Anda di halaman 1dari 14

Pendahuluan

Secara historis, Indonesia merupakan negara dengan tingkat frekuensi pengalaman yang
cukup tinggi terhadap bencana alam, baik itu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, gunung
berapi, dan angin puting beliung. Tentu kita tidak dapat melupakan serangkaian bencana alam
yang menimpa bangsa ini mulai dari bencana alam gempa bumi dan tsunami di Aceh pada
tahun 2004, gempa bumi dan tsunami di Pulau ias tahun 200!, gempa bumi di "ogyakarta
tahun 200#. $amparan bumi Indonesia kembali mendapatkan giliran bencana hampir
sepan%ang tahun 20&0 antara lain gempa bumi di Padang, Sumatera 'arat, gempa bumi dan
tsunami di (enta)ai, ban%ir bandang di *asior, Papua, dan bencana meletusnya +unung
(erapi di "ogyakarta pada akhir tahun 20&0.
Secara geografis, Indonesia dikepung oleh tiga lempeng dunia, yaitu ,empeng -urasia,
,empeng Indo.Australia, dan ,empeng Pasifik. Se)aktu / )aktu lempeng ini akan bergeser
patah dan menimbulkan gempa bumi. Akibatnya, tumbukan antarlempeng tektonik dapat
menghasilkan tsunami seperti yang ter%adi di Aceh. Selain dikepung oleh tiga lempeng dunia,
Indonesia %uga merupakan %alur The Pasific Ring of Fire 01incin Api Pasifik2 yang
merupakan rangkaian %alur gunung api aktif.
+unung (erapi diperkirakan berdiri kokoh se%ak 400.000 tahun yang lalu di sisi utara
Pro3insi 4I" dan ber%arak sekitar 50 6m dari kota "ogyakarta. Secara administratif
termasuk dalam beberapa )ilayah 6abupaten yaitu Sleman di pro3insi 4I", dan 6abupaten
(agelang, 6laten dan 'oyolali di Pro3insi 7a)a Tengah . Sesuai asal katanya meru dan api
yang berarti gunung dan api, dengan letusan.letusannya secara aktif telah mengeluarkan lahar
panasnya se%ak &00.000 tahun yang lalu. +unung ini sekaligus men%adi batas antara Pro3insi
4I" dan Pro3insi 7a)a Tengah. (erapi sering men%adi pusat perhatian karena sangat aktif
dan mempunyai frekuensi erupsi yang tinggi. Secara geologis, +unung (erapi tumbuh di
atas dua %alur sesar kuarter yang saling tegak lurus di 7a)a bagian tengah, yaitu kelurusan
3ulkanik 8ngaran.Telomoyo.(erbabu/(erapi yang berarah utara/selatan dan kelurusan
3ulkanik ,a)u. (erapi.Sumbing.Sindoro/Slamet yang berarah timur.barat.


7enis sesar yang ter%adi adalah patahan mendatar, dan di sepan%ang dua bidang sesar tersebut
kemudian muncul deretan gunungapi dimulai dari 8ngaran tua yang berumur Pleistosen
A)al hingga (erapi yang masih aktif hingga sekarang. +unungapi (erapi merupakan salah
satu gunungapi teraktif di dunia. Se%ak tahun &00# sampai 9ebruari 200&, gunung ini
diketahui telah meletus sebanyak :2 kali 04ata 4asar +unungapi Indonesia, &;<; dan 4ata
*ebsite 4epartemen -S4(, 200:2. Siklus letusan (erapi dibagi dalam siklus pendek 02.!
tahun2, siklus menengah 0! < tahun2 dan siklus pan%ang 0lebih dari 50 tahun2. (enurut catatan
kami, hampir setiap ! tahun +unung (erapi selalu meletus. 4engan ketinggian 2.;#: meter
diatas permukaan laut, puncak merapi berbentuk kerucut dan runcing dengan pertumbuhan
yang relatif cepat, sehingga secara umum produk akti3itas (erapi tersebar pada radius yang
tidak terlalu %auh dari puncak (erapi dengan %angkauan luncuran a)an panas dapat
mencapaisampai dengan &5 km dari titik semburan.

