Anda di halaman 1dari 27

IKATAN AHLI UROLOGI INDONESIA

(IAUI)
PANDUAN PENATALAKSANAAN
(GUIDELINES)
PEDIATRIC UROLOGY
(UROLOGI ANAK)
DI INDONESIA
TAHUN 2005
TIM PENYUSUN
PANDUAN PENATALAKSANAAN
(GUIDELINES)
PEDIATRIC UROLOGY
(UROLOGI ANAK)
DI INDONESIA
Adi Santoso
An Rod!ani
T!a"!od!ati
A#d Santosa
Ta#$ono
%IMOSIS dan PARA%IMOSIS

LATAR BELAKANG
Pada akhir tahun pertama kehidupan, retraksi kulit prepusium ke belakang sulkus
glandularis hanya dapat dilakukan pada sekitar 50% anak laki-laki; hal ini meningkat menjadi 89%
pada saat usia tiga tahun. Insidens fimsis adalah sebesar 8% pada usia ! sampai " tahun dan #%
pada laki-laki usia #! sampai #8 tahun.
Parafimsis harus dianggap sebagai kndisi darurat karena retraksi prepusium yang terlalu
sempit di belakang glans penis ke sulkus glandularis dapat mengganggu perfusi permukaan
prepusium distal dari $in$in knstriksi dan juga pada glans penis dengan risik terjadinya nekrsis.
DIAGNOSIS
%ika prepusium tidak dapat atau hanya sebagian yang dapat diretraksi, atau menjadi $in$in
knstriksi saat ditarik ke belakang mele&ati glans penis, harus diduga adanya disprprsi antara
lebar kulit prepusium dan diameter glans penis. 'elain knstriksi kulit prepusium, mungkin juga
terdapat perlengketan antara permukaan dalam prepusium dengan epitel glandular dan atau
frenulum breve. (renulum breve dapat menimbulkan de)iasi glans ke )entral saat kulit prepusium
diretraksi.
*iagnsis parafimsis dibuat berdasarkan pemeriksaan fisik.
TERAPI
+erapi fimsis pada anak-anak tergantung pada pilihan rang tua dan dapat berupa
sirkumsisi plastik atau sirkumsisi radikal setelah usia dua tahun. Pada kasus dengan kmplikasi,
seperti infeksi saluran kemih berulang atau ballting kulit prepusium saat miksi, sirkumsisi harus
segera dilakukan tanpa memperhitungkan usia pasien. +ujuan sirkumsisi plastik adalah untuk
memperluas lingkaran kulit prepusium saat retraksi kmplit dengan mempertahankan kulit
prepusium se$ara ksmetik. Pada saat yang sama, periengketan dibebaskan dan dilakukan
frenultmi dengan ligasi arteri frenular jika terdapat frenulum breve. 'irkumsisi nenatal rutin untuk
men$egah karsinma penis tidak dianjurkan. ,ntraindikasi perasi adalah infeksi tkal akut dan
anmali kngenital dari penis.
'ebagai pilihan terapi knser)atif dapat diberikan salep krtikid -0,05-0,#%. dua kali sehari selama
/0-00 hari +erapi ini tidak dianjurkan untuk bayi dan anak-anak yang masih memakai ppk, tetapi
dapat dipertimbangkan untuk usia sekitar tiga tahun.
+erapi parafimsis terdiri dari kmpresi manual jaringan yang edematus diikuti dengan usaha
untuk menarik kulit prepusium yang tegang mele&ati glans penis. %ika manu)er ini gagal , periu
dilakukan insist drsal $in$in knstriksi. +ergantung pada temuan klinis lkal, sirkumsisi dapat
segera dilakukan atau ditunda pada &aktu yang lain.
UNDESENSUS TESTIS
LATAR &ELAKANG
Insidens maldesensus testis setelah usia satu tahun adalah #,8-/%. Pembagian dibuat
berdasarkan retensi testis pada abdmen, inguinal atau preskrtal dan ekstpik testis di epifasial,
femral atau pendrsal. Sliding atau testis retraktil merupakan )ariasi dan kriptrkismus. Sliding
testis dengan funikulus spermatikus yang terialu pendek akan kembali ke psisi nnfisilgik saat
ditarik ke dalam skrtum dan kemudian dilepaskan. +estis retraktil atau pendulsa dengan hipertrfik
tt kremaster dihubungkan dengan retraksi intermiten dari testis yang umumnya rthtpik.
DIAGNOSIS
1aldesensus testis didiagnsis berdasarkan pemeriksaan fisik dan sngrafi. Pada pemeriksaan
fisik, testis lebih mudah diraba bila penderita pada psisi duduk bersila -$rssed-leg.. Perlu juga
diperhatikan perkembangan kulit skrtum dan hipertrfi testis kntralateral. 'ngrafi dan magnetic
resonance imaging -12I. dapat membantu untuk menemukan lkasi testis yang tidak teraba;
akurasi 12I adalah 90% untuk testis intraabdmen. 3aparskpi sudah ditetapkan sebagai prsedur
diagnstik dan terapeutik jika diduga terdapat retensi abdmen. Pada prsedur ini, psisi testis di
abdmen dapat ditemukan dan diletakkan ke skrtum dengan menggunakan teknik sesuai dengan
kndisi anatmis. +es stimulasi human chorionic gonadotrophin -456., sebagai bukti adanya
jaringan testis yang menghasilkan teststern, sebaiknya dilakukan sebelum perasi eksplrasi
pada testis yang tidak teraba bilateral.
TERAPI
+ujuan terapi adalah untuk men$apai psisi rthtpik testis pada skrtum sebelum usia dua tahun
untuk men$egah terjadinya kerusakan spermatgenesis yang permanen. +erapi hrmn -psinal.
hanya diberikan untuk testis yang retensi karena terapi ini tidak efektif untuk testis ektpik. 7bat
yang diberikan adalah suntikan 456 intramuskular -#500 I89m/ dua kali seminggu selama :
minggu. atau luteinizing hormone releasing hormone -3424. berupa semprtan nasal -:00 ;g, tiga
kali sehari.. ,edua metde terbukti efektif pada /0-00% kasus. Penting untuk melakukan follow-up
karena dapat terjadi kegagalan setelah beberapa &aktu <reascend #0 - /5%.
Pembedahan rkhidfunikullisis dan rkhidpeksi merupakan penatalaksanaan pilihan pertama.
+estis pendulsa -retraktil. tidak diindikasikan untuk kreksi bedah. Indikasi abslut untuk perasi
primer adalah retensi testis setelah gagal terapi hrmnal atau setelah perasi
di daerah inguinal, ektpik testis dan seluruh maldesensus testis yang disertai dengan
kelainan patlgis lainnya -hemia dan atau prsesus )aginaiis yang terbuka.. =kses
inguinal funikulus spermatikus di$apai setelah membuka kanalis inguinalis. ,ndisi
patlgis lain yang berhubungan -seperti prsesus )aginaiis yang terbuka, hemia inguinalis.
dikreksi pada saat yang bersamaan. 'etelah funikulus spermatikus dan testis dibebaskan
dari jaringan ikat dan serat kremaster telah direseksi, testis diletakkan tension free se$ara
peksi ke dalam skrtum. %ika tidak ditemukan testis atau jaringan funikulus spermatikus
pada saat eksplrasi kanalis inguinalis, peritneum dibuka dan dilakukan rkhid-
funikullisis intraperitneal. %ika funikulus spermatikus terialu pendek, dapat dilakukan
teknik (&ler-'tephens -ligasi dan diseksi pembuiuh darah spermatika.. 'yaratnya adalah
duktus deferens dan pembuluh darah epididimis yang intak; hal ini dapat dites dengan
melakukan klem sementara pada arteri testikularis. Pada kasus yang jarang, dapat
dipertimbangkan untuk melakukan aut-transplantasi dengan anastmsis bedah mikr
pembuluh darah testis dengan pembuluh darah epigastrika
+abel #. Penatalaksanaan kriptrkhismus
,2IP+72,4I'18'
Pemeriksaan (isik
'ngrafi
*apat dideteksi +idak terdeteksi unilateral +idak terdeteksi >ilateral
12I -psinal. -?.
stimulasi 456
- - .
