Anda di halaman 1dari 4

Kombinasi Metode TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to

I deal Solution) dan AHP (Analytical Hierarchy Process) dalam Menentukan


Objek Wisata Terbaik di Pulau Bali
Alfian Anhar, Agus Widodo

Jurusan Matematika, F.MIPA, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia
Email: alfiananhar978@gmail.com

Abstrak. Industri pariwisata di Indonesia yang semakin pesat menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor
unggulan dalam pendapatan devisa negara. Objek wisata di Indonesia terletak di beberapa provinsi, salah satunya adalah
pulau Bali. Pulau Bali telah diakui dunia sebagai surga wisata tropis yang mempunyai keindahan alam yang lengkap, mulai
dari pegunungan, lembah, tanah pertanian, pantai, bahkan sampai panorama yang cantik di dasar laut, sehingga pulau ini
sanggup menarik banyak wisatawan dari seluruh dunia setiap tahunnya. Melihat jumlah wisatawan yang ingin berlibur ke
berbagai objek wisata di Bali, maka diperlukan suatu sistem pendukung keputusan yang dapat memperhitungkan segala
kriteria yang mendukung pengambilan keputusan dalam menentukan objek wisata sesuai harapan wisatawan. Metode yang
digunakan dalam mengambil suatu keputusan adalah metode TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal
Solution) dan AHP (Analytical Hierarchy Process). Dengan menggunakan kedua metode tersebut, maka diperoleh objek
wisata terbaik menurut wisatawan dari beberapa kriteria (Pemandangan, Keamanan, Kebersihan, Kenyamanan, Biaya,
Transportasi) adalah Pantai Uluwatu (0.7380), pantai Dreamland (0.7331), pantai Kuta (0.7305), dan Tanah Lot (0.1747).
Kata Kunci: TOPSIS, AHP, Pariwisata.
1. PENDAHULUAN
Industri pariwisata saat ini telah menjadi industri yang dapat menopang perekonomian suatu
daerah pemerintahan. Perkembangan industri pariwisata yang semakin pesat menjadikan sektor
pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan dalam pendapatan devisa negara. Indonesia merupakan
kepulauan terbesar di dunia, memiliki banyak potensi alam, keanekaragaman flora, fauna, peninggalan
purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan budaya yang semuanya itu merupakan sumber daya,
modal besar, pengembangan dan peningkatan kepariwisataan (Dirjen Pariwisata, 2004). Objek wisata
di Indonesia terletak di beberapa provinsi, salah satunya adalah pulau Bali. Pulau Bali telah diakui
dunia sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia yang memiliki keunikan budaya dan adat
istiadat. Melihat jumlah wisatawan yang ingin berlibur ke berbagai objek wisata di Bali, maka
diperlukan suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang dapat memperhitungkan segala kriteria
yang mendukung pengambilan keputusan guna membantu, mempercepat dan mempermudah proses
pengambilan keputusan dalam menentukan objek wisata sesuai harapan wisatawan (Suryadi,
Kadarsah, dkk, 1998). Metode yang digunakan dalam mengambil suatu keputusan adalah metode
TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution) dan AHP (Analytical
Hierarchy Process). Diharapkan kedua metode tersebut dapat membantu wisatawan domestik maupun
wisatawan mancanegara dalam menentukan objek wisata yang sesuai dengan harapan wisatawan.
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi kepada Dinas Pariwisata dalam
menentukan objek wisata oleh wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara.
2. METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survei. Dalam penelitian ini, informasi
dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Metode survei menurut Singarimbun
(1995), adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan kuesioner terstruktur, dalam hal ini berkaitan dengan penilaian keindahan alam (view),
kenyamanan (enjoyment), kebersihan (cleanlinness), keamanan (safety), biaya (cost), dan transportasi
(transportation). Penelitian ini dilakukan di pulau Bali, khususnya pada objek-objek wisata yang
mempunyai daya tarik terhadap wisatawan domestik maupun internasional. Penelitian berlangsung
selama kurang lebih 1 bulan. Penelitian ini menggunakan data primer, karena data yang diperoleh
merupakan data dari tangan orang pertama atau didapatkan langsung dari objek penelitian.

