroik, pitiriasis rosea, pitiriasis alba, pitiriasis !ersikolor,
migran eritema, subakut lupus eritematosa, dan jamur mikosis.
Pada pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan dengan mikroskopik
langsung dan kultur.
Penatalaksaan dengan anti jamur. =ntuk terapi topikal, sesuai penatalaksanaan
dermatofitosis. =ntuk terapi anti jamur sistemik sesuai dengan penatalaksanaan tinea
manum.
*I)>A MA)=M
*inea manum adalah dermatofitosis kronis pada tangan, sering unilateral,
paling sering terjadi di tangan yang dominan dan biasanya berhubungan dengan tinea
pedis.
&urasinya dari bulan hingga tahun. 7ejalanya simtomatik, pruritus, nyeri jika
terdapat infeksi sekunder atau pecah"pecah. *ipe &ishidrotik: gejala episodic pada
pruritus.
Pada pemeriksaan fisik terdapat lesi kulit yang hyperkeratosis dan bersisik
pada lipatan palmar, fisura pada palmar $gambar +4%. Seringkali meluas ke dorsum
tangan dengan papul folikular, nodul, pustule dengan folikulitis dermatofit.
7ambar +4: *inea manum
>ritema dan skuama pada tangan kanan, yang dihubungankan dengan tinea pedis bilateral? gambaran khas
Fsatu tangan, dua kakiG pada dermatofitosis epidermal pada tangan dan kaki.
#adang"kadang, terjadi onikomikosis subungual distal<lateral pada jari kuku.
Ti#e Dis)i"otik'
Papula, !esikel, bula $jarang pada lesi batas tegas% pada telapak tangan dan lateral
jari, mirip dengan lesi bulosa tinea pedis.
Perubahan sekunder:
3iken simpleks kronis, nodul prurigo, impetiginisasi.
Distibusi'
5iperkeratosis difus pada telapak tangan dengan keterlibatan lipatan palmar atau sisik
yang merata pada dorsal dan sisi jari? 16D pasien unilateral $gambar +4%. Biasanya
berhubungan dengan tinea pedis, tinea kruris. Bika kronis, sering dihubungkan dengan
tinea unguium pada kuku.
&iagnosis banding berupa eritema<tangan bersisik: &ermatitis atopik, liken
simplek kronik, dermatitis kontak alergi, dermatitis kontak iritan, psoriasis !ulgaris,
karsinoma sel skuamosa in situ.
Penatalaksanaan:
Pencegahan harus dengan membasmi tinea unguium pada kuku tangan serta
kuku kaki, juga pada tinea pedis dan tinea kruris, jika tidak, tinea manum akan
terulang lagi.
Penggunaan anti jamur sesuai penatalaksanaan dermatofitosis. #arena
tebalnya stratum korneum palmar, dan terutama jika dihubungkan dengan tinea
unguium pada jari tangan, tinea manum mustahil disembuhkan dengan terapi topikal.
Maka digunakanlah terapi oral untuk memberantas dermatofitosis pada tangan kaki,
dan kuku:
*erbinafine : .16 mg sekali sehari selama +0 hari
Itracon:ole : .66 mg sekali sehari selama - hari
8lukona:ol: +16".66 mg sekali sehari selama ."0 minggu
*I)>A #9=9IS
*inea kruris adalah dermatofitosis subakut atau kronis pada selangkangan,
daerah kemaluan, dan paha. &isebut juga *0ock 1tch.+
(nsetnya pada usia deasa. Pria lebih banyak daripada anita. >tiologinya
$.rubrum, $.mentagrophytes. 8aktor predisposisi pada lingkungan yang lembab:
pakaian ketat yang digunakan oleh laki"laki, obesitas, penggunakan glukokortikoid
topikal kronis. Memiliki riayat tinea pedis dan riayat tinea kruris sebelumnya.