Siklus letusan (erapi mempunyai karakterisitik yang khas, yang dimulai dari pertumbuhan
kubah la3a, kemudian gugur dan menghasilkan a)an panas. 6ubah la3a yang tumbuh di
puncak dalam suatu )aktu karena posisinya tidak stabil atau terdesak oleh magma dari dalam
mengalami runtuh yang kemudian diikuti oleh guguran la3a pi%ar. =untuhan kubah la3a dan
guguran la3a ini dalam 3olume besar akan berubah men%adi a)anpanas guguran 0rock
a3alance2, atau lebih dikenal dengan sebutan )edhus gembel, berupa campuran material
berukuran debu hingga blok bersuhu tinggi 0><00o12 yang meluncur dengan kecepatan tinggi
0&00 km?%am2 ke dalam lembah. Puncak dari setiap siklus letusan umumnya berupa
penghancuran kubah yang didahului dengan letusan eksplosif disertai a)an panas guguran
akibat hancurnya kubah. Pada akhir siklus, secara bertahap akan terbentuk kubah la3a yang
baru.
Analisa Permasalahan
Bahaya Letusan Gunung Api di bagi menjadi dua berdasarkan waktu kejadiannya, yaitu:
Bahaya Utama (Primer)
1. Awan Panas, merupakan campuran material letusan antara gas dan bebatuan (segala ukuran
terd!r!ng ke bawah akibat densitas yang tinggi dan merupakan ad!nan yang jenuh
menggulung secara turbulensi bagaikan gunung awan yang menyusuri lereng. "elain suhunya
sangat tinggi, antara #$$ % &$$
!
'elcius, kecepatan lumpurnyapun sangat tinggi, ( &$ km)jam
(tergantung kemiringan lereng.
*. L!ntaran +aterial (pijar, terjadi ketika letusan (magmatik berlangsung. ,auh l!ntarannya
sangat tergantung dari besarnya energi letusan, bisa mencapai ratusan meter jauhnya. "elain
suhunya tinggi ((*$$
!
', ukuran materialnya pun besar dengan diameter ( 1$ cm sehingga
mampu membakar sekaligus melukai, bahkan mematikan mahluk hidup. La-im juga disebut
sebagai .b!m /ulkanik..
#. 0ujan Abu lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedang berlangsung. +aterial yang
berukuran halus (abu dan pasir halus yang diterbangkan angin dan jatuh sebagai hujan abu
dan arahnya tergantung dari arah angin. 1arena ukurannya yang halus, material ini akan
sangat berbahaya bagi perna2asan, mata, pencemaran air tanah, pengrusakan tumbuh%
tumbuhan dan mengandung unsur%unsur kimia yang bersi2at asam sehingga mampu
mengakibatkan k!r!si terhadap seng dan mesin pesawat.
3. La/a, merupakan magma yang mencapai permukaan, si2atnya li4uid (cairan kental dan
bersuhu tinggi, antara &$$ % 1*$$5'. 1arena cair, maka la/a umumnya mengalir mengikuti
lereng dan membakar apa saja yang dilaluinya. Bila la/a sudah dingin, maka wujudnya
menjadi batu (batuan beku dan daerah yang dilaluinya akan menjadi ladang batu.
6. Gas 7acun, muncul tidak selalu didahului !leh letusan gunung api sebab gas ini dapat keluar
melalui r!ngga%r!ngga ataupun rekahan%rekahan yang terdapat di daerah gunung api. Gas
utama yang biasanya muncul adalah '8*, 0*", 0'l, "8*, dan '8. 9ang kerap menyebabkan
kematian adalah gas '8*. Beberapa gunung yang memiliki karakteristik letusan gas beracun
adalah Gunung Api :angkuban Perahu, Gunung Api ;ieng, Gunung 'iremai, dan Gunung Api
Papandayan.
<. :sunami, umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saat letusan terjadi
material%material akan memberikan energi yang besar untuk mend!r!ng air laut ke arah
pantai sehingga terjadi gel!mbang tsunami. +akin besar /!lume material letusan makin
besar gel!mbang yang terangkat ke darat. "ebagai c!nt!h kasus adalah letusan Gunung
1rakatau tahun 1==#.
Bahaya Ikutan (Sekunder)
Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah pr!ses peletusan berlangsung.
Bila suatu gunung api meletus akan terjadi penumpukan material dalam berbagai ukuran di puncak
dan lereng bagian atas. Pada saat musim hujan tiba, sebagian material tersebut akan terbawa !leh air
hujan dan tercipta ad!nan lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut disebut
lahar.
Tingkat isyarat gunung berapi
1. Status: NORMAL
a. tidak ada gejala aktivitas tekanan magma
b. level aktivitas dasar
2. Status: AS!A"A
a. ada aktivitas apapun bentuknya
b. terdapat kenaikan aktivitas di atas level n#rmal
$. peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
d. sedikit peruba%an aktivitas yang diakibatkan #le% aktivitas magma& tekt#nik& dan
%idr#termal
'. Status: S(A)A
a. menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke ara% letusan atau menimbulkan
ben$ana
b. peningkatan intensi* kegiatan seismik
$. semua data menunjukkan ba%+a aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau
menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan ben$ana
d. jika tren peningkatan berlanjut& letusan dapat terjadi dalam +aktu 2 minggu
,. Status: AAS
a. menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis
yang menimbulkan ben$ana
b. letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap
$. letusan berpeluang terjadi dalam +aktu 2, jam.
. Dampak Letusan
Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung api
antara lain Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), idrogen !ul"ida (2!),
!ul"ur Dioksida (!O2) dan #itrogen (#2) yang $e$bahayakan bagi $anusia% &ava
adalah 'airan $ag$a bersuhu sangat tinggi yang $engalir ke per$ukaan $elalui ka(ah
gunung api% &ava en'er $a$pu $engalir jauh dari su$bernya $engikuti sungai atau
le$bah yang ada, sedangkan lava kental $engalir tidak jauh dari su$bernya%
&ahar juga $erupakan salah satu an'a$an bagi $asyarakat sekitar Gunung
Merapi% )n'a$an lahar telah terjadi pada letusan Gunung Merapi pada tahun *++, dan
2--.% &ahar adalah banjir bandang di lereng gunung yang terdiri dari 'a$puran bahan
vulkanik berukuran le$pung sa$pai bongkah% &ahar dapat berupa lahar panas atau
lahar dingin% &ahar panas berasal dari letusan gunung api yang $e$iliki danau ka(ah,
di$ana air danau $enjadi panas ke$udian ber'a$pur dengan $aterial letusan dan
keluar dari $ulut gunung% &ahar dingin atau lahar hujan terjadi karena per'a$puran
$aterial letusan dengan air hujan di sekitar gunung yang ke$udian $e$buat lu$pur
kental dan $engalir dari lereng gunung% &u$pur ini bisa panas atau dingin%
)(an panas ((edhus ge$bel) adalah hasil letusan gunung api yang paling
berbahaya karena tidak ada 'ara untuk $enyela$atkan diri dari a(an panas tersebut
ke'uali $elakukan evakuasi sebelu$ gunung $eletus)(an panas he$busan adalah
a(an dari $aterial letusan ke'il yang panas, dihe$buskan angin dengan ke'epatan
$en'apai +- k$ per ja$% )(an panas jatuhan adalah a(an dari $aterial letusan panas
besar dan ke'il yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang besar% Material
berukuran besar akan jatuh di sekitar pun'ak sedangkan yang halus akan jatuh
$en'apai puluhan, ratusan bahkan ribuan kilo$eter dari pun'ak karena pengaruh
he$busan angin% )(an panas dapat $engakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang
terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki, dan juga $enyebabkan sesak napas
sa$pai tidak bisa bernapas% /ahkan pada letusan tahun 2--., a(an panas telah
$erenggut dua korban ji(a di Kaliade$%
)bu &etusan gunung api adalah $aterial letusan yang sangat halus% Karena
he$busan angin da$paknya bisa dirasakan ratusan kilo$eter jauhnya% 0ada letusan
besar seperti pernah terjadi di Gunung Krakatau, abu yang dihasilkan bahkan $enutupi
sinar $atahasi sa$pai ber$inggu-$inggu%