+erapi 3aparskpi Interseks @
HIPOSPADIA
LATAR BELAKANG
+ergantung pada lkasi rifisium uretra ekstema, hipspadia dapat dibagi menjadi bentuk distal
-"5%; glandular, krnar, subkrnar., intermediet -#0%. dan prksimal -#/%; penskrtal, skrtal,
perineal.. ,eputusan prsedur perasi dibuat berdasarkan kebutuhan fungsi dan estetik. ,arena
semua prsedur bedah mempunyai risik kmplikasi, penting untuk memberikan knseling yang
adekuat pada rang tua sebelum perasi.
DIAGNOSIS
'elain deskripsi temuan lkal -psisi, bentuk dan lebar rifisium, ukuran penis, urethraA plate,
infrmasi mengenai kur)atura penis saat ereksi dan inflamasi., e)aluasi diagnstik juga men$akup
penilaian adanya anmali yang berhubunganB
- prsesus )aginalis yang terbuka -pada 9% kasus.
- testis letak tinggi -pada 5% bentuk ringan hipspadia; pada 0# % hipspadia psterir.
anmali saluran kemih bagian atas -0%.
4ipspadia berat dengan testis yang tidak teraba unilateral atau bilateral dan transpsisi skrtal
memerlukan pemeriksaan genetik lengkap.
Pemeriksaan fisik lengkap, urinalisa dan biasanya sngrafi dilakukan se$ara rutin pada semua
bentuk hipspadia.
TERAPI
Inter)ensi bedah direkmendasikan untuk bentuk hipspadia sedang dan berat, dan untuk bentuk
distal dengan patlgi yang bernubungan -kur)atura penis, stensis meatal.. Pada hipspadia distal
sederhana, kreksi ksmetik hanya dilakukan setelah diskusi menyeluruh mengenai aspek
psiklgis dan pemastian adanya indikasi gangguan fungsinal.
+ujuan terapi adalah untuk mengkreksi kur)atura penis, untuk membentuk ne-uretra dan untuk
memba&a ne-uretra ke ujung glans penis jika memungkinkan. 8ntuk men$apai hasil yang
memuaskan diperiukan ka$a pembesar dan benang jahit khusus, pengetahuan mengenai berbagai
teknik perasi plastik (rotational skin flaps, free tissue transfer), penggunaan dermatm, pera&atan
luka dan terapi pas$a perasi.
+erapi pre-perasi dengan aplikasi lkal teststern prpinate seiama : minggu dapat membantu.
8ntuk bentuk distal hipspadia terdapat beberapa teknik perasi -misal 1athieu, 1=6PI, ,ing,
*uplay, 'ndgrass, 7nlay.. 'elain chorde kulit, jaringan ikat chortte dan krpus spngisum bagian
distal yang berjalan lngitudinal di ba&ah glans pada kedua sisi saluran
uretra biasanya juga bertanggung ja&ab terhadap kur)atura penis. %ika terdapat kur)aura sisa
setelah chordectomy, dan jika sisa kulit saluran uretra yang terbuka tipis dan sirkulasinya buruk,
mungkin diperlukan insist atau eksisi lempeng uretra. Pada disprprsi krpreal, harus
ditambahkan tindakan orthoplasty -mdifikasi plikasi krpreal drsal Cesbft.. Orthoplasty -Cesbit,
mdifikasi Cesbit, '$hrder-Dssed. dan penutupan dapat dipertimbangkan untuk dilakukan dalam
dua tahap.
+eknik 7nlay dengan preser)asi lempeng uretra dan menghindari anastmsis sirkumferensial
merupakan metde pilihan, dengan tingkat kmptikasi yang rendah untuk hipspa'yarat yang
diperlukan adalah lempeng uretra yang intak dengan )askularisasi yang baik, atau hasil yang
memuaskan setelah tindakan pertama dengan penis yang lurus dan batang penis yang tertutup
dengan baik. %ika lempeng uretra tidak dapat dipertahankan semua -setelah eksisi atau di)isi.,
digunakan tube-onlay flap atau inlay-onlay flap. Prsedur dua tahap dapat menjadi pilihan untuk
hipspadia berat %ika tidak ada prepusium atau kulit penis, dapat digunakan muksa bukal, muksa
buli dan free skin graft.
>enang yang digunakan sebaiknya hanya dari bahan yang dapat diserap dengan baik -!90-"90..
8ntuk kagulasi darah, diperiukan alat biplar dengan kapas yang direndam dalam larutan
epinefrin #B#0.000. 8ntuk persiapan glans dapat diberikan infittrasi dengan larutan epinefrin
#B#00.000. +umiket sebaiknya tidak digunakan tebih dari /0 menit. 'etelah preparasi neur)askular
drsal, dipasang jahitan mdifikasi Cesbit -benang mnfilik yang tidak dapat diserap :90-590, misal
6reteE, Prtene. dengan simpuf teriipat ke dalam. 8rin dialirkan melalui kateter transuretra atau
suprapubik. %ika menggunakan kateter suprapubik, hams dipasang stent pada ne-uretra. 8ntuk
stent uretra dan drainase digunakan kateter 8-#0 (r dengan lubang multipel di bagian samping
dengan ujung di uretra pars bulbsa -tidak sampai ke buli.. Prsedur rutin lairmya adalah
penggunaan balutan sirkular dengan kmpresi ringan dan pemberian antibitik.
KOMPLIKASI
Penyempitan meatal setelah splint diangkat dapat dikreksi dengan peregangan se$ara hati-hati
dan peralatan *ittel, re)isi bedah diperlukan untuk kasus dengan skar meatus dimana tindakan
peregangan tidak akan efektif untuk jangka panjang. 8ntuk striktur uretra sebaiknya dilakukan
perasi terbuka setelah satu kali usaha urethrtmi intema. %ika terjadi fistula, re)isi sebaiknya
tidak dilakukan sebelum jarak ! bulan. 'triktur uretra harus dibuktikan bukan sebagai penyebab
fistula saat intraperatif. 8ntuk men$egah timbulnya fistula berulang, dapat digunakan flap dartos
atau free tunica vaginalis patch. %angan lupa untuk melakukan penutupan yang adekuat dengan
mbilisasi fas$ia '$arpa
+idak perlu untuk melakukan kreksi sisa kur)atura yang ke$il karena tidak akan mempengaruhi
se$ara fungsinal. 4al ini dapat dikreksi dengan mudah setelah pubertas jika kelainannya $ukup
bermakna.
+abel /. =lgritme penatalaksanaan hipspadia
4ipspadia
*iagnsis
saat lahir
interseks
Perlu
reknstruksi
+idak perlu
reknstruksi
Persiapan
-prepusium, terapi hrmn.