7ejala di kulit biasanya tidak ada. Pada beberapa orang, pruritus
menyebabkan pasien untuk berobat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan lesi yang biasanya berhubungan dengan
tinea pedis, tinea unguium kuku kaki. Besar, bersisik, batas plak merah<coklat<coklat
kusam $gambar +,%. Papul, pustul, berbatas tegas. 3esi yang diobati: sisik berkurang?
hiperpigmentasi setelah inflamasi pada orang yang berkulit gelap. Pada atopik,
garukan yang kronis dapat menghasilkan perubahan sekunder pada liken simplek
kronik.
7ambar +,: *Inea #ruris
Plak eritematosa berskuama pada paha medial, lipatan inguinal, dan daerah kemaluan. Batasnya tegas. >ritrasma
harus disingkirkan dengan pemeriksaan lampu @ood.
&iagnosis banding berupa eritema< sisik di selangkangan: >ritrasma,
intertrigo, kandida intertrigo, gambaran psoriasis terbalik, pitiriasis !ersikolor,
histiositosis sel 3angerhan.
Penatalaksanaan:
Pencegahan. Setelah pengobatan tinea kruris, tinea pedis, dan tinea unguium,
reinfeksi dapat diminimalkan dengan menggunkan alas kaki ketika menggunakan
fasilitas umum atau di rumah $jika anggota keluarga ada yang terinfeksi%, mandi
menggunakan bubuk anti jamur, ben:oil peroksidase.
Anti jamur topikal sesuai manajemen. =ntuk yang sistemik digunakan jika
berulang, jika dermatofitosis folikulitis muncul, atau jika telah gagal menggunakan
terapi topikal. 3ihat F*inea Manum.G
*I)>A P>&IS
*inea pedis !Athlete2s foot" adalah infeksi dermatofit pada kaki, ditandai
dengan eritema, sisik, maserasi, dan atau bula. &alam kebanyakan kasus
dermatofitosis epidermis, infeksi terjadi pada aalnya di kaki, dan pada aktunya
akan menyebar ke bagian inguinal $tinea kruris%, badan $tinea korporis%, tangan $tinea
manum%. *inea pedis sering disertai infeksi sekunder pada bakteri, seperti S.aureus
atau Streptococcus group A $7AS% sehingga terjadi selulitis atau limfangitis.
Menurut usia, terjadi pada masa kanak"kanak atau deasa muda. Paling
umum, .6 sampai 16 tahun. Menurut jenis kelamin, pria lebih banyak pada anita.
8aktor predisposisi: cuaca panas, lembab, penekanan alas kaki, keringat yang
berlebihan.

*ransmisi terjadi bila berjalan tanpa alas kaki di lantai yang telah
terkontaminasi. Artrospora dapat bertahan pada manusia dalam +. bulan.

&urasi dari
bulan sampai tahun. Seringkali memiliki riayat tinea pedis sebelumnya, tinea
unguium pada jari kaki, dan akan meningkat pada iklim panas.
7ejala di kulit sering asimtomatik, pruritus, nyeri dengan infeksi bakteri
sekunder. Pada pemeriksaan fisik terdapat lesi di kulit.
Ti#e Inte"i%ita$'
&ua pola: $+% sisik kering $gambar .6% dan $.% maserasi, mengelupas, fisura di
antara jari kaki $gambar .+%. 5iperhidrosis umum. 7ambaran yang paling umum:
antara jari IH dan H. Infeksi dapat menyebar ke daerah sekitar kaki.
7ambar .6: *inea pedis *ipe#ering Interdigital
9uang interdigital antara jari kaki menunjukkan adanya eritema dan sisik, kuku kaki menebal, indikasi terkait
onikomikosis subungual
7ambar .+: *inea pedis *ipe Maserasi Interdigital
*erdapat ruangan antara jari kaki IH dan H yang hiperkeratotik dan maserasi pada indi!idu yang hitam dengan
keratoderma plantar dan hiperhidrosis. 9ona kehijauan disebabkan oleh 'seudomonoas aeruginos. >ritrasma juga
terjadi pada intertriginosa yang lembab dan mungkin terjadi bersamaan dengan tinea pedis interdigital dan atau
'seudomonas intertrigo.
