Anda di halaman 1dari 20

Peran Membran Sel dalam Transportasi pada Sel

Felisiana Kasman
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
NIM: 102010042
Kelompok: A7
Email: felisianakasman@rocketmail.com
24 Desember 2010








Peran Membran Sel dalam Transportasi pada Sel
Felisiana Kasman
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email: felisianakasman@rocketmail.com

Pendahuluan
Manusia diciptakan Tuhan dengan kemampuan dapat melakukan segala aktifitas yang
berhubungan dengan kegiatan-kegiatan untuk mempertahankan kehidupannya. Kegiatan
manusia seperti bekerja, berolahraga, bermain dan bahkan tidur, semuanya membutuhkan
enegi.
Energi adalah kemampuan untuk melaksanakan kerja, yaitu untuk memindahkan
materi melawan gaya yang melawannya, seperti grafitasi dan gesekan. Dengan kata lain,
energi adalah kemampuan untuk mengatur ulang suatu kumpulan materi, misalnya,
penggunaan energi untuk membalik halaman buku ini. Energi terdapat dalam berbagai
bentuk, dan kerja kehidupan tergantung pada kemampuan sel untuk mentransformasikan
energi dari suatu bentuk ke bentuk lainnya.
(1)

Agar tubuh dapat menciptakan energi yang cukup dalam melakukan kerja sehari-hari,
manusia mengkonsumsi bahan makanan yang akan diproses dan dimanfaatkan untuk
menghasilkan energi. Makanan yang dikonsumsi tentunyai mempunyai kandungan tertentu
yang manfaatnya berbeda-beda pula bagi tubuh.
Kandungan makanan yang dikonsumsi tubuh akan diproses oleh banyak organel di
dalam tubuh. Mulai dari sel yang merupakan unit terkecil dari organisme sampai kepada
organ yang bekerja dalam sistem yang berbeda, semuanya berperan dalam tugas dengan
porsinya masing-masing yang sudah teratur di didalam tubuh.
Sangat penting mempelajari bagaimana peran dan cara kerja sel beserta organel lain
yang mendukung yang sanggup mengatur semua unsur kimia dalam tubuh sehingga pada
akhirnya dapat menghasilkan energi untuk aktifitas sehari-hari.
Pembahasan
(2)

Tubuh kita tersusun dari bagian-bagian tubuh yang sangat istimewa. Semuanya
bekerja dibawah perintah otak secara teratur. Semua bagian tubuh melakukan fungsinya
masing-masing yang saling mendukung tugas dari bagian lain di dalam tubuh. Karena adanya
kerja sama antar semua bagian dalam tubuh, barulah manusia itu dikatakan hidup.
Satu perbedaan adalah bahwa sel-sel hidup menggunakan energi dari makanan untuk
menjaga proses internal. Seperti kita ketahui, bila kita tidak menggunakan energi di ruangan
rumah maka selanjutnya menjadi gelap gulita. Hal yang sama terjadi pada sel-sel. Sel seperti
bagian senjata yang kompleks yang harus tetap dijaga dengan baik supaya tetap dapat
digunakan. Rata-rata proses kimia dan proses fisika bekerja di dalam sel yang disebut
metabolisme. Metabolisme melibatkan cara mendapatkan energi dan menggunakannya untuk
menjalankan aktivitas sel.
Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Seluruh bagian tubuh dibentuk oleh sel.
Sel adalah unit terkecil yang mampu melakukan semua aktifitas kehidupan. Bahan-bahan
yang membentuk sel secara kolektif dinamai protoplasma, yang terutama terdiri dari: (1) Air,
menyusun 70 sampai 85 persen kebanyakan sel. (2) Elektrolit, Merupakan bahan kimia
inorganik untuk reaksi-reaksi sel. Sebagian dari elektrolit terpenting di sel adalah kalium,
magnesium, fosfat, sulfat, bikarbonat, dan sejumlah kecil natrium, klorida dan kalsium. (3)
Protein, yang secara normal menyusun 10 sampai 20 persen massa sel. Protein dapat dibagi
dua jenis, protein struktural dan protein globular (fungsional) (yang terutama adalah enzim).
(4) Lemak, yang menyusun sekitar 2 persen dari massa sel total. Lemak yang terpenting di sel
adalah fosfolipid, kolesterol, trigliserida, dan lemak netral. Di adiposit (sel lemak),
trigliserida mungkin membentuk hampir 95% dari massa sel. (5) Karbohidrat, yang berpoeran
penting dalam nutrisi sel. Sebagian besar sel manusia tidak menyimpan karbohidrat dalam
jumlah banyak, dan biasanya menyusun sekitar satu persen dari massa sel total meskipun
dapat juga mencapai tiga persen di sel otot, dan enam persen di sel hati. Sejumlah kecil
karbohidrat di sel biasanya disimpan dalam bentuk glikogen, suatu polimer tak-larut
glukosa.
(2)

