Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Anatomi
Tulang belakang leher terdiri dari 7 vertebra. Pertama, C1 dan C2, sangat khusus dan
diberi nama yang unik: atlas dan axis. C3-C7 adalah tulang lebih klasik, memiliki corpus,
pedikel, lamina, prosesus spinosus, dan sendi facet. C1 dan C2 membentuk seperangkat unik
artikulasi yang memberikan mobilitas besar bagi kranium. C1 berfungsi sebagai cincin
dimana kranium bagian bawah terletak di atasnya sebagai sendi poros ( pivot joint ) dengan
dens atau prosesus odontoid dari C2. Sekitar 50% dari perpanjangan fleksi leher terjadi antara
oksiput dan C1, 50% dari rotasi leher terjadi antara C1 dan C2. Servikal jauh lebih mobile
dari pada daerah toraks atau lumbal. Berbeda dengan bagian lain dari tulang belakang,
servikal memiliki foramina melintang di setiap tulang belakang untuk arteri vertebralis yang
memasok darah ke otak.2,3,4
Tulang belakang leher terdiri dari 7 vertebra, pertama disebut sebagai C1-7. Ini
berfungsi untuk memberikan mobilitas dan stabilitas ke kepala saat menyambung ke tulang
belakang dada yang relatif bergerak. Tulang belakang leher dapat dibagi menjadi 2 bagian:
atas dan bawah.3,4
Gambar 1.1 Anatomi Tulang Belakang Servikal Gambar 1.2 Gambaran Radiologi Lateral
Tulang Belakang Servikal
I. Bagian Atas Tulang belakang leher bagian atas terdiri dari atlas (C1) dan axis (C2). Kedua
vertebra ini sangat berbeda dari tulang belakang leher lainnya (lihat gambar di bawah). Atlas
berartikulasi superior dengan tengkuk (sendi atlanto-oksipital) dan inferior dengan sumbu
sendi atlantoaxial. Sendi atlantoaxial bertanggung jawab atas 50% dari semua rotasi servikal,
sendi atlanto-oksipital bertanggung jawab atas 50% dari fleksi dan ekstensi. 3,4
a.Atlas(C1) Atlas berbentuk cincin dan tidak memiliki tubuh, tidak seperti tulang belakang
lainnya. Bagian lain dari corpus atlas telah menjadi bagian dari C2, yang disebut sebagai
prosesus odontoid, atau dens. Atlas ini terdiri dari sebuah lengkungan anterior tebal,
lengkungan posterior tipis, 2 massa lateral menonjol, dan 2 prosesus transversus. Foramen
dilalui oleh arteri vertebralis dan tertutup oleh prosesus transversus.5,6

Gambar 1.3 Gambaran C1 dan C2 yang unik
b.Axis(C2) Axis merupakan servikal yang paling besar dan pada axis terdapat prosesus
odontoid. Prosesus odontoid berartikulasi dengan lengkung anterior dari atlas melalui
permukaan artikular anterior dan melekat pada ligamentum transversal. Axis terdiri dari
corpus, pedikel, lamina, dan prosesus transversus, yang berfungsi sebagai titik perlekatan
otot. 5,6
Gambar 1.4 Os.Atlas
Gambar 1.5 As.Axis II. Bagian Bawah Bagian bawah servikal terdiri dari C3-C7 yang
merupakan tulang lebih klasik jika di bandingkan dengan atlat (C1) dan axis (C2). Masing-
masing servikal C3-C7 memiliki corpus, pedikel, lamina, prosesus spinosus, dan sendi
facet.5,6
Gambar 1.6 Os.servikal
Tulang servikal paling rentan terhadap cedera karena mobilitas dan paparannya. Kanalis
servikalis melebar di bagian atas yang terbentuk mulai dari foramen magnum hingga ke
bagian bawah C2. Mayoritas pasien yang selamat dengan cedera pada bagian ini tidak
mengalami gangguan neurologis pada saat datang ke rumah sakit. Namun kira-kira sepertiga
pasien dengan cedera tulang servikal bagian atas meninggal di tempat kejadian akibat apneu
diakibatkan hilangnya inervasi nervus frenikus karena trauma di C1. Di bawah C3 relatif
lebih kecil dibandingkan dengan diameter medulla spinalis dan trauma pada kolumna
vertebralis lebih mudah menyebabkan cedera medulla spinalis.4
2.2Definisi
Terdapat beberapa pengertian mengenai fraktur,sebagaimana yang dikemukakan para ahli
melalui berbagai literature. Menurut FKUI (2000), fraktur adalah rusaknya dan terputusnya
kontinuitas tulang, sedangkan menurut Boenges, ME., Moorhouse, MF dan Geissler, AC
(2000) fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang. Back dan Marassarin (1993)
berpendapat bahwa fraktur adalah terpisahnya kontinuitas tulang normal yang terjadi karena
tekanan pada tulang yang berlebihan. Jadi fraktur servikal adalah rusaknya dan terputusnya
kontinuitas servikal.1