*istal Prksimal
5hrdee +anpa $hrdee
1=6PI,
1athieu,,ing,*uplay,
'ndgrass,dll
3empeng uretra
dibuang
3empeng uretra
dipertahankan
+ube-nlay, Inlay-
nlay, Prsedur /
tahap
7nlay kulit lkal, 1uksa
bukal
DILATASI TRAKTUS URINARIUS ATAS
LATAR BELAKANG
4idrnefrsis dapat terdeteksi sejak dalam uterus menggunakan ultrasngrafi pada usia kehamilan
#! minggu. Penyebab tersering adalah stensis ureterpel)i$ jun$tin -8P%., megaureter, refluks
)esikrenal, sindrma katup uretra dan displasia multikistik ginjal.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Ultrasonografi
Dktasis -diameter anterir-psterir dari pel)is renalis, ekatasis kaliks., besar ginjal, tebal parenkim,
pla ekh dari krteks, lebar ureter, tebal dinding buli dan residual urine dapat diperiksa dengan
pemeriksaan utrasund. >ila ditemukan diameter pel)is renal lebih dari #5 mm maka hampir dapat
dipastikan terdapat bstruksi dari traktus urinarius atas dan mungkin perlu dipertimbangkan suatu
tindakan. Pemeriksaan ultrasund pertama pada bayi yang telah didiagnsa menderita ektasis
pel)is renal saat masih dalam kandungan harus dikerjakan saat / hari pertama kehidupannya,
setelah 0-5 hari dan setelah 0 minggu. Pemeriksaan ultrasund yang nrmal pada hari-hari pertama
dapat terjadi dan merupakan pemeriksaan sekunder apabila ditemukan adanya liguria pada
nenatus tersebut.
Voiing !"sto#ret$rogra%$" &V!UG'
Pada pasien dengan stensis 8P% atau megaureter, #:% menunjukkan adanya refluks )esikrenal
-F22. pada saat yang bersamaan. =danya refluks ini harus di)erifikasi atau ditegakkan dengan
menggunakan F586 kn)ensinal preperatif. Istp F586 -dengan bahan yang mengeluarkan
radiasi dsis rendah. digunakan untuk fll&-up.
Di#resis Renografi
,arena radiasinya yang rendah, +$99m-1=60 merupakan istp pilihan pada diuresis rengrafi ini.
Pemeriksaan dilakukan setelah hidrasi standard -standardiGe hydratin. dengan menggunakan
kateter transuretra. Perfusi arteri renalis, transit krteks intrarenal dan ekskresi dari bahan tersebut
ke dalam $lle$ting system diukur. =pabila terjadi ketidakberesan dalam ekskresi, maka akan
membutuhkan &aktu lebih lama dari setengah kapasitas maksimum radi istp ini untuk dapat
men$apai pel)is renalis -+#9/. setelah pemberian fursemid. >ila absrbsi radi istp ini sangat
$epat dan setelah diberi diureti$ ekskresinya $epat - + H I#0 menit., maka hampir tidak ditemukan
adanya bstruksi. =danya ketidakmampuan atau deterirasi dari masing-masing fungsi ginjal pada
nenatus atau bayi dengan ditunjang dilatasi traktus urinarius atas mungkin merupakan indikatr
terbaik untuk menunjukkan bstruksi yang signifikan.
Stati( Renal S(intigra%$"
'$intigraphy ginjal dengan asam di-merkaptsuksinil -*1'=. merupakan metde ideal untuk
mengetahui mrflgi ginjal, perubahan akut akibat infeksi, jaringan parut pada ginjal serta
gangguan fungsi ginjal, sebagai $nth suatu displasia ginjal multikistik dan refluks nefrpati.
Pemeriksaan ini sebaiknya tidak dikerjakan pada / bulan pertama usia bayi.
Intra)eno#s Urogram &IVU'
IF8 merupakan metde pemeriksan psinal dan mungkin dilakukan pre-peratif serta apabila dari
pemeriksaan ultrasund belum dapat memastikan. Indikasi dari IF8 pada tahun pertama kehidupan
masih merupakan hal yang prblematis.
Tes *$itaker
+es Jhitaker ini dilakukan sebagai pilihan pemeriksaan antegrade pressure fl& apabila diagnsis
bstruksi masih belum pasti. Pengukuran meliputi perfusi kntinyu dari pel)is ginjal melalui jarum
per$utaneus atau apabila diperlukan melalui nefrstmi. 4asil segera yang diperleh dari tes ini
adalah tingginya laju perfusi yang tidak fisilgis, mele&ati batas maksimum serang anak, hasil ini
tergantung dari pemeriksa dan tingkat in)asi dari prsedur.
Ta+le ,- follo./#% ilatasi tr0#rinari#s +agian atas "ang s#a$ iiagnosa %renatal0
8mur #-/ hari 8ltrasund *ilatasi --.

*ilatasi umur0-5 hari
8'6 ulangan
>ilateral 8nilateral *ilatasi --.
,ntrl 8'6
8mur 0-5 hari F586 8mur /-0minggu F586
- katup uretra@. -refluks.
umur :-! minggu
s$intigrafi
IFP -ptinal.
PENATALAKSANAAN
Stenosis UP1
'imptmatis stensis 8P% membutuhkan penanganan bedah, tetapi unilateral stensis 8P% yang
asimptmatis diterapi se$ara subyektif tergantung dari derajat bstruksi dan fungsi kedua ginjal
se$ara terpisah. =pabila perbaikan fungsi ginjal tidak terjadi dalam 0-! bulan pada pasien dengan
fungsi ginjal kurang dari #0% ginjal nrmal, maka nefrektmi harus dipertimbangkan, terutama
apabila mulai mun$ul gejala -seperti 8+I, hipertensi, nyeri daerah flank.. Pasien - pasien dengan
fungsi ginjal kurang dari :0% harus dipertimbangkan pyelpasti. =pabila fungsi ginjal sebelah lebih
dari :0%, inter)ensi perasi diindikasikan hanya apabila mun$ul gejala baru atau fungsinya
menurun menjadi #0% dengan berjalannya &aktu. 'ngrafi sebaiknya dilakukan setiap : minggu.
'$intigrafi fungsi ginjal harus diulangi dalam jangka # tahun. =nak-anak yang preperatifnya
menunjukkan fungsi ginjal parsial diba&ah :5%, pst peratif menunjukkan perbaikan pertumbuhan
serta fungsi ginjal se$ara keseluruhan.
Mega#reter
1enurut klasifikasi internasinal, megaureter dibagi menjadi primer dan sekunder, bstruksi
dan9atau refluks dan nn-refluks, nn-bstruksi. Penatalaksanaan dari megaureter tipe refluks
dijelaskan pada bagian )esikureter refluks -F82.. D)aluasi diagnstik sama seperti pada
hidrnefrsis unilateral. *erajat bstruksi dan fungsi ginjal se$ara terpisah ditentukan dengan
skintigrafi ginjal dan IF8.
Pada beberapa sur)ei ditunjukkan bah&a inter)ensi perasi berdasar hanya dari urgram
ekskretri saat ini sangatlah jarang. *engan perbaikan spntan sampai 85% pada pasien dengan
megaureter bstruksi primer, drainage tinggi se$ara 'ber atau $in$in ureterkutanestmi saat ini
tidak lagi dilakukan.
7perasi uretersistnestmi menurut 5hen, Plitan-3eadbetter atau teknik Psas-4it$h
dapat dipertimbangkan sebagai $ara perasi. Indikasi untuk terapi bedah dari megaureter adalah
infeksi rekuren selama menggunakan antibitika prfilaksis, penurunan fungsi ginjal se$ara terpisah,
tetap terjadinya refluks setelah # tahun diba&ah prfilaksis serta adanya bstruksi yang signifikan.
Ureter Retroka)al
8reter retrka)al bukanlah merupakan suatu anmali dari ureter tetapi anmali dari )ena ka)a.
D)aluasi diagnstik dapat dilihat pada skema unilateral hidrnefrsis -termasuk urgram ekskretri..
