Anda di halaman 1dari 95

1

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini tepat pada waktunya.
Skripsi berjudul Peranan Pondok Pesantren Qamarul Hidayah Dalam
Peningkatan Pendidikan di masyarakat Gondang Tugu Trenggalek Jawa Timur ini
disusun guna memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Strata Satu, Jurusan Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak terutama kepada:
1. DR. Abd Chaer, MA Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah menyetujui skripsi ini.
2. Drs. M. Maruf Misbah Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu memproses demi kelancaran
skripsi ini
3. Drs. Usep Abdul Matin, MA. MA selaku Sekretaris Jurusan Sejarah
Peradaban yang yang telah membantu dan memproses skripsi ini.
4. Drs. Muslih Idris, Lc, MA selaku dosen penguji yang telah memberikan saran
dan kritik kepada penulis
5. Dr. H. Abdul Wahid Hasyim. M.A selaku pembimbing skripsi yang selalu
memberikan masukan dan ktitik kepada penulis.
2
6. Para Bapak dan Ibu dosen yang selalu memberikan ilmunya dan pelajaran
selama penulis mengikuti kuliah
7. Adinda tercinta (Endah Sari), yang telah memberikan dorongan dan semangat
selama penulis menempuh perkuliahan program Strata Satu Jurusan Sejarah
Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora.
8. Teman-teman angkatan 2004 Mujib (ube), Zulhilmy (Joe), Fahmi, Ryan,
Khoiruddin, Revi, Syarif (Uin), Mantik, Yakin (kikin), Tya, Aini dan lain-
lain yang tak bisa disebutkan satu persatu.
9. Bapak Sukamto kepala Desa Gondang yang telah membantu selama penulis
mengadakan penelitian.
10. KH. Cholil Majid pimpinan Pondok Pesantren Qamarul Hidayah yang telah
mengizinkan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
11. KH. Ahmad Dahlan, tokoh Masyarakat yang telah membantu penulisan
selama penulis mengadakan penelitian dalam rangka skripsi ini.
12. Para karyawan-karyawati perpustakaan utama dan Fakultas Adab dan
Humaniora yang telah menyediakan fasilitas dalam rangka penulisan skripsi
ini.
13. Kedua orang tua yang telah memberikan bimbingan dan nasehat, sejak penulis
kecil hingga dewasa, dan adik kandung vina dan syamsul. Tidak lupa kepada
adik sepupu Ali Murtadho dan Palek Nanang yang telah membantu sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Demikian ucapan terimakasih penulis, semoga amal bail semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, mendapatkan imbalan dan
pahala sebesar-besarnya dari Allah SWT, Akhirnya, jika ada kesalahan dan
3
kekurangan penulis mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya. Dan
semoga skripsi ini menjadi bermanfaat bagio almamater khususnya bagi pembaca
pada umumnya.
Jakarta, 10 Maret 2009
Penulis
4
DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR..........................................................................................
ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ...................................... 6
C. Tujuan dan manfaat Penelitian.................................................. 7
D. Tinjauan Peneliti Terdahulu ...................................................... 8
E. Metodologi Penelitian ............................................................. 8
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 11
BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT GONDANG
TUGU TRENGGALEK
A. Kondisi Geografis dan Demografis Masyarakat Gondang ....... 13
B. Kondisi Ekonomi Masyarakat Gondang .................................. 19
C. Kondisi Pendidikan masyarakat Gondang ................................. 23
5
BAB III PONDOK PESANTREN QAMARUL HIDAYAH DALAM
SOROTAN
A. Latar Belakang Berdirinya ....................................................... 32
B. Tujuan Berdirinya..................................................................... 34
C. Tokoh Pendiri dan Penerusnya.................................................. 36
1. Pemberian Nama Pondok .................................................. 39
2. Kehidupan Para Santri......................................................... 40
3. Kebijakan Pengurus ............................................................ 41
D. Fasilitasnya............................................................................... 43
BAB IV PONDOK PESANTREN QAMARUL HIDAYAH DAN
PERANAN DALAM PENINGKATAN PENDIDIKAN
MASYARAKAT GONDANG
A. Sebagi pusat Pencerahan Intelektual Umat Melalui Pendidikan. 51
1. Pendidikan Non Formal....................................................... 53
2. Pendidikan Formal .............................................................. 55
3. Ekstra kurikuler................................................................... 60
B. Sebagai Pusat Kesejahteraan Umat Melalui Pemanfaatan Unit
Usaha dan Keterampilan ........................................................... 63
C. Sebagai Pusat Pelayanan Masyarakat Kecil
Melalui Panti Asuhan................................................................ 67
BAB V PENUTUP
6
A. Kesimpulan............................................................................... 71
B. Saran-saran...............................................................................
.................................................................................................
72
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 74
LAMPIRAN ........................................................................................................ 77
7
DAFTAR TABEL
1. Tabel I Perincian Sarana Pendidikan Kecamatan Tugu..................................... 16
2. Tabel II Perincian Menurut Matapencaharian Penduduk Desa Gondang .......... 22
3. Tabel III Perincian Peningkatan Pendidikan Masyarakat Gondang................... 26
4. Tabel IV Mata Pelajaran Diniyah .................................................................... 55
5. Tabel V Jumlah Santri Pada Tahun 2004.......................................................... 62
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara etimologi, pendidikan berasal dari kata didik, yang kemudian
mendapatkan awalan pe dan akhiran an, berarti proses perubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan.
1
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia
sepanjang hayat, kapan dan dimanapun manusia berada. Pendidikan sangat
penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan
bahkan akan terbelakang. Dengan demikian, pendidikan harus betul-betul
diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di
samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.
Tujuan pendidikan yang diharapkan adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
2
Dari sini bisa ditegaskan bahwa pendidikan itu sangat penting bagi
kehidupan manusia. Suatu daerah dapat dikatakan maju, bila di daerah terdapat
lembaga pendidikan yang layak, sebaliknya suatu daerah akan tertinggal dan
tidak maju, bila hanya ditemukan lembaga pendidikan yang kurang memadai.
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1988), cet. 1, h. 204
2
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islan Berbasis Kompetensi Konsep dan
implementasi Kurikulum 2004, (Bandung, PT. Rosda Karya, 2006), cet 3, h. 68
9
Untuk kasus yang terakhir ini terjadi di Desa Gondang dan sekitarnya masalah
pendidikan menjadi perioritas utama bagi masyarakat, terbilang pendidikan di
Desa Gondang ini termasuk terbelakang dibandingkan dengan desa lain. Dari
sekecamatan Tugu yang tergolong memiliki pendidikan rendah adalah Nglinggis,
pucang anak, termasuk Gondang. Banyak masyarakat yang putus sekolah karena
orang tua mereka tidak mampu untuk membiayai sekolah anak-anak mereka
sampai tingkat tinggi dan masih banyak pula yang buta huruf. Hanya orang
tertentu saja yang bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai tingkat tinggi.
Begitu juga dengan sarana pendidikan di Desa Gondang pada waktu itu
hanya satu buah saja, yaitu SR (Sekolah Rakyat) yang bertempat di dekat Balai
Desa Gondang pada tahun 1960. Setelah tahun 1975 pemerintah kabupaten
membangun dua sarana pendidikan tingkat dasar di setiap desa dan mengubah SR
(Sekolah Rakyat) menjadi SD (Sekolah Dasar). Namun tidak semua masyarakat
bisa menikmati pendidikan itu karena Desa Gondang termasuk desa yang
tertinggal perekonomiannya dibandingkan dengan desa-desa lain yang terdapat di
Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek. Setelah ada pembangunan SD dan SMP
pada tahun 1975, masyarakat sedikit terbantu, tetapi masyarakat tidak mampu
untuk menyekolahkan anak-anak mereka karena mahalnya biaya pendidikan dan
banyaknya masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan membuat para
orang tua tidak memperhatikan pentingnya pendidikan bagi putra-putri mereka.
Sehingga banyak diantara mereka yang putus sekolah hanya sampai jenjang
Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, bahkan baru menginjak kelas
satu saja banyak anak-anak mereka yang keluar atau putus sekolah.
10
Berangkat dari pengalaman itu, maka penerus Pondok Peasantren
Qamarul Hidayah Kyai Qamaruddin untuk mendirikan sebuah pendidikan umum,
yang awalnya hanya ilmu-ilmu agama saja yang diberikan oleh Kyai. Pada tahun
1887 pondok pesantren ini dibangun dan diperluas oleh KH. Abdul Majid.
Barulah pada tahun 1965 Pondok Pesantren Qamarul Hidayah diresmikan oleh
Kyai Qamaruddin sekaligus peresmian lembaga pendidikan formal yang
kemudian diteruskan oleh adik kandung KH. Chalil Majid.
Sejak awal pendirian sampai sekarang dengan kesederhanaan yang
dimiliki oleh Pondok Pesantren Qamarul Hidayah terus berusaha meningkatkan
diri baik pada bidang pendidikan non formal maupun formal dengan tujuan untuk
meningkatkan pengetahuan para santri dan masyarakat di sekitar pondok.
Semenjak digantikan oleh adik kandung KH. Chalil Majid Pondok Pesantren
Qamarul Hidayah semakin maju dan mengikuti zaman yang semakin modern dan
berkembang, karena memiliki lembaga pendidikan umum yang didirikan oleh
KH. Chalil Majid. Hal ini menandakan bahwa pondok pesantren dan para santri
yang terdapat di dalam pondok pesantren bersifat terbuka. Tidak hanya
memikirkan hal-hal yang ukhrawi saja melainkan juga bersifat duniawi yang lebih
penting mereka menanggapi terhadap perkembangan dunia luar. Hal ini dapat
dibuktikan bahwa mereka dapat menyesuaikan terhadap zaman yang semakin
maju.
3
Awalnya pondok pesantren ini bernama Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadiin dalam perkembangan selanjutnya yang diteruskan oleh adik kandung
KH. Chalil majid nama pondok pesantren tersebut diubah menjadi Pondok
3
Sindu Galba, Pesantren sebagai wadah Komunikasi, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1995),
cet 2, h.3
11
Pesantren Qamarul Hidayah, karena untuk mengenang jasa-jasa Kyai Qamaruddin
yang telah berjuang mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang bersiat umum.
Pondok pesantren ini pertama kali didirikan oleh KH. Abdul majid,
setelah meninggal digantikan oleh putranya yang bernama Kyai Qamaruddin.
Tetapi Kyai Qamaruddin memimpin pondok pesantren hanya sebentar saja,
karena beliau meninggal ditembak oleh tentara. Kemudian diteruskan oleh KH.
Chalil Majid atau Mbah Mubin (panggilan beliau sehari-hari oleh para santri dan
masyarakat sampai sekarang). Dengan adanya sistem pendidikan yang diterapkan
oleh KH. Chalil Majid, maka dibangunlah sebuah lembaga pendidikan yang
sangat membantu masyarakat sekitar dan para santri. Bahkan di Pondok Pesantren
Qamarul Hidayah terdapat keterampilan dan beberapa unit usaha yang
dikembangkan oleh pondok pesantren ini untuk para santri dan masyarakat
sekitarnya.
Pondok Pesantren Qamarul Hidayah telah membantu pemerintah
dalam hal pemberantasan buta huruf yang dicanangkan pemerintah, karena
pondok pesantren ini memiliki jenjang pendidikan yang lengkap mulai dari MI,
MTS, SMK dan MA Qamarul Hidayah. Dengan adanya Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dan MA Qamarul Hidayah masyarakat merasa banyak terbantu
oleh kehadiran lembaga pendidikan umum yang dibangun oleh Pondok Pesantren
Qamarul Hidayah, karena anak-anak mereka yang telah lulus dari Pondok
Pesantren Qamarul Hidayah telah memiliki keterampilan untuk bekal hidupnya.
Para santri juga mamiliki jiwa sosial yang tinggi untuk membantu masyarakat
yang memerlukan tenaga, maka dengan senang hati mereka membantu
masyarakat yang membutuhkan bantuan. Pondok pesantren Qamarul Hidayah ini
12
juga telah meluluskan lebih dari seribu santri, bahkan dari mereka menduduki
pemerintahan di kabupaten Trenggalek, dan yang paling banyak adalah menjadi
guru agama sekolah dasar.