Sel bukanlah sekedar sekantung cairan dan bahan kimia. Sel mengandung struktur-
struktur fisik yang tertata rapi yang dinamai organel. Sebagian dari organel utama pada sel
adalah membran sel, nukleus, retikulum endoplasma (RE), aparatus golgi, mitokondria,
lisosom dan ribosom, dll.
Sel dan organelnya dikelilingi oleh membran sel yang terdiri dari lemak dan protein
serta senyawa karbohidrat. Membran-membran ini mencakup membran sel, membran
nukleus, dan membran Retikulum Endoplasma, mitokondria, lisosom, dan aparatus golgi.
Membran-membran ini membentuk dinding yang mencegah perpindahan bebas air dan
bahan-bahan larut-air dari satu komparteman sel ke kompartemen lainnya. Molekul protein di
membran sering menembus membran, membentuk saluran yang memungkinkan pergerakan
bahan tertentu menembus membran.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Organel pada sel diantaranya adalah
membran sel, nukleus, retikulum endoplasma (RE), aparatus golgi, mitokondria, lisosom dan
ribosom. Membran plasma atau membran sel berfungsi sebagai pembatas antara sel dengan
lingkungan luar, dan pembatas antara organel dengan bahan sel lainnya. Membran plasma ini
adalah bagian terluar dari sel.
Inti sel merupakan pusat pengontrol genetik pada sel eukariotik. Kebanyakan DNA
inti mengikat protein membentuk serabut panjang yang disebut kromatin. Selama sel
membelah, kromatin membentuk suatu struktur kumparan disebut kromosom yang cukup
tebal jika dilihat dengan mikroskop cahaya. Bagian terluar inti sel yang terbatas dengan
sitoplasma adalah membran inti yang terdiri dari membran ganda dengan banyak pori. Di
dalam inti terdapat suatu massa yang berserabut dan bergranula atau berbutir-butir yang
disebut anak inti (nukleolus). Di dalam nukleolus terdapat DNA, RNA (asam ribonukleat)
dan protein.
Ribosom merupakan suatu tempat di dalam sel yang juga merupakan tempat protein
diproduksi. Sel-sel yang mempunyai kecepatan sintesis protein tinggi biasanya memiliki
ribosom melimpah. Contohnya sel hati manusia memiliki beberapa juta ribosom. Di dalam
sel, dijumpai dua macam ribosom, yaitu ribosom bebas yang terdapat di dalam sitosol dan
ribosom yang berikatan menempel pada membran sebelah luar dari retikulum endoplasma.
Protein yang diproduksi oleh ribosom bebas akan berfungsi di dalam sitosol. Sementara
protein yang disintesis di dalam ribosom yang berikatan umumnya berperan dalam membran
itu sendiri. Ribosom berikatan berfungsi dalam organela tertentu seperti lisosom dan untuk
diekspor ke luar sel seperti sel dalam pankreas atau glandula yang lain. Ribosom bebas dan
ribosom berikatan mempunyai struktur yang identik.
Retikulum endoplasma (RE) merupakan organel yang terdiri atas RE halus dan RE
kasar, di mana RE kasar ditaburi oleh ribosom. RE kasar berfungsi untuk mensistesis dan
melepaskan protein-protein baru. Sebagian protein ini ditujukan ke lingkungan ekstrasel
sebagai sekretorik yaitu hormon-hormon dan enzim-enzim. Sebagian lagi diarahkan ke
lingkungan intrasel untuk membentuk membran sel baru, yang mana salah satu komponennya
adalah protein. Ribosom berfungsi untuk mensintesis lanjut protein tersebut, di mana satu
ribosom mensintesis hanya satu macam protein untuk digunakan di dalam sitosol. Adapun
RE halus berfungsi untuk menerima protein yang diproduksi dari RE kasar untuk selanjutnya
dikirim melalui vesikel transportasi ke aparatus Golgi.
Badan Golgi (aparatus Golgi) pada sel hewan maupun sel tumbuhan pertama kali
ditemukan oleh ahli Biologi dan fisika dari Italia bernama Camello Golgi. Dengan mikroskop
elektron, badan Golgi terlihat mempunyai struktur sebagai timbunan kantong kempis yang
masing-masing tidak berhubungan. Badan Golgi mempunyai fungsi yang berhubungan
dengan retikulum endoplasma. Badan Golgi terdiri dari dua sisi, salah satu sisinya berfungsi
menerima vesikel (kantong) transpor yang dihasilkan oleh retikulum endoplasma. Vesikel
transpor mengandung molekul glikoprotein. Sementara sisi lain berfungsi mengeluarkan
substansi yang tertinggal dalam retikulum endoplasma yang dikemas dalam vesikel transpor
dan merupakan produk terakhir. Produk ini dapat menjadi bagian dari membran plasma atau
organel lainnya seperti lisosom.
Lisosom berbentuk bulat seperti bola (berdiameter sekitar 500 mm), mengandung
enzim-enzim yang berfungsi untuk mencernakan bahan makanan yang masuk ke dalam sel
dan sisa-sisa, baik secara pinositosis maupun fagositosis. Lisosom dihasilkan oleh RE kasar
dan badan Golgi. Lisosom berasal dari bahasa Yunani yang berarti badan pemecah. Lisosom
berisi enzim hidrolitik. RE kasar mengambil enzim dari membran bersama. Badan Golgi
menyempurnakan enzim dan melepas lisosom. Beberapa sel menelan makanan ke dalam
vakuola makanan. Lisosom mengadakan fusi dengan vakuola makanan. Sementara nutrisi
dicerna oleh enzim hidrolitik. Lisosom juga berfungsi merusak bakteri yang jahat. Sel darah
putih memasukkan bakteri ke dalam vakuola, sedangkan enzim lisosom mengosongkan
vakuola dengan menusuk dinding sel bakteri. Lisosom juga membantu menghancurkan
organel yang rusak.
Mitokondria (tunggal = mitokondrion) memiliki struktur yang lebih sederhana
dibandingkan dengan kloroplas. Mitokondria merupakan tempat terjadinya proses respirasi
seluler yang mengubah energi kimia dari makanan menjadi energi kimia dan molekul
pembakar seluler yang disebut ATP (Adenosin Tri Phosphat). Mitokondria memiliki selaput
ganda serta selaput luar dan dalam. Selaput dalam membentuk tonjolan ke arah dalam yang
disebut krista. Mitokondria berisi enzim-enzim oksidatif yang berpartisipasi dalam reaksi
siklus Krebs.
Semua sel hidup melakukan aktifitas metabolisme. Material secara konstan datang
dan keluar dari sel. Membran sel adalah pintu gerbang yang mengatur semua material yang
ingin masuk atau keluar dari dalam maupun luar sel. Kita akan melihat secara lengkap
pembahasan mengenai membran sel tersebut.

