eramuslim - Thanks Flor! kataku sambil membukakan pintu kepada tamu yang b aru saja pamitan pulang. Tamu ini saya undang untuk kepentingan interview dalam rangka menyelesaikan sebuah tugas Qualitative Research. You know what..? lanjutnya sebelum melangkahkan kakinya ke lift I will tell you something. A surprise. Very surprising..! lanjutnya sambil memberikan teka-teki yang membikin saya jadi sema kin penasaran saja. I will embrace Islam!. Sambil tersenyum, diutarakan kalimat te rakhir ini dengan mata yang berbinar, menyuarakan ungkapan kebahagiaan. What? tanyaku seolah tidak percaya dengan kata-katanya. You are going to be a Moslem? Yes! You dont believe it? I can read even Surah Al Ikhlas! Subhanallah! Flo r, begitu saya biasa memanggil nama singkatnya, membacakan Qul huwallahu ahad.dan s eterusnya hingga ayat yang keempat. Sempurna! Rasanya hari itu saya tertimpa bulan purnama! Rejeki yang sangat besar, yang diturunkan oleh Allah SWT dari langit. Kebahagiaan itu tidak terkira, meski pun Flor belum benar-benar menjadi seorang Muslimah. Dia belum membacakan Syahad at di kantor pengadilan. Tapi saya yakin bahwa yang diungkapkan kepada saya, ter ucap dari hati yang paling dalam. Segera aku hubungi sejumlah rekan-rekan, membe ritahu kabar gembira ini. Beberapa sms saya terima mengungkapkan syukur, Alhamdul illah. Florence tidak main-main. Gadis asal Visayas, negerinya Presiden Aroyo i ni, sudah lima tahun lebih saya kenal. Kami bekerja di sebuah rumah sakit umum. Selama itu pula saya mengenalnya sebagai seorang Katolik yang taat. Saya melihat Flor tidak seperti kebanyakan perempuan asal Filipina lainnya yang cenderung beb as. Ia membatasi diri dari pergaulan yang cenderung menghilangkan jati diri orang-o rang asli Filipina. Flor tadinya memang rajin ke gereja. Namun dalam 4 tahun ter akhir ini, dia tanpa saya ketahui, ternyata sudah banyak belajar tentang Islam. One day... katanya. Saya seperti umumnya anak-anak muda Filipina yang mengg andrungi musik, sedang berjalan-jalan ke kota. Saat itu, saya melewati sebuah to ko kaset yang saya pikir jual lagu-lagu ceritera Flor memulai perkenalannya denga n Islam. Saya amati semua kaset-kasetnya berbahasa Arab. Tadinya saya tidak ambil peduli, toh banyak lagu-lagu yang memang berbahasa Arab kan? begitu jelasnya. We are not selling songs ! kata sang penjual, seorang Arab setengah baya menjawab pe rtanyaan Flor yang meminta jika ada kaset lagu-lagu Barat. Terus kaset-kaset apa ini? tanya Flor ingin tahu. Ini kaset-kaset tentang Islam! jawab sang penjual. Alrig ht! Give me something good! pinta Flor. Orang Arab tersebut bukannya memberikan k aset, namun beberapa brosur tentang Islam. Katanya Kalau anda mau belajar tentang Islam, jangan belajar Al Quran terlebih dahulu. Masih sulit. Anda pelajari buku -buku yang ringan ini! Maka, diberikanlah sejumlah buku-buku kecil yang berisi info rmasi tentang Islam kepadanya. Sejak itulah Flor semakin bimbang dengan keyakinannya sebagai seorang Ka tolik. Sebaliknya, dia makin rajin mengkaji Islam. Mempelajarinya, bahkan belaja r Bahasa Arab. Suatu hari Flor pernah mendatangi sebuah kantor pengadilan untuk bertanya kepada seorang ahli hukum agama. Padahal orang tersebut sedang sibuk me ngurusi klien-kliennya. Saat itulah Flor mendekat, dan ditanya Yes... young lady? kata sang hakim. I want to know about Islam! jawab si Flor. Mendengar jawaban Flor , sang hakim langsung menunda klien-kliennya, kemudian mempersilahkan Flor duduk didepannya, sambil berkata Sit..here...please! Flor pun gembira. Demikian pula sa ng hakim. Flor mengaku tidak mengalami hambatan mempelajari Islam ini. Tantangan y ang dihadapi bukan datang dari keluarganya, namun justru yang dia lihat di lapan gan.People are not practcing Islam!Begitu tuturnya, jujur. Mom... I have a very good news for you... kata Flor suatu hari ketika dia menelepon ibunya di Filipin sana. Tentu saja saya bisa menduga anakku! Jawab ibuny