Ti#e Mo**asin
>ritema dengan papul pada tepinya, sisik putih halus, dan hyperkeratosis $gbr
..,./%. *ipe moccasin: *erjadi pada tumit, telapak kaki, tepi sampai punggung kaki
terlihat kulit menebal dan bersisik? eritema biasanya ringan dan terutama terlihat pada
bagian tepi lesi. &istribusi melibatkan daerah yang dicakup oleh sepatu balet. Salah
satu atau kedua kaki terkena dengan berbagai pola? lebih umum bilateral.
7ambar ..: *inea pedis *ipe Moccasin
>ritema plantar kaki dengan keratoderma ringan yang dihubungkan dengan onikomikosis subungual distal<lateral,
khas dari infeksi $.rubrum.
7ambar ./: *inea Pedis *ipe Moccasin
5iperkeratosis dan sisik pada dorsal kaki terjadi pada bagian kaki yang ditutupi oleh sandal? terkait dengan
onikomikosis subungual distal<lateral, khas pada infeksi $.rubrum
Ti#e In!$amasi+,u$osa
Hesikel<bula berisi cairan jernih $gambar .0%. )anah biasanya menunjukkan
infeksi sekunder S.aureus atau Streptococcus group A. Setelah pecah, terjadi erosi
dengan pinggiran sepeti cincin. Mungkin dihubungkan dengan reaksi FidG
$autosensitisasi atau dermatofit%. &istribusi: telapak kaki, punggung kaki, sela jari
kaki.
7ambar .0: *inea Pedis *ipe Bulosa
9uptur !esikel, bula, eritema, dan erosi pada aspek plantar jari kaki yang besar. 5ifa terdeteksi pada preparat
#(5. Pada beberapa kasus, onikomikosis dapat terjadi pada infeksi $.mentagrophytes
Ti#e U$seati!
Perpanjang tinea pedis interdigital ke kaki bagian dorsal dan plantar. Biasanya
terjadi pada komplikasi infeksi bakteri. &iagnosis banding tipe interdigital: >ritrasma,
impetigo, keratolisis, Intertrigo kandida, infeksi 'seudomonas aeruginosa, infeksi
celah jari kaki. =ntuk diagnosis banding tipe moccasin: Psoriasis !ulgaris, dermatitis
eksematosa $dishidrotik, atopik, kontak alergi%, bintik"bintik keratolisis, !ariasi
keratoderma. Sementara, diagnosis banding tipe inflamasi<bulosa: Impetigo bulosa,
dermatitis kontak alergi, eksim dihidrotik, penyakit bulosa.
Pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan mikroskopik langsung. Pada
tipe bulosa, pemeriksaan untuk mendeteksi hifa. Pada pemeriksaan lampu @ood
menyingkirkan eritrasma pada infeksi interdigital. >ritrasma dan tinea pedis
interdigital dapat hidup bersama. Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan kultur
jamur atau bakteri.
&iagnosis dapat ditegakkan dengan menemukan hifa pada pemeriksaan
mikroskopik direk, isolasi dari kultur dematofita.
Penatalaksanaan:
*I)>A =)7=I=M
*inea unguium adalah kelainan kuku yang disebabkan oleh jamur dermatofita.
*erbagi dalam tiga bentuk klinis:
- Bentuk subungual distalis
Bentuk ini mulai dari tepi distal atau distolateral kuku. Proses ini menjalar ke
proksimal dan di baah kuku terbentuk sisa kuku yang rapuh. #alau proses
berjalan terus, maka permukaan kuku bagian distal akan hancur dan yang
terlihat hanya kuku rapuh yang menyerupai kapur.
7ambar .1: (nikomikosis subungual distalis
- 3eukonikia trikofita
&isebut juga leukonikia mikotika. #elainan kuku pada bentuk ini merupakan
leukonikia atau keputihan di permukaan kuku yang dapat dikerok untuk
dibuktikan adanya elemen jamur. #elainan ini dihubungkan dengan
$richophyton mentagrophytes sebagai penyebabnya.