Membran Sel
(2,3)

Membran plasma sangat penting unuk menjaga kehidupan sel. Fungsi membran sel
antara lain melindungi isi sel, yaitu membrane sel befungsi mempertahankan isi sel; mengatur
lalulintas molekul-molekul, membran plasma bersifat selektif permeabel artinya ada zat-zat
tertentu yang dapat melewati membrane dan ada pula yang tidak. Molekul-molekul tersebut
berguna untuk mempertahankan kehidupan sel; sebagai reseptor rangsangan dari luar sel,
rangsangan itu berupa zat-zat kimia seperti hormon,racun,rangsangan listrik,dan rangsangan
mekanik.Bagian sel yang berfungsi sebagai reseptor yaitu glikoprotein.
Membran tipis ini yang menentukan molekul yang mana dapat masuk atau keluar sel.
Karena sulit untuk mengamati bahkan dengan teknik mikroskop modern, struktur membran
plasma telah diperdebatkan selama bertahun-tahun. Ketika diperiksa dengan mikroskop
elektron, membran plasma muncul sebagai garis ganda. Sesuai dengan hipotesis yang paling
banyak diterima, membran terutama terdiri dari lapisan ganda lemak (lipid bilayer) dan
disisipi oleh protein.Lapisan ganda (bilayer) lemak hampir seluruhnya tersusun oleh
fossolipid dan kolesterol. Fosfolipid memiliki bagian larut-air dan bagian yang hanya larut
dalam lemak. Bagian yang hidrofobik fosfolipid berhadapan satu sama lain, sedangkan
bagian yang hidrofilik berhadapan dengan permukaan membran yang berkontak dengan
cairan interstisium di sekitar.
Membran lapis-ganda lemak ini sangat permeabel bagi bahan-bahan larut lemak,
misalnya oksigen, karbondioksida dan alkohol. Tetapi membran ini berfungsi sebagai
penghalang utama bagi bahan larut-air, misalnya ion dan glukosa. Di lapis ganda lemak,
mengapung berbagai protein yang sebagian besar diantaranya adalah glikoprotein (protein
yang berikatan dengan karbohidrat).
Membran bukanlah lembaran molekul statis yang terikat kuat di tempatnya. Membran
ditahan bersama terutama oleh interaksi hidrofobik, yang jauh lebih lemah dari ikatan
kovalen. Sebagian besar lipid (lemak) dan sebagian protein dapat berpindah secara acak
dalam bidang membrannya. Akan tetapi, jarang terjadi suatu molekul bertukar tempat secara
melintang melintasi membran, yang beralih darri satu lapisan fosfolipid ke lapisan lainnya;
untuk melakukan hal seperti itu, bagian hidrofilik molekul tersebut harus melintasi inti
hidrofobik membrannya.
Fosfolipid bergerak di sepanjang bidang membran dengan cepat, kira-kira 2 m per
detik. Protein jauh lebih besar daripada lipid dan bergerak lebih lambat, tetapi sebagai protein
membran, sebenarnya berpindah. Dan sebagian protein membran sepertinya bergerak dengan
cara yang sangat terarah, mungkin digerakkan di sepanjang serabut eksoskeleton oleh protein
motor yang dihubungkan dengan ujung-ujung sitoplasmik protein membran. Akan tetapi,
banyak protein membran lain sepertinya dibuat tidak bergerak dengan keterikatannya pada
sitoskeleton.
Suatu membran tetap berwujud fluida begitu suhu turun, hingga akhirnya, pada
bebeapa suhu kritis, fosfolipid mengendap dalam suatu susunan yang rapat dan membrannya
membeku, tak ubahnya seperti minyak babi yang membentuk kerak lemak ketika minyaknya
mendingin. Suhu beku membran tergantung pada komposisi lipidnya. Membran tetap
berwujud fluida pada suhu yang lebih rendah jika membran itu mengandung banyak
fosfolipid dengan ekor hidrokarbon tak jenuh. Karena adanya kekusutan di tempat ikatan
gandanya, hidrakarbon tak jenuh tidak tersusun serapat hidrokarbon jenuh.
Kolesterol steroid, yang terjepit di antara molekul-molekul fosfolipid dalam membran plasma
hewan, membantu menstabilkan membran tersebut. Pada suhu yang relative hangat (37
o
C)
kolesterol membuat membran kurang bersifat fluida dengan mengontrol gerakan fosfolipid.
Akan tetapi, karena kolesterol juga menghambat penyusunan rapat fosfolipid, kolesterol ini
menurunkan suhu yang dibutuhkan membrannya agar bisa membeku. Membran haruslah
bersifat fluida agar dapat bekerja dengan baik, membran itu biasanya sekental minyak salad.
Apabila membran membeku, permeabilitasnya berubah,dan protein enzimatik di dalamnya
mungkin menjadi inaktif. Suatu sel dapat mengubah komposisi lipid membrannya dalam
tingkatan tertentu sebagai penyesuaian terhadap suhu yang berubah. Misalnya, dalam banyak
tumbuhan yang dapat bertahan dalam kondisi yang sangat dingin, seperti gandum musim
dingin, presentase fosfolipid tak jenuh meningkat dalam musim gugur, suatu adaptasi yang
menghalangi pembekuan membran selama musim dingin.
Membran sebagai mosaik struktur dan fungsi. Membran merupakan kolase banyak
protein berbeda-beda yang tertanam dalam matriks fluida bilayer lipid. Bilayer lipid ini
merupakan penyusun utama membran tersebut, tetapi protein menentukan sebagian besar
fungsi spesifik membran. Membran plasma dan membran berbagai macam organel masing-
masing memiliki koleksi protein yang unik. Sampai saat ini telah ditemukan lebih dari 50
jenis protein dalam membran plasma sel darah merah.
Terdapat dua lapisan utama protein membran, yaitu protein integral dan protein
poriferal. Protein integral umumnya merupakan protein transmembran, dengan daerah
hidrofobik yang seluruhnya membentang sepanjang interior hidrofobik membran tersebut.
Daerah hidrofobik protein integral terdiri atas satu atau lebih rentangan asam amino non polar
yang biasanya bergulung menjadi heliks . Ujung hidrofilik molekul ini dipaparkan ke
larutan aqueous pada kedua sisi membran.Protein integral juga dapat berfungsi sebagai
reseptor bagi bahan tertentu, misalnya hormon peptida yang tidak mudah menembus
membran sel. Protein poriferal sama sekali tidak tertanam dalam bilayer lipid; protein ini
merupakan anggota yang terikat secara longgar pada permukaan membran, sering juga pada
bagian protein integral yang dibiarkan terpapar.
Pada sisi sitoplasmik membran plasma, sejumlah protein membran diikat di
tempatnya melalui pelekatan pada sitoskeleton. Pada sisi bagian luarnya (eksterior), protein
membran tertentu diikat pada serabut-serabut matriks akstaseluler. Pelekatan-pelekatan ini
berkombinasi untuk memberi sel hewan kerangka luar yang lebih kuat daripada yang
diberikan oleh membran plasma itu sendiri. Membran memiliki muka sisi dalam dan sisi luar
yang sangat berbeda. Kedua lapisan lipid mungkin berbeda komposisi lipid spesifiknya., dan
setiap protein memiliki orientasi terarah dalam membrannya. Membran plasma juga memiliki
karbohidrat, yang dibatasi pada permukaan luar saja. Distribusi protein, lipid, dan karbohidrat
yang taksimetris ini ditentukan sewaktu membrannya sedang dibuat oleh reikulum
endoplasmik. Molekul yang berawal pada muka sisi dalam RE berakhir pada muka sisi luar
membran sel.
Karena membran sel disusun oleh lapisan ganda lemak, protein serta karbohidrat,
maka sangat penting untuk mempelajari ketiga bagian tersebut satu persatu agar lebih
dipahami apa peran dan pengaruh mereka terhadap transportasi yang dilakukan sel sebagai
unit penyusun terkecil dari organisme. Namun sebelum itu, kita akan melihat peran membran
sel dalam transportasi antar sel.