a yang mengungkapkan kegembiraan. Aku tahu kamu punya teman laki-laki ya? kata ibu nya mencoba menerka berita gembira tersebut, yang ternyata salah. Sebagaimana bi asa, di Filipina (Baca: juga di Indonesia!), pacaran diantara anak-anak muda buk an hal yang asing. Dan para orangtua justru menyetujuinya begitu saja! Astaghfir ullah! No Mom..!kata Flor. Bukan itu yang saya maksud. Aku sedang menemukan jalan h idup baru...agama baru...! Diluar dugaan, ibunya Flor justru mendukung. Subhanallah!. Anakku... kata sang ibu. Kamu sudah dewasa dan bisa berdiri sendiri. Aku serahkan kepadamu tenta ng jalan hidup yang bakal kamu tempuh. Jika itu yang membuat kamu bahagia...maka jalanilah...! Dan..Florence menangis.......Haru! Florence hanyalah satu diantara sekian ratus ribu orang-orang Filipina y ang kembali ke pangkuan Islam. Kalau anda membaca (http://www.geocities.com/WestHo llywood/Park/6443/Philippines/mt1.html), akan anda dapatkan ceritera dimana seor ang bekas reporter televisi juga kembali ke Islam. Rivera namanya, Filipin asalnya , mengatakan Sebelum saya menjadi seorang Muslim, konsentrasi saya hanyalah uang, serta bagaimana agar hidup ini enak. Namun sekarang saya bertanya kepada diri s aya sendiri untuk apa semua ini? kata Rivera. Seperti halnya Flor, Rivera juga sat u diantara sekian ratus ribu orang yang mulanya Kristen dan kemudian memeluk Isl am sejak tahun 1990. Sebuah kantor pusat Islam yang bernama The Office of Muslim Affairs memp erkirakan sedikitnya 20 ribu orang Filipina kembali ke Islam. Oarng yang memeluk Islam mereka sebut dalam Bahasa Tagalog, Bahasa Nasional Filipina sebagai Balik Islam. Tidak jauh dengan Bahasa Indonesia kan? Mereka lebih suka disebut sebagai istilah ini dibanding Rivertsdalam Bahasa Inggris. Mereka tinggal di Luzon, diteng ah kehidupan tradisi Katolik yang kuat. Catatan menunjukkan diantara 6, 599 juta orang local komunitas Islam dis ana, 200 ribu diantaranya adalah kaum Balik Islam (http://www.manilatimes.net/ot hers/special/2003/nov/17/20031117spe1.html). Sejak peristiwa September 11 yang menyerang Amerika Serikat, jumlah mere ka yang ingin mempelajari Islam lebih dalam memang semakin banyak. Bahkan menuru t Shariff Solaiman Gonzales, pemimpin International Worldwide Mission, mereka se mpat kehabisan buku karena jumlah permintaan yang meningkat tajam. Orang-orang Filipina yang pertama memeluk Islam dimulai dari mereka yang bekerja di Timur Tengah, khususnya Saudi Arabia dimana diterapkan hukum syariah . Mereka begitu terkesan dengan apa yang ditemui disana, sehingga ketika kembali ke Filipina, mereka terapkan pola kehidupan serupa didalam keluarga, bahkan dip erkenalkan kepada teman-temannya, juga lingkungan mereka. Demikian pengakuan Ahm ad Santos, Presiden Balik Islam Unity Congress yang memeluk Islam di tahun 1991. Dalam sebuah artikel yang berjudul The Philippines Historical Overview (ht tp://www.hawaii.edu/cseas/pubs/philippines/philippines.html), disebutkan lebih d ari 60 juta penduduk Filipina saat ini, 5-7% diantaranya Muslim. Muslim Filipina ini lebih memiliki kesamaan dengan negara tetangganya Malaysia dan Indonesia di banding saudaranya sendiri Kristen Filipina. Kaum Kristen Filipina telah dididik S panyol lebih dari 400 tahun lamanya untuk memerangi kaum Muslim disana. Oleh kar ena itu, hingga sekarang pun, Muslim Filipina tidak lebih diperlakukan layaknya mimpi buruk. Bahkan menurut rekan kerja saya Hermie de Villa, seorang mekanik mo bil asal Manila yang Katolik, para orangtua sering menakut-nakuti anak-anaknya d engan gambaran sadis perilaku kaum Muslimin Mindanao. Meskipun kenyataannya, Spa nyol lah yang harus menjadi hantu bagi anak-anak Filipina. Khadijah Potter, gadis Filipna lainnya, yang memeluk Islam ketika di Cal ifornia (AS), mengaku tidak pernah berhubungan dengan orang-orang Islam, kecuali sesudah memeluk Islam (http://forums.gawaher.com/index.php?act=ST&f=115&t=981&) . Praktek keagamaan