Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Cairan tubuh berkaitan erat dengan mineral yang terlarut di dalamnya.
Semua proses kehidupan berlangsung di dalam cairan tubuh yang
mengandung mineral. Oleh karena itu, pembahasan tentang cairan tubuh
dilakukan bersamaan dengan pembicaraan tentang mineral (Almatsier,
2009).
Semua sel dan jaringan tubuh manusia terendam dalam cairan yang
memiliki komposisi kimia serupa dengan air laut. Hal ini mencerminkan
awal evolusi manusia. Agar fungsi sel dapat berlangsung normal, komposisi
cairan ini harus relatif konstan. Keseimbangan yang dinamis atau
homeostatis dari air, elektrolit, dan keseimbangan asam-basa dalam tubuh
dipelihara melalui mekanisme faal kompleks yang melibatkan banyak
sistem tubuh lain (Price, 2003).
Tubuh dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tapi
hanya beberapa hari tanpa air. Air atau cairan tubuh merupakan bagian
utama tubuh, yaitu 55-60% dari berat badan orang dewasa atau 70% dari
bagian tubuh tanpa-lemak (lean body mass). Angka ini lebih besar untuk
anak-anak. Pada proses menua manusia kehilangan air. Kandungan air bayi
pada waktu lahir adalah 75% berat badan, sedangkan pada usia tua menjadi
50%. Kehilangan ini sebagian besar berupa kehilangan cairan ekstraselular.
Kandungan air tubuh relatif berbeda antarmanusia, bergantung pada
proporsi jaringan otot dan jaringan lemak. Tubuh yang mengandung relatif
lebih banyak otot mengandung lebih banyak air, sehingga kandungan air
atlet lebih banyak daripada non-atlet, kandungan air pada laki-laki lebih
banyak daripada pada perempuan, dan kandungan air pada anak muda lebih
banyak daripada orang tua. Sel-sel yang aktif secara metabolic, seperti sel-
sel otot dan visera (alat-alat yang terdapat dalam rongga badan, seperti paru-
paru, jantung, dan jeroan) mempunyai konsentrasi air paling tinggi,
sedangkan sel-sel jaringan tulang dan gigi paling rendah (Almatsier, 2009).
Berdasarkan uraian di atas, maka disusunlah makalah ini untuk
mengetahui

I.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gangguan keseimbangan air dan
hubungannya dengan ilmu gizi?
2. Apa yang dimaksud dengan diare dan dehidrasi?
3. Bagaimana cara mencegah dan penanganan dehidrasi dan diare?

I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui gangguan keseimbangan air secara umum dan
hubungannya dengan ilmu gizi.
2. Untuk mengetahui dehidrasi dan diare.
3. Untuk mengetahui pencegahan dan penanganan dehidrasi dan diare.
















BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Gangguan Keseimbangan Air dan Hubungannya dengan Ilmu Gizi
Keseimbangan cairan tubuh adalah keseimbangan antara jumlah
cairan yang masuk dan keluar tubuh. Melalui mekanisme keseimbangan,
tubuh berusaha agar cairan di dalam tubuh setiap waktu berada di dalam
jumlah yang tetap/konstan. Ketidakseimbangan terjadi pada dehidrasi
(kehilangan air secara berlebihan) dan intoksikasi air (kelebihan air).
Konsumsi air terdiri atas air yang diminum dan yang diperoleh dari
makanan, serta air yang diperoleh sebagai hasil metabolisme. Air yang
keluar dari tubuh termasuk yang dikeluarkan sebagai urine, air di dalam
feses, dan air yang dikeluarkan melalui kulit dan paru-paru. Keseimbangan
air rata-rata berupa masukan dan ekskresi dapat dilihat pada Tabel 1. Dari
tabel ini, dapat dilihat bahwa volume yang diperoleh melalui minuman
hampir sama dengan volume urine, dan bahwa jumlahnya hanya meupakan
separuh dari jumlah masukan dan keluaran air secara keseluruhan
(Almatsier, 2009).
Tabel 1
Masukan Air Jumlah (ml) Eksresi/Keluaran Air Jumlah (ml)
Cairan
Makanan
Air metabolik
550-1500
700-1000
200-300
Ginjal
Kulit
Paru-Paru
Feses
500-1400
450-900
350
150
1450-2800 1450-2800
Sumber: Whitney, E.N. dan S.R. Rolfes, Understanding Nutrition, 1993,
hlm. 372.
Secara normal, tubuh mampu mempertahankan diri dari
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Namun, ada kalanya tubuh tidak
mampu mengatasinya. Ini terjadi bila kehilangan terjadi dalam jumlah
banyak sekaligus, seperti pada muntah-muntah, diare, berkeringat luar biasa,
terbakar, luka/perdarahan, dan sebagainya. Dalam keadaan ini, elektrolit
pertama yang hilang adalah natrium dan klorida, karena keduanya
merupakan elektrolit ekstraselular utama dalam tubuh. Biasanya perlu
segera diberikan cairan elektrolit. Cairan elektrolit yang paling sederhana
dan dikenal masyarakat adalah oralit atau larutan gula garam (LGG). Bila
terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit perlu segera dilakukan
tindakan medis khusus (Almatsier, 2009).
Air merupakan bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia. Hampir
semua reaksi di dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Agar
metabolisme tubuh berjalan dengan baik, dibutuhkan masukan cairan setiap
hari untuk menggantikan cairan yang hilang.
Fungsi cairan tubuh antara lain :
1. Mengatur Suhu Tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.
2. Melancarkan Peredaran Darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini
disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh.
Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
3. Membuang Racun dan Sisa Makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan
racun dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui
keringat, air seni, dan pernafasan.
4. Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit.
Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban,
kelembutan, dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar
tubuh.
5. Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan
oksigen melalui darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh.
Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di
dalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga
feses pun keluar dengan lancar.
6. Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus
basah dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa
karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita
menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat cairan berupa
embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
7. Sendi dan Otot
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot.
Otot tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh
sebab itu, perlu minum air dengan cukup selama beraktivitas untuk
meminimalisir resiko kejang otot dan kelelahan.
8. Pemulihan Penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang
memadai berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.

