Anda di halaman 1dari 24

PROGRAM SARMAG

UNIVERSITAS GUNADARMA
LOGO LOGO
P t I
LOGO LOGO
Edy Prihantoro, S.Sos., MMSI
Email : edipri@staff.gunadarma.ac.id
Part I
Add your company slogan
PENDAHULUAN
Pancasila adalah sebuah hasil pemikiran, perenungan yang mendalam dari
beberapa tokoh nasional Indonesia yang berisi ajaran, falsafah yang memuat nilai-
nilai yang luhur dari Bangsa Indonesia. Lepas dari semua usaha-usaha untuk
li i i k b d P il b ik b i d d hid mempolitisi keberadaan Pancasila baik sebagai dasar negara, pandangan hidup
maupun ideologi Bangsa Indonesia, kita masih mengakui bahwa Pancasila masih
menjadi Dasar Negara Indonesia.
Menjadi tugas kita bersama, sebagai bangsa Indonesia untuk selalu menjaga j g , g g j g
kemurnian ajaran yang terkandung dalam Pancasila.
Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia terdapat dalam Pembukaan UUD
1945 dan secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945,
dan kemudian diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No 7 dan kemudian diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No. 7
bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945.
Dalam sejarahnya, eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik
Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai
dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang
berlindung dibalik legitimasi ideologi negara Pancasila. Dengan kata lain,
dalam kedudukan yang seperti ini Pancasila tidak lagi diletakkan sebagai dasar
LOGO LOGO
www.themegallery.com
Add your company slogan
filsafat serta pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia melainkan
direduksi, dibatasi dan dimanipulasi demi kepentingan politik penguasa pada
saat itu.
D l k di i k hid b k d b b d Dalam kondisi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa yang sedang
dilanda oleh arus krisis dan disintegrasi maka Pancasila tidak terhindar dari
berbagai macam gugatan, sinisme, serta pelecehan terhadap kredibilitas
dirinya sebagai dasar negara ataupun ideologi, namun demikian perlu segera y g g p g , p g
kita sadari bahwa tanpa suatu platform dalam format dasar negara atau
ideologi maka suatu bangsa mustahil akan dapat survive dalam menghadapi
berbagai tantangan dan ancaman.
Berdasarkan kenyataan tersebut di atas gerakan reformasi berupaya untuk Berdasarkan kenyataan tersebut di atas gerakan reformasi berupaya untuk
mengembalikan kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar negara
Republik Indonesia, yang hal ini direalisasikan melalui Ketetapan Sidang Istimewa
MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan P-4 dan sekaligus juga pencabutan
Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi organisasi sosial politik di Indonesia.
Ketetapan tersebut sekaligus juga mencabut mandat MPR yang diberikan kepada
Presiden atas kewenangan untuk membudayakan Pancasila melalui P-4 dan asas
tunggal Pancasila
LOGO LOGO
www.themegallery.com
tunggal Pancasila.
Add your company slogan
Monopoli Pancasila demi kepentingan kekuasaan oleh penguasa inilah yang harus
segera diakhiri, dan menjadi tugas dari dunia pendidikan tinggi untuk mengkaji dan
memberikan pengetahuan kepada semua mahasiswa untuk benar-benar mampu
memahami Pancasila secara ilmiah dan obyektif memahami Pancasila secara ilmiah dan obyektif.
Dampak yang cukup serius atas manipulasi Pancasila oleh para penguasa pada
masa lampau, dewasa ini banyak kalangan elit politik serta sebagian masyarakat
beranggapan bahwa Pancasila merupakan label politik Orde Baru. Sehingga
mengembangkan serta mengkaji Pancasila dianggap akan mengembalikan
kewibawaan Orde Baru. Pandangan sinis serta upaya melemahkan ideologi
Pancasila berakibat fatal yaitu melemahkan kepercayaan rakyat yang akhirnya
mengancam persatuan dan kesatuan bangsa mengancam persatuan dan kesatuan bangsa,
contoh: - Kekacauan di beberapa daerah di Indonesia seperti Aceh, Maluku,
Sulawesi, Ambon , Papua, dll.