7ambar .2: 3eukonikia trikofita
- Bentuk subungual proksimalis
Bentuk ini mulai dari pangkal kuku bagian proksimal terutama menyerang
kuku dan membentuk gambaran klinis yang khas, yaitu terlihat kuku di bagian
distal masih utuh, sedangkan bagian proksimal rusak. Biasanya penderita tinea
unguium mempunyai dermatofitosis di tempat lain yang sudah sembuh atau
yang belum. #uku kaki lebih sering diserang daripada kuku tangan.
7ambar .-: (nikomikosis subungual proksimalis
&iagnosis banding tinea unguium di antaranya adalah psoriasis, eksema
tangan, liken planus.
Pemeriksaan dengan #(5, biopsi kuku, dan kultur jamur $dengan atau tanpa
antimikroba% sangat berguna.
Penatalaksanaan sesuai dengan penatalaksaan pada dermatofitosis.
NON DERMATOFITOSIS
PI*I9IASIS H>9SI#(3(9
Pitiriasis !ersikolor adalah penyakit jamur superfisial kronik yang disebabkan
oleh Malassezia furfur, biasanya asimtomatik, berupa bercak berskuama halus yang
berarna putih sampai coklat hitam, terutama meliputi badan. #adang"kadang dapat
menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka, dan kulit kepala yang
berambut.
Pitiriasis !ersikolor juga disebut tinea !ersikolor, kromofitosis,
dermatomikosis, li,er spots,tinea fla!a, pitiriasis !ersikolor fla!a dan panau.
>tiologi dari penyakit ini adalah M.furfur $sebelumnya dikenal sebagai
'ityrosporum o,ale, '.orbiculare" yang merupakan ragi lipofilik yang biasanya
berada pada keratin kulit dan folikel rambut pada indi!idu pada masa pubertas dan
seterusnya.
Patogenesisnya, pada kulit terdapat flora normal yang berhubungan dengan
timbulnya pitiriasis !ersikolor ialah '.orbiculare yang berbentuk bulat atau '.o,ale
yang berbentuk o!al. #eduanya merupakan organisme yang sama, dapat berubah
sesuai dengan lingkungannya, misalnya suhu, media, dan kelembapan. M.furfur
merupakan fase spora dan miselium. 8aktor predisposisi menjadi patogen dapat
endogen atau eksogen. >ndogen dapat disebabkan di antaranya oleh defisiensi imun.
>ksogen dapat karena fa#tor suhu, kelembapan udara, dan keringat.
7ejala kilinis, kelainan kulit terdapat bercak berarna"arni, kecoklatan atau
depigmentasi, bentuk tidak teratur sampai teratur, batas jelas sampai difus. Bercak
tersebut berfluoresensi bila dilihat menggunakan lampu @ood. #elainan biasanya
asimtomatik sehingga adakalanya penderita tidak mengetahui baha ia berpenyakit
tersebut. #adang"kadang penderita merasa gatal ringan. Pseudoakromia, akibat tidak
terkena sinar matahari atau kemungkinan pengaruh toksis jamur terhadap
pembentukan pigmen, sering dikeluhkan penderita. Penyakit ini sering dikeluhkan
remaja, alaupun anak"anak dan orang deasa tua tidak luput dari infeksi.
$a% $b% $c%
7ambar .4: Pitiriasis !ersikolor
$a% Multipel, dari ukuran kecil hingga sedang, macula hipopigmentasi pada punggung dari penderita berkulit putih
$b% Makula coklat dengan tepi yang jelas pada badan. Sisik halus terlihat jelas bila lesi mengelupas pada sediaan
mikroskopik
$c% 8olikular, makula hipopigmentasi pada dada atas dari penderita berkulit hitam
&iagnosis ditegakkan atas gambaran klinis, pemeriksaan fluoresensi, lesi kulit
dengan lampu @ood, dan sediaan langsung. 8luoresensi kulit dapat dilihat pada
pemeriksaan lampu @ood berarna kuning keemasan dan sediaan langsung kerokan
kulit dengan larutan #(5 .6D terlihat campuran hifa pendek dan spora"spora bulat
yang dapat berkelompok.