Hubungannya dengan ilmu gizi dapat dilihat keseimbangan cairan
dalam tubuh oleh air, air mengandung berbagai mineral yang diperlukan
oleh tubuh. Mineral disini merupakan salah satu gizi mikro yang sangat
diperlukan oleh makhluk hidup, bahkan dalam Pedoman Umum Gizi
Seimbang disebutkan bahwa orang dewasa (di Indonesia) disarankan untuk
minum minimal 2 liter atau 8 gelas air setiap hari untuk memenuhi
kebutuhan cairan tubuh sertauntuk menjaga kesehatan. Air putih yang baik
dan aman untuk diminum harus mengandung mineral yang berguna untuk
kerja organ tubuh misalnya kalsium, magnesium, natrium, flouride, silika
dan zinc dalam jumlah yang cukup. Mineral berperan sebagai substrat dalam
reaksi tubuh. Tanpa mineral yang cukup, tubuh tidak dapat berfungsi
optimal.


II.2 A. Dehidrasi
Kita semua pasti tahu dan sadar bahwa air merupakan urat nadi
kehidupan manusia. Semua sistem dalam tubuh bergantung pada air.
Bahkan lebih baik kekurangan makanan daripada kekurangan air.
Kurangnya air dalam tubuh dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi
sendiri terjadi saat air dalam tubuh tidak mencukupi untuk melakukan
fungsi kerja tubuh secara normal. Air adalah zat gizi yang esensial bagi
tubuh, sehingga kehilangan air sebanyak 20% saja bisa berakibat fatal,
kata Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS. SpGK, anggota Perhimpunan
Dokter Gizi Medik Indonesia (PGDMI) dalam acara diskusi hari Jumat
(25/2) lalu.
Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan
atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak
daripada pemasukan (misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan
tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh.
Selama ini yang kita tahu tanda-tanda dehidrasi hanya rasa haus.
Tepi ternyata sering juga tubuh kita mengalami dehidrasi tanpa merasa
haus sama sekali. Menurut Dr. Luciana, justru dehidrasi tanpa rasa haus
itu yang lebih berbahaya. Ketika muncul rasa haus, harus segera minum
karena kalau dibiarkan, rasa haus akan hilang yang berarti tingkat
dehidrasi menjadi lebih tinggi, kata Dr. Luciana.
Untuk kita ketahui, dehidrasi sendiri terbagi atas dehidrasi ringan-
sedang dan dehidrasi berat. Ciri-ciri dehidrasi ringan-sedang adalah
mulut kering dan lengket, mengantuk/lelah, haus, urin sedikit, airmata
kurang/kering dan otot lemah, dan sakit kepala/pusing/silau melihat
sinar. Sedangkan ciri-ciri dehidrasi berat adalah haus berat, sangat
mengantuk dan kebingungan, tidak berkeringat, urin sedikit berwarna
kuning gelap/tidak ada urin, mata cekung, menggigil, kulit kering dan
elastisitas hilang, tekanan darah rendah, nadi cepat, panas serta kesadaran
menurun.