Mitigasi pada Tahapan Disaster Management Cycle
'anyak teori yang berkembang mengenai bagaimana menciptakan mana%emen bencana yang
efektif untuk menghadapi ancaman bencana pada tahap kesiapsiagaan dan respon pada tahap
krisis ter%adinya bencana. (ana%emen bencana dapat pula diartikan sebagai sebuah proses
siklus dari seluruh akti3itas yang mencakup, program kegiatan, kebi%akan publik yang
dilakukan pada saat sebelum, pada saat ke%adian, dan setelah ke%adian bencana, yang
bertu%uan untuk menghindari, meminimalisasi, dan memulihkan keadaan dari dampak
bencana yang ditimbulkan.
'erikut adalah salah satu contoh siklus mana%emen bencana yang menggambarkan
penanganan bencana dengan baik, benar, dan aman.
+ambar &, Siklus (ana%emen 'encana.
4ari contoh siklus di atas, mana%emen bencana adalah sebuah siklus penanganan bencana
yang dilaksanakan pada tahap prabencana, tanggap darurat, dan pascabencana. Tahap
prabencana dapat dibagi men%adi kegiatan mitigasi dan preparedness 0kesiapsiagaan2.
Selan%utnya, pada tahap tanggap darurat adalah respon sesaat setelah ter%adi bencana. Pada
tahap pascabencana, mana%emen yang digunakan adalah rehabilitasi dan rekonstruksi.
4alam Peraturan Pemerintah omor 2& Tahun 200: tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan 'encana, bencana adalah peristi)a atau rangkaian peristi)a yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan?atau faktor nonalam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban %i)a manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.
Tahap prabencana meliputi mitigasi dan kesiapsiagaan. 8paya tersebut sangat penting bagi
masyarakat yang tinggal di daerah ra)an bencana sebagai persiapan menghadapi bencana.
Secara definisi, mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana. Selain itu, kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat
guna dan berdaya guna.
Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada
saat ke%adian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi
kegiatan penyelamatan dan e3akuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
Tahap pascabencana meliputi usaha rehabilitasi dan rekonstruksi sebagai upaya
mengembalikan keadaan masyarakat pada situasi yang kondusif, sehat, dan layak sehingga
masyarakat dapat hidup seperti sedia kala sebelum bencana ter%adi, baik secara fisik dan
psikologis. Secara makna, rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada )ilayah pascabencana
dengan sasaran utama untuk normalisasi atau ber%alannya secara )a%ar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada )ilayah pascabencana. Selan%utnya,
=ekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada
)ilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran
utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya
hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat pada )ilayah pascabencana.
Mitigasi Struktural dan Mitigasi Nonstruktural.
(itigasi bencana adalah istilah yang digunakan untuk menun%uk pada semua tindakan untuk
mengurangi dampak dari suatu bencana yang dapat dilakukan sebelum bencana itu ter%adi,
termasuk kesiapsiagaaan dan tindakan / tindakan pengurangan resiko %angka pan%ang.
(itigasi bencana mencakup baik perencanaan dan pelaksanaan tindakan.tindakan untuk
mengurangi resiko yang terkait dengan bahaya karena ulah manusia dan bahaya alam yang
sudah diketahui, dan proses perencanaan untuk respon yang efektif terhadap bencana yang
ter%adi.
8paya mitigasi tentu men%adi bagian penting dari suatu proses mengenali ancaman bencana
yang ada di sekitar tempat tinggal manusia. Ancaman yang tentu sa%a dapat merenggut harta
benda 0properti, ladang, dan he)an ternak2, keluarga, lingkungan sosial, dan nya)a manusia.
8paya mitigasi bertu%uan untuk mengantisipasi dan mempersiapkan diri dalam setiap
ancaman bencana yang mungkin akan datang. 8paya mitigasi dapat dibagi men%adi dua
bagian penting yaitu mitigasi struktural?fisik dan mitigasi nonstruktural?nonfisik.
(itigasi struktural adalah upaya atau tindakan yang dilakukan untuk mengurangi resiko
bencana dengan membuat struktur atau entitas fisik yang dapat mengurangi atau mereduksi
ancaman untuk melindungi masyarakat dari ancaman bencana alam. (itigasi struktural atau
fisik dapat berupa pembangunan bungker dan instalasi perangkat early warning system.
4alam permasalahan yang dihadapi pada saat bencana erupsi +unung (erapi, mitigasi
struktural atau fisik tentu terkadang tidak sesuai dengan persiapan dan prediksi yang sudah
dipersiapkan sebelumnya. $al ini dapat dilihat dari pengalaman pada saat +unung (erapi
meletus pada tahun 200#. Pada saat itu, dua orang ter%ebak dan meninggal di dalam bungker
yang diperkirakan bersuhu :00@1. (enurut 6epala Pusat Aulkanologi dan (itigasi 'encana
+eologi 0PA('+2 'adan +eologi, Surono, bungker ini sebenarnya berfungsi sebagai tempat
perlindungan terakhir bagi petugas di Pos Pengamatan aktifitas +unung (erapi. Surono tidak