7ambar: Malassezia furfur: sediaan #(5
9agi bulat dan bentuk pseudohifa memanjang sehingga disebut Fspageti dan baksoG
Penatalaksanaan:
Prognosis baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun, dan konsisten.
Pengobatan harus diteruskan . minggu setelah fluoresensi negatif dengan
pemeriksaan lampu @ood dan sediaan langsung negatif.
PI>&9A
Piedra adalah infeksi jamur asimtomatik pada batang rambut juga dikenal
sebagai trichomycosis nodularis. Piedra hitam disebabkan oleh 'iedra hortae dan
Piedra putih disebabkan oleh $richosporum beigelii.
Piedra hanya menyerang rambut kepala, janggut, dan kumis tanpa
memberikan keluhan. #rusta melekat erat sekali pada rambut yang terserang, dan
dapat sangat kecil sehingga hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Benjolan yang
besar mudah dilihat, diraba, teraba kasar bila rambut diraba dengan jari"jari. Bila
rambut disisir, terdengar suara metal $klik%.
Piedra hitam hanya ditemukan di daerah tropis tertentu, merupakan penyakit
endemis di tempat tertentu, terutama yang banyak hujan. Piedra hortai hanya
menyerang rambut kepala. Bamur ini menyerang rambut hanya di baah kutikel,
kemudian membengkak dan pecah untuk menyebar di sekitar rambut !shaft" dan
membentuk benjolan tengguli dan hitam.
Piedra putih lebih jarang ditemukan, terdapat di daerah beriklim sedang,
hanya sekali"sekali ditemukan di daerah tropis. Infeksi ini menyerang janggut dan
kumis. Benjolan berarna coklat muda dan tidak begitu melekat pada rambut.
&iperkirakan baha $richosporon beigelii hanya dapat menyerang rambut yang telah
rusak.
&iagnosis berdasarkan gambaran klinis dan didukung oleh pemeriksaan
sediaan langsung dan biakan.
Pengobatan dapat dilakukan dengan memotong rambut yang terkena infeksi
atau mencuci rambut dengan larutan sublimat +<.666 setiap hari.
*I)>A )I79A PA3MA9IS
*inea nigra adalah dermatomikosis superficial yang biasanya terjadi pada
palmar stratum korneum, disebabkan oleh %ortaea &erneckii.
*ine nigra biasanya terjadi di daerah tropis dan subtropics, termasuk Amerika
*engah dan Selatan, Afrika, dan Asia.
*inea nigra dapat ditemukan pada orang sehat dengan gambaran yang
asimtomatik. #elainan kulit telapak tangan berupa bercak"bercak tengguli hitam dan
sekali"sekali bersisik.
7ambar: *inea nigra Palmaris
Bentuk ireguler, macula berarna hitam kecoklatan pada palmar yang disebabkan %ortaea &erneckii
&iagnosis dibuat berdasarkan pemeriksaan kerokan kulit dan biakan. Pada
pemeriksaan sediaan langsung dalam larutan #(5 +6D jamur terlihat sebagai hifa
bercabang, bersekat ukuran +,1"/ u, berarna coklat muda hingga hijau tua. Biakan
pada agar Sabouraud $suhu kamar% menghasilkan koloni menyerupai ragi dan koloni
filamen berarna hijau tua atau hitam.
*inea nigra dapat menyerupai dermatitis kontak, tinea !ersikolor,
hiperkromia, ne!us pigmentosus, dan kulit yang eterkena :at kimia, misalnya perak
nitrat.
*inea nigra dapat diobati dengan obat"obatan jamur kon!ensional, misalnya
salap salisil furfur, salap @ithfield, dan iodine tincture, atau anti jamur
a:ol.Pengobatan harus dilanjutkan selama . hingga 0 minggu setelah klinis untuk
mencegah kekambuhan. #etokona:ol dua kali sehari kuratif, seperti itrakona:ole dan
micona:ole atau terbinafine satu kali sehari. Bagaimanapun, terapi sistemik jarang
diindikasikan.