Pada keadaan yang sangat jarang ini, ureter dipisahkan, sumber kelainan tersebut dikreksi dan
dilakukan anastmse end-t-end.
2ironefrosis Bilateral
4idrnefrsis bilateral dan megaureter sangat jarang terjadi pada perempuan dan memerlukan
pendekatan indi)idual, yang tidak dapat melalui satu algritme. Pada laki-laki, penyebab tersering
adalah bstruksi infra)esikal yang disebabkan leh katup uretra. 7bstruksi dapat mengakibatkan
terjadinya trabekula buli dengan akibat sekundernya adalah megaureter dan hidrnefrsis. 'etelah
sngrafi, F586 sebaiknya segera dikerjakan tanpa ditunda lagi. =pabila tidak ditemukan kelainan
patlgis, pemeriksaan lebih lanjut mengikuti skema hidrnefrsis unilateral. *alam hal refluks,
e)aluasi diagnstik mengikuti skema refluks -bab".. Pada kasus-kasus dengan bstruksi infra)esika
dengan retensi urin, kateter suprapubik harus segera dimasukkan dan antegrade F586 dapat
dikerjakan menyusul. 'ngrafi dan serum kreatinin sebaiknya diperiksa setiap hari. =pabila pada
sngrafi terlihat perbaikan dan serum kreatinin menurun di ba&ah 0,!mg9d3, reseksi katup se$ara
endskpi sebaiknya dilakukan pada usia anatara #-! bulan pertama kehidupan -tergantung besar
dan berat bayi.. Dndskpi sebaiknya dipilih mengingat trauma pada uretra dapat diminimalkan.
*alam hal penanganan a&al endskpi, dapat dipasang stent pada uretra -!-8$h. pre-peratif.
=pabila tidak terdapat perbaikan pada sngrafi dan serum kreatinin tidak menurun diba&ah
0,!mg9d3, perlu dilakukan di)ersi supra)esika dan delayed reknstruksi !-9 bulan kemudian harus
dijad&alkan.
*i)ersi supra)esika se$epatnya diindikasikan -jarang terjadi. pada pasien dengan sepsis
dan grss bilateral dli$hmegaureter dan gagal ginjal, atau pada kndisi grss bilateral
dli$hmegaureter dan insufisiensi renal yag tidak merespn atau malah berlanjut memburuk. =blasi
dingin katup endskpi -transuretra atau suprapubik. barulah dilakukan kemudian tergantung
perkembangan kndisi pasien dan adanya kemungkinan berkemih se$ara spntan. F586 dan
pen$itraan radilgi dari traktus urinarius atas yang terdi)ersi sebaiknya dikerjakan preperatif.
Ta+el 3- Mana4emen 2ironefrose 5 "ang teriagnosa %renatal
(ungsi ginjal terpisah Per$utaneus nefrstmi
I #5%
2e$)ery C re$)ery
2eknstruksi Cefrektmi
Ta+el 6- Mana4emen 2ironefrose II "ang teriagnosa %renatal
(ungsi ginjal terpisah bser)asi dg 8'6
#5-:0%
8langan s$intigrafi pd umur bln ke 0
(ungsi I :0% (ungsi K :0%
2eknstruksi 7bser)asi
Ta+el 7- Mana4emen 2ironefrosis III "ang teriagnosa %renatal
(ungsi ginjal terpisah diameter a.p I #5 mm diameter a.p K #5 mm
I :0%
8'6 tiap 0 bln 8'6 tiap bln
'kintigrafi tiap ! bln 'kintigrafi tiap 0 bln
(ungsi menurun I :0%


2eknstruksi
RE%LUKS
LATAR BELAKANG
F82 atau F22 didefinisikan sebagai aliran balik urin nn-fisilgis dari buli ke dalam ureter atau
pel)is renalis. ,nsekuensi terburuk dari F22 primer dan sekunder adalah perkembangan prgresif
dari gagal ginjal sekunder karena episde pyelnefritik rekuren serta diikuti dengan hilangnya
parenkim ginjal se$ara bertahap.
'epuluh sampai #5% pasien dengan refluks menderita hipertensi Lrenin-dependentL sebagai
sekuel dari fkal iskemi akibat timbulnya jaringan parut pada ginjal. Prbabilitas dari hipertensi
sangat berkrelasi dengan luas dan banyaknya jaringan parut pada parenkim. 2efluks ditemukan
pada 0,5-#% anak-anak tanpa 8+I. >ila pada nenatus insidens refluks sama pada kedua jenis
kelamin, pada usia lebih besar, anak perempuan lebih sering terjangkit penyakit ini :E lebih banyak
dibanding anak laki-laki.
Pada anak-anak dengan rekuren 8+I , insidens F82 se$ara signifikan lebih tinggi -sekitar
#:-/9% dari masa +, dan usia seklah pada anak perempuan dan sekitar 00% pada anak laki-laki
pada usia yang sama..
6ejala utama dari F82 adalah rekuren 8+I yang sesekali diikuti dengan demam.
Pemeriksaan radilgi menunjukkan uni atau bilateral refluks pada 00-5-% kasus. F22 mungkin
dapat juga terdiagnsa akibat knsekuensinya, yaitu hipertensi, insufisiensi ginjal atau pertumbuhan
ginjal yang terhambat. 2efluks yang tidak terdeteksi dapat jatuh pada kndisi refluks nefrpati.
Se(onar" Refl#ks
=&al dari refluks sekunder bukanlah merupakan gangguan primer sejak lahir dari ureter terminal
pada nenatus tetapi lebih merupakan bstruksi anatmikal atau fungsinal atau penyakit inflamasi
dari buli, atau kerusakan langsung pada rifisium yang sebelumnya intak. +ampaknya banyak
refluks, terutama yang derajat rendah #-0, merupakan refluks sekunder dan mungkin dapat
menghilang dengan kematangan fungsi buli.
KLASI8IKASI
+he Internatinal 2efluE 'tudy 5mmittee memperkenalkan sistem yang seragam untuk deskripsi
refluks berdasarkan klasifikasi a&al yang telah disusun leh 4eikel dan Pakkulainen pada tahun
#985. 3ebih jauh lagi, gambaran )iding $ysturethrgram yang telah distandardisasi dideskripsikan
untuk kemudian dapat diperbandingkan.
Ta+el 9 - Graing s"stem #nt#k refl#ks
&International Refl#: St#" !ommittee; 5<95'
6r.I 2efluks tidak men$apai pel)is renalis, berma$am-ma$am derajat dilatasi ureter
6r.II 2efluks men$apai pel)is renali, tidak terdapat dilatasi $lle$ting system,
(rniks masih nrmal
6r.III *ilatasi ringan sampai sedang dari ureter, dengan atau tanpa kinking; dilatasi
sedang dari $lle$ting system; frniks nrmal atau terdapat perubahan minimal
6r.IF *ilatasi sedang dari ureter, dengan atau tanpa kinking; dilatasi sedang $lle$ting
system; frniks blunting tetapi gambaran dari papila masih dapat terlihat
6r.F 6rss dilatasi dan kinking dari ureter, dilatasi jelas dari $lle$ting system; impresi
Papila tidak lagi tampak; refluks intraparenkim
+erlepas dari grading refluks ini, deskripsi atas psisi dan mrflgi dari rifisium ureter -nrmal,
stadium, hrseshe atau glf-hle. sangat menlng untuk menentukan terapi. Psisi dari rifisium
ini harus dikategrikan sebagai = -trignal., >,5 atau * -lateral..