merekomendasikan bungker sebagai tempat berlindung yang aman pada saat ter%adi erupsi
+unung (erapi yang memuntahkan a)an panas, material 3ulkanik, dan lahar panasB2C.
'ungker yang ada di 6aliadem sebenarnya dapat di%adikan tempat berlindung 0alternatif
terakhir2 bagi para korban yang berusaha menyelamatkan diri. amun, bungker yang
dibangun pada saat pemerintahaan kolonial 'elanda ini tidak memiliki standar keamanan
apabila erupsi dahsyat +unung (erapi hadir. 6ondisinya %uga sangat memprihatinkanB5C.
(itigasi struktural atau fisik berupa bungker tentunya diharapkan dapat memberikan
perlindungan fisik bagi para korban yang kebingungan saat beradu cepat dengan Wedhus
Gembel.
8paya mitigasi struktural lainnya adalah dengan membangun fasilitas instalasi sirine
peringatan bagi masyarakat di sekitar kaki +unung (erapi sebagai early warning system
0-*S2. (itigasi fisik ini diharapkan berfungsi sebagai penanda darurat bagi masyarakat
untuk bersiap diri pada saat ancaman datang secara tiba / tiba. 7ika alarm -*S bunyi,
masyarakat harus segera meninggalkan ka)asan siaga bencana +unung (erapi pada radius
aman yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
amun, upaya mitigasi fisik -*S men%adi kurang berguna ketika masyarakat yang tinggal di
kaki +unung (erapi tidak bersedia untuk die3akuasi ke radius aman. $al ini telah terbukti
dari banyaknya %umlah korban erupsi +unung (erapi pada tahun 20&0. (asyarakat lebih
mencintai harta bendanya 0rumah, ladang, dan he)an ternak2 daripada nya)anya sendiri.
(asyarakat lebih percaya keakuratan early warningDnya (bah (arid%an sebagai %uru kunci
+unung (erapi. Permasalahan ini tentu men%adi hambatan bagi pemerintah dalam
menangani bencana alam dengan harapan dan tu%uan road to zero victim. Selain itu, sirine
seringkali mengalami trouble error misalnya menyala pada saat aman sehingga hal ini
menimbulkan kepanikan masyarakatB4C.
(itigasi nonstruktural atau nonfisik adalah upaya peningkatan kapasitas lembaga dan
masyarakat agar memiliki sumber daya yang andal sehingga selalu siap, siaga, dan )aspada
terhadap ke%adian bencana alam. Pada umumnya mitigasi nonfisik dilakukan dalam bentuk
sosialisasi dan pelatihan pramusibah.
(itigasi nonfisik dalam bentuk sosialisasi dapat pula di%adikan upaya penyadaran bagi
masyarakat yang tinggal di kaki +unung (erapi. sosialisasi ini dapat berupa transfer ilmu
dan pengalaman tentang ancaman bahaya bencana yang mungkin timbul akibat dari struktur
geografis alam di mana masyarakat tinggal dan menetap. 4engan mengetahui sifat dan
karakter alam tempat tinggal, masyarakat diharapkan siap dan )aspada terhadap segala
ancaman bencana alam di sekitar tempat tinggalnya.
Selain sosialisasi, pelatihan pramusibah bagi masyarakat di sekitar kaki +unung (erapi %uga
sangat diperlukan. Pelatihan tersebut dapat berupa pengenalan atau inisiasi dan deteksi dini
ancaman yang dapat ditimbulkan dari bencana +unung (erapi. (asyarakat %uga perlu
diberikan pelatihan dan bekal pengetahuan pada tahap prosedur e3akuasi, mana%emen tandu
dan tenda, persiapan dapur umum, mana%emen pengungsi, dan koordinasi dengan pemerintah
desa. Semua usaha mitigasi nonstruktural tersebut diharapkan mampu memberikan kesadaran
kepada masyarakat tentang pentingnya kesiapsiagaan sebagai )u%ud usaha untuk
meminimalisasi dan mengantisipasi %umlah korban pada saat ter%adi bencana.
a. Penanganan sebelum ter%adi letusan
E Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada semua gunung berapi yang aktif
E Pembuatan dan penyediaan Peta 6a)asan =a)an 'encana dan Peta Fona =esiko
'ahaya +unung 'erapi yang didukung dengan Peta +eologi gunung berapi
E (elaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunung berapi
E (elakukan pembimbingan dan pemberian informasi gunung berapi
E (elakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia di gunung
berapi
E (elakukan peningkatan sumberdaya manusia 0S4(2 dan pendukungnya seperti
peningkatan sarana san prasarana
&angkah kongkrit dala$ kesiapsiagaan terhadap letusan Gunung Merapi antara lain adalah 1
*% Mengenali tanda-tanda ben'ana, karakter gunung dan an'a$an-an'a$annya
2% Me$buat peta an'a$an, $engenali daerah an'a$an, daerah a$an
2% Me$buat siste$ peringatan dini
,% Menge$bangkan 3adio ko$unitas untuk penyebarluasan in"or$asi status
gunung api
4% Men'er$ati dan $e$aha$i 0eta Ka(asan 3a(an gunung api yang
diterbitkan oleh instansi ber(enang
.% Me$buat peren'anaan penanganan ben'ana Me$persiapkan jalur dan
te$pat pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan dasar (air,
ja$ban, $akanan, pertolongan perta$a) jika diperlukan
5% Me$persiapkan kebutuhan dasar dan doku$en penting
6% Me$antau in"or$asi yang diberikan oleh 0os 0enga$atan gunung api
(dikoordinasi oleh Direktorat 7ulkanologi dan Mitigasi /en'ana Geologi)% 0os
penga$atan gunung api biasanya $engko$unikasikan perke$bangan status
gunung api le(at radio ko$unikasi