3. BATASAN MASALAH
Batasan-batasan masalah dalam artikel ini yaitu sebagai berikut.
1. Penelitian dilakukan hanya pada objek wisata pantai di pulau Bali, yaitu pantai Kuta, pantai
Dreamland, pantai Uluwatu dan Tanah Lot.
2. Penilaian bobot kriteria dan alternatif berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada wisatawan
yang berkunjung ke Bali.
3. Pengisian kuesioner oleh wisatawan dilakukan secara acak, tidak memandang jenis kelamin, umur,
pekerjaan, dan tempat wisatawan berasal.
4. PEMBAHASAN
4.1 Model Metode Keputusan Untuk Pemilihan Objek Wisata di Pulau Bali
Penentuan jumlah responden dilakukan dengan persamaan di bawah ini:

)
Jadi, diperoleh responden minimal sebanyak 93.4233 94 orang, dan total responden dalam
penelitian ini adalah 96 responden dari 4 objek wisata yang telah ditentukan. Setelah kuesioner
dibagikan kepada responden, diperoleh hasil penelitian yang dapat dijadikan rujukan untuk membuat
model dari metode TOPSIS dan AHP. Model dari metode TOPSIS dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Model dari Metode TOPSIS
Alternatif
Kriteria
Pemandangan Keamanan Kebersihan Kenyamanan Biaya Tranportasi
Dreamland 9 7 7 9 7 7
Kuta 7 7 3 5 9 9
Tanah Lot 7 5 9 7 3 5
Uluwatu 9 7 7 9 7 9
Setelah memperoleh model dari metode TOPSIS, maka selanjutnya dibuat model dari metode
AHP. Nilai-nilai pada model AHP diperoleh dari hasil kuesioner yang membandingankan masing-
masing kriteria. Nilai-nilai hasil kuesioner tersebut dibandingkan dengan mengacu pada penilaian
Intensitas Kepentingan, dan diperoleh model dari metode AHP. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Model dari Metode AHP
Kriteria Pemandangan Keamanan Kebersihan Kenyamanan Biaya Tranportasi
Pemandangan 1 1/3 2 1/5 1/3 3
Keamanan 3 1 7 3 3 7
Kebersihan 1/2 1/7 1 1/3 1/7 1/2
Kenyamanan 5 1/3 3 1 1/3 2
Biaya 3 1/3 7 3 1 5
Transportasi 1/3 1/7 2 1/2 1/5 1

4.2 Menentukan Objek Wisata yang Sesuai dengan Kriteria yang Diinginkan dengan
Kombinasi Metode TOPSIS dan AHP
Langkah pertama dalam melakukan perhitungan dengan metode TOPSIS adalah mengubah
model dari metode TOPSIS (Tabel 4.1) menjadi matriks keputusan seperti di bawah ini.
Tabel 4.3 Matriks Keputusan
Alternatif
Kriteria
V S C E P T
D 9 7 7 9 7 7
K 7 7 3 5 9 9
T 7 5 9 7 3 5
U 9 7 7 9 7 9
209
Keterangan:
Kriteria: Alternatif:
V = Pemandangan E = Kenyamanan D = Pantai Dreamland
S = Keamanan P = Biaya K = Pantai Kuta
C = Kebersihan T = Transportasi T = Tanah Lot
U = Uluwatu
Langkah selanjutnya adalah membuat matriks keputusan ternormalisasi dengan persamaan di bawah
ini, dan diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.4.


Tabel 4.4 Matriks Keputusan Normalisasi dengan Metode TOPSIS
Alternatif
Kriteria
V S C E P T
D 0,5581 0,5337 0,5105 0,5858 0,5105 0,4556
K 0,4341 0,5337 0,2187 0,3254 0,6563 0,5858
T 0,4341 0,3812 0,6563 0,4556 0,2187 0,3254
U 0,5581 0,5337 0,5105 0,5858 0,5105 0,5858
Langkah selanjutnya mengalikan matriks normalisasi tersebut dikalikan dengan vektor bobot
(bobot kriteria) yang diperoleh dari perhitungan dengan metode AHP. Langkah pertama dalam
perhitungan dengan metode AHP adalah menormalisasikan model metode AHP (Tabel 4.2), sehingga
diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5 Matriks Perbandingan Antar Kriteria dengan Metode AHP
Kriteria V S C E P T
V 1 0,3333 5 0,5 0,5 3
S 3 1 7 2 2 5
C 0,2 0,1428 1 0,2 0,2 0,3333
E 2 0,5 5 1 0,5 3
P 2 0,5 5 2 1 3
T 0,3333 0,2 3 0,3333 0,3333 1
Jumlah 8,5333 2,6762 26 6,0333 4,5333 15,3333
Kemudian elemen-elemen pada matriks perbandingan (Tabel 4.5) dibagi dengan nilai-nilai pada
baris jumlah. Setelah itu mencari vektor eigen atau bobot masing-masing kriteria dengan cara
menjumlahkan nilai-nilai dalam setiap baris, kemudian dibagi dengan banyaknya kriteria. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Matriks Normalisasi dengan Metode AHP
Kriteria V S C E P T Vektor Eigen/Bobot Kriteria
V 0,1171 0,1245 0,1923 0,0828 0,1102 0,1956 0,0947
S 0,3515 0,3736 0,2692 0,3314 0,4411 0,3260 0,3900
C 0,0234 0,0533 0,0384 0,0331 0,0441 0,0217 0,0406
E 0,2343 0,1868 0,1923 0,1657 0,1102 0,1956 0,1618
P 0,2343 0,1868 0,1923 0,3314 0,2205 0,1956 0,2568
T 0,0390 0,0747 0,1153 0,0552 0,0735 0,0652 0,0559
Selanjutnya adalah mencari nilai eigen (