- Konflik agama
K i i M l P P j b - Krisis Moral Para Pejabat
LOGO LOGO
www.themegallery.com
Add your company slogan
A. Landasan Pendidikan Pancasila
1. Landasan Historis
Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses yang panjang mulai jaman
k j K t i S i ij M j hit i d t g j j h B g kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya penjajah. Bangsa
Indonesia berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai bangsa yang merdeka
dan memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat
hidup, di dalamnya tersimpul ciri khas, sifat karakter bangsa yang berbeda dengan p, y p , g y g g
bangsa lain. Oleh para pendiri bangsa kita (the founding father) dirumuskan secara
sederhana namun mendalam yang meliputi lima prinsip (sila) dan diberi nama
Pancasila.
Dalam era reformasi bangsa Indonesia harus memiliki visi dan pandangan Dalam era reformasi bangsa Indonesia harus memiliki visi dan pandangan
hidup yang kuat (nasionalisme) agar tidak terombang-ambing di tengah masyarakat
internasional. Hal ini dapat terlaksana dengan kesadaran berbangsa yang berakar
pada sejarah bangsa.
Secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum
dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara obyektif historis
telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri (kausa materialis).
LOGO LOGO
www.themegallery.com
Add your company slogan
2. Landasan Kultural
Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada
bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam
sila-sila Pancasila bukanlah merupakan hasil konseptual seseorang saja melainkan
merupakan suatu hasil karya bangsa Indonesia sendiri yang diangkat dari nilai-nilai
kultural yang dimiliki melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara. Oleh karena
itu generasi penerus terutama kalangan intelektual kampus sudah seharusnya untuk
mendalami serta mengkaji karya besar tersebut dalam upaya untuk melestarikan
secara dinamis dalam arti mengembangkan sesuai dengan tuntutan jaman.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi :
a. UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39
menyatakan : Isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib
memuat Pendidikan Pancasila.
LOGO LOGO
www.themegallery.com
Add your company slogan
b. SK Mendiknas RI, No.232/U/2000, tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, pasal 10 ayat 1
dijelaskan bahwa Mata Kuliah Pendidikan Pancasila, wajib diberikan dalam j , j
kurikulum setiap program studi.
Adapun rambu-rambu mata kuliah MPK Pancasila adalah terdiri atas segi
historis, filosofis, ketatanegaraan, kehidupan berbangsa dan bernegara serta
etika politik. Pengembangan tersebut dengan harapan agar mahasiswa mampu
mengambil sikap sesuai dengan hati nuraninya, mengenali masalah hidup
terutama kehidupan rakyat, mengenali perubahan serta mampu memaknai
peristiwa sejarah nilai nilai budaya demi persatuan bangsa peristiwa sejarah, nilai-nilai budaya demi persatuan bangsa.
4. Landasan Filosofis
Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa
Indonesia oleh karena itu sudah merupakan suatu keharusan moral untuk secara Indonesia, oleh karena itu sudah merupakan suatu keharusan moral untuk secara
konsisten merealisasikan dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
LOGO LOGO
www.themegallery.com
Add your company slogan
Pembahasan Pancasila Secara Ilmiah
Pancasila termasuk Filsafat Pancasila sebagai suatu kajian ilmiah harus memenuhi Pancasila termasuk Filsafat Pancasila sebagai suatu kajian ilmiah harus memenuhi
syarat-syarat ilmiah, menurut Ir. Poedjowijatno dalam bukunya Tahu &Pengetahuan
mencatumkan syarat-syarat ilmiah sebagai berikut : berobyek, bermetode, bersistem
dan bersifat universal.
1. Berobyek
Objek material Pancasila adalah suatu obyek yang merupakan sasaran
pembahasan dan pengkajian Pancasila baik yang bersifat empiris maupun non pembahasan dan pengkajian Pancasila baik yang bersifat empiris maupun non
empiris. Bangsa Indonesia sebagai kausa material (asal mula nilai-nilai Pancasila),
maka obyek material pembahasan Pancasila adalah bangsa Indonesia dengan segala
aspek budaya dalam bermayarakat, berbangsa dan bernegara. Obyek material empiris
b l b j h b k i b k i j h b d b d j h d b d berupa lembaran sejarah, bukti-bukti sejarah, benda-benda sejarah dan budaya,
Lembaran Negara, naskah-naskah kenegaraan, dsb. Obyek material non empiris
meliputi nilai-nilai budaya, nilai-nilai moral, nilai-nilai religius yang tercermin dalam
kepribadian, sifat, karakter dan pola-pola budaya. p , , p p y
2. Bermetode
Metode dalam pembahasan Pancasila sangat tergantung pada karakteristik obyek
formal dan material Pancasila. Oleh karena obyek Pancasila banyak berkaitan
LOGO LOGO
www.themegallery.com
Add your company slogan
dengan hasil-hasil budaya dan obyek sejarah maka sering digunakan metode
hermeneutika yaitu suatu metode untuk menemukan makna dibalik obyek.