Transportasi Sel
Konsentrasi bahan kimia di dalam sel adalah sangat berbeda dari bahan-bahan kimia
yang mengelilingi sel. Membran plasma memisahkan bahan-bahan kimia di dalam sel dengan
lingkungan disekitarnya. Selanjutnya bahan-bahan tertentu tetap dapat melewati membran
plasma. Sel-sel membutuhkan nutrisi dan oksigen, yang masuk dari luar sel. Proses ini
disebut absorpsi. Sel-sel juga menghasilkan produk limbah, seperti karbondioksida, yang
harus diekskresikanl.
(2)

Pergerakan substansi keluarmasuk sel terdiri daripada 2 jenis, yaitu: transpor pasif,
transpor aktif. Transpor pasif meliputi difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi. Sedangkan
dalam transpor aktif, akan dikenal istilah endositosis yang dibagi lagi menjadi fagositosis dan
pinositosis, kemudian adapula istilah eksositosis.
Transpor pasif ialah bentuk pergerakan molekul yang tidak memerlukan tenaga atau
energi apabila melintasi membran sel dan laju pergerakan bergantung pada besar konsentrasi
substansi dibandingkan dengan membran tersebut., sedangkan transpor aktif adalah
pergerakan molekul yang memerlukan energi seluler. Transpor aktif merupakan faktor utama
yang menentukan kemampuan suatu sel untuk mempertahankan konsentrasi internal molekul
kecil yang berbeda dari konsentrasi lingkungannya. Oleh karena itu, ia memerlukan tenaga
(yang terdiri daripada Adenosine Trifosfat atau ATP) untuk menggerakkan bahan-bahan
melalui membran plasma. Umumnya, bahan-bahan ini terdiri daripada molekul-molekul
berukuran besar seperti protein-protein tertentu dan mikroorganisme. Bahan-bahan ini
bergerak melintasi membran sel melalui salah satu dari 2 bentuk utama transpor aktif,yaitu
endositosis, atau eksositosis.
(3)

Kemudian akan dilihat lagi lebih dalam mengenai masing-masing transport baik aktif
maupun pasif.

Difusi
Difusi adalah proses gas atau zat yang mengembang di dalam larutan, disebabkan
oleh gerakan partikelnya, untuk mengisi semua volume yang tersedia. Difusi juga dapat
diartikan sebagai pergerakan molekul dari tempat yang konsentrasinya lebih tinggi ke tempat
yang konsentrasinya lebih rendah.
(4)

Molekul memiliki energi kinetik intrinsik yang disebut gerak termal (kalor). Suatu
akibat gerak termal ialah difusi, kecenderungan molekul setiap zat untuk menyebar ke
seluruh ruangan yang ada. Setiap molekul bergerak secara acak, namun difusi populasi
molekul mungkin mempunyai arah. Misalnya, suatu membran yang memisahkan air murni
dari larutan zat pewarna dalam air. Anggaplah bahwa membran ini permeabel terhadap
molekul pewarna tersebut. Setiap molekul pewarna akan mengembara secara acak, tetapi
akan terdapat gerak netto (selisih) molekul pewarna melintasi membran ke sisi yang semula
adalah air murni. Penyebaran zat pewarna melintasi membran akan berlanjut hingga kedua
larutan memiliki konsentrasi pewarna yang sama. Begitu titik itu tercapai, akan terdapat
kesetimbangan dinamik, yaitu molekul pewarna yang melintasi membran dalam satu arah
jumlahnya sebanyak molekul pewarna yang melintasi membran dalam arah sebaliknya, setiap
detik.
Dalam ketiadaan gaya-gaya lain, suatu substansi akan berdifusi dari tempat yang
konsentrasinya tinggi ke tempat yang konsentrasinya lebih rendah. Dengan kata lain, setiap
substansi akan berdifusi menuruni gradien konsentrasinya. Tidak ada kerja yang harus
dilakukan untuk membuat hal ini terjadi; difusi merupakan proses spontan karena difusi itu
menurunkan energi bebas. Ingat bahwa dalam setiap sistem terdapat suatu kecenderungan
untuk meningkatnya entropi, atau ketidakteraturan. Difusi zat terlarut dalam air
meningkatkan entropi dengan menghasilkan campuran yang lebih acak daripada ketika
terdapat konsentrasi zat terlarut yang terlokalisir. Penting untuk diperhatikan bahwa setiap
substansi berdifusi menuruni gradien konsentrasi substansi miliknya sendiri, yang tidak
dipengaruhi oleh perbedaan konsentrasi substansi lain.
Banyak lalulintas melintasi membran terjadi dengan cara difusi. Apabila suatu
substansi lebih tinggi konsentrasinya pada satu sisi membran daripada sisi lain, substansi
tersebut cenderung berdifusi melintasi membran menuruni gradien konsentrasinya. Satu
contoh penting ialah penyerapan oksigen oleh sel yang melakukan respirasi seluler. Oksigen
terlarut berdifusi ke dalam sel melintasi membran plasmanya. Selama respirasi seluler
mengonsumsi O2 yang masuk, difusi ke dalam sel akan berlanjut, karena gradien konsentrasi
akan mendukung pergerakan molekul ke arah tersebut.
(3)