4
Walaupun tidak sebesar pondok-pondok pesantren yang terkenal dan
terbesar di Jawa Timur seperti halnya, Pondok Pesantren Gontor, Lirboyo,
Pondok Pesantren Tebu Ireng dan pondok pesantren lainnya. Pondok Pesantren
Qamarul Hidayah ini juga telah terkenal dan sangat berpengaruh besar di
masyarakat khususnya di Gondang dan daerah sekitarnya.
Tentunya keberadaan Pondok Pesantren Qamarul Hidayah terhadap
masyarakat sangat berarti sekali khususnya dalam bidang pendidikan. Karena
Pondok Pesantren Qamarul Hidayah didirikan bertujuan untuk membentuk
manusia yang bertaqwa, berakhlaqul karimah, berilmu, kreatif, aktif, semangat,
cakap, berguna bagi agama, bangsa dan negara. Disamping itu santri diharapkan
membekali diri dan mampu meraih kemampuan tentang agama Islam.
5
Ini telah
menjadi bukti bahwa peranan Pondok Pesantren Qamarul Hidayah dalam
peningkatan pendidikan masyarakat Gondang terbukti berhasil, karena lulusan
santri terdahulu telah menjadi orang yang berguna bagi agama dan bangsa.
Setelah adanya lembaga pendidikan yang lengkap, pendidikan masyarakat dari
tahun ketahun meningkat sedikit demi sedikit walaupun berjalan dengan lamban.
Karena belum ada yang membahas tentang Pondok Pesantren Qamarul
Hidayah yang terletak di Gondang, Tugu, Trenggalek, Jawa Timur, maka penulis
perlu untuk memperkenalkan Pondok Pesantren Qamarul Hidayah ini kepada
4
Arsip Yayasan Pondok Pesantren Qamarul Hidayah thn.2006/2007
5
KH. Chalil Majid, ketua pimpinan Pon-Pes Qamarul Hidayah, Wawancara Pribadi,
Gondang, 05 Juli 2008
13
masyarakat luas dan para pembaca. Bahwa Pondok Pesantren Qamarul Hidayah
memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan agama Islam dan
pendidikan umum.
Maka penulis mencoba untuk mengkaji dan membahas tentang
PERANAN PONDOK PESANTREN QAMARUL HIDAYAH DALAM
PENINGKATAN PENDIDIKAN MASYARAKAT GONDANG, TUGU,
TRENGGALEK, JAWA TIMUR (1965-2004).
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merasa perlu
memberikan pembatasan dalam arti mempersempit permasalahan yang akan
dikaji, agar tidak terlalu luas dan jauh dari titik sasaran. Masalah yang dibahas
harus ditentukan ruang lingkupnya, melalui penjelasan mengenai tempat, waktu
penelitian.
6
Oleh karena itu, penelitian skripsi ini akan di batasi pada perannya
dalam peningkatan pendidikan masyarakat Gondang Tugu Trenggalek Jawa
Timur tahun 1965-2004.
Berangkat dari pembatasab tersebut, maka permasalahan dapat penulis
rumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi masyarakat Desa Gondang Tugu Trenggalek?
2. Bagaimana perkembangan Pondok Pesantren Qamarul Hidayah tahun 1965-
2004 ?
3. Bagaimana peranan dalam peningkatan pendidikan masyarakat Gondang
Tugu Trenggalek Jawa Timur ?
6
Abdurrahman, Dudung, M. Hum, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Logos, 1999), cet.
1, h.50
14
C. Tujuan dan manfaat Penelitian
Penelitian dan penulisan karya ilmiah memiliki beberapa tujuan
sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui kondisi masyarakat Desa Gondang Tugu Trenggalek.
b. Mengetahui perkembangan Pondok Pesantren Qamarul Hidayah tahun
1965-2004
c. Dan Untuk mengetahhui peranan Pondok Pesantren Qamarul Hidayah
dalam peningkatan pendidikan masyarakat Gondang Tugu Trenggalek.
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
a. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam masalah
ini.
b. Bagi pihak Pondok Pesantren Qamarul Hidayah, hasil penelitian ini dapat
diharapkan dapat memeberikan masukan yang bermanfaat dalam
menentukan langkah selanjutnya.
c. Bagi Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, hasil penelitian ini merupakan
informasi yang berharga perihal Peranan Pondok Pesantren Qamarul
Hidayah Gondang Tugu Trenggalek.
d. Bagi dunia pustaka, hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumbangan
yang berguna dalam memperkaya koleksi dalam ruang lingkup karya-
karya penelitian lapangan.
15
D. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah mencari data, makalah dan
skripsi yang terdapat di perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
perpustakaan daerah kabupaten Trenggalek yang membahas tentang Pondok
Pesantren Qamarul Hidayah di daerah Gondang Tugu Trenggalek Jawa Timur.
Namun setelah ditelusuri terdapat buku-buku, disertasi, tesis, skripsi dan karya
ilmiyah lain yang membahas mengenai pesantren sangat banyak. Tetapi dalam
membicarakan tentang tinjauan penelitian terdahulu, penulis hanya membicarakan
beberapa saja, diantaranya adalah Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan
Hidup Kyai, Modernisasi Pesantren Kritik Terhadap Nurchalis Majid Pendidikan
Tradidsional Islam dan Bilik-bilik Pesantren. Sedangkan di perpustakaan Pondok
Pesantren Qamarul Hidayah sendiri tidak ada atau belum ada yang meneliti
tentang Pondok Pesantren Qamarul Hidayah.
Sedangkan judul skripsi penulis berjudul Peranan Pondok Pesantren
Qamarul Hidayah dalam peningkatan pendidikan masyarakat Gondang Tugu
Trenggalek Jawa Timur berbeda dengan karya-karya yang disebutkan di atas
maupun karya-karya yang tidak dicantumkan berbeda. Maka skripsi ini layak
untuk ditulis dan disajikan kepada masyarakat luas.
E. Metodologi Penelitian
Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan penelitian
kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis dari nara sumber atau perilaku yang dapat diamati secara
langsung.
16
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan skripsi adalah
deskripsi analisis. Pendekatan deskripsi digunakan untuk menggambarkan tentang
Pondok Pesantren Qamarul Hidayah dan peranannya dalam peningkatan
pendidikan masyarakat Gondang Tugu Trenggalek.
Metodologi penelitian adalah suatu cara kerja untuk dapat memahami
objek penelitian dalam rangka menemukan, menguji terhadap suatu kebenaran
atau pengetahuan. Dalam hal ini penulis menggunakan metodologi kualitatif,
yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data-data dari orang yang
diamati. Bogdan dan Taylor dalam bukunya Lexy J. Moleong mendefinisikan
pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data-data
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati secara
langsung.
7
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam waktu satu bulan yang di mulai pada
tanggal 1 bulan Juli dan berakhir pada tanggal 30 Juli 2008. Adapun yang menjadi
tempat penelitian adalah Pondok Pesantren Qamarul Hidayah Gondang Tugu
Trenggalek Jawa Timur.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitin ini yaitu orang atau sekelompok orang yang
dapat memberikan informasi dalam dalam penelitian ini adalah pimpinan Pondok
Pesantren Qamarul Hidayah, Pengurus Yayasan Qamarul Hidayah, Tokoh
7
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
1997), cet 6, h. 3
17
masyarakat, perangkat desa, dan lain-lain yang terkait dengan penelitian ini.
Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah peranan Pondok Pesantren
Dalam Peningkatan Pendidikan Masyarakat Gondang Tugu Trenggalek Jawa
Timur.
3. Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland dalam bukunya Lexy J. Moleong
sumber utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
8
Sumber Data dibagi
menjadi dua, yaitu Primer dan skunder. Primer adalah sumber yang berasal dari
buku-buku, dokumen, majalah dan lain-lain. Sedangkan skunder adalah sumber
yang berasal dari observasi dan wawancara. Berkaitan dengan hal itu pada bagian
ini dilihat dari jenis datanya di bagi menjadi dua yaitu data tulis dan data lisan.
Data tulis berupa buku, majalah, dokumen dan sebagainya. Sedangkan data lisan
berupa uraian dari tokoh masyarakat, pimpinan Pondok Pesantren Qamarul
Hidayah dan lain-lain.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diinginkan, maka penulis menggunakan
tehnik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Dokumen, yakni mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, majalah, koran, prasasti, agenda,
dan lain sebagainya.
8
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet 6, h. 112
18
b. Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk
mengonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,
motivasi, perasaan, dan sebagainya yang dilakukan oleh dua pihak
yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan
dengan orang yang diwawancarai (interviewee).
9
Wawancara
adalah metode pengumpulan data yang amat populer, karena
banyak digunakan diberbagai penelitian.
c. Observasi, adalah pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti
dengan menggunakan mata sebagai alat melihat serta menilai
keadaan sesungguhnya di lingkungan yang di teliti.
5. Teknik Analisa Data
Setelah data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini terkumpul,
maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data. Teknik analisa data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penulis berusaha untuk menggambarkan
objek peneliti apa adanya sesuai dengan kenyataan di lapangan.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dan mendapatkan gambaran tentang skripsi ini,
maka penulis membagi beberapa bab dengan rincian sebagai berikut:
BAB I Adalah pendahuluan yang membahas tentang latar belakang,
tujuan dan manfaat penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tinjauan
peneliti terdahulu, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.
9
Burhan Bungi, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2004), ed. 1, cet. 3, h. 108
19
BAB II adalah membahas tentang keadaan gambaran umum Masyarakat
Gondang. Geografis dan demografis masyarakat Gondang, kondisi pendidikan
masyarakat Gondang Tugu Trenggalek, kondisi ekonomi masyarakat Gondang
Tugu Trenggalek.
BAB III Adalah tentang Pondok Pesantren Qamarul Hidayah sebagai
sorotan, latar belakang, tujuan, tokoh pendiri dan penerus, fasilitas.
BAB IV Adalah membahas tentang Pondok Pesantren Qamarul Hidayah
dan perannya dalam peningkatan pendidikan masyarakat Gondang, sebagai pusat
penceharan intetlektual umat melalui pendidikan, sebagai pusat kesejahteraan
umat melalui pemanfaatan unit usaha dan keterampilan, sebagai pusat pelayanan
masyarakat kecil melalui panti asuhan.
BAB V adalah penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.
20
BAB II
GAMBARAN UMUMMASYARAKAT GODANG TUGU TRENGGALEK
A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Gondang
Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu kabupaten yang terdapat
di wilayah Jawa Timur. Jarak antara kabupaten Trenggalek dengan Ibu kota
Provinsi kurang lebih 468 km, sedangkan luasnya kurang lebih 1.261,40 Km
2
,
dengan ketinggian 110 meter dari di atas permukaan air laut. Secara adminitratif
kabupaten ini terbagi menjadi empat wilayah pembantu bupati, tiga belas
kecamatan, 157 desa dan 509 dusun. Kabupaten Trenggalek berbatasan dengan
beberapa kabupaten. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo,
sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kabupaten Kediri, sebelah Selatan
berbatasan dengan Samudra Indonesia dan sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Tulungagung.
Di wilayah ini banyak terdapat tambang mineral antara lain mangan di
Kecamatan Pogalan, Gandusari dan Watulimo, aluminium di Kecamatan Dongko
dan Durenan, kaolin, gips dan traso di Kecamatan Bendungan, Karangan,
Gandusari, Pogalan dan Tugu, marmer di Kecamatan Panggul, dan batu kapur di
Kecamatan Gandusari, Karangan, Tugu dan Watulimo.
Jumlah pendudukan Kabupaten Trenggalek berdasarkan sensus tahun
2005 kurang lebih 1.017.282 jiwa, terdiri dari perempuan 509.782 jiwa dan laki-
laki 507.500 jiwa. Penduduk Kabupaten Trenggalek hampir semua memeluk
agama Islam selebihnya memeluk agama Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. 90%
21
Penduduk Trenggalek masyarakatnya adalah asli keturunan pribumi dan sisanya
keterunan Tiong Hoa dan keturunan-keturunan di wilayah Indonesia.