3. Bersistem
Pembahasan Pancasila secara ilmiah harus merupakan suatu kesatuan
dan keutuhan (majemuk tunggal) yaitu ke lima sila baik rumusan, inti dan isi
dari sila sila Pancasila merupakan kesatuan dan kebulatan dari sila-sila Pancasila merupakan kesatuan dan kebulatan.
4. Universal
Kebenaran suatu pengetahuan ilmiah harus bersifat universal artinya Kebenaran suatu pengetahuan ilmiah harus bersifat universal artinya
kebenarannya tidak terbatas oleh waktu, keadaan, situasi, kondisi maupun
jumlah. Nilai-nilai Pancasila bersifat universal atau dengan kata lain intisari,
esensi atau makna yang terdalam dari sila-sila Pancasila pada hakekatnya
bersifat universal.
LOGO LOGO
www.themegallery.com
Add your company slogan
Tingkatan Pengetahuan Ilmiah
Tingkat pengetahuan ilmiah dalam masalah ini bukan berarti tingkatan dalam
hal kebenarannya namun lebih menekankan pada karakteristik pengetahuan masing-
masing. Tingkatan pengetahuan ilmiah sangat ditentukan oleh macam pertanyaan
ilmiah sbb :
Deskriptif suatu pertanyaan bagaimana
Kausal suatu pertanyaan mengapa p y g p
Normatif suatu pertanyaan kemana
Essensial suatu pertanyaan apa
1. Pengetahuan Deskriptif
Pengetahuan deskriptif yaitu suatu jenis pengetahuan yang memberikan suatu
keterangan, penjelasan obyektif. Kajian Pancasila secara deskriptif berkaitan dengan g , p j y j p g
kajian sejarah perumusan Pancasila, nilai-nilai Pancasila serta kajian tentang
kedudukan dan fungsinya.
LOGO LOGO
www.themegallery.com
Add your company slogan
2 P h K l 2. Pengetahuan Kausal
Pengetahuan kausal adalah suatu pengetahuan yang memberikan jawaban
tentang sebab akibat. Kajian Pancasila secara kausal berkaitan dengan kajian proses
kausalitas terjadinya Pancasila yang meliputi 4 kausa yaitu kausa materialis, kausa j y y g p y ,
formalis, kausa effisien dan kausa finalis. Selain itu juga berkaitan dengan Pancasila
sebagai sumber nilai, yaitu Pancasila sebagai sumber segala norma yang berlaku di
masyarakat.
3 Pengetahuan Normatif 3. Pengetahuan Normatif
Pengetahuan normatif adalah pengetahuan yang berkaitan dengan suatu ukuran,
parameter serta norma-norma. Dengan kajian normatif dapat dibedakan secara
normatif pengamalan Pancasila yang seharusnya dilakukan (das sollen) dan
kenyataan faktual (das sein) dari Pancasila yang bersifat dinamis.
4. Pengetahuan Esensial
Pengetahuan esensial adalah tingkatan pengetahuan untuk menjawab suatu
pertanyaan yang terdalam yaitu pertanyaan tentang hakekat sesuatu Kajian Pancasila pertanyaan yang terdalam yaitu pertanyaan tentang hakekat sesuatu. Kajian Pancasila
secara esensial pada hakekatnya untuk mendapatkan suatu pengetahuan tentang
intisari/makna yang terdalam dari sila-sila Pancasila (hakekat Pancasila).