b. Penanganan saat ter%adi letusan
E (emebentuk tim gerak cepat
E (eningkatkan pemantauan dan pengamatan dengan didukung oleh penambahan
peralatan yang memadai
E (eningkatkan pelaporan tingkat kegiatan alur dan frekuensi pelaporan sesuai
dengan kebutuhan
E (emberikan rekomendasi kepada pemerintah setempat sesuai prosedur
8indakan yang dilakukan ketika telah terjadi letusan adalah 1
*% indari daerah ra(an ben'ana seperti lereng gunung, le$bah, aliran sungai
kering dan daerah aliran lahar indari te$pat terbuka, lindungi diri dari abu
letusan
2% Masuk ruang lindung darurat bila terjadi a(an panas
2% !iapkan diri untuk ke$ungkinan ben'ana susulan Kenakan pakaian yang bisa
$elindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, 'elana panjang, topi dan
lainnya
,% Melindungi $ata dari debu, bila ada gunakan pelindung $ata seperti
ka'a$ata renang atau apapun yang bisa $en'egah $asuknya debu ke dala$
$ata 9angan $e$akai lensa kontak
4% 0akai $asker atau kain untuk $enutupi $ulut dan hidung
.% !aat turunnya abu gunung usahakan untuk $enutup (ajah dengan kedua
belah tangan
c. Penanganan setelah ter%adi letusan
E mengin3entarisir data, mencakup sebaran dan 3olume hasil letusan
E (engidentifikasi daerah yang terancam bencana
E (memberikan saran penanggulangan bencana
E (emberikan penataan ka)asan %angka pendek dan %angka pan%ang
E (emperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak
E (enurunkan status kegiatan, bila keadaan sudah menurun
E (elan%utkan pemantauan secara berkesinambungan
!etelah terjadi letusan $aka yang harus dilakukan adalah 1
*% 9auhi (ilayah yang terkena hujan abu
2% /ersihkan atap dari ti$bunan abu karena beratnya bisa $erusak atau
$eruntuhkan atap bangunan
2% indari $engendarai $obil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa
$erusak $esin $otor, re$, persneling dan pengapian
Pentingnya Pengelolaan Bersama Kawasan Gunung Merapi