Sarana pendidikan yang tersedia di kabupaten ini meliputi 358 TK,
576 SD, delapan puluh SLTP dan enam puluh STLA dari jumlah itu ada yang
negeri dan swasta di tambah tiga perguruan tinggi swasta yang terdapat di
Kabupaten Trenggalek. Fasilitas kesehatan meliputi dua rumah sakit, tiga puluh
puskesmas, empat puluh puskesmas pembantu dan lima apotik. Sarana
peribadatan yang tersedia meliputi 950 masjid, 1.466 langgar atau mushala, tiga
belas gereja dan tiga gereja Katolik.
Mata pencaharian pendudukan sebagian besar adalah dibidang
pertanian. Dengan demikian pendapatan daerah pun sebagaian besar berasal dari
sektor pertanian seperti, padi jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar dan kacang
tanah, di samping itu kabupaten ini juga banyak menghasilkan sayuran dan buah-
buahan. Selain itu di Ibu Kota kabupaten sesuai dengan ciri jenis mata
pencaharian di perkotaan, pekerjaan yang mereka pilih pun kompleks ada yang
bekerja sebagai pedagang, PNS, POLRI, TNI, wira usaha, buruh, tukang becak,
sopir, karyawan. Pemilik tambang bukanlah putra daerah tapi orang luar daerah,
seperti Surabaya, Tulungagung dan etnis Cina. Orang pribumi hanya menjadi kuli
kasar dan karyawan saja. Ini terjadi pada pertambangan mamer, kaolin, dan kapur,
karena Sumber Daya Manusia belum memadai. Untuk gips sendiri masyarakat
telah mengusainya. Hasil perkebunan di daerah ini yang paling menonjol adalah
cengkeh yang produksinya menempati pertama di propinsi Jawa Timur. Hampir
seluruh kecamatan di Kabupaten Trenggalek tedapat hutan kayu. Namun areal
hutan di kecamatan Watulimo dan Munjungan lebih luas dari pada areal hutan di
22
kecamatan lain. Tetapi keadaan ini sudah mulai berubah dengan adanya
perambahan hutan secara ilegal untuk di jadikan bahan-bahan ukiran dan mebel.
Keadaan Kecamatan Tugu sebagian besar adalah dataran tinggi
terutama sebelah barat dan utara. Kecamatan Tugu merupakan kecamatan paling
barat di Kabupaten Trenggalek, Kecamatan ini berbatasan;
Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Karangan
Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Pule dan
Panggul
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo.
Luas Kecamatan Tugu kurang lebih 50,15 kilometer persegi dengan
jumlah pendudukan berdasarkan hasil sensus pada tahun 2005 berjumlah kurang
lebih 62.874 jiwa. Penduduknya rata-rata bermata pencahariannya di bidang
pertanian dengan tanaman utama padi di musim penghujan dan Jagung, kedele,
singkong di musim kemarau. Juga dihasilkan kelapa. Hasil-hasil pertanian ini
rata-rata belum diolah sendiri menjadi barang yang lebih berharga melainkan
dijual ke daerah lain. Disamping itu mata pencaharian penduduknya adalah
beternak, berdagang, PNS, POLRI, TNI dan banyak pula yang pergi keluar negeri
sebagai TKI atau merantau ke daerah lain di Indonesia untuk mencari nafkah.
Desa-desa di kecamatan Tugu meliputi; Nglinggis, Pucanganak,
Dermosari, Jambu, Winong, Sukorejo, Gondang, Nglongsor, Banaran dan
Prambon. Masing-masing desa di kepalai seorang kepala desa. Belum ada satupun
yang berstatus kelurahan.
23
Di bidang Pendidikan terdapat lima SMP tiga diantaranya SMP Negeri
(terletak di desa Dermosari, Nglongsor, Prambon), dua SMP swasta dan tiga SMA
yang salah satunya adalah SMA 1 Negeri Tugu (terletak di desa Nglongsor) yang
baru di bangun tahun 2005. Sekolah dasar sudah cukup banyak di tiap-tiap desa
tidak kurang dari tiga SD. Di kecematan Tugu juga terdapat lima pondok
pesantren yang berada di Desa Gondang yang berjumlah tiga pondok pesantren
dan dua pondok pesantren di Desa Prambon lihat tabel I.
TABEL I
Perincian Sarana Pendidikan Kecamatan Tugu
Pada tahun 2005
NO Jenis Sarana Pendidikan Negeri Swasta
1 Kelompok bermain - 3
2 TK/Sederajat 3 3
3 SD/Sederajat 30 7
4 SLTP/Sederajat 3 2
5 SLTA/Sederajat 1 2
6 Pondok Pesantren 5
Sumber: Kantor Kecamatan Tugu
Minat pemuda-pemudi di daerah ini untuk menempuh pendidikan
cukup baik sehingga banyak diantara mereka tersebar luas diberbagai perguruan
tinggi negeri dan swasta di negeri ini. Bahkan banyak pula yang telah menduduki
jabatan-jabatan penting.
24
Letak Desa Godang di Kabupaten Trenggalek sangatlah strategis
karena desa ini dilewati oleh jalur lingkar Selatan dan tidak jauh pula dari pusat
pemerintahan kabupaten yang hanya berjarak kurang lebih delapan kilometer bila
ditempuh dengan kendaraan bermotor hanya berkisar tiga puluh menit, dan jarak
antara Ibu Kota Propinsi dengan Kabupaten Trenggalek kurang lebih 476, bila
ditempuh dengan kendaraan bermotor sekitar tujuh jam. Letak kantor desa berada
di Desa Gondang Utara yang jauh dari jalan raya yang menghubungkan
Kecamatan Tugu dengan wilayah Trenggalek. Desa Gondang ini diapit oleh
empat desa, yakni :
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Banaran
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Nglongsor
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sukorejo
Sebelah Selatan terdapat Desa Tumpuk dan Desa Kerjo (Kec. Karangan).
Luas Desa Gondang 263,750 kilometer persegi dan jumlah penduduk
pada tahun 2006 mencapai 6.986 jiwa, terdiri dari 3.643 perempuan dan 3.348
laki-laki. Desa Gondang memiliki delapan Rukun Warga (RW), 30 Rukun
Tetangga (RT), dalam setiap RW memiliki 38 Kepala Keluarga (KK). Dari 6.986
jiwa jumlah penduduk Desa Gondang semuanya memeluk agam Islam.
Matapencaharian penduduk sebagian besar adalah menjadi petani, buruh tani,
PNS, pengrajin TNI/POLRI, dan sebagainya.
1
Bila di musim kemarau penduduk
Desa Gondang yang berprofesi menjadi petani berubah profesi menjadi pembuat
bata merah yang terbuat dari lempung (tanah liat) yang telah dicampur dengan
1
BPM-KS (Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Kesejahteraan Sosial) Kabupaten
Trenggalek Tahun 2005, h. 30
25
pasir dan air kemudian di cetak dan dijemur lalu dibakar. Hingga kini masyarakat
Desa Gondang masih membuat bata merah, walau pun beberapa diantara mereka
telah beralih untuk menanam kedelai, singkong.
Kehidupan masyarakat sangat kental dengan tradisi pesantren.
Aktivitas keagamaan seperti pengajian selalu mereka adakan di masjid. Dalam
pengajian, mereka selalu memgundang penceramah yang pandai dalam segala hal.
Di samping kegiatan pengajian, mereka juga melakukan slametan dalam hajatan
seperti perkawinan, akikah anak, khitanan, kematian, pitung sasi (tujuh bulanan)
dan slametan dalam memperingati hari-hari besar Islam. Kegiatan masyarakat
dalam hal gotong royong masih bisa ditemukan ketika diantara mereka melakukan
sesuatu yang membutuhkan bantuan orang lain, seperti membangun rumah
Di masyarakat Gondang ini memliki tiga bahasa yang digunakan
sehari-hari dalam berkomunikasi, yakni : ngoko (kasar), alus (sedang), kromo
(halus). Penggunaan ketiga tingkatan bahasa tersebut tergantung pada lawan
bicaranya. Bahasa ngoko itu biasa digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari
pada usia sebaya, teman sepermainan atau dalam keadaan emosi. Bahasa alus
(sedang) digunakan oleh masyarakat yang usianya muda terhadap orang yang
lebih tua atau orang yang dituakan. Bahasa kromo (halus lemah lembut)
digunakan oleh para pemuda masyarakat kepada orang yang memiliki jabatan
tertentu atau orang tua di rumah.
Desa Gondang disebut juga sebagai kota santri yang memiliki sepuluh
unit pondok pesantren kecil maupun besar diantara ke-5 pondok pesantren yang
paling besar adalah Pondok Pesantren Qamarul Hidayah dan yang tertua di Desa
26
Gondang bahkan sekecamatan Tugu. Karena pondok pesantren ini memiliki lebih
seribu santri baik dari sekitar pesantren maupun daru luar daerah.
2
B. Kondisi Ekonomi Masyarakat Gondang Tugu
Masyarakat gondang pada tahun 1960 perekonomian masyarakat
sangat tergantung pada hasil panen padi, dan jumlah penduduk masih sedikit
sekali dan tidak seperti sekarang ini yang berjumlah kurang lebih 6 ribu jiwa.
Pada tahun 1960 Desa Gondang dahulu hanya berupa rawa-rawa yang digunakan
sebagai irigasi persawahan penduduk desa tidak heran ketika musim kemarau,
kekeringan melanda desa ini terlebih pada bulan Maret sampai bulan September
petani tidak bisa berbuat apa-apa selain membuat bata merah sebagai pengganti
petani.
3
Hingga kini masyarakat Desa Gondang masih membuat bata merah jika di
musim kemarau. Walau pun beberapa diantara mereka telah beralih menanam
kedelai, singkong.
Pada tahun 1965 di masyarakat terjadi gejolak yang sangat menggangu
perekonomian dan keamanan di masyarakat, karena pemerintah pada waktu itu
memburu setiap warga yang dicurigai sebagai anggota PKI. Pada tahun 1965 itu
juga terjadi krisis pangan yang amat sangat, masyarakat hanya bisa memakan
krokot (tumbuhan yang bisa diolah menjadi makanan) dan bayam saja dan tidak
mampu untuk makan tiwul apalagi makan nasi untuk dikonsumsi sehari-hari.
Desa Gondang awalnya adalah sebuah rawa-awa yang kecil dan setiap
musim kemarau rawa-rawa berubah menjadi kering. Setelah tahun 1966
masyarakat dan tokoh masyarakat mengadakan gotong royong untuk membuka
2
Bpak. Sukamto, Kepala Desa Gondang, Wawancara Pribadi, Gondang, 07 Juli 2008
3
KH. Ahmad Dahlan, Tokoh Masyarakat, Wawancara Pribadi, Godang, 08 Juli 2008
27
lahan pertanian, maka di timbunlah rawa-rawa tersebut untuk dijadikan lahan
pertanian dan perumahan warga Desa Gondang.
4
Setelah pengurukan rawa-rawa,
masyarakat dan pemerintah setempat bergotong royong membuat jalan yang
awalnya hanya berupa pebatuan. Akhirnya perekonomian masyarakat sedikit demi
sedikit berjalan ditambah dengan adanya industri perumahan berupa tenun kain
dan industri rumah lainnya seperti beberapa pabrik tahu tempe. Dengan adanya
perindustrian ini masyarakat banyak terbantu terlebih membantu para pemuda-
pemudi yang putus sekolah. Namun pada tahun 1977 industri tenun ini bangkrut
karena persaingan kain titron tidak demikian dengan indutri tahun yang sampai
sekarang masih tetap jaya.
Matapencaharian masyarakat Desa Gondang sebagian besar adalah
petani sebesar 27,64% berjumlah 397 orang dan buruh petani sebesar 32,86%
berjumlah 472. Kemudian urutan ketiga adalah pekerjaan tidak menetap sekitat
19,42% yang berjumlah 279 orang. Untuk urutan keempat adalah PNS sekitar
8,55% berjumlah 123 orang, sedangkan urutan yang kelima adalah TNI sebesar
1,04% yang berjumlah15 orang, untuk POLRI sebesar 0,76% berjumlah 11 orang,
dan tukang kayu sebesar 1,88 yang berjumlah 27 orang, untuk karyawan swasta
sebesar 1,64% yang berjumlah 28 orang. Sisanya yang kurang dari 1% adalah
Sopir, penjahit, montir, guru swasta dan kontraktor. Lihat tabel II, hal. 22.