LOGO LOGO
www.themegallery.com
Add your company slogan
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
PENGERTIAN FILSAFAT
Secara etimologi, filsafat adalah istilah atau kata yang berasal dari bahasa
Yunani, yaitu philosophia Kata itu terdiri dari dua kata yaitu philo philos philein yang Yunani, yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari dua kata yaitu philo, philos, philein, yang
mempunyai arti cinta/ pecinta/ mencintai dan sophia yang berarti kebijakan, kearifan,
hikmah, hakikat kebenaran. Jadi secara harafiah istilah filsafat adalah cinta pada
kebijaksanaan atau kebenaran yang hakiki.
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat sebagai
pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal itu berarti Pancasila mempunyai
fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan
perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia dimanapun mereka berada.
1. Obyek Filsafat
Filsafat merupakan kegiatan pemikiran yang tinggi dan murni (tidak terikat Filsafat merupakan kegiatan pemikiran yang tinggi dan murni (tidak terikat
langsung dengan suatu obyek), yang mendalam dan daya pikir subyek manusia dalam
memahami segala sesuatu untuk mencari kebenaran.
LOGO LOGO
www.themegallery.com
Add your company slogan
Filsafat sebagai hasil pemikiran pemikir (filsuf) merupakan suatu ajaran atau
sistem nilai, baik berwujud pandangan hidup (filsafat hidup) maupun sebagai ideologi
yang dianut suatu masyarakat atau bangsa dan negara. Filsafat demikian, telah
tumbuh dan berkembang menjadi suatu tata nilai yang melembaga sebagai suatu
paham (isme) seperti kapitalisme, komunisme, fasisme dan sebagainya yang cukup
mempengaruhi kehidupan bangsa dan negara modern. p g p g g
Filsafat sebagai kegiatan olah pikir manusia menyelidik obyek yang tidak
terbatas yang ditinjau dari dari sudut isi atau substansinya dapat dibedakan menjadi :
a. obyek material filsafat : yaitu obyek pembahasan filsafat yang mencakup segala y y y p y g p g
sesuatu baik yang bersifat material kongkrit (manusia) maupun abstrak (sistem
nilai).
b. obyek formal filsafat : cara memandang seorang peneliti terhadap objek material
tersebut.
LOGO LOGO
www.themegallery.com
Add your company slogan
Cabang Filsafat
Cabang filsafat yang pokok adalah :
a. Metafisika, yang membahas tentang hal-hal yang bereksistensi di balik fisis
g li ti bid g yang meliputi bidang :
- ontologi (membicarakan teori sifat dasar dan ragam kenyataan), -
- kosmologi (membicarakan tentang teori umum mengenai proses
kenyataan dan antropologi) kenyataan, dan antropologi).
b. Epistemologi, adalah pikiran-pikiran dengan hakikat pengetahuan atau
kebenaran.
c. Metodologi, adalah ilmu yang membicarakan cara/jalan untuk memperoleh
pengetahuan.
d. Logika, dalah membicarakan tentang aturan-aturan berpikir agar dapat
mengambil kesimpulan yang benar.
e Etika membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan tingkah laku manusia e. Etika, membicarakan hal hal yang berkaitan dengan tingkah laku manusia
tentang baik-buruk
f. Estetika, membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan hakikat keindahan-
kejelekan.
LOGO LOGO
www.themegallery.com
Add your company slogan
Aliran-Aliran Filsafat
1. Aliran Materialisme, aliran ini mengajarkan bahwa hakikat realitas kesemestaan,
termasuk mahluk hidup dan manusia ialah materi. Semua realitas itu ditentukan oleh
materi (misalnya benda ekonomi, makanan) dan terikat pada hukum alam, yaitu materi (misalnya benda ekonomi, makanan) dan terikat pada hukum alam, yaitu
hukum sebab-akibat (hukum kausalitas) yang bersifat objektif.
2. Aliran Idealisme/Spiritualisme, aliran ini mengajarkan bahwa ide dan spirit
manusia yang menentukan hidup dan pengertian manusia. Subjek manusia sadar atas
realitas dirinya dan kesemestaan karena ada akal budi dan kesadaran rohani manusia
yang tidak sadar atau mati sama sekali tidak menyadari dirinya apalagi realitas
kesemestaan. Jadi hakikat diri dan kenyataan kesemestaan ialah akal budi (ide dan
spirit).