Laju difusi bahan melalui membran sel berbanding lurus dengan kelarutan bahan
dalam lemak. Kelarutan oksigen, nitrogen, karbon dioksida dan alkohol dalam lemak
sedemikian tinggi sehingga zat-zat ini dapat langsung larut di lapis ganda lemak dan berdifusi
melalui membran sel. Air dan molekul tak-larut-lemak lainnya berdifusi melalui saluran
protein di membran sel. Air mudah menembus membran sel melewati saluran protein.
Molekul-molekul tak larut lemak lainnya dapat melalui saluran protein dengan cara yang
sama dengan yang dilakukan air jika berukuran sangat kecil.
Saluran protein memiliki permeabilitas selektif untuk mengangkut satu atau lebih
molekul spesifik. Permeabilitas ini timbul karena karakteristik saluran itu sendiri, misalnya
garis tengah, bentuk, dan sifat muatan listrik disepanjang permukaan dalamnya. Gerbang
pada saluran protein merupakan cara untuk mengontrol permeabilitas saluran. Gerbang ini
diperkirakan adalah perluasan molekul protein pengangkut, yang dapat menutup lubang
saluran atau membukanya melalui perubahan konformasi molekul protein itu sendiri.
(2)




Difusi Terfasilitasi
(3-5)

Difusi terfasilitasi juga disebut difusi yang diperantarai oleh pengangkut. Suatu bahan
yang diangkut dengan cara ini biasanya tidak dapat menembus membran tanpa bantuan
protein pengangkut spesifik. Beberapa zat terlarut berdifusi mengikuti gradien elektrokimia
di kedua sisi membran lebih cepat daripada yang diperhitungkan dari ukuran, muatan atau
koefisien partisinya. Difusi terfasilitasi ini memperlihatkan sifat-sifat yang berbeda dengan
difusi sederhana. Laju difusi terfasilitasi, suatu sistem unipor, dapat mengalami kejenuhan
yaitu jumlah tempat pengikatan yang terlibat dalam difusi zat terlarut spesifik tampak
terbatas. Banyak sistem difusi terfasilitasi bersifat stereo spesifik, tetapi seperti difusi
sederhana, tidak menerlukan energi.
Difusi terfasilitasi melibatkan dua tahap berikut: (1) molekul yang akan diangkut
masuk ke suatu saluran buntu dan berikatan dengan reseptor spesifik. (2) terjadi perubahan
konformasi di protein pengangkut sedemikian sehingga saluran kini membuka ke sisi
berlawanan membran.
Difusi terfasilitasi berbeda dari difusi sederhana pada hal penting berikut. Laju difusi
sederhana meningkat sebanding dengan konsentrasi bahan yang berdifusi. Pada difusi yang
terfasilitasi, laju difusi mendekati maksimum sewaktu konsentrasi bahan meningkat. Laju
maksimal ini ditentukan olkeh seberapa cepat protein pengangkut mengalami perubahan
konformasi. Beberapa bahan terpenting yang menembus membran sel melalui difusi
terfasilitasi adalah glukosa dan sebagian besar asam amino.

Osmosis
Osmosis merupakan transpor pasif. Dalam membandingkan dua larutan yang
konsentrasi zat terlarutnya berbeda, larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi
disebut sebagai hipertonik. Larutan dengan konsentrasi zal terlarut yang lebih rendah disebut
sebagai hipotonik. Larutan-larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang sama disebut sebagai
isotonik. Difusi zat pelarut melintasi membran permeabel selektif merupakan suatu kasus
khusus transpor pasif yang disebut osmosis. Arah osmosis ditentukan hanya oleh perbedaan
konsentrasi zat terlarut total.
(3)

Kadang-kadang suatu pembatas hanya membiarkan molekul-molekul tertentu untuk
bergerak melaluinya. Contohnya, kita tahu bahwa jendela membiarkan udara untuk masuk
dan keluar ruangan, tetapi lalat tidak dapat masuk (terhalangi). Suatu pembatas yang hanya
membiarkan beberapa bahan-bahan untuk lewat melaluinya dikatakan sebagai selektif
permeable.
Membran plasma adalah selektif permeable. Bisa atau tidak suatu molekul dapat lewat
melalui membran plasma tergantung pada ukurannya, kekuatan dan solubilitasnya
(kelarutan). Molekul-molekul yang kecil, non polar atau larut dalam molekul fosfolipid dari
membran masuk dan keluar dari sel dengan mudah. Juga ada beberapa molekul-molekul non
polar yang besar yang dapat melewati membran dengan mudah.
Kecendrungan molekul zat pelarut bergerak ke daerah dengan konsentrasi zat terlarut
yang lebih tinggi dapat dicegah dengan memberikan tekanan ke larutan yang lebih pekat.
Tekanan yang diperlukan untuk mencegah perpindahan pelarut disebut tekanan osmotik
larutan.
(4)