Setiap sisi +unung (erapi adalah bagian dari suatu kesatuan ekosistem unik dan men%adi sumber kehidupan
bagi masyarakat sekelilingnya. 6arenanya untuk men%aga kelestarian ekosistem +unung (erapi dibutuhkan
model pengelolaan secarautuh dan menyeluruh melibatkan setiapa spekekologi , mempertimbangkan setiap
pemangku kepentingan, di setiap )ilayah, dalam setiap tahapan kegiatan pengelolaan. 1ara hidup masyarakat
+unung (erapi sangat khas dan memiliki hubungan saling keterkaitan yang telah men%adi identitas sosial.
budaya. Tak dapat disangkal bah)a
identitas sosial.budaya adalah kekuatan
masyarakat dalam memper tahankan
keberadaannya. Sebaran ancaman
letusan +unung (erapi tidak mengenal
batas )ilayah administratif. Perubahan
tingkat aktifitas +unung (erapi dapat
dika%i ge%alanya namun sulit
diprediksikan )aktu ter%adinya letusan,
intensitas dan sebaran material
letusannya. +e%ala yang teramati di satu
kabupaten akan men%adi informasi
penting bagi proses pengambilan
keputusan bertindak di kabupaten
lainnya.

8rusan kemanusiaan melampaui batas.
batas administratif. 4i ka)asan
perbatasan 6abupaten 6laten.'oyolali.
(agelang.Sleman, masyarakat dari satu
kabupaten secara nyata hanya dapat menghindari bahaya letusan (erapi dengan e3akuasi ke )ilayah kabupaten
lainnya.(enyadari kenyataan ini, diperlukan ker%asama lebihbaik antar pemerintah kabupaten dalam
penanganankedaruratan lintas batas. 4i tingkat masyarakat, ker%asama antar kabupaten telah ter%alin dan
men%adi kebutuhan sertakesadaran bersama.Peran Pemerintah baik pusat dan daerah dalam penanganan ka)asan
merapi baik dalam pra bencana, tanggap darurat maupun paska bencana sangat signifikan.4ari aspek fisik antara
lain Pembangunan infrastruktur bangunan pengendali ban%ir lahar 0sabo dam2 dibanyak tempat disepan%ang kali
yang berada di kaki (erapi 0kali +endol, 'oyong, 'ebeng, dan Gpak2 yang semula cukup berfungsi sebagai
bangunan penahan kini %uga dapat memberikan nilai tambah untuk mendukung pertanian dan perikanan rakyat
disamping sebagai %alan penghubung antar desa pada saat aman.