4
KH. Ahmad Dahlan, Wawancara Pribadi
28
TABEL II
Menurut Matapencaharian
Penduduk Desa Gondang Tahun 2004
1
NO JENIS
MATAPENCAHARIAN
JUMLAH PERSENTASE
1 Petani 397 27,64
1
BPM-KS (Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Kesejahteraan Sosial) Kabupaten
Trenggalek Tahun 2005, h. 30
29
2 Buruh Tani 472 32,86
3 Pengrajin 45 3,13
4 PNS 123 8,56
5 TNI/POLRI 28 1,94
6 Penjahit 13 0,90
7 Montir 4 0,27
8 Sopir 15 1,04
9 Karyawan swasta 24 1,67
10 Kontraktor 1 0,06
11 Tukang kayu 27 1,88
12 Guru Swasta 8 0,55
13 Pekerjaan tidak Tetap 279 19,42
Jumlah 1.436
C. Keadaan Pendidikan Masyarakat Gondang Tugu
Keadaan pendidikan masyarakat Gondang pada tahun 1960 belum
mengetahui pengetahuan umum hanya pendidikan agama saja yang mereka
ketahui dan mereka pelajari. Disamping itu masyarakat juga kurang mampu untuk
membiayai anak-anak mereka bersekolah, karena letak antara sekolah dengan
letak tempat tinggal sangat jauh ditambah belum adanya kendaraan umum yang
melintasi jalan yang masih berupa pebatuan.
Sementara itu sarana pendidikan di desa Gondang belum mencukupi,
tingkat pendidikan yang telah ada pada awalnya hanya berupa sekolah tingkat
dasar yaitu SR (Sekolah Rakyat) yang dekat dengan kantor kelurahan, SR ini
30
berdiri sebelum MWB pada tahun 1960an dan disetiap desa hanya memiliki satu
unit SR saja. Setelah tahun 1975 nama SR dirubah menjadi SD, kemudian oleh
pemerintah daerah diperbanyak menjadi dua buah sekolah disetiap desa di
Kecamatan Tugu dan pada tahun itu juga pemerintah membangun Sekolah
Menengah Pertama (SMP) di Tugu yang berada di Desa Dermosari.
6
Pada tahun
1980 pemerintah Kabupaten Trenggalek mendirikan satu buah Sekolah Menengah
Pertama (SMP) yang terletak di Desa Nglongsor. Sehingga banyak masyarakat
Gondang yang mampu untuk menyekolahkan anak-anak mereka di desa tersebut.
Bagi orang tua yang tidak mampu menyekolahkannya, mereka membantu orang
tuanya pergi ke sawah.
Pada tahun 1963 didirikanlah sebuah MWB (Madrasah Wajib Belajar)
yang masa pembelajarnnya 6 tahun yang didirikan oleh KH.Qamaruddin. MWB
ini satu-satunya yang berada di kecamatan Tugu dan satu-satunya sekolah yang
berdiri pertama kali sekecamatan Tugu. Barulah pada tahun 1968-1969 Qamarul
hidayah mengadakan pengrekutan yang bekerja sama oleh departeman agama
untuk mencari guru-guru agama sekecamatan Tugu. Setelah pengrekutan selesai,
banyak MWB-MWB yang berdiri di daerah lain, seperti di daerah Nglinggis,
Nglongsor, Pucang Anak, dan lain-lain di kecamatan Tugu. Salah satunya
mengalami kemunduran bahkan hilang hanya berupa peninggalan sebuah
madrasah yang bertempat di desa Nglongsor dan yang lainnya berkembang
menjadi MI sampai sekarang. Setelah beridinya MI, dibangunlah sebuah sekolah
yang berupa MTS yang setara dengan SMP sekitar tahun 1975 yang digagas oleh
penerus Pondok Pesantren Qamarul Hidayah.
6
Bpak. Sukamto, Wawancara Pribadi
31
Berdasarkan sumber yang diketahui peningkatan pendidikan
masyarakat Desa Gondang dari tahun 1980-2004 mengalami peningkatan yang
sangat signifikan.
Pada tahun 1980 masyarakat Gondang yang buta huruf atau buta
aksara mencapai 105 orang dan pada tahun 2004 masyarakat yang buta huruf
menjadi berkurang sebanyak 109,3% yang berjumlah 96 orang. Baik yang telah
meninggal dunia ataupun yang belum neinggal dunia. Begitu juga masyarakat
yang tidak tamat atau putus sekolah pada tahun 1980 sebanyak 478 orang, setelah
tahun 2004 mengalami penurunan sebanyak 139,3% yang berjumlah 135 orang.
Sedangkan masyarakat yang tamat SD pada tahun 1980 sebanyak 310
orang dan mengalami peningkatan sebanyak 69,5% yang berjumlah 446 pada
tahun 2004. Demikian pula masyarakat yang tamat SLTP pada tahun 1980
sebanyak 175 orang saja baru ada peningkatan pada tahun 2004 sebanyak 119,8%
yang berjumlah 146 oarang.
Untuk Masyarakat yang tamat SLTA pada tahun 1980 hanya 75 orang
saja, baru ada peningkatan pada tahun 2004 sebanyak 29,5% yang berjumlah 254
orang. Sedangkan masyarakat yang tamat D1 pada tahun 1980 hanya dua orang
saja tapi pada tahun 2004 masyarakat yang tamat D1 meningkat sekitar 8% yang
berjumlah 25 orang. Demikian pula masyarakat yang tamat S1 tahun 1980 hanya
satu orang sja, tetapi pada tahun 2004 masyarakat yang tamat S1 meningkat
sekitar 3,1% yang berjumlah 32 orang. Lihat tabel III, hal. 26.
32
TABEL III
Perincian Peningkatan Pendidikan Desa Gondang
Dari tahun 1980-2004
2
NO Jenis Pendidikan Tahun Tahun Jumlah %
1980 2004
1 Buta Huruf 105 9 96 109,3%
2 Tdak Tamat SD 478 135 343 139,3%
3 Tamat SD 310 756 446 69,5%
2
BPM-KS (Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Kesejahteraan Sosial) Kabupaten
Trenggalek Tahun 2005, h. 15
33
4 Tamat SLTP 175 321 146 119,8%
5 Tamat SLTA 75 329 254 29,5%
6 Tamat D1 2 25 25 8%
7 Tamat D 2 - - - -
8 Tamat D3 - - - -
Tamat S1 1 32 32 3,1%
Minat masyarakat di Desa Gondang ini untuk menempuh pendidikan
cukup baik di lihat dari tabel diatas. Walau pun masih terdapat masyarakat yang
buta aksara dan masyarakat yang putus sekolah.
34
BAB III
PONDOK PESANTREN QAMARUL HIDAYAH DALAM SOROTAN
Pondok pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan merupakan
wujud proses wajar perkembangan sistem pendidikan nasional. Dari segi sejarah
pesantren tidak hanya identik dengan keislaman, tetapi juga mengandung makna
keaslian Indonesia. Sebab, lembaga yang serupa pesantren ini sebenarnya telah
ada sejak pada masa kekuasaan Hindu-Budha. Sehingga Islam tinggal meneruskan
dan mengislamkan lembaga pendidikan yang sudah ada.
1
Istilah pondok berasal
dari bahasa arab funduk berarti hotel atau tempat penginapan, kata pesantren
sendiri merupakan kata benda bentukkan dari kata santri yang mendapat awalan
pe dan akhiran an, pesantrian berarti tempat tinggal para santri atau pusat
pendidikan Islam tradisional atau sebuah pondok untuk para siswa muslim sebagai
sekolah agama Islam di Jawa. Sedangkan kata santri yang mula-mula dan
biasanya memang dipakai untuk menyebut murid yang mengikuti pendidikan
Islam. Menurut buku Babad Cirebon. santri berasal dari kata chantrik,
artinya seseorang yang mengabdikan diri kepada seorang guru, dan cantrik ini
selalu mengikuti kemana saja gurunya menetap, dengan tujuan dapat belajar
darinya mengenai suatu keahlian. Kemudian, kata itu diserap ke dalam bahasa
Jawa menjadi santri. Jadilah bentuk kata baru pesantrian (orang Jawa
mengucapkannya pesantren).
2
Jadi, pondok pesantren adalah tempat para santri
belajar agama Islam dan sekaligus tempat menginap, umumnya pengajaran
1
Nurchalis Majid, Bilik-bilik pesantren Potret Sebuah Perjalan, (Jakarta: Paramadina,
1997), cet.1, h. 3
2
Abdurrahman Wahid, Pesantren Masa Depan Wacana Pemberdayaan dan Transformasi
Pesantren, (Bandung: Pustaka Hidayah 1999), cet. 1, h. 133
35
dengan cara non klasikal, dimana seorang kyai mengajarkan agama Islam kepada
santrinya berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh para ulama
terdahulu.
3
Pondok pesantren pada dasarnya tidak menggunakan pembatasan usia
maupun jangka waktu pendidikan. Sesuai dengan pengertian harfiah salah satu
hadits : Uthlubul ilma. Minal mahdi ilalahdi (tuntutlah ilmu, sejak dari buaian
sampai ke liang lahat). Maka pendidikan pesantren itu sesungguhnya adalah
merupakan pendidikan seumur hidup life long education . Seluruh anggota
masyarakat boleh mengikuti dan menjadi santri. Santri boleh belajar sampai kapan
saja. Bila telah merasa cukup dan mampu santri boleh meninggalkan pondok
pesantren.
4
Tumbuhnya pesantren berawal dari keberadaan seorang yang alim
atau Kyai (Jawa), ajengan (Sunda), tengku (Aceh) syaikh (Jambi dan Sumatera
Utara) dan sebutan-sebutan lainnya yang senada dan semakna. Secara fisik, wujud
awal pesantren adalah sebuah mushalla yang biasa disebut orang Jawa (langgar).
Selain digunakan untuk shalat lima waktu berjamaah, tempat ini juga bermanfaat
mengaji ilmu-ilmu keislaman berupa penguasaan bacaan dan tafsir Al-quran,
selanjutnya berkembang menuju kajian atas berbagai kitab kuning. Karena
semakin bertambahnya santri yang akan menuntut ilmu agama Islam, mushalla
yang awalnya kecil itu kemudian diperluas dan akhirnya berubah status menjadi
masjid.
5
Lambat laun komunitas santri mengalami peningkatan yang awalnya
status mereka semuanya adalah santri kalong (tanpa menginap). Akan tetapi,
karena petumbuhan samakin meningkat tidak dari daerah sekitarnya melainkan
3
Zuhairini, dkk, sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000, cet. 1, h. 212
4
Sudjoko Prasodjo. Dkk, Profil pesantren., (Jakarta, LP3S 1974), Cet. 1, h.13
5
Abdurrahman Wahid, Pesantren Masa Depan Wacana Pemberdayaan dan Transformasi
Pesantren, (Bandung: Pustaka Hidayah 1999), cet. 1, h. 133
36
dari luar daerah, maka dibutuhkan penginapan sementara yang mulanya, mereka
ditempatkan di masjid dan kediaman kyai. Kemudian para santri bergotong
royong mendirikan sebuah bangunan yang berupa sebuah bilik-bilik seadanya
untuk menampung para santri yang selanjutnya disebut pondok.
Sama seperti halnya dengan Podok Pesantren Qamarul Hidayah awal
berdirinya Pondok Pesantren Qamarul Hidayah hanya berupa masjid yang
digunakan sebagai kegiatan sehari-hari masyarakat untuk belajar agama Islam dan
persoalan-persoalan yang ada di masyarakat. Kemudian pada tahun 1885
dibangunlah sebuah pondok pesantren untuk santri sebagai asrama bagi santri
yang jauh dari tempat tinggal, Karena tidak bisa menampung lagi msyarakat yang
ingin belajar agama Islam. Setelah KH. Abdul Majid meninggal digantikan oleh
putranya Kyai Qamaruddin, dengan kelebihan dan kewibawaannya, terutama
dibidang ilmu agama Islam. Banyak masyarakat yang ingin memperdalam agama
Islam, karena Kyai Qamaruddin mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang
bersifat umum untuk memberikan kepada warga dan para santri untuk
meningkatkan pendidikan.