2.3Etiologi
Cedera spinal terjadi akibat patah tulang belakang dan terbanyak mengenai servikal dan
lumbal. Cedera terjadi akibat hiperfleksi, hiperekstensi, kompresi atau rotasi tulang belakang.
Di daerah torakal tidak banyak terjadi karena terlindung oleh struktur thoraks.3 Kelainan
dapat berupa patah tulang sederhana, kompresi atau kominutif dan dislokasi, sedangkan
kerusakan pada sumsum tulang belakang dapat berupa memar, kontusio, kerusakan
melintang, laserasi dengan atau tanpa gangguan peredaran darah atau perdarahan. Kelainan
sekunder dapat disebabkan oleh hipoksemia dan iskemia. Iskemia disebabkan oleh hipotensi,
udem atau kompresi.3
2.4Epidemiologi
Kecelakaan merupakan penyebab kematian ke empat, setelah penyakit jantung, kanker dan
stroke, tercatat 50 meningkat per 100.000 populasi tiap tahun, 3% penyebab kematian ini
karena trauma langsung medula spinalis, 2% karena multiple trauma. Insidensi trauma pada
laki-laki 5 kali lebih besar dari perempuan. Ducker dan Perrot melaporkan 40% spinal cord
injury disebabkan kecelakaan lalu lintas, 20% jatuh, 40% luka tembak, sport, kecelakaan
kerja. Lokasi fraktur atau fraktur dislokasi cervical paling sering pada C2 diikuti dengan C5
dan C6 terutama pada usia dekade 3.4
2.5Gambaran Klinis
1. Sindroma kord sentral paling sering dijumpai setelah suatu cedera hiperekstensi servikal.
Karena sebab tertentu seperti keadaan mekanik dan kerusakan vaskuler dari kord, bagian
sentral dapat mengalami kontusi walau bagian lateral hanya mengalami cedera ringan. Khas
pasien mengeluh disestesi rasa terbakar yang berat pada lengan, mungkin karena kerusakan
serabut spinotalamik. Pemeriksaan fisik menunjukkan kelemahan lengan, dengan utuhnya
kekuatan ekstremitas bawah. Sebagai tambahan, sensasi nyeri dan suhu hilang dalam
distribusi seperti tanjung. Semua lesi yang menyebabkan cedera primer terhadap kord spinal
sentral dapat menimbulkan gambaran defisit serupa, seperti siringo-mielia, tomor kord spinal
intrinsik, dan hidromielia. Sindroma ini secara jarang dapat terjadi pada kord spinal bawah
(konus medularis).6
2. Sindroma arteria spinal anterior terjadi karena arteria ini mencatu substansi grisea dan alba
bagian ventrolateral dan posterolateral kord spinal. Kerusakan arteria ini berakibat sindroma
klinis paralisis bilateral dan hilangnya sensasi nyeri serta suhu dibawah tingkat cedera,
namun sensasi posisi dan vibrasi (fungsi kolom posterior) utuh. Lesi arteria ini bisa karena
cedera tulang belakang, neoplasma yang terletak anterior (biasanya metastasis) dan cedera
aortik.6
3. Sindroma Brown-Sequard, pada bentuk yang murni, menunjukkan akibat dari hemiseksi
kord spinal. Defisit neurologis berupa hilangnya fungsi motor ipsilateral, sensasi vibrasi dan
posisi. Sebagai tambahan, sensasi nyeri serta suhu kontralateral hilang. Luka tembus dan
dapat menimbulkan sindroma Brown-Sequard 'lengkap', namun manifestasi tak lengkap
sindroma ini tampak dengan berbagai ragam pada lesi lain, termasuk trauma dan neoplasma.6
4. Sindroma kolom posterior terjadi bila kolom posterior rusak secara selektif, berakibat
hilangnya sensasi vibrasi dan proprioseptif bilateral dibawah lesi. Temuan ini tersering
dijumpai sekunder terhadap kelainan sistemik (neurosifilis), namun secara jarang dijumpai
setelah trauma kord spinal.6
2.6Diagnosis
Pada penderita yang masih sadar, cedera servikal mudah dikenali dengan menilai keluhan dan
melakukan pemeriksaan terhadap kelainan yang terjadi; misalnya penderita mengeluh sakit
sepanjang kolumna vertebra, mengeluh baal, kebas hingga lumpuh pada anggota gerak
tertentu. Namun pada penderita yang mengalami penurunan kesadaran hingga koma akan
sulit menilai keluhan dan melakukan pemeriksaan klinis sehingga kita selalu melakukan
praduga positif dan melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang.
Beberapa keadaan yang harus dicurigai sebagai cedera spinal dan harus dikelola sebagai
cedera servikal adalah1 :
Semua penderita pasca trauma yang tidak sadar
Penderita yang mengalami gejala neurologis
Penderita yang mengeluh nyeri gerak da nyeri tekan pada sepanjang daerah spinal
Penderita yang jatuh dari ketinggian
Penderita multiple trauma akibat kecelakaan lalulintas

Anda mungkin juga menyukai