Anda di halaman 1dari 2

Tugas Empati Modul Indera

Nama : Nuzma Anbia


NIM : 110103000015
Kelompok : 11

Pada hari Jumat, 1 februari 2013 kami PSPD 2010 dan beberapa staff pengajar
melakukan kunjungan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 01 Jakarta, yang berlokasi di
Jl.Pertanian Raya Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan. Kegiatan kunjungan seperti ini bukan
kali pertama, karena pada modul sebelumnya, Saraf Jiwa kami pun melakukan kunjungan ke
RSJ. Marzoeki Mahdi. Sedangkan kunjungan kali ini dilakukan dalam modul Penginderaan,
bertujuan untuk memberikan pengajaran kepada kami para mahasiswa mengenai disabilitas
organ-organ penginderaan yang dialami oleh orang-orang sekitar kita.
Kunjungan dimulai dengan penyambutan dari pihak sekolah. Kebetulan saat kami
datang, sedang berlangsung upacara penutupan ujian para siswa dan memang kegiatan belajar
mengajar sudah selesai pada hari itu. Sungguh beruntungnya kami karena masih diberikan
kesempatan untuk melakukan observasi pada para murid SLB, para guru dan lingkunan
sekolahnya sendiri. Kami dibagi kedalam 20 kelompok yang masing-masing terdiri dari 5 orang.
Setiap kelompok diberi kesempatan untuk melakukan pendekatan kepada 2-3 orang murid.
Kelompok saya memilih 2 gadis kecil, mereka berasal dari kelas 3 SDLB. Kami
membutuhkan perhatian dan konsentrasi yang lebih banyak saat melakukan tanya jawab
dengan mereka, dikarenakan salah satu dari anak tersebut memiliki kekurangan yaitu gangguan
dalam berbicara. Kami masih dapat mendengarnya, namun hal yang dikatakannya tidak dapat
kami mengerti dengan baik. Anak yang satu lagi memang lebih gampang diajak berkomunikasi,
namun kami tetap memiliki kendala karena kedua anak tersebut memiliki konsentrasi yang
kurang baik, seperti saat berbicara perhatiannya sangat kurang terhadap kami dan menjawab
pertanyaan pun terkadang tidak sesuai.
Selanjutnya kami melakukan observasi terhdapat beberapa staff pengajar. Kami
menanyakan cukup banyak hal, baik mengenai sekolah, para murid dan guru tersebut sendiri.
Banyak hal yang diceritakan kepada kami, seperti fakta-fakta bahwa SLB Negeri 01 Jakarta
ternyata merupakan SLB Negeri pertama yang dibangun di Jakarta oleh pemerintah. Terdapat 3
gedung sekolah, masing-masing dibagi untu 4 tingkatan yaitu TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB. Di
sekolah ini juga terdapat bidang-bidang keterampilan seperti otomotif, kecantikan, tataboga,
akupuntur dan lainnya. Syarat masuk seorang siswa adalah dengan membawa keterangan dari
dokter atau pskolog mengenai keadaan anak tersebut, bila memenuhi kriteria maka anak
tersebut dapat mulai mengkuti kegiatan belajar mengajar. Komunikasi yang lebih sering dipakai
adalah komunikasi menggunakan bahasa isyarat, karena lebih banyaknya siswa di SLB yang
mengalami tuna rungu dan tuna wicara. Tidak ada pengajaran khusus mengenai bahsa isyarat,
mereka lebih belajar pada lingkungan sekitar.
Terdapat kurang lebih 61 guru saat ini dan 200 siswa. Kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan bertujuan untuk memberikan pendidikan pada mereka yang memiliki beberapa
kekurangan, mengasah kelbihan yang masih dimiliki dan tentu saja mengoptimalkan fungsi yang
masih ada. Selanjutnya kami mulai mengobservasi gedung sekolah. Secara keseluruhan
keadaannya baik, dan sarana cukup lengkap. Seperti terdapatnya ruang UKS, ruang
perpustakaan, ruang ketermapilan dan lainnya. Untuk ruang kelas, yang kami lihat hanya ruang
kelas SDLB, dalam 1 ruangan kelas hanya terdiri dari 6 orang siswa.
Kunjungan dan observasi pun selesai, kami pun kembali ke bis masing-masing dan
bergegas pulang. Dalam perjalanan pun saya bersama teman saling berbicara dan bersyukur
kepada Allah SWT karena diberikan anugerah yaitu sehat fisik dan mental yang tentu saja tidak
dimiliki semua orang. Hari itu pun saya belajar banyak hal seperti cara berkomunikasi dan tentu
saja kembali menerapkan empati kita terhadap mereka yang memiliki disabilitas, khusus pada
konteks ini adalah disabilitas pada organ penginderaan.

Anda mungkin juga menyukai