Awalnya pondok pesantren lebih terkenal sebagai lembaga pendidikan
Islam saja, lembaga ini hanya dipergunakan untuk dakwah Islam dan tempat
untuk mempelajari agam Islam. Selain itu, juga sebagai tempat melahirkan tenaga
bagi penyiaran agama Islam. Sejak abad ke-20 keadaan pondok pesantren berubah
menjadi modern yang memiliki sarana pendidikan formal. Para pengelola pondok
pesantren menyesuaikan lembaga pendidikan formal dengan manajemen
pengelolaan modern sesusai dengan tuntutan zaman. Pendidikan yang
diberikantidak hanya agama Islam saja, melainkan juga ilmu pengetahuan umum
37
dan penguasaan bahasa asing terutama bahasa Arab dan Inggris.
6
Dalam
sejarahnya pesantren telah mampu mencetak kader-kader intelektual yang siap
untuk mengapresiasikan potensi keilmuannya di masyarakat yang tidak hanya
dikenal potensial, akan tetapi mereka telah mampu mereproduksi potensi yang
dimiliki menjadi sebuah kehlian yang layak jual. Dalam perjalanan misi
kependidikannya, pesantren mengalami banyak sekali hambatan yang sering kali
membuat laju perjalanan ilmiah pesantren menjadi pasang surut.
Maka, untuk menjadi suatu pondok pesantren yang besar, setiap
pondok pesantren tidak akan tumbuh besar begitu saja, melainkan bertahap dari
mulai sedikit demi sedikit dengan kurun waktu yang sangat lama. Maka dari itu,
peranan pondok pesantren cukup besar pengaruhnya dan memegang kunci
jawaban bagi pasang surutnya suatu pondok pesantren. Sebuah pondok pesantren
yang berkembang pesat tidak terlepas dari kemampuan pribadi kyai yang
memimpin pondok pesantren tersebut. Jika penerus atau ahli warisnya menguasai
dengan baik ilmu pengetahuan agama, kewibawaan, keterampilan mengajar, dan
keterampilan bagaimana mengusai manajemen pondok pesantren yang diperlukan
maka unsur pondok pesantren itu akan bertahan lama. Sebaliknya, pondok
pesantren mengalami kemunduran bahkan bisa hilang begitu saja, jika pewaris
atau keturunan kyai yang mewarisinya tidak memenuhi karakter dan persyaratan
tersebut. Jadi, pondok pesantren itu tergantung pada figur kyai yang memimpin
pondok pesantren tersebut.
7
6
Husni Rahim, Madrasah dalam politik Pendidkan di Indonesia, (Ciputat, PT. Logos
Wacana Ilmu, 2005), h. 74
7
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Lintas Sejarah Pertumbuhan dan
Perkembangan, (Jakarata, Raja Grafindo Persada, 1996), cet 1, h. 138
38
Jadi, semua tak terlepas dari peranan seorang kyai sebagai pemegang
otoritas utama dalam pengambilan setiap kebijakan pesantren. Sebagai seorang
top leader, kyai diharapkan mampu membawa pesantren untuk mencapai
tujuannya dalam mentransformasikan nilai-nilai ilmiah (terutama ilmu
keagamaan) terhadap umat. Sehingga nilai-nilai tersebut dapat mengilhami setiap
kiprah santri dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Di
dalam pondok pesantren kyai merupakan elemen yang paling utama dari sebuah
pesantren, bahkan merupakan pendirinya. Sehubungan dengan itu, sewajarnya
jika pertumbuhan suatu pondok pesantren semata-mata bergantung kepada
kepribadian sang kyai.
8
Sejak berdirinya hubungan pesantren dengan masyarakat
yang sudah terjalin dalam pola harmonis. Hal itu mengingatkan bahwa berdirinya
pesantren didukung secara penuh oleh masyarakat. Ini adalah sebuah cermin
betapa figur kyai sebagai pengasuh pesantren dan pengayom masyarakat yang
kehadirannya dapat diterima atau dapat dijadikan panutan. Ini merupakan bukti
yang nyata bahwa peranan sang kyai dalam suatu pondok pesantren sangatlah
berpengaruh terhadap perkembangan pondok pesantren.
Kehadiran sebuah pondok pesantren di tengah-tengah masyarakat tidak
hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai lembaga penyiaran agama
dan sosial keagamaan. Dengan sifatny yang lentur (flexible), sejak awal
kehadirannya, pesantren ternyata mampu mengadaptasi diri dengan masyarakat
serta memenuhi tuntutan masyarakat.
9
Oleh karena itu, keberadaan pondok
pesantren sangat dibutuh oleh masyarakat sekitar maupun msyarakat luas. Hal ini
8
Sindu Galba, Pesantren Sebagai Wadah Komunikasi (Jakarta, PT. Renika Cipta, 1991)cet
1, h. 62
9
Hasbullah, Kapita Selekta Sejarah Islam, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,1996), h. 42
39
telah dirasakan oleh masyarakat Gondang Tugu Trenggalek dengan kehadirannya
Pondok Pesantren Qamarul Hidayah sangat diperlukan sekali dalam kehidupan
sehari-hari ditambah dengan hadirnya sebuah lembaga pendidikan umum yang
awalnya hanya satu buah berupa MI setara dengan SD. Perkembangan
selanjutnya yang dipimpin oleh Mbah Mubin (KH. Chalil Majid) pada tahun 1975
membangun dan membuka jenjang pendidikan lebih setara dengan smp
(Madrasah Tsanawiyah). Pada tahun 1985 Pondok Pesantren Qamarul Hidayah
membangun dan membuka kembali pendidikan yang bersifat umum berupa SMK
(Sekolah Menengah Kejuruan) terdiri atas SMEA dan STM.
A. Latar Belakang Bedirinya
Pondok pesantren yang merupakan bapak dari pendidkan Islam di
Indonesia yang didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Hal
ini bisa dilihat dari perjalanan historisnya, bahwa sesungguhnya pesantren
dilahirkan atas dasar kesadaran kewajiban dakwah Islam yakni menyebarkan
agama Islam sekaligus untuk mencetak kader-kader ulama dan dai.
10
Awal pendirian Pondok Pesantren Qamarul Hidayah yang sekarang
diteruskan oleh KH. Cholil Majid dahulunya hanya berupa sebuah masjid saja
yang didirikan oleh KH. Nur Qaiman sebagai sarana belajar agama Islam. Karena
dahulu masyarakat sudah memeluk agama Islam tetapi belum mengenal Islam
secara mendalam dan di Desa Gondang Kecamatan Tugu belum memiliki pondok
pesantren seperti di daerah-daerah lain yang ada di Kabupaten Trenggalek.
10
Galba, Pesantren sebagai wadah Komunikas, h. 40
40
KH. Nur Qaiman dahulunya adalah salah satu seoarang pengikut
Pengeran Diponegoro yang melarikan diri ke arah timur dan menetap di Desa
Gondang Tugu Trenggalek. Menetapnya beliau di Desa Gondang ini dikarenakan
masyarakat Gondang belum mengenal Islam secara mendalam, banyak dari
mereka yang masih menyediakan sesajen untuk penunggu-penunggu yang
terdapat di pohon atau tempat-tempat keramat. Untuk menangkalnya beliau
melakukan kegiatan dakwah Islam dengan cara pendekatan dalam kurun waktu
yang sangat lama. Kegiatan beliau dalam kesehariannnya adalah berdiskusi
dengan warga yang belum mengenal hukum-hukum Islam secara benar.
11
Perkembangan selanjutnya setelah kepemimpinan KH. Murdiyah dan
KH. Abdul Majid Pondok Pesantren Qamarul Hidayah yang dipimpin oleh Kyai
Qamaruddin melihat keadaan masyarakat yang terbelakang oleh ilmu pengetahuan
umum. Maka Kyai Qamaruddin mendirikan Madrasah Wajib Belajar (MWB)
yang setara dengan Sekolah Rakyat (SR) pada waktu itu dan sekarang telah
dirubah menjadi Sekolah Dasar (SD). Kemudian diteruskan oleh adiknya KH.
Chalil Majid (Mbah Mubin) sampai mendirikan beberapa sekolah formalainnya
seperti MTS, SMEA, STM, MA yang terjangkau oleh masyarakat sekitar dan
terakhir adalah dibukanya STIK ( Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) yang bekerja
sama dengan STIKES Surabaya dan bertempat di Surabaya Jl. Medokan
Semampir Indah No. 95. Dengan adanya lembaga pendidikan masyarakat banyak
terbantu oleh kehadirannya lembaga ini. Hal ini menandakan bahwa pondok
pesantren dan para santri yang terdapat di dalam pondok pesantren bersifat
terbuka, tidak hanya memikirkan hal-hal yang ukhrawi saja melainkan juga
11
KH. Chalil Majid, ketua pimpinan Pon-Pos Qamarul Hidayah, Wawancara Pribadi,
Gondang, 05 Juli 2008
41
bersifat duniawi yang penting mereka menggapi terhadap perkembangn dunis
luar. Hal ini dapat dibuktikan mereka dapat menyesuaikan terhadap zaman yang
semakin maju.
12
B. Tujuan Berdirinya
Sebagaimana kita ketahui bahwa pondok pesantren adalah lembaga
pendidikan swasta yang didirikan oleh seseorang (kyai) sebagai figur central yang
berdaulat menetapkan tujuan pendidikan pondoknya. Suatu pondok pesantren
memiliki tujuan yang tidak tertulis yang berbeda-beda. Filsafat pendidikan
menentukan nilai-nilai apakah yang dijunjung tinggi yang akan dididikan kepada
anak didiknya dengan pelajaran kitab-kitab dan sebagainya dan cara-cara
mencapaiannya. Sedangkan latar belakang ilmiah serta sikap filosofis para kyai
secara individual tidak sama, ada yang luas dan ada yang sempit. Tujuan tersebut
dapat diasumsikan sebagai berikut:
Tujuan Umum: Membimbing anak didik untuk menjadi
manusia yang berkepribadian Islam yang sanggup
dengan ilmu agamanya menjadi Mubaligh Islam
dalam Masyarakat sekitar melalui ilmu dan
amalnya.
Tujuan Khusus: Mempersiapkan para santri untuk menjadi orang
yang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh
12
Galba, Pesantren sebagai wadah Komunikas h. 3
42
kyai yang bersangkutan serta mengamalkannya
dalam masyarakat luas.
13
Tujuan Pondok Pesantren Qamaruk Hidayah adalah membina warga
dan santri agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam,
dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada semua kehidupan serta mendidik
santri untuk menjadi seorang muslim yang bertakwa kapada Allah SWT,
berakhlaq mulia, memiliki kecerdasan, berketerampilan, sehat lahir dan batin.
Adapun tujuan khusus Pondok Pesantren Qamarul Hidayah adalah sebagai
berikut.
1. Mendidik santri untuk menjadikan manusia muslim selaku kader-kader
ulama dan muballigh yang berjiwa ikhlas, tabah, tangguh, wiraswasta
dalam mengamalkan ajaran-ajaran Islam secara utuh dan dinamis.
2. Mendidik santri untuk memperoleh kepribadian dan mempertebal
semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia
pembangunan yang dapat membangun dirinya dan bertanggungjawab
kepada pembangunan bangsa dan negara.
3. Mendidik santri agar menjadi tenaga-tenaga yang cakap dalam berbagai
sektor pembangunan, khususnya pembangunan mental spiritual.
4. Mendidik santri untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat
dalam rangka usaha pembangunan bangsa.