*inea nigra oleh karena asimtomatik tidak memberi keluhan pada penderita
kecuali keluhan estetik, kalau tidak diobati penyakit ini akan menjadi kronik.
KANDIDOSIS
PENDAHULUAN
Infeksi 'andida pertama kali didapatkan di dalam mulut sebagai thrush yang
dilaporkan oleh 89A)'(IS HA33>IA $+4/2%. 3A)7>9BA'5 $+4/,% menemukan
jamur penyebab thrush, kemudian B>95(=* $+,./% memberi nama organisme
tersebut sebagai #andida.
DEFINISI
#andidosis adalah penyakit jamur, yang bersifat akut atau subakut disebabkan
oleh spesies Candida, biasanya oleh spesies Candida albicans dan dapat mengenai
mulut, !agina, kulit, kuku, bronki, atau paru, kadang"kadang dapat menyebabkan
septikemia, endokarditis, atau meningitis.
SINONIM
#andidiasis, moniliasis.
EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki"
laki maupun perempuan. Bamur penyebabnya terdapat pada orang sehat sebagai
saprofit. 7ambaran klinisnya bermacam"macam sehingga tidak diketahui data"data
penyebarannya dengan tepat.
ETIOLOGI
Eang tersering sebagai penyebab ialah Candida albicans yang dapat diisolasi
dari kulit, mulut, selaput mukosa !agina, dan feses orang normal. Sebagai penyebab
endokarditis kandidosis ialah C. parapsilosis dan penyebab kandidosis septikemia
adalah C. tropicalis.
KLASIFIKASI
Berdasarkan tempat yang terkena '()A)* dkk. $+,-+%, membaginya sebagai
berikut :
Kan"i"osis se$a#ut $en"i'
+. #andidosis oral !thrush"
.. 'erleche
/. Hul!o!aginitis
0. Balanitis atau balanopostitis
1. #andidosis mukokutan kronik
2. #andidosis bronkopulmonar dan paru
Kan"i"osis kutis'
+. 3okalisata :
a. daerah intertriginosa.
b. daerah perianal.
.. 7eneralisata.
/. Paronikia dan onikomikosis.
0. #andidosis kutis granulomatosa.
Kan"i"osis sistemik'
+. >ndokarditis.
.. Meningitis.
/. Pielonefritis.
0. Septikemia.
Reaksi i"- .kan"i"i"/
PATOGENESIS
Infeksi kandida dapat terjadi, apabila ada faktor predisposisi baik endogen
maupun eksogen.
Fakto en"o%en'
+. Peuba)an !isio$o%ik'
a. #ehamilan, karena perubahan p5 dalam !agina.
b. #egemukan, karena banyak keringat.
c. &ebilitas.
d. latrogenik.
e. >ndokrinopati, gangguan gula darah kulit.
f. Penyakit kronik: tuberkulosis, lupus eritematosus dengan keadaan umum yang
buruk.
.. Umu : orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status
imunologiknya tidak sempurna.
/. Imuno$o%ik' penyakit genetik. Fakto ekso%en '
a. Iklim, panas, dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat.
b. #ebersihan kulit.
c. #ebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maoerasi
dan memudahkan masuknya jamur.
d. #ontak dengan penderita, misalnya pada thrush, balanopostitis.
GE0ALA KLINIS
A- Kan"i"osis se$a#ut $en"i
+. Thrush
Biasanya mengenai bayi, tampak pseudomembran putih coklat muda kelabu
yang menutup lidah, palatum mole, pipi bagian dalam, dan permukaan rongga
mulut yang lain. 3esi dapat terpisah"pisah, dan tampak seperti kepala susu
pada rongga mulut. Bila pseudomembran terlepas dari dasarnya tampak
daerah yang basah dan merah.
