Anda di halaman 1dari 2

PEMIKIRAN ETIKA LEVINAS

Saat filsuf kontemporer akan tertarik pada nuansa dari banyak aspek warisan
intelektual Levinas, karaynya tentang etikalah yang membuatnya banyak di kenali dan di
akui dalam ilmu-ilmu sosial. Fondasi membentuk etika Leviasian berkisarr pada klaim dasar
bahwa the self (diri) selalu bertanggung jawab dari pada the Other (Orang lain). Tanggung
jawab ini bukan pilihan, juga bukan sesuatu yang kita peroleh melalui sosialisasi atau melalui
keputusan sadar untuk menjalani kehidupan moral. Tanguung jawab adalah kondisi tempat
kita di lahirkan. Dengan demikian, ini bukan keputusan kita, tetapi suatu keputusan yang di
buat untuk kita oleh fakta tak terhindarkan tentang hubungan kita dengan Other. Kita diminta
bertanggung jawab oleh Other, tak perduli apa yang kita mungkin inginkan. Karakter
hubungan ini menandai keberangkatan penting untuk meninggalkan inti pemikiran Barat,
karena hal itu berati bahwa kita bukan agen rasional dan otonom dalam pembuatan keputusan
sebagaimana di isyaratkan sejarah filsafat Barat. Malahan, kita dalam beberapa cara
bergantung pada Other bagi rasa dasar kita tentang Self ; kita terbentuk dalam dan oleh
hubungan kita dengan Other, kita tidak dapat bebas dari eksistensi Other , atau dari dampak
Other terhadap keberadaan kira sendiri.

Tanggung jawab kita terhadap Other tidak bergantung pada penalaran atau
pengalaman sebelumnya, atau pada perincian hubunga tertentu. Dalam pengertian Levinas,
tanguung jawab tidak terkait dengan karakter tertentu hubungan kita dengan pihak lain di
dunia, karena keterhubungan aktual kita ke othermelalui negara, masyarakat, keluarga dan
seterusnyamenyiratkan harapan, dan bukannya etika. Hubungan kita dan teman-teman kita,
misalnya terbentuk dari harapan bersama; kita (idealnya) membangun kepercayaan melalui
asas timbal balik dari waktu ke waktu. Demikian pula, sebagai anggota dari suatu negara, kita
memikul hak sebagai warga negara atau sebagai imigran yang diakui secara legal. Kita
menikmati perlindungan di bawah hukum, dan kita cukup sadar akan kewajiban kita pada
negara sebagai imbalan atas perlindungan ini. Hubungan dengan Other tidak di dasarkan
pada harapan, pada hak, atau pada ikatan komunitas atau kekeluargaan. Bahkan, the Other
ini sepenuhnya tidak kita ketahui, pada mereka yang tidak terkait apapun dengan kita dalam
hal keluarga, komunal, atau kesetiaan nasional. Sederhananya, kita tanpa syarat bertanggung
jawab atas kehidupan Other, dan inilah perintah hidup yang di sajikan dunia pada kita.

Gagasan Levinas tentang tanggung jawab muncul dari kesadaran kita bahwa
eksistensi mendasar kita selalu menghasilkan kekerasan, apakah kita mengajarkannya atau
tidak. Sebagaimana di tanyakan Levinas:

Being-in-the-World saya, atau tempat saya di bawah matahari, atau keberadaan saya dirumah, bukan
merupakan perebutan atas ruang milik orang lain yang mana saya telah ditindas atau dibuatkelaparan,
atau dibuang ke dunia ketiga: apakah mereka tidak bertindak menistakan, mengucilkan, mengasingkan,
pengupasan, membunuh? (Levinas 1989: 82)

Apa yang Levinas singgung disini adalah ide bahwa kehidupan nyaman kita adalah selalu di
mungkinkan oleh penderitaan orang lain, bahkan ketika kita tidak bermaksud atau tidak
menyadarinya. Sebagai contoh: mari kita bayangkan suatu kegiatan yang tidak bersalah,
misalnya pengisian bahan bakar mobil. Orang bisa menganggap ini bisa menjadi upaya
berbahaya. Kita tahu, perang dan konflik politik, serta degradasi kondisi lingkungan,
sebenarnya bersumber dari aktivitas kita yang tidak di sengaja merupakan dari pengisian
bahan bakar itu. Namun demikian, bagi Levinas, kondisi tentang tanggungjawab radikal ini
juga tanggungjawab tak terbatas, artinya tidak dapat di atasi atau diselesaikan hanya dengan
perhatian pada hidup yang baik atau benar. Jadi, bagi Levinas, orang mungkin marah dan
menyingkirkan mobil itu, tetapi hal ini tidak mengurangi tanggungjawab dia, karena selalu
ada sesuatu lain yang merusakan Othersesuatu yang kita tidak dapat antisipasi atau
perhitungkan. Keberadaan kita adalah yang selalu menyebabkan cedera potensial pada the
Other. Jadi, yang abadi adalah kondisi tanggung jawab yang Levinas fahami sebagai
...tanggung jawab yang melampaui apa yang saya mungkin atau tidak mungkin tellah
lakukan pada Other atau tindakan apapun yang saya tidak mungkin atau mungkin lakukan,
seakan-akan saya mencintai other sebelum mencintai diri saya (Levinas, 1989:83)

Anda mungkin juga menyukai