a. Penyebab Terjadinya Dehidrasi
Kekurangan Zat Natrium
Kekurangan natrium menyebabkan kejang, apatis, dan kehilangan
nafsu makan. Kekurangan natrium dapat terjadi setelah muntah,
diare, keringat berlebihan, dan bila menjalankan diet yang sangat
terbatas dalam natrium. Bila kadar natrium darah turun, perlu
diberikan natrium dan air untuk mengembalikan keseimbangan.
Pemberian tablet garam sesudah latihan berat tidak dianjurkan,
karena dapat menyebabkan kebanyakan garam, terutama bila
dimakan dengan air terbatas. Hal ini dapat menimbulkan dehidrasi
(Almatsier, 2009).
Kekurangan Air

Kekurangan Natrium dan Air

b. Gejala Dehidrasi

Dehidrasi terbagi dalam tiga jenis berdasarkan penurunan berat
badan, yaitu
Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari
berat badan), dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-
10 persen dari berat badan), dan dehidrasi berat (jika penurunan cairan
tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan).
Selain mengganggu keseimbangan tubuh, pada tingkat yang
sudah sangat berat, dehidrasi bisa pula berujung pada penurunan
kesadaran, koma, hingga meninggal dunia, atau tidak. Jika ingin
menurunkan berat badan bisa dengan cara dehidrasi apabila anda
sanggup menanggung resiko gangguan pada ginjal anda.



Berikut ini adalah berbagai gejala dehidrasi sesuai tingkatannya :
a. Dehidrasi ringan
- Muka memerah
- Rasa sangat haus
- Kulit kering dan pecah-pecah
- Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya
- Pusing dan lemah
- Kram otot terutama pada kaki dan tangan
- Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
- Sering mengantuk
- Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang
b. Dehidrasi sedang
- Tekanan darah menurun
- Pingsan
- Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung
- Kejang
- Perut kembung
- Gagal jantung
- Ubun-ubun cekung
- Denyut nadi cepat dan lemah
c. Dehidrasi Berat
- Kesadaran berkurang
- Tidak buang air kecil
- Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab
- Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba
- Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur
- Ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan

B. Diare
Diare didefinisikan sebagai feaces cair atau encer sebanyak tiga
kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Diare berarti keluarnya tinja
lebih dari 500mg/hari, Penderita ini disebabkan oleh kolon yang tidak
mencukupi dibandingkan dengan cairan yang datang dari usus halus atau
dapat juga larena kurangnya kemampuan penyerapan oleh kolon.
Berdasarkan patofisiologinya Diare dapat dibagi atas 4 kelompok :
1. Osmotic Diarrhoea, pada keadaan ini usus menarik air dari mukosa
hal ini ditemukan pada mallabsorbsi dan difisiensi lactase.
2. Secretory Diarrhoea, pada keadaan ini usus halus dan usus besar tidak
menyerap air dan garam tetapi mensekresikan air dan elektolit. Fungsi
terbalik ini disebabkan pengaruh toksin bakteri, garam empedu,
prostaglandin dan lain-lain. Diare biasanya berat dan menetap
walaupun pasien puasa.
3. Exudative Diarrhoea, ditemukan pada inflamasi mukosa seperti colitis
ulcerative atau pada tumor yang menimbulkan adanya serum, darah
dan mucus.
4. Altered Intestinal Motility, yaitu perubahan motilitan usus yang
terdapat pada hipertiroid dan irritable bowel syndrome (Oenzil, 1995).
Seseorang penderita penyakit Diare terus menerus mungkin gejala
penyakit berat seperti Tifus. Kolera dan kanker usus. Diare yang berat
bisa menyebabkan dehidrasi dan bisa membahayakan jiwa. Disamping
itu juga Diare merupakan gejala yang disebabkan oleh mallabsorbsi,
alergi, keracunan, defisiensi dan sebab-sebab lainnya. Sesuai dengan
etiologinya disamping gejala Diare dapat disertai dengan muntah.
Dehidrasi, sakit perut yang hebat, berlendir dan terdapat darah dalam
tinja. Apabila terjadi komplikasi bisa menyebabkan dehidrasi dengan
ciri-ciri mata cekung, kulit tidak elastis dan sedikit buang air kecil
(Anonim, 2006).
1. Beberapa penyebab utama Diare
a. Vibrio cholera, bersumber dari makanan dan minuman yang sudah
terkontaminasi oleh vibrio cholera.
b. Salmonela, bersumber dari daging unggas, susu dan telur yang
sudah terkontaminasi oleh bakteri salmonella.
c. Sighella disentri, bersumber dari makanan saus dan kaleng yang
sudah terkontaminasi oleh sighella disentri.
d. Escherecia Coli, bersumber dari makanan dan minuman yang
sudah terkontaminasi oleh bakteri Escherecia Coli.
2. Beberapa Istilah Diare
a. Diare Akut, kurang dari 2 minggu, penyakit Diare akut lebih sering
terjadi pada bayi dari pada anak yang lebih besar, ditularkan secara
fecal oral melalui makanan dan minuman yang tercemar. Diare
akut dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri dan protozoa.
Frekuensi Diare dengan perbedaan faktor etiologi ditemukan
bernacam-macam tergantung usia penderita dan juga faktor
presipitasi lain, seperti sesudah mendapatkan pengobatan dengan
antibiotik.
b. Diare Persisten (Kronis), lebih dari 2 minggu. Penyebab Diare
kronis sering pada irritable bowel syndrome, adalah penyakit
radang kolon dan Diare yang disebabkan oleh obat-obatan.
c. Disentri, Diare yang disertai dengan darah ataupun tanpa lender.
d. Cholera, Diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera (Oensil,
1995).
3. Gejala Penyakit Diare
Apabila frekuensi buang air besar melebihi normal, kotoran
encer/cair, sakit atau kejang perut, demam dan muntah, pada beberapa
kasus adalah awal dari gejala penyakit Diare. Jika ini terjadi pada
anggota keluarga kita sebaiknya segera memeriksa kedokter karena
bisa menularkan kepada orang lain. Ini bisa menjadi KLB (Penderita
Luar Biasa) apabila peningkatan Penderita kesakitan atau kematian
karena Diare secara terus-menerus selama kurun waktu berturut-turut
(jam, hari, minggu), peningkatan Penderita atau kematian kasus Diare
2 kali atau lebih di bandingkan jumlah kesakitan atau kematian karena
Diare yang biasanya terjadi pada kurun waktu sebelumnya (jam, hari,
minggu) CFR karena Diare dalam kurun waktu tertentu menunjukkan
kenaikkan 50 % atau lebih di bandingkan periode sebelumnya.
4. Penyebab Diare
Penyebab Diare terjadi akibat peradangan usus oleh agent
penyebab yaitu bakteri, virus, parasit (jamur, cacing dan protozoa),
karena keracunan makanan atau minuman yang disebabkan oleh
bakteri maupun bahan kimia, kurang gizi, alergi terhadap susu, imuno
defisiensi anxietas atau rasa cemas, sanitasi yang buruk dan tangan
yang tercemar.

II.3 Pencegahan dan Penanganan Dehidrasi dan Diare
A. Dehidrasi
Pencegahan
a. Lingkungan. Dehidrasi yang disebabkan oleh faktor lingkungan sangat
mungkin untuk dilakukan pencegahan. Jika memungkinkan, aturlah
jadual kegiatan atau aktifitas fisik yang sesuai dengan kondisi
lingkungan. Jangan melakukan aktifitas berlebihan pada siang hari.
b. Olah raga. Orang yang berolah raga pada kondisi cuaca yang panas
harus minum lebih banyak cairan.
c. Umur. Umur muda dan tua sama beresikonya untuk mengalami
dehidrasi.
Dehidrasi bukan kondisi yang tidak dapat dicegah namun bila
terjadi dan tertangani dengan baik maka kondisi yang tidak diinginkan
bisa dihindari.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan di rumah untuk mencegah
terjadinya dehidrasi antara lain :
Penderita diare dan muntah muntah dapat diberikan pengobatan awal
untuk mencegah kehilangan cairan yang lebih lanjut. Obat obatan ini
terutama untuk mengurangi gejala yang terjadi.
Obat penurun panas dapat diberikan untuk menurunkan suhu tubuh.
Penderita diberikan minum sebanyak mungkin dengan cara bertahap
namun frekuensinya ditingkatkan.
Jika dengan tindakan diatas, gejala dehidrasi tidak membaik atau
bertambah buruk, segeralah menuju rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Pengobatan
Prinsip utama pengobatan dehidrasi adalah penggantian cairan.
Penggantian cairan ini dapat berupa banyak minum, bila minum gagal
maka dilakukan pemasukan cairan melalui infus. Tapi yang utama disini
adalah penggantian cairan sedapat mungkin dari minuman.
Keputusan menggunakan cairan infus sangat terggantung dari
kondisi pasien berdasarkan pemeriksaan dokter. Keberhasilan
penanganan dehidrasi dapat dilihat dari produksi kencing.
Penggunaan obat obatan diperlukan untuk mengobati penyakit
penyakit yang merupakan penyebab dari dehidrasi seperti diare, muntah
dan lain lain.