), dengan cara menjumlahkan hasil perkalian


antara bobot kriteria dengan nilai dari penjumlahan matriks perbandingan (Tabel 4.5).


Setelah memperoleh nilai eigen (

), kemudian dicari nilai CI (Indeks Konsistensi) dan CR (Rasio


Konsistensi).


Jadi, dalam perhitungan ini dapat dikatakan benar, karena nilai CR<0.1 dan dapat dilanjutkan ke tahap
selanjutnya.

Langkah selanjutnya adalah mencari matriks normalisasi terbobot dengan cara mengalikan
matriks normalisasi dengan bobot kriteria. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.7
210
Tabel 4.7 Matriks Normalisasi Terbobot
Alternatif
Kriteria
V S C E P T
D 0,0765 0,1862 0,0182 0,1059 0,1158 0,0321
K 0,0595 0,1862 0,0078 0,0588 0,1489 0,0413
T 0,0595 0,1330 0,0234 0,0824 0,0496 0,0229
U 0,0765 0,1862 0,0182 0,1059 0,1158 0,0413
Setelah memperoleh matriks normalisasi terbobot, maka langkah selanjutnya adalah mencari
nilai solusi ideal positif (

) dan solusi ideal negatif (

).

{ }

{ }
Langkah selanjutnya adalah mencari jarak antara nilai setiap alternatif terhadap solusi ideal
positif

dan solusi ideal negatif

. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.8.


Tabel 4.8 Nilai-Nilai Jarak Alternatif Terhadap Solusi Ideal Positif dan Negatif

0,0347 0,0542 0,1177 0,1059

0,0995 0,1141 0,0282 0,1008


Setelah memperoleh nilai-nilai jarak alternatif terhadap solusi ideal positif dan negatif, maka
langkah terakhirnya adalah menentukan nilai preferensi (V
i
) setiap alternatif atau menentukan objek
wisata yang terbaik menurut wisatawan.
Tabel 4.9 Nilai Preferensi Setiap Alternatif
No Alternatif Objek Wisata Nilai Preferensi
1

Pantai Uluwatu 0,7505


2

Pantai Dreamland 0,7413


3

Pantai Kuta 0,6851


Pantai Tanah Lot 0,1935


5. KESIMPULAN
Dari perhitungan di atas, diperoleh nilai preferensi dari setiap alternatif. Sehingga objek wisata
terbaik menurut wisatawan dari beberapa kriteria (Pemandangan, Keamanan, Kebersihan,
Kenyamanan, Biaya, Transportasi) adalah pantai Uluwatu dengan nilai preferensi 0.7505, pantai
Dreamland dengan nilai preferensi 0.7414, pantai Kuta dengan nilai preferensi 0.6851, dan yang
terakhir adalah pantai Tanah Lot dengan nilai preferensi 0.1935.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S., (2003), Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Kusumadewi, S., dkk., (2006), Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM), Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Nath, D.G., (2011), Analytic Hierarchy Process & TOPSIS Method to Evaluate Faculty Performance
in Engineering Education, West Bengal, India.
Dirjen Pariwisata, (2004), Pengaturan Objek Wisata di Indonesia, Jakarta.
Saaty, T.L., (1980), The Analytic Hierarchy Process, New York: McGraw-Hill.
Singarimbun, M., dan Effendi, S., (1995). Metode Penelitian Survey, Lembaga Penelitian
Pengembangan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, Jakarta.
Wangchen, P.B., dan Phipon R., (2012), Application of AHP and TOPSIS Method for Supplier
selection Problem, Journal Department of Mechanical Engineering Sikkim Manipal Institute
of Technology Sikkim, 2, 43-50.
211

Anda mungkin juga menyukai