Pada glositis kronik, lidah tampak halus dengan papila yang atrofik atau lesi
berarna putih di tepi atau di baah permukaan lidah. Bercak putih ini tidak
tampak jelas bila penderita sering merokok.
.. Pe$e*)e
3esi berupa fisur pada sudut mulut? lesi ini mengalami maserasi, erosi, basah,
dan dasarnya eritematosa. 8aktor predisposisinya ialah defisiensi ribofla!in.
/. 1u$2o2a%initis
Biasanya sering terdapat pada penderita diabetes melitus karena kadar gula
darah dan urin yang tinggi dan pada anita hamil karena penimbunan
glikogen dalam epitel !agina.
#eluhan utama ialah gatal di daerah !ul!a. Pada yang berat terdapat pula rasa
panas, nyeri sesudah miksi, dan dis"paneuria.
Pada pemeriksaan yang ringan tampak hiperemia di labia menora, introitis
!agina, dan !agina terutama +</ bagian baah. Sering pula terdapat kelainan
yang khas ialah bercak"bercak putih kekuningan.
Pada kelainan yang berat juga terdapat edema pada labia menora dan ulkus"
ulkus yang dangkal pada labia menora dan sekitar introitus !aginal.
8luor albus pada kandidosis !agina berarna kekuningan. *anda yang khas
ialah disertai gumpalan"gumpalan sebagai kepala susu berarna putih
kekuningan. 7umpalan tersebut berasal dari massa yang terlepas dari dinding
!ul!a atau !agina terdiri atas bahan nekrotik, sel"sel epitel, dan jamur.
,a$anitis atau ba$ano#ostitis
Penderita mendapat infeksi karena kontak seksual dengan anitanya
yang menderita !ul!o!aginitis, lesi berupa erosi, pustula dengan dindingnya
yang tipis, terdapat pada glans penis dan sulkus koronarius glandis.
Kan"i"osis mukokutan konik
Penyakit ini timbul karena adanya kekurangan fungsi leukosit atau
sistem hormonal, biasanya terdapat pada penderita dengan bermacam"macam
defisiensi yang bersifat genetik, umumnya terdapat pada anak"anak.
7ambaran klinisnya mirip penderita dengan defek poliendokrin.
,- Kan"i"osis kutis
+. Kan"i"osis inteti%inosa
3esi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal lipat payudara
antara jari tangan atau kaki, glans penis, dan umbilikus, berupa bercak yang
berbatas tegas, bersisik, basah, dan eritematosa.
3esi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa !esikel"!esikel dan pustul"pustul
kecil atau bula yang bila pecah meninggalkan daerah yang erosif, dengan
pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer.
.. #andidosis perianal
3esi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah. Penyakit ini
menimbulkan pruritus ani.
/. #andidosis kutis generalisata
3esi terdapat pada glabrous skin, biasanya juga di lipat payudara, intergluteal,
dan umbilikus. Sering disertai glositis, stomatitis, dan paronikia.
3esi berupa ek:ematoid, dengan !esikel"!esikel dan pustul"pustul. Penyakit
ini sering terdapat pada bayi, mungkin karena ibunya menderita kandidosis
!agina atau mungkin karena gangguan imunologik.
Paonikia "an onikomikosis
Sering diderita oleh orang"orang yang pekerjaannya berhubungan
dengan air, bentuk ini ter"sering didapat. 3esi berupa kemerahan,
pembengkakan yang tidak bernanah, kuku menjadi tebal, mengeras dan
berlekuk"lekuk, kadang"kadang berarna kecokiatan, tidak rapuh, tetap
berkilat dan tidak terdapat sisa jaringan di baah kuku seperti pada tinea
unguium.
Diaper-rash
Sering terdapat pada bayi yang popoknya selalu basah dan jarang diganti
yang dapat menimbulkan dermatitis iritan, juga sering diderita neonatus
sebagai gejala sisa dermatitis oral dan perianal.