Eksositosis dan endositosis
(3,5)

Air dan zat terlarut memasuki dan meninggalkan sel dengan melintasi bilayer lipid
membran plasma, atau dengan dipompakan atau diangkut melintasi membran oleh protein
transpor. Molekul besar seperti protein dan polisakarida, umumnya melintasi membran
dengan mekanisme yang berbeda yang melibatkan vasikula. Sel mensekresi makromolekul
dengan cara menggabungkan vasikula dengan membran plasma, ini disebut eksositosis.
Vesikula transpor yang lepas dari aparatus golgi dipindahkan oleh sitoskeleton ke membran
plasma. Ketika membran vesikula dan membran plasma bertemu, molekul lipid kedua bilayer
menyusun ulang dirinya sendiri sehingga kedua membran bergabung. Kandungan
vesikulanya kemudian tumpah ke luar sel.
Pada endositosis, sel memasukkan makromolekul dan materi yang sangat kecil
dengan cara mambentuk vesikula baru dari membran plasma. Sebagian kecil luas membran
plasma terbenam ke dalam membentuk kantong. Begitu kantong ini semakin dalam, kantong
ini terjepit, membentuk vesikula yang berisi materi yang telah terdapat di luar selnya.
Terdapat tiga jenis endositosis : fagositosis (pemakanan seluler (cellular eating)), pinositosis
(peminuman seluler (cellular drinking)), dan endositosis yang diperantarai reseptor.
Pada fagositosis, sel menelan suatu partikel dengan pseudopod yang membalut di sekeliling
partikel tersebut dan membungkusnya di dalam kantong yang berlapis-membran yang cukup
besar untuk bias digolongkan sebagai vakuola. Partikel ini dicerna setelah vakuola bergabung
dengan lisosom yang mengandung enzim hidrolitik. Pada pinositosis, sel meneguk tetesan
fluida ekstraseluler dalam vesikula kecil. Karena salah satu atau seluruh zat terlarut yang larut
dalam tetesan tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinositosis tidak bersifat spesifik dalam
substansi yang ditranspornya. Sebaliknya, endositosis yang diperantarai reseptor sangat
spesifik. Yang tertanam dalam membran adalah protein dengan tempat reseptor spesifik yang
dipaparkan ke fluida ekstraseluler. Ekstraseluler yang terikat pada reseptor disebut ligan,
suatu istilah umum untuk setiap molekul yang terikat khususnya pada tempat reseptor
molekul lain. Protein reseptor biasanya mengelompok dalam daerah membran yang disebut
membran terlapisi, yang sisi sitoplasmiknya dilapisi oleh lapisan protein samara. Protein
pelapis ini mungkin membantu memperdalam lubang dan membentuk vesikula.
Endositosis yang diperantarai reseptor memungkinkan sel dapat memperoleh substansi
spesifik dalam jumlah yang melimpah, sekalipun substansi iu mungkin saja konsentrasinya
tidak tinggi dalam fluida ekdtraseluler. Vesikula tidak saja mentranspor substansi antara sel
dan sekelilingnya, vesikula ini juga memberikan suatu mekanisme untuk memudakan dan
membentuk kembali membran plasma.
Endositosis dan eksositosis terjadi secara kontinu hingga ke tingkat tertentu dalam
sebagian besar sel eukariotik, namun jumlah membran plasma dalam sel yang tidak tumbuh
agak konstan dalam waktu lama. Agaknya, penembahan membrane oleh satu proses
mengimbangi kehilangan membran oleh proses yang lain.
Pinositosis ialah pergerakan yang membawa masuk bahan cairan, khususnya cairan
ekstraseluler. Mula-mula sekali, membran plasma akan membentuk lekukan pada suatu
kawasan di lapisan membran. Lekukan ini menjadi semakin mendalam, dan akhirnya lekukan
tersebut akan membentuk vesikel yang mengandungi cairan. Melalui vesikel inilah cairan
ekstrseluler dibawa masuk ke dalam sel.
Setelah melihat berbagai transport yang melibatkan membran plasma, akan
dijlelaskan lebih dalam mengenai bahan-bahan penyusun membran sel yang berupa protein,
lemak serta karbohidrat.

Protein
(6)

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-
monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul
protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor.
Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Prtein adalah salah satu bahan penyususn dari membran sel.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan
dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan
sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem
kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam
transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam
amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan
polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein
merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan
oleh Jns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa
DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang
dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam
amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki
fungsi penuh secara biolog.
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat
satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat):

(a) Struktur
primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui
ikatan peptida (amida). Frederick Sanger merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan
metode penentuan deret asam amino pada protein, dengan penggunaan beberapa enzim
protease yang mengiris ikatan antara asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida yang
lebih pendek untuk dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik. Urutan
asam amino menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon Ingram menemukan bahwa
translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut memicu mutasi
genetik. (b) Struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai
rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk
struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut: (1) alpha helix (-helix, "puntiran-alfa"),
berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral; (2) beta-sheet (-sheet,
"lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam
amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H); (3) beta-turn, (-
turn, "lekukan-beta"); dan (4) gamma-turn, (-turn, "lekukan-gamma"). (c) Struktur tersier
yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder. Struktur tersier biasanya
berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan
kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan
membentuk struktur kuartener. (d) contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim
Rubisco dan insulin.
Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1) hidrolisis protein
dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan
dengan instrumen amino acid analyzer, (2) analisis sekuens dari ujung-N dengan
menggunakan degradasi Edman, (3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri
massa, dan (4) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa.
Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular
dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR).
[6]
Spektrum CD dari puntiran-alfa
menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan
satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi struktur sekunder dari
protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-
alfa berbeda dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur
sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah.
Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-
350 asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein
yang lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai
polipeptida yang berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda
dengan komponen penyusunnya. Bila struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah,
maka fungsi biologis masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang. Inilah
yang membedakan struktur domain dengan struktur kuartener. Pada struktur kuartener,
setelah struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak fungsional.
Lemak
(2,5)