14
13
M. Arifin, M. Ed. Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Jakarta, Bumi Asara,
1995, ed. 2, cet. 3, h. 248
14
KH. Chalil Majid, ketua pimpinan Pon-Pos Qamarul Hidayah, Wawancara Pribadi,
Gondang, 05 Juli 2008
43
Tujuan pendidikan pesantren adalah untuk menciptakan dan
mengembangkan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT, berakhlaq mulia, bermanfaat dan berkhidmat pada
masyarakat, dengan cara menjadi abdi masyarakat. Sebagaimana yang telah
dicontohkan Nabi Muhammad SAW.
15
Tujuan pendidikan pesantren juga diarahkan pada pengkaderan ulama
yang mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam berkepribadian, menyebarkan
agama, menegakkan kejayaan Islam dan umat di tengah-tengah masyarakat, serta
mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian manusia. Serta
meningkatkan pendidikan di masyarakat untuk memberantas buta huruf terutama
para santri yang belum mengetahui pendidikan umum agar para santri dan
masyarakat tidak tertinggal oleh ilmu pengetahuan umum.
Melihat dari tujuan tersebut, jelas sekali bahwa pesantren merupakan
lembaga pendidikan Islam yang berusaha untuk menciptakan kader-kader
muballigh yang diharapkan dapat menerusakan misinya dalam dakwah Islam, di
samping itu juga diharapkan bahwa mereka yang belajar di pesantren menguasai
ilmu-ilmu keislaman yang diajarkan oleh para kyai dan membentuk kepribadian
muslim yang menguasai ajaran-ajaran Islam dan mengamalkannya, sehingga
bermanfaat bagi agama, bangsa dan negara.
16
C. Tokoh Pendiri dan Penerusnya
Kyai Nur Qaiman adalah salah satu pengikut Pangeran Diponegoro
yang melarikan diri ke arah timur yang terletak di desa Gondang Kecamatan Tugu
15
Arsip Yayasan Qamarul Hidayah Tahun 2005/2006
16
Hasbullah. Kapita Selekta Sejarah Islam , h. 44
44
Kabupaten Trenggalek setelah Pangeran Diponegoro tertangkap oleh Belanda dan
kyai Nur Qaiman menetap dan mendirikan sebuah masjid bersama-sama
pengikutnya yang lain.
Di desa Gondang ini melakukan dakwah Islam dan mendirikan sebuah
masjid sebagai tempat ibadah sekaligus sebagai tempat belajar dan tempat untuk
pertemuan guna membahas persoalan-persoalan yang ada di masyarakat pada
waktu itu untuk dipecahkan bersama-sama. Kegiatan ini berlangsung cukup lama
bahkan bertahun-tahun sampai masyarakat menerima Islam secara keseluruhan
sampai beliau meninggal dunia pada tahun 1875.
Setelah Kyai Nur Qaiman meninggal kepengurusan digantikan oleh
putranya Kyai Muhammad Asrari pada tahun 1876, setelah beliau selesai belajar
dari pondok pesantren yang berada di Sidoarjo Gedangan dan Surabaya di Ampel.
Pada masa kepemimpinan Kyai Muhammad Asrari, pesantren bertambah besar
seiring dengan banyaknya masyarakat yang ingin belajar agama Islam. Maka Pada
tahun 1887 di bangunlah sebuah pondok pesantren yang sederhana untuk
penginapan para santri yang dibangun secara bergotong royong agar para santri
yang jauh dari rumah dapat mengikuti belajar dengan tenang. Pada tahun 1925
beliau pergi haji bersama putranya Abdul Majid setelah sepulangnya dari pergi
haji mengubah nama beliau menjadi KH. Murdiyah. Pada usia 50 tahun beliau
meninggal pada tahun 1935 dan digantikan oleh putranya KH. Abdul Majid.
17
Pada kepemimpinan KH. Abdul Majid pondok pesantren mengalami
perubahan besar banyak dilakukan perluasan dan pembangunan pondok pesantren
permanen dari swadaya masyarakat secara bertahap sekaligus peresmian Pondok
17
KH. Chalil Majid, Wawancara Pribadi
45
Pesantren Hidayatul Mubtadiin. Setelah pulang dari haji KH. Abdul Majid
menganjurkan kepada santri untuk menggunakan bahasa arab sehari-hari. Namun
santri yang belajar di pondok ini kebanyak dari luar Desa Gondang seperti
Nglongsor, Kerjo, Tumpuk, untuk masyarakat Gondang sendiri masih sedikit
.Pada tahun 1955-1958 kondisi pondok pesantren sangat memperhatinkan karena
putra beliau masih kecil dan kakak kandung beliau masih belajar di pondok
pesantren di Ploso kediri. Pada usia yang ke-48 pada tahun 1958, KH. Abdul
Majid meninggal dan digantikan oleh putra pertama Kyai Qamaruddin.
Pada kepemimpinan Kyai Qamaruddin ini Pondok Pesantren mulai
dikenal oleh masyarakat luas, karena pada masa kepemimpinan beliau pondok
pesantren sangat disegani dan dihormati. Pada tahun 1963 Kyai Qamaruddin
mendirikan sebuah pendidikan umum namun tidak mengurangi pendidikan yang
bersifat agama yaitu MWB (Madrasah Wajib Belajar) yang setara dengan Sekolah
Rakyat (SR) atau setara dengan Sekolah Dasar (SD) sekarang, sekaligus merubah
sistem pendidikan tradisional (sorogan dan bandongan) menjadi klasik (sistem
perkelas).
Pada perkembangan selanjutnya Kyai Qamaruddin mendirikan
kembali sebuah PGA (Pendidikan Guru Agama) pada bulan April tahun 1965 dan
di tahun itu pula ada tragedi yang dimana para masyarakat merasa ketakutan yang
dilakukan oleh PKI banyak masyarakat yang tidak berani di rumah, mereka semua
mengungsi di Pondok Pesantren Qamarul Hidayah baik itu yang belum belajar
agama Islam mau pun yang sudah belajar dan semua itu dijadikan kesempatan
beliau untuk menyempaikan dakwahnya kepada masyarakat yang sedang
46
mengungsi tersebut.
18
Dalam memimpin pondok pesantren tidak lama hanya
beberapa tahun saja. Karena beliau meninggal ditembak oleh tentara ketika beliau
sedang berpidato di halaman pondok pesntren pada tahun 1965.
19
Pada periode kepemimpinan Mbah Mubin (KH. Chalil Majid)
Pondok Pesantern Qamarul Hidayah mengalami perkembangan yang cukup pesat
ada pula yang menurun. Sejalannya waktu PGA 6 tahun berangsur-angsur
menurun sedikit demi sedikit terutama pada tahun tahun 1975 Mbah Mubin
mendidirikan sebuah Madrasah Tsanawiyah yang setara dengan SMP.
Perkembangan selanjutnya pada tahun 1985 Mbah Mubin kembali membuka
pendidikan yang bersifat umum yang memiliki keterampilan setelah lulus yaitu
SMK yang diantaranya SMEA yang memiliki jurusan sekertaris dan Tata busana
sedangkan STM hanya memiliki jurusan pembangunan saja. Pada tahun 1990an
STM kembali membuka jurusan otomotif dan membuka sekolah madrasah Aliyah
sampai sekarang yang bekerja sama dengan dinas-dinas terkait.
20
1. Pemberian Nama Pondok Pesantren
Pertama kali berdiri Pondok Pesantren Qamarul Hidayah ini hanyalah
sebuah masjid yang bernama Nurul Iman sebagai tempat mengaji dan
mempelajari agama Islam hal ini berlangsung sangat lama sampai KH. Nur
Qaiman meninggal pada tahun 1875, sampai periode kepemimpinan Kyai
18
Mbah Waras, Tokoh Masyarakat, Wawancara Pribadi, Gondang, 14 Juli 2008
19
Mbah Waras, Wawancara Pribadi
20
Ustdz Rahmat Imron, sebagai Bendahara Yayasan Qamarul Hidayah, wawancara Pribadi,
Gondang, 10 Juli 2008
47
Muhammad Asrari (KH. Murdiyah) nama pondok pesantren belum berubah
sampai beliau wafat pada tahun 1935.
Barulah pada masa kepemimpinan KH. Abdul Majid, pondok
pesantren ini dibangun permanen dan diperluas sekaligus peresmian Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadiin yang artinya pengikut yang mendapatkan
petunjuk, jadi masyarakat yang datang dan belajar agama Islam ke Pondok
Pesantren ini akan mendapatkan petunjuk oleh Allah SWT. Pada masa
kepemimpinan KH. Chalil Majid yang tepatnya pada tahun 1975 KH. Chalil
Majid merubah nama menjadi Pondok Pesantren Qamarul Hidayah yang nama
tersebut diambil dari nama Kyai Qamaruddin, karena Kyai Qamaruddin pada
masa hidupnya telah banyak berjuang dan berjasa mendirikan sebuah pendidikan
formal agar para masyarakat dan santri tidak tertinggal oleh pengetahuan umum.
2. Kehidupan Para Santri
Di pondok pesantren fasilitas lengkap telah disediakan baik berupa
asrama atau tempat tinggal para santri, tempat belajar dan sebagainya. Termasuk
juga yang telah dilakukan oleh Pondok Pesantren Qamarul Hidayah yang cukup
maju di Desa Gondang Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek. Suasana
kehidupan santri Qamarul Hidayah terasa longgar sesuai dengan kehidupan di luar
pesantren. Pakaian yang dikenakan oleh santri putra jika di dalam pondok maupun
di luar pondok adalah sarung, baju koko atau kemeja panjang dan peci. Jika keluar
dari pondok dan jaun santri harus menggunakan peci dan celana bahan. Untuk
sekolah pun santri dianjurkan menggunakan peci. Beguti juga santri putri harus
48
memakai jilbab, rok panjang, memakai baju muslim dan tidak beloh
menggunakan celana jens yang ketat.
Kegiatan yang dilakukan oleh santri-santri pondok pesantren ini adalah
pagi hari mereka sekolah formal bagi santri yang tidak sekolah formal harus pergi
ke ladang dan sawah dan sore hari mereka belajar agama Islam atau sekolah
madrasah. Untuk malam hari para santri diwajibkan untuk belajar yang dilakukan
setelah shalat Isya. Bagi santri yang hanya mondok saja mereka harus pergi ke
sawah atau ladang yang telah disediakan oleh pihak Yayasan.
3. Kebijakan Pengurus Dalam Perkembangan Pondok
Kata kebijakan secara umum diartikan kerifan pengelola, dalam ilmu
sosial diartikan sebagai dasar-dasar haluan menentukan langkah-langkah atau
tindakan-tindakan dalam mencapai suatu tujuan sedangkan dari pengertian di atas
dapat diartikan bahwa yang dimaksud dengan kebijakan pengurus (hasil dari
musyawarah pengurus yayasan, keluarga dan tokoh masyarakat) dalam
mengembangkan pesantren. Berarti bentuk dasar yang digunakan oleh pengurus
Pondok pesantren Qamarul Hidayah sebagai pegangan arah dalam pengambilan
keputusan untuk memajukan pesantren kearah yang lebih baik.
Eksistensi pondok yang seiring dengan berjalannya waktu terus
mengalami perubahan kondisi, baik fisik yang berupa bangunan seperti gedung
sekolah, asrama dan panti asuhan yang berasal dari pemerintah mau pun swasta
dan hibah dari lembaga sosial atau organisasi masyarakat. Kibijakan-kebijakan
yang ada di pesantren ini adalah hasil musyawarah para pengurus yayasan
pendidikan Qamarul Hidayah. Kemudian disetujui oleh ketua yayasan, kebijakan-
49
kebijakannya antara lain. Adminitrasi/keuangan misalnya, setelah ada dana BOS
(Bantuan Operasional Sekolah) biaya sekolah ditiadakan yang semula hanya
membayar setengah atau separuh biaya sekolah setiap bulannya.
21
Di samping kebijakan yang bersifat adminitratif untuk para santri,
pihak yaasan telah mengluarkan kebijkan bagi tenaga pendidik dan tenaga ahli
yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan yang akan dididik, kebijakan-
kebijakan tersebut adalah.
1. Tenaga pendidik untuk MI (madrasah Ibtidaiyah) minimal
berpendidikan terakhir SLTA dan diperioritaskan MA. Namun
setelah ada ketetapan pemerintah, maka diperioritaskan bagi
berpendidikan terakhir sarjana atau strata satu.