DIAGNOSIS
'emua pasien yang masih menunggu klarifikasi adanya refluks harus menjalani prsedur diagnstik
standard, membandingkan hasil labratrium -fungsi ginjal., status urin dan kultur urin, bersama-
sama dengan ri&ayat penyakit dari anamnesa serta pemeriksaan fisik. >ukti langsung ada atau
tidaknya refluks tetap memerlukan F586 atau sngrafi untuk diagnsisa&al. Pilihan IF8 dapat
dilakukan preperatif apabila dari sngrafi tidak dapat menegakkan adanya refluks. Pada saat
pemeriksaan, kateter harus terus dipasang.
+anpa adanya bahaya radiasi, sngrafi dapat menunjukkan infrmasi se$ara detil tentang
,lasifikasi psisi rifi$ium ureter -dari 1a$kie 65,
'tephens (* B *upleE kidneysB = $rrelatin f renal
dysplasia &ith psitin f the urethral rifi$e. % 8rl
#9"5;##:B/":..
ukuran ginjal, adanya kemungkinan duble system, bentuk dan ukuran $lle$ting system dan juga
memungkinkan kita mengetahui parenkim dari ginjal. *eteksi dari refluks hanya mungkin dilakukan
menggunakan media kntras khusus atau apabila terjadi grss refluks.
=pabila F586 atau sngrafi negatif, tetapi dari pemeriksaan klinis men$urigai adanya
refluks, pemeriksaan sebaiknya diulang se$ara berkala setelah beberapa inter)al, derajat dari
refluks ini tidak knstan pada beberapa kdisi yang berbeda saat dilakukan pemeriksaan.
=pabila terdapat residual urin setelah berkemih tanpa adanya bstruksi infra)esika,
pemeriksaan urdinamik harus dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya disfungsi
buli9sfingterdan yang akan menyebabkan refluks sekunder.
>ukti ada atau tidaknya refluks juga dapat dibuktikan melalui pemeriksaan radinu$lida.
1engingat radiasi yang dipakai rendah maka sistgrafi radinu$lide dapat mem)erifikasi atau
menyingkirkan refluks, terutama untuk pemeriksaan fll&-up.
Pemeriksaan endskpi dapat menlng pada perasi elektif dan dapat menunjukkan bukti
dari knfigurasi patlgis dari psisi serta rifisium ureter, juga untuk eksklusi dari bstruksi
infra)esika. Pemeriksaan dilakukan di ba&ah anestesi dan persiapan dikerjakan untuk mengkreksi
refluks yang mungkin terjadi. 8ntuk setiap refluks yang diterapi se$ara endskpi, knfigurasi dari
rifisium ureter lebih penting daripada derajat refluks; pada kasus rifisium tipe glf-hle,
kemungkinan keberhasilan adalah rendah.
Ta+el <- Algoritma ta$a%an iagnosis ref#ks %rimer
*asar diagnsis ri&ayat penyakit
pemeriksaan fisisk
tekanan darah
tes labratrium
analisa urin dan kultur
'ngrafi dilatasi
parenkhim ginjal
duplikasi ginjal ------ psinal ------ IF8 dilatasi9bstruksi
knfigurasi F8 ------ psinal ------ 1=6-0 dilatasi9bstruksi
)iding
*1'= fungsi ren terpisah

8rfl& anak umur 0 thn ------- psinal ------ sistmetri
F586 derajat refluks
refluks pada ------- psinal ------ endskpi bstruksi infra)esikal
single9duble system
knfigurasi F8
knfigurasi uretra
Pembedahan
'trategi penanganan
1edikamentsa
Refl#ks Sek#ner
*iagnsis dan terapi dari penyakit yang mendasari tentu saja merupaakn aspek utama dari refluks
sekunder yang didapat. =pabila refluks tetapada setelah terapi penyakit dasar dilakukan, terapi dari
refluks ini dikerjakan menurut kndisi klinis. 8ntuk dapat mendiagnsa refluks sekunder, haruslah
dipastikan bah&a F586 dilakukan pada peride nn-inflamasi dan apabila penting, diulang setelah
bebas dari infeksi. *iagnsa lebih lanjut dilakukan sesuai dengan aturan-aturan refluks primer.
PENATALAKSANAAN
+ujuan dari terapi adalah menghindari terjadinya kmplikasi lanjut seperti refluks nefrpati. Pilihan
terapi meliputi knser)atif dan pembedahan baik endskpi maupun terbuka. Pilihan ini dipengaruhi
leh umur dari penderita, derajat refluks, psisi atau knfigurasi rifisium ureter dan penemuan
klinik.
Ta+el 5=- %enatalaksanaan refl#ks %rimer
8mur # thn knser)atif
8mur #-5 thn grade I-III knser)atif
6rade IF-F pembedahan
8mur K 5 thn pria jarang sbg indikasi p
Janita pembedahan - krn tingginya angka
Infeksi terutama saat hamil .
Ta+el 55 - Penatalksanaan Refl#ks sek#ner
(ebris infeksi berulang meskipun
memakai antibitik prfilaksis
Pembedahan
1alfrmasi tambahan -duble kidney, -tidak untuk umur I ! bulan.
4ut$h di)erti$ulum, e$tpi$ ureter.
Tera%i Konser)atif
+ujuan dari terapi knser)atif adalah pen$egahan terhadap demam 8+I. >ersama-sama dengan
anamnesa mengenai jumlah $airan yang diminum dan jenisnya serta prses berkemih yang teratur
-apabila dibutuhkan, dengan duble mi$turatin., higiene yang baik dan antibitika prfilaktik dsis
rendah jangka panjang merupakan aspek utama dari terapi knser)atif ini.
*engan asumsi bah&a pada beberapa pasien F22 menghilang tanpa inter)ensi
pembedahan menegaskan pendekatan knser)atif. ,emungkinan untuk perbaikan spntan hanya
terjadi apabila pasien tersebut masih sangat muda dengan refluks derajat rendah dan tanpa kndisi
patlgis yang serius dari rifisium ureter. =pabila refluks menetap sampai pada usia dimana tidak
mungkin diharapkan terjadi kesembuhan spntan maka pada anak perempuan harus dilakukan
perasi reknstruksi. Pada anak laki-laki dengan usia K 5 tahun, antibitika prfilaksis dapat
dihentikan karena indikasi untuk dilakukan kreksi dari refluks adalah jarang. =pabila 8+I disertai
dengan demam terjadi pada saat masih diba&ah pemberian antibitika prfilaksis, strategi
knser)atif harus disingkirkan dan dipilih pendekatan inter)ensi pembedahan.
Tera%i Pem+ea$an
Pembedahan sebaiknya tidak dilakukan sampai usia anak sedikitnya ! bulan.
Tera%i Enosko%i
=khir-akhir ini, pengalaman dengan endskpi sebagai pilihan terapi masih terbatas.
Pem+ea$an Ter+#ka
>erma$am-ma$am teknik untuk mengkreksi refluks telah dideskripsikan -$nth 3i$h-6regir,
Plitan-3eadbetter, 5hen, Psas-4it$h., prinsipnya adalah memperpanjang bagian intramural dari
submuksa ureter. =ngka keberhasilan yang tinggi melebihi 95%, dengan rendahnya kmplikasi,
dapat ditemui dari semua jenis metde perasi.
'ebagai aturan, sebelum prsedur ekstra)esikal dilakukan maka endskpi harus terlebih
dahulu dikerjakan, dimana rifisium ureter dapat se$ara langsung dilihat melalui perasi intra)esika.
*etil teknik lain yang penting adalah men$akup abslut tensin free dari anastmse ureter, seperti
juga preser)asi dari aliran darah ke ureter distal. 'ebagai tambahan, panjang serta lebar yang
$ukup dari tunnel adalah suatu keharusan.