Lemak (bahasa Inggris: fat) merujuk pada sekelompok besar molekul-molekul alam
yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam,
sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K),
monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan
steroid) dan lain-lain. Lemak membentuk lapisan ganda sebagai bahan penyusun membran
sel.
Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas
dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut
adiposa. Pada jaringan adiposa, sel lemak mengeluarkan hormon leptin dan resistin yang
berperan dalam sistem kekebalan, hormon sitokina yang berperan dalam komunikasi antar
sel. Hormon sitokina yang dihasilkan oleh jaringan adiposa secara khusus disebut hormon
adipokina, antara lain kemerin, interleukin-6, plasminogen activator inhibitor-1, retinol
binding protein 4 (RBP4), tumor necrosis factor-alpha (TNF), visfatin, dan hormon
metabolik seperti adiponektin dan hormon adipokinetik
Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon(-CH2-CH2-CH2-)
maka lemak mempunyai sifat hydrophob. Ini menjadi alasan yang menjelaskan sulitnya
lemak untuk larut di dalam air. Lemak dapat larut hanya di larutan yang apolar atau organik
seperti: eter, Chloroform, atau benzol.
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi manusia, yaitu: (1)
Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. 1 gram lemak menghasilkan 39.06 kjoule
atau 9,3 kcal. (2) Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran
sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion dan
molekul lain, keluar dan masuk ke dalam sel. (3) Menopang fungsi senyawa organik sebagai
penghantar sinyal, seperti pada prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu. (4)
Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis. (5)
Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh
dari suhu luar yang kurang bersahabat.
Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energi di dalam tubuh dan komponen utama
yang membentuk membran semua jenis sel.
Sel eukariotik disekat-sekat menjadi organel ikatan-membran yang melaksanakan
fungsi biologis yang berbeda-beda. Gliserofosfolipid adalah komponen struktural utama dari
membran biologis, misalnya membran plasma selular dan membran organel intraselular; di
dalam sel-sel hewani membran plasma secara fisik memisahkan komponen intraselular dari
lingkungan ekstraselular. Gliserofosfolipid adalah molekul amfipatik (mengandung wilayah
hidrofobik dan hidrofilik) yang mengandung inti gliserol yang terkait dengan dua "ekor"
turunan asam lemak oleh ikatan-ikatan ester dan ke satu gugus "kepala" oleh suatu ikatan
ester fosfat. Sementara gliserofosfolipid adalah komponen utama membran biologis,
komponen lipid non-gliserida lainnya seperti sfingomielin dan sterol (terutama kolesterol di
dalam membran sel hewani) juga ditemukan di dalam membran biologis. Di dalam tumbuhan
dan alga, galaktosildiasilgliserol, dan sulfokinovosildiasilgliserol, yang kekurangan gugus
fosfat, adalah komponen penting dari membran kloroplas dan organel yang berhubungan dan
merupakan lipid yang paling melimpah di dalam jaringan fotosintesis, termasuk tumbuhan
tinggi, alga, dan bakteri tertentu.Dwilapis telah ditemukan untuk memamerkan tingkat-
tingkat tinggi dari keterbiasan ganda yang dapat digunakan untuk memeriksa derajat
keterurutan (atau kekacauan) di dalam dwilapis menggunakan teknik seperti interferometri
polarisasi ganda.
Vitamin-vitamin yang "larut di dalam lemak" (A, D, E, dan K
1
) yang merupakan
lipid berbasis isoprenagizi esensial yang tersimpan di dalam jaringan lemak dan hati, dengan
rentang fungsi yang berbeda-beda. Asil-karnitina terlibat di dalam pengangkutan dan
metabolisme asam lemak di dalam dan di luar mitokondria, di mana mereka mengalami
oksidasi beta. Poliprenol dan turunan terfosforilasi juga memainkan peran pengangkutan
yang penting, di dalam kasus ini pengangkutan oligosakarida melalui membran. Fungsi gula
fosfat poliprenol dan gula difosfat poliprenol di dalam reaksi glikosilasi ekstra-sitoplasmik, di
dalam biosintesis polisakarida ekstraselular (misalnya, polimerisasi peptidoglikan di dalam
bakteri), dan di dalam protein eukariotik N-glikosilasi. Kardiolipin adalah sub-kelas
gliserofosfolipid yang mengandung empat rantai asil dan tiga gugus gliserol yang tersedia
melimpah khususnya pada membran mitokondria bagian dalam. Mereka diyakini
mengaktivasi enzim-enzim yang terlibat dengan fosforilasi oksidatif.
Karbohidrat
(7)

Karbohidrat merupakan komponen pangan yang menjadi sumber energi utama dan
sumber serat makanan. Karbohidrat juga merupakan salah satu bahan penyusun dari
membran sel. Komponen ini disusun oleh 3 unsur utama, yaitu karbon (C), hidrogen (H) dan
oksigen (O). Jenis-jenis karbohidrat sangat beragam dan mereka dibedakan satu dengan yang
lain berdasarkan susunan atom-atomnya, panjang/pendeknya rantai serta jenis ikatan akan
membedakan karbohidrat yang satu dengan lain. Dari kompleksitas strukturnya dikenal
kelompok karbohidrat sederhana (seperti monosakarida dan disakarida) dan karbohidrat
dengan struktur yang kompleks atau polisakarida (seperti pati, glikogen, selulosa dan
hemiselulosa). Di samping itu, terdapat oligosakarida (stakiosa, rafinosa, fruktooligosakarida,
galaktooligosakarida) dan dekstrin yang memiliki rantai monosakarida yang lebih pendek
dari polisakarida. Berdasarkan nilai gizi dan kemampuan saluran pencernaan manusia untuk
mencernanya, karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi karbohidrat yang dapat dicerna dan
karbohidrat yang tidak dapat dicerna. Karbohidrat dari kelompok yang dapat dicerna, bisa
dipecah oleh enzim a-amilase untuk menghasilkan energi. Monokasarida, disakarida, dekstrin
dan pati adalah kelompok karbohidrat yang dapat dicerna. Karbohidrat yang tidak dapat
dicerna (juga dikelompokkan sebagai serat makanan/dietary fiber) tidak bisa dipecah oleh
enzim a-amilase. Contohnya adalah selulosa, hemiselulosa, lignin dan substansi pektat.
Disamping sebagai sumber pemanis, fungsi penting karbohidrat dalam proses pengolahan
pangan adalah sebagai bahan pengisi, pengental, penstabil emulsi, pengikat air, pembentuk
flavor dan aroma, pembentuk tekstur dan berperan dalam reaksi pencoklatan. Komponen ini
juga digunakan sebagai bahan baku proses fermentasi.