Penyediaan 'arak Pengungsianyang layak huni sehingga pengungsi dan keluarganya dapat untuk sementara
hidup dengan )a%ar sebagai keluarga dan masyarakat. 7alur e3akuasi menu%u barak pengungsian yang dibangun
dengan lebar dan permukaan %alan aspal yang cukup dan baik serta men%amin untuk pergerakan orang dan
barang dengan cepat dengan menggunakan kendaraan roda dua atau beroda empat. 'egitu %uga dalam
pen%aminan kesehatan, sosial dan budaya yang kesemuanya bermuara pada %aminan kehidupan masyarakat.
amun yang dipastikan dan diharapkan lebih berperan adalah masyarakat yang siap dalam melihat ka)asan
(erapi yang ra)an bencana sebagai suatu tantangan dan kesempatan untuk mengembangkan diri.

Forum Merapi Sebagai u!ud Ker!asama "intas Sektor # "intas ilayah



8ntuk penanganan bencana ka)asan +unung (erapi membutuhkan koordinasi lintas )ilayah. Salah satu upaya
yang sudah dilaksanakan adalah dengan membentuk sebuah 9orum yang kita kenal dengan nama 9orum
(erapi. *adah kebersamaan ini men%adi penting mengingat setiap sisi +unung (erapi adalah bagian dari suatu
kesatuan ekosistem unik dan men%adi sumber kehidupan bagi masyarakat sekelilingnya. 6arenanya untuk
men%aga kelestarian ekosistem +unung (erapi dibutuhkan model pengelolaan secara utuh dan menyeluruh.
Pengelolaan terpadu dapat melibatkan setiap aspek ekologi, kebencanaan termasuk menyangkut kepatuhan
untuk mengikuti ketetapan ka)asan ra)an bencana untuk boleh atau tidak dibolehkannya ka)asan untuk
ditempati atau sebatas men%adi lahan usaha, dengan mempertimbangkan setiap pemangku kepentingan di setiap
)ilayah. 9orum (erapi mulai digagas pada a)al krisis letusan +unung (erapi Posko A%u Pemerintah Propinsi
7a)a Tengah di 6ota (agelang, 2# (ei 200# oleh per)akilan Pemerintah 6abupaten 6laten, 'oyolali,
(agelang, Sleman, Pemerintah Propinsi 7a)a Tengah dan 4. I. "ogyakarta.


4alam per%alanannya 9orum (erapi telah
menghasilkan kesepakatan.kesepakatan
tentang keorganisasian, mekanisme ker%a, dan
program kegiatan. ota 6esepakatan 'ersama
antar Pemerintah 6abupaten dan Pemerintah
Pro3insi serta 6epala Pusat Aulkanologi dan
(itigasi 'encana +eologi dan 'adan +eologi,
dalam rangka penanggulangan dan
pengurangan risiko bencana +unung (erapi
telah ditanda tangani pada tanggal &<
4esember 200<. Selan%utnya, pada tanggal &;
4esember 200: di Pos Pengamatan +unung
(erapi 'abadan, 4esa 6rin%ing, 6ecamatan
4ukun, 6abupaten (agelang telah dilakukan
penandatanganan Per%an%ian 6er%asama 9orum
(erapi sebagai pernyataan sepakat untuk
ker%asama membentuk dan mengikatkan diri dalam kegiatan 9orum (erapi dengan obyek per%an%ian ker%asama
penanggulangan dan pengurangan risiko bencana +unung (erapi. 9orum (erapi diharapkan dapat men%adi
)adah kebersamaan untuk menyatukan kekuatan.kekuatan dan men%embatani komunikasi antarpelaku dalam
melaksanakan kegiatankegiatan bersama pengurangan risiko bencana letusan +unung (erapi. 9orum (erapi
mencakup upaya.upaya pengurangan risiko bencana letusan +unung (erapi secara bersama.sama antar
kabupaten dan pemangku kepentingan lain tanpa menambah atau mengurangi ke)enangan dan tanggung%a)ab
dari masing.masing pemerintah daerah. Aisi dari 9orum (erapi adalah Terciptanya masyarakat yang memiliki
ketangguhan dalam rangka menghadapi dan mengurangi risiko bencana (erapi melalui ker%asama antara
Pemerintah 4aerah, Pemerintah Pusat dan masyarakat serta pemangku kepentingan lainnya. Sedangkan misinya
adalahH