=pabila terjadi refluks bilateral, prsedur 3i$h-6regir seperti juga Psas-4it$h sebaikanya
dikerjakan dalam dua tahap untuk menghindari disfungsi dari buli.
8ollo./#%
'etelah kreksi pembedahan, pasien memerlukan antibitik periperatif, yang dilanjutkan sebagai
antibitik prfilaksis selama ! minggu pst peratif. 'ebagai pilihan, F586 dapat dikerjakan 0 bulan
pst peratif untuk membuktikan keberhasilan terapi refluks. 7bstruksi dari traktus urinarius atas
dapat ditegakkan melalui sngrafi setelah pasien pulang dan dilanjutkan tiap :-! minggu apabila
terdapat tanda-tanda bstruksi. *alam semua kasus, ultrasund rutin dilakukan tiap 0 bulan pst
peratif.
'emua pasien dengan kerusakan parenkim pada saat refluks dikreksi harus melakukan
kntrl skintigrafi #/ bulan pst peratif. Pemeriksaan fll&-up harus meliputi pemeriksaan tekanan
darah untuk deteksi a&al dari hipertensi renalis.
IN%EKSI SALURAN KEMIH
KLASI%IKASI
&a't(#i)#ia Asi$*to$ati'
Bakteriuria bermakna yan !i!a"atkan "a!a "emerik#aan urin bebera"a ka$i berturut-turut
tan"a a!a e%a$a k$ini#
&a't(#i)#ia Si$*to$ati'
!"stitis
In&ek#i terbata# "a!a bu$i' !i!a"atkan e%a$a irita#i' tan"a e%a$a #i#temik mau"un
!emam
Pielonefritis Ak#t
Infeksi parenkim ginjal disertai demam
ISK Kom%leks
ISK !i!a#ari ($e) anuan a$iran urin' ma$&(rma#i atau anuan "en(#(nan bu$i
DIAGNOSA
Indikasi untuk pemeriksaan urin dan mikrbilgi urin meliputi demam yang tidak jelas
penyebabnya, gangguan tumbuh kembang pada bayi, keluhan nyeri abdmen dan flank, frekuensi,
disuria, urine berbau, grss hematuria. Pada bayi dan anak ke$il, sampel urin didapat dengan
memasang kantng plastik pada genitalia eksterna. 4asil kultur psitif perlu knfirmasi dengan puksi
suprapubik -atau dengan kateter transurethral.. Pada anak yang dapat berkemih sesuai kehendak,
sampel anak laki M laki diambil dengan prsi tengah, perempuan dengan kateter urethra.
Pemeriksaan urin meliputi tes dengan mikrskp dan mikrbilgi. ,riteria diagnstik meliputi
ditemukannya kuman patgen sebanyak #0
5
$fu -$lni frming units. pada kultur urin menggunakan
sampel yang didapat dari urin prsi tengah. >ila ditemukan kultur urin psitif #0
0
M #0
:
perlu
knfirmasi dengan pemeriksaan punksi suprapubik atau pemeriksaan diulang. Pendapatan kuman
patgen berapapun banyaknya pada sampel dari punksi buli suprapubik berarti bakteriuria.
Pemeriksaan sampel punksi buli dapat men$apai hasil dengan sensitifitas 99 %. Pada hasil kultur
psitif, ditambahkan pemeriksaan darah lengkap, hitung jenis, laju endap darah, dan 5-rea$ti)e
prtein bersama penemuan klinis. Pemeriksaan urin rutin dengan leksituria lebih dari 5 per
lapangan pandang pembesaran :00E adalah menykng ke$urigaan bakteriuria. 8ji $arik nitrit
dilakukan untuk membantu menegakkan diagnsa 8+I sambil menunggu hasil kultur.
8'6 dilakukan untuk menilai )lume ginjal, parenkim ginjal, ketebalan dan s$aring, anmali
anatmis, hydrnefrsis, dilatasi ureter dan batu. ,etebalan dinding buli, bentuk buli, dilatasi ureter,
residual urin. Pada piel$ali$eal ektasis, ditambahkan pemeriksaan IFP. F586 dapat dilakukan
setelah terapi antibitik.
TATA LAKSANA
&a't(#i)#ia Asi$*to$ati'
Ti!ak !i"er$ukan tera"i bi$a traktu# urinariu# n(rma$' #inkirkan ke$ainan berkemi)
&un#i(na$
ISK A')t Tan*a Pi(+on(,#itis
Trimet)("rim-#u$&amet(k#a*($e' trimet)("rim (m(n()' +e")a$(#"(rin atau am(,y+i$$in
#e$ama - . / )ari0
Pi(+on(,#itis
+erapi antibitik intra)enus dengan antibitik spektrum luas, penisillin atau $ephalsprin. Pda
nenatus, terapi berlangsung #: M /# hari. *ilanjutkan dengan terapi ral selama " M #: hari. Pada
gangguan fungsi ginjal, dsis disesuaikan menurut serum kreatinin. +etapi dapat dihentikan bila urin
telah steril dan gejala klinis hilang. ,ultur urin dikerjakan tiap minggu selama terapi. *1'=
s$intigraphy dapat dilakukan 0 bulan setelah terapi. Pada pielnefritis bstruktif, drainase adalah
tindakan darurat.
ISK Ko$*+('s
Tera"i yan e&i#ien me$ibatkan "enanan "a!a ke$ainan yan men!a#ari (anuan !raina#e
urin)0 Pa!a anak umur !iba1a) 2 ta)un' "emerik#aan !an tera"i !i$akukan $ebi) are#i&
#ebab tininya keter$ibatan &akt(r . &akt(r "re!i#"(#i#i menakibatkan ISK0
Anti-ioti' P#o,i+a'sis
In!ika#i me$i"uti 3e#i+(rena$ re&$u,' +y#titi# beru$an !enan atau tan"a anuan
berkemi)' me!u$$ary #"(ne ki!ney' ureter(+e$e !an neur(eni+ b$a!!er !y#&u+ti(n0 4eni#
(bat trimet)("rim' k(trim(k#a#($' am(k#i+i$in' +e")a$(#"(rin' a#am na$i!ik#at atau a#am
"i"emi!at0
INKONTINESIA
LATAR &ELAKANG
Da$am tumbu) kemban #e(ran anak akan men%a!i k(ntinen "a!a #ian )ari menin%ak
u#ai 5 ta)un !an untuk ma$am )ari menin%ak u#ai 6 ta)un0 4ika anak teta" men(m"($'
maka )aru# !ibe!akan antara enure#i# !an ink(ntinen#ia0 Ha$ . )a$ yan )aru# !i"er)atikan 7
De&ek anat(mi# (t(t #&inter !an bu$i . bu$i (mi# 7 e"i#"a!ia k(m"$it' ek#tr(&ia bu$i'
urerter ekt("ik)
Iner3a#i bu$i !an (t(t #&inter yan tak #em"urna (mi# 7 mye$(menin(+e$e)
Ganuan &un#i bu$i !an (t(t #&inter
KLASI%IKASI
En)#(sis
De&ini#inya a!a$a) "r(#e# berkemi) yan n(rma$ "a!a 1aktu !an atau tem"at yan ti!ak
"anta# atau #e+ara #(#ia$ tak !a"at !iterima0 Anak !enan enure#i# berkemi) #aat ti!ur
ma$am )ari !ant ti!ak ter%aa karenanya0 K(n!i#i ini a!a$a) m(n(#imt(matik !an ri1ayat