2. Tenaga Pendidik tingkat SLTP berpendidikan terakhir DIII dan
lebih diperioritaskan sarjana strata satu (S1) bidang pendidikan
3. Untuk tenaga pengajar SMK baik itu SMEA dan STM
berpendidikan terakhir sarjan strata satu (S1) bidang
pembangunan, manajemen, ekonomi, mesin, komputer, dan
4. Untuk tenaga adminitrasi di sekolah diserahkan kepada kepala
masing-masing lembaga tersebut.
5. Tenaga pengajar MD, TPA dan TPQ adalah para alumni sendiri
dan alumni dari pondok pesantren lain dari berbagai lulusan.
22
21
Bahrul Anwar, S. os, MM, Kepala sekolah SMEA, Wawancara Pribadi, Gondang, 16 Juli
2008
22
Bahrul Anwar, S. os, MM, Wawancara Pribadi
50
D. Fasilitas
Tuntutan bagi sebuah percapaian ilmu sangat erat kaitannya dengan
tersedianya sarana dan pra sarana yang representatif. Dalam hal ini upaya kongkrit
telah dilakukan oleh Pondok Pesantren Qamaru Hidayah dengan melakukan
penataan, pelestarian, dan pengembangan dalam bidang sarana dan pra sarana.
Adapun fasilitas atau sarana yang telah disediakan oleh Pondok
Pesatren Qamarul Hidayah adalah.
1. Pondok atau Asrama
Di sinilah para santri dan kyai bersama-sama tinggal dan bekerja sama dalam
rangka memenuhi kehidupan sehari-hari dalam situasi kekeluargaan dan
gotong royong sesama warga pesantren. Pada awalnya pondok pesantren
bukan tempat para santri tinggal atau asrama, melainkan untuk pembelajaran
dan tempat latihan para santri untuk mandiri dalam masyarakat. Dalam
perkembangan selanjutnya, pada masa sekarang ini, pondok tampaknya lebih
menonjol fungsinya sebagai tempat pemondokan atau asrama, dan setiap
santri dikenakan biaya untuk pemeliharaan pondok tersebut.
23
Untuk asrama
putra berada di lantai tiga satu gedung dengan gedung MTS Qamrul Hidayah.
Jumlah kamar yang ada hanya sepuluh kamar yang masing-masing berukuran
5x4 dan bisa dihuni 15 orang. Untuk asrama putri terpisah dan tidak jauh dari
kediaman KH. Cholil Majid yaitu dekat dengan rumah warga sekitar.
2. Tempat Ibadah atau Masjid
23
Hasbullah, Kapita Selekta Sejarah Islam, h. 47
51
Masjid adalah sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar dan mengajar. Masjid
merupakan sentral pesantren karena di sinilah pada tahapan awal bertumpu
seluruh kegiatandi lingkungan pesantren, baik yang bersifat beribadahan,
Itikaf dan juga kegiatan belajar dan mengajar.
24
Di Pondok Pesantren
Qamarul Hidayah masjid merupakan unsur kedua dalam pondok pesantren,
selain sebagai tempat shalat lima waktu juga sebagai tempat belajar para santri
dengan kyai dalam pangajian kitab-kitab kuning. Dahulu Masjid ini hanya
bisa menampung sekitar 150 orang jamaah, kemudian pada tahun 1887 di
bugar dan diperluas yang awalnya hanya 10x7 m dirubah menjadi 10x12 m
yang bisa menampung sekitar 300 jamaah. Dalam perkembangan selanjutnya,
masjid tidak hanya digunakan sebagai ibadah tetapi sebagai kegiatan sehari-
hari santri yang meliputi, Muhadharah (pidato), diskusi, dan tempat belajar
santri pada malam harinya. Namun setelah ada gedung sekolah senua kegiatan
dipusatkan di madrasah hanya beberapa kegiatan saja yang masih di lakukan
di masjid diantaranya pengajian kitab kuning, pidato dan diskusi.
3. Gedung sekolah
Gedung sekolah adalah paling utama, karena tanpa gedung sekolah para santri
tidak dapat belajar dengan tenang dan nyaman walaupun terdapat masjid.
Perkembangan berikutnya, masjid yang dahulunya untuk tempat ibadah dan
sebagai tempat belajar mengajar tidak cocok lagi untuk kegiatan belajar
mengajar. Maka pondok pesantren membangun sebuah gedung sekolah
sebagai tempat belajar mengajar santri teruma pada pagi hari digunakan untuk
24
Yasmadi, M. A. Modernisasi Pesantren Kritik Nur Chalis Majid Terhadap Pendidikan
Islam Tradisional, (Jakarta, Ciputat Press, 2002), h. 65
52
sekolah formal dan sore harinya di pakai untuk pendidikan nonformal.
Awalnya Gedung ini hanya berupa gedeg (anyaman bambu) yang luasnya 7x4
m, dan dibagi menjadi lima kelas. Seiring dengan waktu gedung ini berubah
menjadi bangunan yang permanen hasil dari swadaya masyarakat sekitar
pondok yang sekarang peninggalannya masih ada yang masih kokoh berdiri
di tempati oleh siswa STM. Saat ini Pondok Pesantren Qamarul Hidayah
memiliki gedung sekolah masing-masing berjumlah dua belas kelas untuk MI,
empat belas kelas untuk MTS dan untuk SMK baik STM dan SMEA
berjumlah tiga belas kelas.
4. Lapangan
Sarana lapangan sebagai penunjang aktifitas santri sehari-hari selain di dalam
rungan. Lapangan sangat berguna sekali untuk aktifitas santri mulai dari
bermain, olah raga, dan kegiatan pengajian akbar seperti Maulid Nabi, Isra
Miraj, hari-hari peringatan besar Islam dan Haflah Muwadaah atau
Khataman Al-Quran yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali yang
sering dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Qamarul hidayah.
5. Unit Usaha dan keterampilan
Dari semua pondok pesantren memiliki sebuah badan usaha yang berupa
koppontren, wartel, dan lain-lain, tidak kecuali dengan Pondok Pesantren
Qamarul Hidayah. Pondok ini memiliki beberapa unit usaha yang diantaranya
koppontren yang menjual berbagai kebutuhan masyarakat dan para santri,
wartel, foto copy, dan keterampilan. Keterampilan ini bertujuan untuk
meningkatkan dan mengembangkan para santri sebagai bekal mereka setelah
53
lulus dari pondok yang kesemuanya berjalan dengan baik dan beberapa unit
keterampilan yang diantaranya seperti: bengkel, menjahit dan pertanian.
6. Ruang Komputer
Ruangan komputer ini adalah fasilitas penunjang untuk para santri yang akan
belajar dan mengakses komputer. Ruangan komputer ini luasnya sekitar
kurang lebih 7x5 m dan jumlah komputer yang dimiliki oleh Pondok
Pesantren Qamarul Hidayah tiga puluh unit komputer yang diantaranya rusak
berjumlah sepuluh unit sedangkan jumlah santri yang belajar setiap satu kali
dalam seminggu ini berjumlah empat puluh santri. Jadi, satu unit komputer di
pegang dua orang. Untuk mengatasi ini, pihak yayasan telah membuat
proposal untuk pembenahan komputer yang rusak. Ruangan komputer ini
terletak di bawah asrama putra di depan ruangan ini terdapat rumah KH.
Chalil Majid, kantor Madrasah Tsanawiyah dan kantor Pondok Pesantren
Qamarul Hidayah.
7. Perpustakaan
Perpustakaan merupakan sarana penting lainnya yang dapat memberikan
manfaat kepada para santri untuk meningkatkan wawasan berfikir selain itu,
diharapkan adanya keinginan dari para santri untuk meluangkan waktunya dan
membiasakan diri membaca buku, karena dengan hal itu sangat berpengaruh
positif bagi perkembangan ilmunya.
Perpustakaan di Pondok Pesantren Qamarul Hidayah telah ada sejak tahun
1990an, walau pun tempatnya masih menyatu dengan kantor MTS dan
54
keberadaan bukunya pun hanya sedikit sekali berkisar enam puluhan dengan
jenis buku tetang pengetahuan umum, kitab-kitab dan hukum-hukum Islam.
Sampai sekarang perpustakaan kondisinya masih tetap menyatu dengan kantor
MTS, namun tidak seperti dahulu pintu masuk ke perpustakaan harus
melewati ruang kantor tetapi sekarang pintunya telah dirubah ke lain arah agar
para santri bisa menggunakan perpustakaan.
55
BAB IV
PONDOK PESANTREN QAMARUL HIDAYAH DAN
PERANANNYA DALAM PENINGKATAN PEDIDIKAN
MASYARAKAT GODANG
Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional yang
berada di Indonesia. Dalam perjalan sejarah Indonesia, pesantren telah
memainkan peranan yang benar dalam usaha memperkuat iman, meningkatkan
ketakwaan, membina akhlak mulia, dan pusat pengembangan masyarakat serta
mengembangkan swadaya masyarakat muslim di Indonesia. Pesantren merupakan
lembaga pendidikan yang unik, tidak saja karena keberadaannya yang sudah lama
, tetapi juga karena kultur, metode, dengan jaringan yang dimiliki oleh lembaga
pendidikan tersebut, karena itulah pesantren desebut sebagai sub-kultur
masyarakat Indonesia, khususnya Jawa.
1
Pondok pesantren juga sebagai lembaga pendidikan Islam yang
Indigenous di tanah air sangat berjasa dalam melahirkan generasi handal disetiap
kurun zaman yang tersebar di seluruh Nusantara. Yang tentunya telah melahirkan
benyak pemimpin di negeri ini baik pemimpin yang duduk dalam pemerintahan
maupun bukan.
2
Berkata demikian tidaklah berlebihan dengan membuka kembali
lembaran sejarah nasional yang mencatat sejumlah sosok penting produk
pesantren seperti dalam sejarahnya pesantren telah mampu mencetak kader-kader
1
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup
Kyai, (Jakarta: LP3S, 1984), cet.6, h. 18
2
M. Dawam Raharjo, Pergulatan Pesantren dari Bawah (Jakarta: P3M,
1985), cet.1 h. 17
56
handal yang tidak hanya dikenal potensial, akan tetapi mereka telah mampu
mereproduksi potensi yang dimiliki menjadi sebuah keahlian yang layak jual.
Seperti halnya di era pertama munculnya pesantren, yaitu pada masa
kepemimpinan wali songo pesantren telah mampu melahirkan kader-kader seperti
Sunan Kudus (Fuqoha), Sunan Bonang (Seniman), Sunan Gunung Jati (Ahli
Strategi Perang), Sunan Drajat (Ekonom), Raden Fatah (Politikus dan
Negarawan), dan wali-wali yang lain. Mereka telah mampu menundukkan
dominasi peradaban majapahit yang telah berkuasa selama berabad-abad, yang
dikenal sebagai suatu kerajaan dengan struktur pemerintahan dan pertahanan
negara yang cukup disegani dikawasan Asia tenggara. Sejak awal perjuangan
kemerdekaan sampai sekarang telah tampil tokoh-tokoh diberbagai bidang yang
cukup berpengaruh.
3
Maka tidak heran sekarang ini banyak lulusan pondok
pesantren yang peranannya cukup diperhitungkan di masyarakat. Banyak lulusan
pesantren yang menguasai beberapa bidang terutama bahasa asing (bahasa Arab
dan bahasa Inggris).
Pendidikan Islam mulai bersemi dan berkembang pada awal abad ke-
20 masehi dengan adanya berbagai pembenahan untuk meningkatkan mutu
kualitas pendidikannya. Berbagai sekolah-sekolah formal mulai tingkat dasar
sampai perguruan tinggi didirikan yang dimaksudkan untuk merespon tuntutan
zaman. Sehingga, berbagai pesantren malakukan kompetisi dalam menyediakan
lembaga-lembaga pendidikan untuk merespon kebutuhan tersebut. Hal ini
3
Amin Haedar, ed. Tranformasi Pesantren Pengembangan Aspek
Pendidikan, Keagamaa dan Sosial, (Jakarta: LekDis dan Media Nusantara, 2006),
cet. 1, h. 124
57
dibuktikan dengan banyaknya lembaga-lembaga pendidikan pesantren yang
memiliki perguruan tinggi dari tingkat diploma sampai dengan pasca sarjana.