Kan"i"osis %anu$omatosa
5(=S>9 dan 9(*5MA) melaporkan baha penyakit ini sering
menyerang anak"anak, lesi berupa papul kemerahan tertutup krusta tebal ber"
arna kuning kecokiatan dan melekat erat pada dasarnya. #rusta ini dapat
menimbul seperti tanduk sepanjang . cm, lokalisasinya sering terdapat di
muka, kepaia, kuku, badan, tungkai, dan farings.
3- Kan"i"osis sistemik
En"oka"itis
Sering terdapat pada penderita morfinis sebagai akibat komplikasi
penyuntikan yang dilakukan sendiri, juga dapat diderita oleh penderita sesudah
operasi jantung.
Menin%itis
*erjadi karena penyebaran hematogen jamur, gejalanya sama dengan
meningitis tuberkulosis atau karena bakteri lain.
D- Reaksi i" .kan"i"i"/
9eaksi terjadi karena adanya metabolit kandida, klinisnya berupa !esikel"
!esikel yang bergerombol, terdapat pada sela jari tangan atau bagian badan yang
lain, mirip derma"tofitid.
&i. tempat tersebut tidak ada elemen jamur. Bila lesi kandidosis diobati,
kandidid akan menyembuh. Bika dilakukan uji kulit dengan kandidin $antigen
kandida% memberi hasil positif.
PEM,ANTU DIAGNOSIS
+. Pemeriksaan langsung
#erokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan #(5 +6D
atau dengan pearnaan 7ram, terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa semu.
.. Pemeriksaan biakan
Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dektrosa glukosa Sabouraud,
dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik $kloramfenikol% untuk mencegah
pertumbuhan bakteri. Perbenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari
suhu /-I', koloni tumbuh setelah .0"04 jam, berupa yeast like colony.
Identifikasi Candida albicans dilakukan dengan membiak"kan tumbuhan
tersebut pada corn meal agar
DIAGNOSIS ,ANDING
Kan"i"osis kutis $oka$isata dengan :
a. >ritrasma : lesi di lipatan, lesi lebih merah, batas tegas, kering tidak ada
satelit, pemeriksaan dengan sinar @ood positif.
b. &ermatitis intertriginosa.
c. &ermatofitosis $tinea%.
Kan"i"osis kuku dengan tinea unguium.
Kan"i"osis 2u$2o2a%initis dengan :
a. *rikomonas !aginalis.
b. 7onore akut.
c. 3eukoplakia.
d. 3iken planus.
PENGO,ATAN
+. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi.
.. To#ika$ '
a. larutan ungu gentian +<."+D untuk selaput lendir, +".D untuk kulit,
dioleskan sehari . kali selama / hari.
b. nistatin : berupa krim, salap, emulsi, amfoterisin B
c. grup a:ol antara lain :
+% Mikona:ol .D berupa krim atau bedak.
.% #lotrima:ol +D berupa bedak, larutan dan krim.
/% *iokona:ol, bufona:ol, isokona:ol.
0% Siklopiroksolamin +D larutan, krim.
1% Antimikotik yang lain yang ber"spektrum luas.
/. Sistemik'
a. *ablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna,
obat ini tidak diserap oleh usus.
b. Amfoterisin B diberikan intra!ena untuk kandidosis sistemik.
=ntuk kandidosis !aginalis dapat diberikan kotrima:ol 166 mg per
!aginam dosis tunggal, sistemik dapat diberikan ketokona:ol . J .66 mg
selama 1 hari atau dengan itrakona:ol . J .66 mg dosis tunggal atau
dengan flukona:ol +16 mg dosis tunggal.
c. Itrakona:ol : bila dipakai untuk kandidosis !ul!o!aginalis dosis untuk
orang deasa . J +66 mg sehari, selama / hari.
PROGNOSIS
=mumnya baik, bergantung pada berat ri"ngannya faktor predisposisi.
&A8*A9 P=S*A#A
Ilmu Penyakit #elamin. >disi #eenam. Bakarta : Balai Penerbitan 8#=I. .6+6
8it:patrickGs &ermatology In 7eneral Medicine. Se!enth >dition. )e Eork : .662

Anda mungkin juga menyukai