ke$uara %e$a# ber"enaru)0
P#i$a# No.t)#na+ En)#(sis
8en(m"($ !i tem"at ti!ur #e%ak ke$a)iran tan"a a!a "eri(!e tan"a men(m"($ #eti!aknya
9 bu$an
S(.onda# (ons(t) No.t)#na+ En)#(sis
8en(m"($ #e#u!a) "erna) a!a "eri(!e :kerin: #eti!aknya #e$am 9 bu$an
No.t)#na+ Po+)#ia En)#(sis
A!a$a) enure#i# n(kturna$ "a!a anak !enan "r(!uk#i urine yan me$ebi)i ka"a#ita# bu$i
Di)#na+ En)#(sis
8en(m"($ yan menyertai anuan kuran "er)atian' anak berkemi) tunta#' &un#i bu$i
!an uret)ra n(rma$
In'ontin(nsia
A!a$a) ke$uarnya air kemi) tan"a !iken!a$ikan' !a"at !i$i)at #e+ara (byekti& !an
menimbu$kan ma#a$a) #(#ia$ !an )iiene0

In'ontin(nsia an/ dis(-a-'an o+(" '(+ainan anato$is *ada sa+)#an '($i"
Ekt("ik ureter' ureter(+e$e' "rune be$$y #yn!r(me' ek#tr(&ia bu$i' e"i#"a!ia' "(#teri(r
uret)ra$ 3a$3e' k$(aka0
In'ontin(nsia an/ dis(-a-'an /an//)an n()#o/(ni'
S"ina$ !y#ra")i#m' +au!a$ rere##i(n !an anuan SSP $ainnya
In'ontin(nsia ,)n/siona+ *ada non0n()#o*at"i. s*"n.t(# ds,).tion
Berkaitan !enan ISK !an terutama ter%a!i "a!a anak 1anita
DIAGNOSIS
E3a$ua#i !ian(#tik me$i"uti 7
Ri1ayat
Pemerik#aan &i#ik umum' ur($(i# !an neur($(i# (urina$i#i# !an ku$tur' berat %eni#)
; #(n(ra")y (re#iu!a$ urine' keteba$an !in!in bu$i' #a$uran ata#)
Diaram &rekuen#i-3($ume (#e#u!a) "en(batan ISK)
4ika "a!a "emerik#aan ti!ak !i!a"atkan #uatu "at($(i' maka !a"at !ia#um#ikan #ebaai
enure#i# !an ti!ak !i"er$ukan "emerik#aan tamba)an $ain0
Pemerik#aan tamba)an $ain !ibutu)kan #aat !i!a"atkan #uatu "at($(i !an me$i"uti 7
Ur(&$(1
<=UG
<i!e( ur(!ynami+
Intra3en(u# ur(ram
Pemerik#aan !enan ane#te#ia (uret)r(+y#t(#+("y' uret)ra$ +a$ibrati(n)
Pemerik#aan $an%utan neur($(i#' ra!i($(i# !an "#ikiatri# (terma#uk 8RI #um#um
tu$an be$akan)
Ra!i(nu+$i! #tu!y untuk meni$ai &un#i in%a$0
TATA LAKSANA
N(kturna$ enurei# tera"i !imu$ai bi$a k(n!i#i te$a) menanu !an #i anak te$a)
term(ti3a#i untuk ti!ak men(m"($ $ai' bia#anay u#ia / . 9 ta)un0 Tera"i "eri$aku
terma#uk m(ti3a#i' k(n#e$in tentan kebia#aan berkemi) !an minum' "enaturan !enan
%am a$arm' !an "enananan k(n#ti"a#i a!a$a) ter"i $ini "ertama0 Da"at !iunakan DDA<P
(!e#m("re##in) 2> . 6> m na#a$ #"ray untuk mak#imum 9 bu$an' namun ter%a!i re$a"#
#ete$a) (bat !i)entikan0 O,ybutinin / m 5 . 6 ka$i?)ari !a"at membantu "a!a bebera"a
ka#u# bi$a !iberikan "a!a a1a$ ma$am0
Di)#na+ En)#(sis (*ada ana' d(n/an /an//)an *(#"atian)
Su""(rt !an e!uak#i (ran tua' anti!e"re##an tri#ik$ik !iba1a) "enananan #e(ran
"#ikiater anak0
In'ontin(nsia
Bi$a ter%a!i ISK beru$an' !imu$ai "emberian antibi(tik %anka "an%anuntuk 9 bu$an0
Ink(ntinen#ia urin !i(bati ber!a#arkan eti($(i yan !itemukan "a!a #tu!i ur(!inamik
In'ontin(nsia U#in d(n/an K(+ainan Anato$is
Pen(batan !a$am $inku" ("erati&0 Untuk k(rek#i ke$ainan anat(mi#
In'ontin(nsia )#in d(n/an K(+ainan N()#o/(ni'
Per)atian utama a!a "a!a men%aa &un#i in%a$ !an "en(#(nan bu$i yan mema!ai0 =I=
!i$akukan "a!a anak !enan !i#ineri !etru#(r . #&inter0 Pen(batan !iberikan ber!a#arkan
"enemuan ur(!inamik 7
Detru#(r )y"erre&$e,ia 7 (,ybutinin' "r("i3erin' t($ter(!ine
Detru#(r . #")in+ter !y##ineria 7 a$")a b$(+ker' "($y#yna"ti+ in)ibit(r (ba+$(&enum)
In'ontin(nsia U#in %)n/siona+ Non 1 N()#o*at"i. &+add(# 1 S*"in.t(# Ds,)n.tion
Ure #yn!r(me 7 b$a!!er re)abi$itati(n (k(n#e$$in tentan berkemi) !an kebia#aan
minum) @ &armak(tera"i ((,ybutinin' "r("i3erin' t($teri!(n)' intra3e#i+a$ #timu$a#i !an
tran#+utane(u# neur(m(!u$ati(n0
Dy#&u+ti(na$ 3(i!in (!i#k((r!ina#i !etru#(r . #")in+ter) 7 b$a!!er re)abi$itati(n
(k(n#e$$in)' =I= bi$a re#t urine %um$a)nya #ini&ikan ber!a#arkan ur(!inamik !enan
tekanan intra 3e#i+a A6> mmH
5
O' &armak(tera"i (B b$(+ker' "($y#yna"ti+ in)ibit(r)
La*y b$a!!er #yn!r(me 7 k(n#e$in' =I=' "enanan k(n#ti"a#i0
Hinman #yn!r(me 7 menurut "emerik#aan ur(!inamik' k(n#e$in' =I= bi$a "en(#(nan
bu$i ti!ak #em"urna0
URETERO!ELE
LATAR BELAKANG
8reter$ele dan e$tpi$ ureter adalah / kelainan utama yang berhubungan dengan duplikasi ginjal
yang kmplit. 'aat ini ultrasngrafi antenatal dapat mendeteksi ke / kelainan pada sebagian besar
kasus dan dapat didiagnsis pada saat lahir dengan pemeriksaan fisik , radigrafi dan kadang-
kadang dengan sistskpi. Pada kasus de&asa , kelainan tersebut dapat diketahui dengan gejala-
gejala klinis seperti B infeksi saluran kemih, gangguan berkemih dan inkntinens urine.
DE8INISI
=dalah dilatasi kistik yang timbul pada bagian ureter intra)esikal. 3ebih sering terjadi pada
perempuan daripada laki-laki, dengan pre)alensi # B :000 kelahiran hidup.
KLASI8IKASI
8reter$ele biasanya menimbulkan bstruksi pada meity bagian atas, tapi derajat bstrusi dan
gangguan fungsinya sangat ber)ariasi , tergantung pada tipe ureter$ele dan displasia miety
bagian atas.Pada tipe rthtpi$ , seringkali tanpa atau dengan bstruksi ringan dan seringnya
fungsi miety masih nrmal atau sedikit terganggu, dan ureter yang bersangkutan dapat mengalami
dilatasi. Pada tipe D$tpi$ , miety atas mengalami perubahan ,seringnya displastik dan hipfungsi
atau nn fungsi. 8reter yang bersangkutan disebut sebagai dli$hmegaureter. Pada tipe
$ae$ureter$ele, kutub atas ginjal yang mengalami duplikasi selalu displastik dan nn fungsi.