Katolik di Filipina menurutnya tidak lebih dari praktek perd ukunan selama ini. Karena banyak orang-orang Kristen yang tidak memahami ajaran mereka. Khadijah akan memberikan sumbangan informasi tentang Islam dan Muslim Fi lipina lewat internet. Islamlah yang menurut dia telah mengajarkan bahwa praktek perdukungan adalah haram. Sebagaimana ceritera Flor, beragam latar belakang mengapa orang-orang Fi lipina mulai tertarik terhadap Islam. Ditengah-tengah hujatan bahkan oleh Presid en Filipina sendiri yang secara tidak langsung ingin memberangus keberadaan Abu Sa yyaf, dan kaum Muslimin Mindanao, ternyata Islam adalah agama yang tercepat perg erakan pertumbuhannya di Filipina, sesuai pengakuan Balik Islam diatas. Tidak hanya di Filipina, di Australia pun dalam 25 tahun terakhir ini ko munitas Islam telah berlipat ganda. Menurut sensus tahun 2001, terdapat sedikitn ya 281.578 orang Islam, atau 40% kenaikannya dibanding sensus 1996, atau 91% men ingkat dalam dekade terakhir (http://www.geocities.com/WestHollywood/Park/6443/F astest/australia.html). Diperkirakan saat ini umat Islam di Australia berjumlah 350-450 ribu. Di Perancis, menurut Hadi Yamid, koresponden Islam Online (IOL), dalam 5 0 tahun terakhir setidaknya terdapat 50 ribu warga Perancis memeluk Islam. Merek a katakan Islam telah berhasil mengisi kevakuman kebutuhan spirual mereka (http: //www.geocities.com/WestHollywood/Park/6443/Fastest/french.html). Di Mexico, Islam juga mulai dikenal. Kota Mexico yang berpenduduk terpad at di dunia dan didominasi Katolik ini, kini mulai mengenal trend baru, refleksi dari kejadian yang serupa di Amerika Latin, yakni ribuan orang Katolik memeluk Islam. Demikian menurut Centro Cultural Islamico de Mexico yang membuka pintu un tuk Islam 6 tahun yang lalu. Baca selengkapnya di (http://www.geocities.com/West Hollywood/Park/6443/LatinAmerica/mexico1.html). Dalam sebuah artikel yang berjudul Islam Lure More Latinos, karya Christ L . Jenkins, di Washington Post, edisi 7 Januari 2001, Islam disebut sebagai agama yang mulai menjalar dalam kehidupan orang-orang Amerika Latin. Di Amerika Serik at, negara adidaya yang paling berpengaruh di muka bumi ini, kenaikan jumlah pen ganut Islam lebih mengejutkan lagi. Dalam artikel yang berjudul The Fastest Growi ng Religion karya Moon Lion (http://druidry.org/obod/news/growth_paganism.html), dari tahun 1990 hingga 2001, Islam tumbuh sangat mengesankan: 109%! Lihat di ht tp://www.gc.cuny.edu/studies/key_findings.htm. Bahkan hal ini diakui oleh Hillar y Clinton (Istri Bill Clinton) di Los Angeles Time, 31 Mei 1996. Pengakuan yang sama datang dari ABC News, NEWSDAY, New York Times, USA Today, Encyclopedia Brit annica, CBS News, Times Magazine, CNN, dan masih banyak lagi (http://www.geociti es.com/Pentagon/3016/fastest.htm). Ditengah hujatan terhadap kaum Muslimin sebagai dalang teroris, agama Is lam dianggap sebagai agama pedang, bahwa jenggot dan jilbab sebagai simbol kekol otan, ironisnya telah membuktikan diri sebagai agama yang paling populer dan ban yak diminati. Subhanallah! Rasanya bisul ini sudah pecah! begitu pengakuan Flor saat menentukan pilih annya bahwa Islam lah yang tepat. Menyimpan keyakinan dalam diri namun tidak ses uai dengan suara hati memang seperti halnya menyimpan bisul dalam tubuh. Sakit s ekali! Sekali bisul merekah dan pecah, hilanglah rasa sakit tersebut. Tidak seperti agama lain yang berupaya menarik perhatian kaum Muslimin d engan berbagai materi duniawi, Islam tidak lah demikian. Florence, Rivera, Khadi jah Potter, dan Sharif Gonzales hanyalah segelintir dari ratusan ribu mantan kaum Nasrani Filipina yang tidak tertarik oleh Islam karena bujukan materi. Sebalikny a, kemurnian ajaran Islam telah mampu membawa jiwa mereka untuk kembali berpikir bahwa ajaran yang satu ini memang benar-benar bagi orang yang mau menggunakan a kalnya. Islam, the fastest growing religion! Syaifoel Hardy shardy@emirates.net.ae