Ikatan Kimia yang Menghasilkan Energi bagi Aktifitas Manusia
(1)

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa dalam setiap kegiatan yang
dilkukan manusia, manusia membutuhkan energi yang seimbang dengan aktifitas apa yang ia
lakukan. Semakin berat pekerjaan yang dilakukan seseorang, semakin banyak energi yang ia
butuhkan.
Kita mendapatkan energi dari makanan yang kita makan sehari-hari. Asupan gizi yang
baik akan membentuk pertumbuhan yang baik pula. Dengan itu, energi yang disediakan
tubuh juga akan selalu seimbang.
Makanan yang kita makan mengandung berbagai asupan gizi untuk memenuhi
kebutuhan tubuh. Makanan mengandung bahan penting seperti karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral dan kandungan penting lain yang harus ada guna memenuhi kebutuhan
tubuh.
Makanan yang dikonsumsi akan dicerna dan sebagai hasilnya akan ada sari makanan
yang berupa kandungan penting seperti yang telah disebutkan diatas. Bahan-bahan itu akan
disebarkan ke seluruh tubuh, dari satu sel ke sel lainnya melalui membran sel yang telah
dipelajari sebelumnya. Bahan-bahan ini akan diubah dalam bentuk energi dan bentuk lainnya
yang dibuthkan oleh tubuh untuk bertahan hidup.
Suatu sel melakukan tiga kerja yang utama, yaitu: (1) kerja mekanis, seperti getaran
silia, kontraksi sel-sel otot, dan pergerakan kromosom selama reproduksi seluler. (2) Kerja
transpor, pemompaan bahan-bahan melewati membran melawan arah pergerakan spontan. (3)
Kerja kimiawi, pendorongan reaksi yang tidak akan terjadi secara spontan, seperti sintesis
polimer dari monomer-monomer.
Karbohidrat, protein, lemak dan bahan penting lainnya yang dibutuhkan tubuh
masing-masing terbentuk dari atom yang berbeda yang saling berikatan sehingga
terbentuklah bahan-bahan penting tersebut. Ikantan yang terjadi diantara atom,atom tersebut
merupakan ikatan kimia. Dalam ikatan kimia, atom-atom akan membentuk suatu senyawa
baru yang sifatnya tidak sama lagi dengan atom pembawanya karena ikatan kimia yang
terjadi.
Misalnya pada karbohidrat, komponen ini disusun oleh 3 unsur utama, yaitu karbon
(C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Atom C, H dan O membentuk suatu ikatan kimia yang
menghasilkan karbohidrat yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk energi yang dipakai
dalam menjalankan aktifitas kehidupan. Ikatan kimia yang dibentuk oleh setiap atom
berbeda-beda untuk menyusun senyawa yang berbeda-beda pula. Misalnya ada ikatan ion,
tunggal dan juga ikatan kovalen. Semua ikatan kimia yang dilakukan tubuh bertujuan
membentuk senyawa atau bahan yang dapat diterjemahkan tubuh sebagai bahan pembangun
utama bagi aktifitas tubuh.

Kesimpulan
Dari semua pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa atom-atom yang membentuk
ikatan kimia akan membentuk senyawa baru yang berguna bagi tubuh. Bahan-bahan tersebut
dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan kehidupan. Bahan-bahan tersebut akan dibawa dan
diedarkan dari sel ke sel sebagai unit penyusun organisme terkecil. Melalui transport pada sel
ini, aktifitas biologis di dalam tubuh akan berjalan dengan baik.
Transport pada sel ini melibatkan membran sel dalam kegiatannya. Membran sel
adalah salah satu bagian penting dari tubuh. Transpor aktif maupun pasif akan terjadi melalui
membran sel tersebut. Membran sel yang disusun oleh protein, lemak dan senyawa
karbohidrat akan mengatur jalannya transpor antar sel ini, agar semua kebutuhan dari masing-
masing sel terpenuhi secara teratur.
Itulah sebabnya sangat penting mempelajari mengenai sel, khususnya membran sel,
serta bagaimana tranpor antar sel dapat terjadi untuk menyebarkan seluruh kebutuhan tubuh
sesuai kebutuhannya untuk menciptakan pemenuhan kebutuhan aktifitas biologis tubuh yang
seimbang.



Daftar Pustaka
(1)
Safitri A, Simarmata L, Hardani H.W, editor. Biologi. Jakarta: Penerbit
Erlangga;2002.
(2)
Muttaqin H, Yesdelita N, editor. Buku saku fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC;2010. h.10-36
(3)
Abrit. Struktur dan fungsi membran sel. 5 desember 2008. Diunduh dari:
http://www.lintasberita.com/go/333937. Diunduh pada tanggal 26 Desember 2010
(4)
Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit buku kedokteran
EGC;2008
(5)
Murray RK. Biokimia harper. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2009
(6)
Protein. 5 mei 2010. Diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Protein. Diunduh pada
26 Desember 2010.
(7)
Elvira S. Karbohidrat. 5 Oktober 2010. Diunduh dari:
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1799308-karbohidrat/. Diunduh pada 26
desember 2010.

Anda mungkin juga menyukai