50 E(to%i( Uretero(ele
1erupakan bentuk yang paling sering - K 80 % . dan timbul bilateral pada :0 % kasus.
>entuknya besar, memisahkan trignum dan menyusup kedalam uretra dan dapat prlaps
melalui meatus uretra &alaupun jarang. 7rifisium ureter$ele ke$il, jarang lebar, terletak dekat
leher buli-buli , dapat dialam buli-buli sendiri atau didalam uretra diba&ah leher buli-buli. 8reter
yang berhubungan dengan kutub miety bagian ba&ah terangkat leh ureter$ele dan
seringnya mengalami refluks atau tertekan leh ureter$ele, sehingga menimbulkan megaureter
yang bstruktif. *uplikasi ginjal kntralateral terjadi pada 50 % kasus.,adang-kadang
ureter$ele yang sangat besar bertanggung ja&ab terhadap refluks atau bstruksi saluran kemih
kntralateral bagian atas.
>0 Ort$oto%i( #retero(ele
+erjadi pada #5 % kasus. 4anya terjadi pada perempuan dan bentuknya ke$il serta terletak
intra)esikal. 'angat sering timbul bersamaan dengan sistim satu ginjal.
,0 !ae(o#retero(ele
'angat jarang , terjadi I #5 % kasus. >entuknya ke$il , berhubungan dengan ureter ektpik dan
terletak didalam uretra diba&ah leher buli-buli.
DIAGNOSIS
8ltrasngrafi prenatal dapat memperlihatkan ureter$ele bstruktif yang besar dengan
mudah.*iagnsis prenatal akan sulit bila kutub atas ginjal sangat ke$il atau ureter$ele yang sedikit
menimbulkan bstruksi. >ila diagnsis prenatal sulit dilakukan, gejala klinis diba&ah ini dapat timbul
pada saat lahir atau dikemudian hariB
#. 'aat lahir , ureter$ele prlaps atau kadang-kadang yang mengalami strangulasi dapat
terlihat pada muara uretra. Pada nenatus laki-laki dapat menyebabkan retensi urine akut .
/. 6ejala a&al pyelnefritis dapat membantu diagnsis.
0. 6ejala lanjut; disuria, sistitis rekuren, urgensi.
*iagnsis pada saat lahir , ultrasngrafi memperlihatkan dilatasi ureter yang berhubungan dengan
kutub atas ginjal yang duplikasi serta adanya ureter$ele didalam kandung ken$ing dengan ureter
yang dilatasi dibagian prksimalnya.
Penentuan fungsi kutub atas ginjal yang duplikasi penting diketahui dengan $ara pyelgrafi
intra)ena dan atau rengrafi. Pemeriksaan urgrafi dapat menggambarkan mrflgi miety atas
dan ba&ah serta ginjal kntra lateral. Pemeriksaan 5+ '$an dilakukan bila IFP dan 8'6 tak
memberikan infrmasi.
Pemeriksaan Fiding 5ysturetrgraphy &ajib dilakukan untuk mengetahui adanya refluks serta
menentukan berat ringannya prlaps ureter$ele.
8reter$ysts$py dilakukan bila sulit membedakan antara ureter$ele dengan megaureter e$tpi$.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan masih ktr)ersi antara dekmpresi se$ara endskpik, nefruretektmi partial
atau reknstruksi primer kmplit. Pilihan mdalitas pengbatan tergantung pada kriteria berikut B
status klinis pasen - ursepsis., umur pasen, fungsi kutub atas ginjal yang duplikasi, ada tidaknya
refluks, bstruksi ureter ipsilateral, dan patlgi ureter kntralateral.
Diagnosis ini-
#.Pada anak yang asimptmatis , nrm9hipfungsi kutub atas ginjal, tanpa bstruksi kutub
ba&ah ginjal dan infra)esika , diberikan antibitika prfilaktik selama 0 bulan sampai tindakan
perasi dilakukan.
/.>ila ada bstruksi kutub ba&ah ureter atau ureter kntralateral atau infra)esika, dilakukan
tindakan insisi atau pungsi se$ara endskpi serta pemberian antibitika prfilaktik, dan die)aluasi
setelah 0 bulan.
2ee)aluasi B
#. >ila dekmpresi efektif, tidak ada refluks , pengbatan medis dihentikan dan dilakukan
pemeriksaan lanjutan berdasarkan kultur urine dan ultrasngrafi.
/. >ila dekmpresi tak efektif , ada refluks atau bstruksi ipsi atau kntralateral ureter atau
leher buli-buli dilakukan perasi N nefrektmi parsial sampai reknstruksi unilateral ,
tergantung fungsi kutub atas ginjalO.
Diagnosis "ang terlam+at-
#. >ila kutub atas tidak berfungsi, dan tidak ada patlgi lain, dilakukan heminephr-
uretere$tmy.
/. =danya bstruksi atau refluks yang jelas B eksisi ureter$ele dan reimplantasi ureter atau
heminephr-uretere$tmy tergantung fungsi kutub atas ginjal.
8reter$ele yang menyebabkan bstruksi infra)esika dapat dilakukan insisi se$ara endskpi
sebagai pengbatan tambahan dengan kemungkinan perasi kedua pada sebagian besar pasen.
E!TOPI! URETER
DE8INISI
1uara ureter yang terletak diluar tempat trignum yang nrmal.
3ebih jarang dibandingkan dengan ureter$rele, perempuan lebih sering, dan 80% kasus
berhubungan dengan duplikasi ginjal yang kmplit.
Pada perempuan , rifisium ureter dapat terletak padaB
- didalam uretra, dari leher buli-buli sampai ke meatus -05%.
- didalam )estibulum )agina -00%.
- didalam )agina -/5%.
- didalam uterus dan tuba falpii -jarang.
Pada laki-laki , rifisium terletak pada B
- di uretra psterir diatas )ermntanum dan tidak pernah diba&ah sphin$ter eksterna
- di saluran seminalis - )as deferen,duktus ejakulatrius,)esikula seminales. -:0%..
.
DIAGNOSIS
'ebagian besar dapat didiagnsis dengan ultrasngrafi.
Pada beberapa kasus , gejala klinis dapat menuju ke diagnsis B
#. Pada nenatus B pyuria dan pyelnephritis akut
/. Pada anak perempuan B in$ntinens dengan prses miksi yang nrmal, )aginal dis$harge,
muara ureter dapat ditemukan pada daerah meatus eEternus.
0. Pada anak laki-laki B gejala epididimitis dan pada $lk dubur teraba )esi$ula seminalis.
Pemeriksaan lain B pielgrafi intra)ena, rengrafi , )iding$yst-uretrgraphy, dan $ysts$py untuk
mengetahui fungsi ginjal, deteksi refluks,dan menyingkirkan kmpresi ipsilateral kutub ba&ah ureter
dan infra)esika. Pemeriksaan 5+ s$an dilakukan untuk men$ari miety kutub atas yang ke$il yang
tak terdeteksi dengan pielgrafi intra)ena atau ultrasngrafi.
PENATALAKSANAAN
Pada kasus nnfungsi kutub atas ginjal dilakukan heminephr-uretere$tmy. 'edangkan bila masih
berfungsi dilakukan re-implantasi ureter atau ureterpyelstmy dengan uretere$tmy partial.
/:

Anda mungkin juga menyukai