B. Diare
Pencegahan Diare
Apabila seseorang yang sudah terkena Diare sebaiknya minum
banyak cairan misalnya kuah sayur, air asin, larutan gula garam dan tidak
lupa minum oralit. Memberikan makanan yang lunak dan tidak
merangsang serta makanan ekstra sesudah Diare hindari makanan yang
padat atau berperasa selama 1-2 hari dan segera memeriksakan ke dokter.
Untuk menghindari penyakit Diare sebaiknya kita harus menjaga
kesehatan diri sendiri, lingkungan dan mencuci tangan tangan yang baik
setiap habis buang air besar dan sebelum menyiapkan makanan. Tutup
makanan secara rapat untuk mencegah kontaminasi dengan lalat, tikus
dan kecoa. Karena kita semua tahu lebih baik mencegah dari pada
mengobati karena itu adalah cara pencegahan penyakit yang sangat
efektif (Anonim, 2006).
Pengobatan Penyakit Diare
Pada pengobatan penyakit Diare dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1. Pengobatan Umum
Pengobatan secara umum yaitu untuk menghilangkan
kuman penyebab seperti bakteri-bakteri yang dapat menyebabkan
penyakit Diare. Untuk mencegah dehidrasi di lakukan dengan
pemberian gula garam (oralit). Pada penderita kelompok anak
diberikan Antibiotik Cotrimoxazole dengan dosis 5-8 mg/kg BB/hari
dilanjutkan dengan menggunakan Ampisilin dengan dosis 500 mg/kg
BB/hari selama 5 hari. Apabila sudah menggunakan ampisilin dan
Cotrimakcazol tidak sembuh maka dapat diberikan asam nalidiksat
dengan dosis 55 mg/kg BB/hari di bagi tiga dosis selama 7 hari dan
apabila tidak sembuh juga maka diberikan Ciprofloxacin dengan dosis
30-50 mg.kg BB/hari selam 5 hari.
2. Pengobatan Secara Khusus
Pada pengobatan khusus ini diberikan sesuai dengan jenis
kuman penyebab penyakit Diare yaitu :
a. Bagi penderita Amubiastis (amuba) diberikan Metronidazol dengan
dosis 30-50 mg/hari selama 10 hari.
b. Bagi yang terinfeksi salmonela diberikan Chloramfenicol dengan
dosis 50-70 mg/kg BB/hari maksimum 2 gr/hari dibagi 4 dosis.
c. Pada infeksi Clostridium diberikan Metronidazol 30-50 mg/kg
BB/hari dibagi 3 dosis selam 7-10 hari.






BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan, yakni sebagai berikut:
1. Gangguan Keseimbangan cairan tubuh adalah keseimbangan antara
jumlah cairan yang masuk dan keluar tubuh tidak sama sehingga
mengganggu mekanisme kerja tubuh. Hubungannya dengan ilmu gizi
dimana air merupakan salah satu gizi makro yang banyak dibicarakan
dalam ilmu gizi.
2. Dehidrasi adalah Gangguan kehilangan cairan tubuh sehingga tubuh
kekurangan air. Sedangkan diare adalah keluarnya tinja lebih dari
500mg/hari dan encer yang menyebabkan tubuh menjadi lemah.
3. Pencegahan dehidrasi secara umum dengan mengurangi pergerakan di
siang hari dan memperbanyak minum, serta rutin olahraga di pagi hari,
apabila terlanjur terkena dehidrasi maka lakukan penggantian cairan, ini
dapat berupa banyak minum, bila minum gagal maka dilakukan
pemasukan cairan melalui infus. Tapi yang utama disini adalah
penggantian cairan sedapat mungkin dari minuman. Sementara diare
dapat dicegah dengan minum banyak cairan misalnya kuah sayur, air
asin, larutan gula garam. Secara umum pengobatan yang dapat
dilakukan adalah pembasmian kuman-kuman berupa bakteri penyebab
diare dengan minum oralit.

Anda mungkin juga menyukai