3 Aliran Realisme aliran ini menggambarkan bahwa kedua aliran diatas adalah 3. Aliran Realisme, aliran ini menggambarkan bahwa kedua aliran diatas adalah
bertentangan, tidak sesuai dengan kenyataan (tidak realistis). Realitas merupakan
sintesis antara jasmaniah-rohaniah, materi dan nonmateri.
LOGO LOGO
www.themegallery.com
Add your company slogan
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
1. Pancasila Sebagai Jatidiri Bangsa Indonesia
Kedudukan dan fungsi Pancasila harus dipahami sesuai dengan konteksnya,
misalnya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar filsafat misalnya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar filsafat
negara Republik Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. Seluruh
kedudukan dan fungsi Pancasila itu bukanlah berdiri secara sendiri-sendiri namun
bil dik l k k k k b li d d k d d k d f g i bilamana dikelompokan maka akan kembali pada dua kedudukan dan fungsi
Pancasila yaitu sebagai dasar filsafat negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Pancasila pada hakikatnya adalah sistem nilai (value system) yang merupakan
k i t li i il i il i l h k b d b g I d i j g j h g kristalisasi nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa Indonesia sepanjang sejarah, yang
berakar dari unsur-unsur kebudayaan luar yang sesuai sehingga secara
keseluruhannya terpadu menjadi kebudayaan bangsa Indonesia.
P d di ki i k b it i b lk t k d b i b Pandangan yang diyakini kebenarannya itu menimbulkan tekad bagi bangsa
Indonesia untuk mewujudkan dalam sikap dan tingkah laku serta perbuatannya.
LOGO LOGO
www.themegallery.com
Add your company slogan
Di sisi lain, pandangan itu menjadi motor penggerak bagi tindakan dan perbuatan
dalam mencapai tujuannya. Dari pandangan inilah maka dapat diketahui cita-cita
yang ingin dicapai bangsa, gagasan kejiwaan apa saja yang akan coba diwujudkan
dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai itu adalah buah hasil pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan dasar bangsa
Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik. Mereka menciptakan tata nilai yang
mendukung tata kehidupan sosial dan tata kehidupan kerohanian bangsa yang mendukung tata kehidupan sosial dan tata kehidupan kerohanian bangsa yang
memberi corak, watak dan ciri masyarakat dan bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan masyarakat dan bangsa lainnya. Kenyataan yang demikian
itu merupakan suatu kenyataan objektif yang merupakan jatidiri bangsa Indonesia.
2. Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem
filsafat. Pengertian sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh.
LOGO LOGO
www.themegallery.com
Add your company slogan
Lazimnya sistem memiliki ciri-ciri sebagai berikut : y g
a. suatu kesatuan bagian-bagian
b. bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
c. saling berhubungan dan saling ketergantungan
d kesem an a dimaks dkan nt k mencapai s at t j an bersama (t j an d. kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan
sistem)
e. terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Pada hakikatnya setiap sila Pancasila merupakan suatu asas sendiri-sendiri,
fungsi sendiri-sendiri namun demikian secara keseluruhan adalah suatu kesatuan
yang sistematis dengan tujuan (bersama) suatu masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila makmur berdasarkan Pancasila.
3. Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Bersifat Organis
Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan peradaban,
dalam arti, setiap sila merupakan unsur (bagian yang mutlak) dari kesatuan
Pancasila. Oleh karena itu, Pancasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk
tunggal, dengan akibat setiap sila tidak dapat berdiri sendiri-sendiri terlepas dari
sila-sila lainnya
LOGO LOGO
www.themegallery.com
sila sila lainnya
Add your company slogan
4. Susunan Kesatuan Yang Bersifat Hirarkhis Dan Berbentuk Piramidal.
Hirarkhis dan piramidal mempunyai pengertian yang sangat matematis yang
digunakan untuk menggambarkan hubungan sila-sila Pancasila dalam hal urut-urutan
luas (kuantitas) dan juga dalam hal isi sifatnya. Susunan sila-sila Pancasila
menunjukkan suatu rangkaian tingkatan luas dan isi sifatnya dari sila-sila sebelumnya
atau diatasnya.
5. Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Saling Mengisi Dan Saling
Mengkualifikasi
Kesatuan sila-sila Pancasila yang majemuk tunggal, hirarkhis piramidal juga
memiliki sifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi. Hal itu dimaksudkan bahwa
setiap sila terkandung nilai keempat sila lainnya, dengan kata lain, dalam setiap sila
Pancasila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya.
LOGO LOGO
www.themegallery.com
Add your company slogan
KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI
SUATU SISTEM FILSAFAT SUATU SISTEM FILSAFAT
Filsafat Pancasila adalah refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai
dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan
pokok-pokok pengertian secara mendasar dan menyeluruh. Pembahasan filsafat
dapat dilakukan secara deduktif (dengan mencari hakikat Pancasila serta
menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang
Komprehensif) dan secara induktif (dengan mengamati gejala gejala sosial budaya Komprehensif), dan secara induktif (dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya
masyarakat, merefleksikannya dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-
gejala itu). Dengan demikian, filsafat Pancasila akan mengungkapkan konsep-konsep
kebenaran yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia melainkan bagi kebenaran yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan bagi
manusia pada umumnya.
Aspek Ontologis
Ontologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna yang ada (eksistensi dan
keberadaan), sumber ada, jenis ada, dan hakikat ada, termasuk ada alam, manusia,
metafisika dan kesemestaan atau kosmologi.
LOGO LOGO
www.themegallery.com
Add your company slogan
A k E i t l gi Aspek Epistemologi
Epistemologi adalah bidang/cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat,
susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Pancasila sebagai suatu sistem
fil f t d h kik t d l h t i t t h P il j di filsafat pada hakikatnya adalah suatu sistem pengetahuan. Pancasila menjadi
pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam
semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan negara tentang makna hidup serta
b i d t k l ik l h dih d i d l hid d sebagai dasar untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup dan
kehidupan. Pancasila dalam pengertian seperti itu telah menjadi suatu sistem cita-cita
atau keyakinan-keyakinan (belief system) sehingga telah menjelma menjadi ideologi.
Aspek Aksiologi
Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran dan atau ilmu/teori. Menurut
Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki : tingkah laku moral, yang
berwujud etika, ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan,
sosio politik yang berwujud ideologi.
LOGO LOGO
www.themegallery.com
Add your company slogan
NILAI-NILAI PANCASILA MENJADI DASAR DAN ARAH
KESEIMBANGAN ANTARA HAK DAN KEWAJIBAN KESEIMBANGAN ANTARA HAK DAN KEWAJIBAN
Dengan memahami nilai-nilai dari sila-sila Pancasila akan terkandung beberapa
hubungan manusia yang melahirkan keseimbangan antara hak dan kewajiban antar
hubungan tersebut yaitu sebagai berikut : hubungan tersebut, yaitu sebagai berikut :
1. Hubungan Vertikal
Adalah hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai penjelmaan
dari nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Hubungan Horisontal
Adalah hubungan manusia dengan sesamanya baik dalam fungsinya sebagai
warga masyarakat, warga bangsa maupun warga negara. Hubungan itu
melahirkan hak dan kewajiban yang seimbang. melahirkan hak dan kewajiban yang seimbang.
3. Hubungan Alamiah
Adalah hubungan manusia dengan alam sekitar.
K i l g bi di l h d i fil f t P il d l h P il Kesimpulan yang bisa diperoleh dari filsafat Pancasila adalah Pancasila
memberikan jawaban yang mendasar dan menyeluruh atas masalah-masalah asasi
filsafat tentang negara Indonesia.
LOGO LOGO
www.themegallery.com
Add your company slogan
Tugas
Tugas ini anda kerjakan berdasarkan teori yang ada Bab I
1. Bagaimana pendapat anda mengenai Pancasila sebagai dasar negara,
pandangan hidup, dan idiologi dari Bangsa Indonesia ? Masih relevankah
Pancasila digunakan saat ini ?
2. Bagaimana pendapat anda mengenai Pancasila sebagai ideologi terbuka?
Tugas Kelompok : Buatlah Paper (Dikumpulkan akhir semester !)
LOGO LOGO
www.themegallery.com
LOGO LOGO LOGO LOGO
www.themegallery.com

Anda mungkin juga menyukai