(elakukan koordinasi antar Pemerintah 4aerah, Pemerintah Pusat, masyarakat dan pemangku
kepentingan lain dalam Penanggulangan 'encana +unung (erapi
(engelola akti3itas Penanggulangan 'encana antar daerah baik dalam situasi?pada saat tidak ter%adi
bencana, kesiapsiagaan, maupun pada saat tanggap darurat
(enyebarluaskan informasi tentang akti3itas +unung (erapi kepada masyarakat
(eningkatkan kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana untuk penyelenggaraan Penanggulangan
'encana.
(eningkatkan kapasitas Pemerintah 4aerah, Pemerintah
Pusat, masyarakat dan pemangku kepentingan lain dalam Penanggulangan 'encana +unung (erapi Tu%uan
dalam forum ini adalah untuk men%embatani komunikasi dan pelaksanaan kegiatan bersama guna me)u%udkan
pengelolaan +unung (erapi secara menyeluruh pada aspek ancaman, daya dukung lingkungan dan sosial.
budaya masyarakatnya. 8ntuk pertama kali pelaku yang terlibat adalah Pemerintah 6abupaten 6laten, 'oyolali,
(agelang, dan Sleman sebagai pengemban tanggung%a)ab utama pengurangan risiko bencana letusan +unung
(erapi, serta (asyarakat di ka)asan ra)an bencana letusan +unung (erapi.

Selain itu dalam pembentukannya forum ini didukung sepenuhnya oleh berbagai lembaga s)adaya masyarakat,
organisasi masyarakat, perguruan tinggi, dan para pelaku kemanusiaan lainnya. (anfaat yang diharapkan dari
terbentuknya forum adalahter)u%udnya penguatan kapasitas dan kiner%a pemerintah kabupaten sebagai
penanggung%a)ab utama pengurangan risiko bencana dan ter%alinnya ker%asama secara sinergi di lintas
kabupaten dan pelaku dalam pengelolaan ancaman, daya dukung lingkungan dan sosial.budaya masyarakat
lereng +unung (erapi. Sumberdaya dalam menggerakkan forum yang meliputi
sarana, pendanaan, sumberdaya manusia untuk pelaksanaan kegiatan.kegiatan 9orum (erapi dipenuhi bersama
oleh masing.masing kabupaten dan dukungan tidak mengikat dari lembaga.lembaga yang terlibat. 4ari
identifkasi para pelaku kita temu kenali lembaga yang melibatkan diri adalahH

&. Pemerintah kabupaten 6laten,
2. Pemerintah kabupaten 'oyolali,
5. Pemerintah kabupaten (agelang,
4. Pemerintah kabupaten Sleman,
!. Pasag (erapi
#. P(I 06laten, 'oyolali, (agelang, Sleman2
<. 'alai Penelitian dan Pengembangan Teknik 6egunungapian 0'PPT62
:. +,+.+TF
;. GIfam +reat 'ritain
&0. PS('/,PP( 8P DAeteranD "ogyakarta
&&. 84P dan 8I1-9
&2. ,embaga lain yang berkomitmen
kesimpulan
$ekomendasi

8ntuk menun%ang tu%uan yang ada tersebut maka upaya yang dilakukan antara lain H

(emperkuat koordinasi dan sinkronisasi ker%asama antar )ilayah dan antar sektor terkait dengan
penanganan ka)asan ra)an bencana +unung (erapi.
(enciptakan infrastruktur yang khusus didaerah ra)an bencana sehingga nilai in3estasi yang
ditanamkan tidak terlalu sia.sia dan daerah tersebut dapat berkembang sesuai dengan sumber daya yang
dimiliki.
(enciptakan peraturan bangunan yang membatasi keleluasaan membangun pada daerah.daerah yang
dianggap ra)an bencana secara optimal sebagaimana dilakukan pada daerah.daerah lainnya.
(empertimbangkan kestabilan lereng dalam perencanaan, perancangan, dan pengembangan lokasi
bangunan.
Pengendalian atas garapan lahan pada daerah perbukitan dan pegunungan
Tidak mencetak sa)ah lahan basah pada ka)asan ter%al.
Pemberian dan penerapan sanksi yang %elas dan tegas pada pelanggaranatas ketentuan yang telah
ditetapkanyang apabila dibiarkan akan berakibat fatal pada masyarakat termasuk pembatasan i%in
menetap pada ka)asan ra)an bencana.

PUSTAKA

)noni$% 2--5% Panduan Umum Penanganan Bencana Berbasis Masyarakat% /ali 1 :ayasan
;D<0% Do(nload dari http1==ben'ana%net pada *4 Oktober 2--6

)noni$% 2--6% Anggaran Penanggulangan Bencana Sleman Rp1,3 Miliar. Do(nload dari
(((%ghabo%'o$ pada 22 Oktober 2--6

)noni$% 2--6% Indonesia Adala !era Ra"an Bencana% Do(nload dari
http1==(((%inspiraindonesia%'o$= pada *4 Oktober 2--6

)noni$% 2--6% 0usat !tudi Manaje$en /en'ana >0# ?7eteran@ :ogyakarta% Do(nload dari
(((%ps$bupn%org pada *4 Oktober 2--6

Anda mungkin juga menyukai