Peranan Pondok Pesantren Qamarul Hidayah dalam meningkatkan
pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan di masyarakat
Gondang dari awal berdiri sampai sekarang. Peranan yang dilakukan oleh Pondok
Pesantren Qamarul Hidayah sangatlah membantu masyarakat dalam peningkatan
pendidikan yang pada awalnya masyarakat Gondang tidak mengetahui ilmu
pengetahuan umum, hanya sedikit masyarakat yang mengetahui ilmu pengetahuan
umum dan dapat dihitung.
Maka, dari pihak Pondok Pesantren Qamarul hidayah terlebih dari kyai
Qamaruddin membangun sekolah dasar yang disebut MWB (Madrasah Wajib
Belajar) setara dengan Sekolah Dasar (SD) dan PGA (Pendidikan Guru Agama) 6
tahun. Pada masa berikutnya pada periode KH. Cholil Majid peranan Pondok
Pesantren Qamarul hidayah semakin nyata dengan di bangunnya beberapa sekolah
tingkat menengah dan tingkat atas baik yang bersifat umum tapi tidak
meninggalkan pendidikan agama, ini terbukti dari alumni-alumni yang telah lulus
dari mereka banyak yang menjadi guru, PNS, POLRI, TNI, dan lain sebagainya.
Tentunya keberadaan Pondok Pesantren Qamarul Hidayah terhadap
masyarakat sangat berarti sekali, khususnya dalam bidang pendidikan, karena
Pondok pesantren Qamarul Hidayah didirikan bertujuan membentuk manusia
yang bertaqwa, berakhlaqul karimah, berilmu, kreatif, aktif, semangat, cakap,
berguna bagi agama, bangsa dan negara. Disamping itu, santri diharapkan
sekurang-kurangnya membekali diri dan mampu meraih kemampuan tentang
agama Islam.
58
A. Sebagai Pusat Pencerahan Intetelektual Melalui Pendidikan
Pesantren sebagai pusat pencerahan intelektual melalui pendidikan
mempunyai kemiripan antara satu dengan yang lainnya. Pesantren memiliki
sistem dan kurikulum pendidikan sendiri. Materi yang diberikan di pesantren
secara umum meliputi hadits, tauhid, nahwu, sharaf dan kitab-kitab tasawuf.
Dalam tingkat pendidikan yang ada di pesantren, hampir semua pesantren
memiliki kesamaan dengan pesantren yang lainnya. Pesantren selain berfingsi
sebagai lembaga dakwahdan sosial, juga berfungsi lembaga pendidikan formal
dan pendidikan non formal yang secara khusus mengajarkan agama yang sangat
kuat.
Di Pondok Pesantren Qamarul Hidayah ada dua jenis pendidikan yang
berupa pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Untuk pendidikan
formal mengikuti kurikul Departemen Agama dan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan yang meliputi Madrasah Ibtidaiyah (MI). Madrasah Tsanawiyah
(MTS), Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Sedangkan pendidikan non formal pondok pesantren ini memiliki Madrasah
Diniyah dan pengajian kitab kuning yang dilakukan pada sore hari.
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat manusia, sampai
kapan dan dimanapun manusia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab
tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang.
Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya
melelui atau dengan cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.
59
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan dan menata
keberhasilan pembangunan nasional. Berhasilnya pembangunan tidak terlepas dari
kualitas SDM yang unggul, sebagai upaya yang harus ditempuh yaitu melalui
pendidikan yang memadai untuk mencapai tujuan tersebut harus ada sarana
pendidikan atau lembaga pendidikan dan alat pendidikan, guru, dan peserta didik.
Sedangkan pendidikan itu sendiri sudah merupakan kegiatan atau aktifitas antara
pendidik dengan peserta didik. Pada umumnya pendidikan berlangsung di sekolah
yang disebut pendidikan formal, walaupun demikian pendidikan yang
berlangsung di luar sekolah atau pendidikan nonformal pun masih dapat
dikelompokkan ke dalam aktifitas pendidikan karena bentuk dan kegiatannya
hampir sama dengan pendidikan yang dilakukan di sekolah.
Lembaga pendidikan Islam adalah madrasah yang pada awalnya
terlahir sebagai wadah untuk memenuhi masyarakat yang tidak dapat dipenuhi
oleh pesantren melalui kajian Islam, ketrampilan dan ilmu pengetahuan yang
diselenggarakan di Masjid atau surau. Pada masa berikutnya penyelenggaraan
pendidikan menggunakan sistem kurikulum yang telah tertata rapi.
4
Madrasah
sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang
seiring dengan masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia.
Madrasah tersebut telah mengalami perubahan jenjang jenis seirama
dengan dengan perkembangan bangsa Indonesia, semenjak masa kesultanan, masa
penjajahan, masa kemerdekaan. Perkembangan tersebut telah mengubah
4
Husni Rahim, Madrasah Dalam Politik Pendidikan di Indonesia, (Cuputat,
PT. Logos Wacana Ilmu, 2005), h.75
60
pendidikan yang awalnya berupa pangajian di rumah terus meningkat dan pindah
di surau dan berkembang di bangunan sekolah yang kita kenal sekarang madrasah.
1. Pendidikan Non Formal
Sebagaimana pada umumnya pondok pesantren di Indonesia awal
berdirinya pondok pesantren Qamarul Hidayah juga memakai sistem tradisional
atau yang terkenal dangan sistem salafiyah. Hal ini terjadi pada Pondok Pesantren
Qamarul Hidayah pengajaran yang lazim dipergunakan di pesantren seluruh
Indonesia meliputi :
a) Wetonan, istilah ini menurut sejarahnya berasal dari kata
wektu (Jawa), dinamakan demikian karena pelajaran itu
diberikan pada waktu-waktu tertentu. Metode ini sering juga
disebut dengan bandongan
b) Sorogan, yaitu dengan cara seorang santri menghadap guru
satu per satu dengan membawa kitab yang akan dikaji. Istilah
sorogan ini berasal dari kata sorog (Jawa), yang berarti
menyodorkan kitabnya ke hadapan kyai atau gurunya. Pondok
Pesantren Qamarul Hidayah dalam menggunakan kitab
pelajaran sama halnya dengan pesantren-pesantren pada
umumnya di Indonesian yaitu memakai kitab-kitab klasik
karangan ulama terdahulu.
5
5
KH. Chalil Majid, Pimpinan Pon-Pes Qamarul Hidayah, Wawancara,
Gondang, 05 Juli 2008
61
Selain sorogan dan bandongan atau weton, Pondok Pesantren Qamarul
Hidayah juga memiliki beberapa pendidikan Islam yang non formal yang
dilakukan pada sore hari yaitu diantaranya :
TPA/TPQ
TPA dan TPQ ini yang dilaksanakan pada setiap hari pada waktu
siang hari jam 2.30 dan libur pada hari Minggu. Tujuan berdirinya
TPA/TPQ ini adalah agar anak-anak pada usia dini dapat mengerti
dan memahami hukum Islam sejak usia dini. Tujuan utamanya
adalah anak-anak dapat membaca Al-Quran, memahami hukum-
hukum Islam dan bisa menulis Arab.
Madrasah Diniyah (Madrasah Tarbiyatul Mualimin wal
Mualimat)
Madrasah ini dilaksanakan pada waktu siang hari pada jam 2.00
sampai sore jam 4.00 Seperti yang terdapat di kebanyakan pondok
pesantren di Indonesia memiliki madrasah, madrasah ini terbagi
menjadi beberapa kelas dari awal sampai selanjutnya. Sama
halnya dengan di Pondok Pesantren Qamarul Hidayah madrasah
dibagi menjadi beberapa kelas dar tingkat awal sampai atas.
Pelajaran yang diberikan disesuiakan dengan kelas yang dibagi-
bagikan yang diantaranya adalah Fiqh, Nahwu, hadits, bahasa
Arab, Tarikh, Tauhid dan Tajwid, lihat tabel IV, di bawah ini.
62
TABEL IV
Daftar mata Pelajaran Diniyah
Tahun 2005/2006
KLS I KLS II KLS III KLS IV KLS V KLS VI
tajwid Bahasa
Arab II
Bahasa
Arab III
Jurumiyah Fathul
Qarib
Fathul
Muin
Mabadzi
fiqh I-II
Mabadzi
Fiqh III
Asy-
Syabarawi
Salamut
Taufiq
Imrithi Al-
Fiyatabni
Malik
Bahasa
Arab I
Nahwu
Jawi
Mabadzi
Figh IV
Qawa
idush
Sharafiyah
Arbainu
Nawawi
Tijan Al-
Daruri
Khod
Jawi/
pegon
Talim
Muta alim
Jawahirul
Kalamiyah
Khulashah
Nurul
Yaqin
Nazhamu
Al-
Maqshudu
Safinah
An-najah
2. Pendidikan Formal
Sealain pendidikan non formal, di Pondok Pesantren Qamarul Hidayah
juga melakukan kegiatan dalam rangka meningkatkan pendidikan di masyarakat
63
Gondang dengan mengadakan pendidikan formal. Maka di bangun sebuah
lembaga pendidikan di bawah pengawasan KH. Chalil Majid.
Pada periode Kyai Qamaruddin pondok pesantren ini baru memiliki
lembaga pendidikan yang besifat umum yang didirikan pada tahun 1963 berupa
MWB (Madrasah Wajib Belajar) selama 6 tahun yang setara dengan Sekolah
Dasar (SD), sebelum Kyai Qamaruddin meninggal, beliau sempat mendirikan
PGA (pendidikan Guru Agama) 6 tahun pada tahun 1965 dan berkembang sampai
tahun 1970an.
Meskipun pondok pesantren ini jauh dari perkotaan, namum tidak
kalah dengan kota lain yang terdapat banyak jenis pendidikan. Setelah ada
ketetapan dari pemerintah yaitu SKB 3 Menteri, antara lain Menteri Dalam
Negeri, Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun
1975, maka pondok pesantren membuka jenjang pendidikan yang setara dengan
SMP (Madrasah Tsanawiyah).
Madrasah Ibtidaiyah ini meneruskan yang telah ada sebelumnya yaitu
MWB (Madrasah Wajib Belajar). Madrasah Ibtidaiyah ini sama seperti sekolah
umum pada umumnya, namun pelajarannya ditambah dengan pelajaran yang
bersifat agama. Yang menjabat sebagai staf kantor MI Qamarul adalah:
Kepala Sekolah : Hj. Murdiyati, S.ag
Wakil kepala Sekolah : Imaratussaadah, S.pd.I
Sekertaris I : Mujahit S. pd
Sekertaris II : Sri Yuwana S.pd
Bendahara I : Sutrini, A.Ma
Bendahara II : Maselahatun, A.Ma
64
Tujuan pendidikan MI Qamarul Hidayah ini adalah membantu
masyarakat sekitar dalam peningkatan pendidikan, membentuk pribadi-pribadi
yang taat beragama yang beraqidah serta berakhlak mulia.
Untuk Tsanawiyah pengganti dari PGA yang lambat laun
perkembangannya mulai menurun dari mulai tahun 1970-1978. Maka di
bangunlah sekolah menengah pertama pada tanggal 1 april 1975 dan dibuka pada
tanggal 13 juli 1975. Pembangunan madrasah ini memiliki jutuan membantu para
orang tua yang tidak mampu menyekolahkan anak-anak mereka, agar mereka
dapat belajar, mengaksesnya komputer, memiliki keahlian berbahasa asing, dan
mereka dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi serta memiliki kepribadian
yang tinggi, mulia, bersih dan melaksanakan kewajiban sebagai umat Islam. Yang
menjabat sebagai kepala sekolah adalah:
Kepala Sekolah : Saiful Islam, S. Sos
Wakil Kepala sekolah : Ahmad Saikhu, S. Pd
Sekertaris I : Dian Noviayanti
Sekertaris II :Wiji Salamah, A. Ma
Bendahara : Ali Maskur, A. Ma
Bendahara : Musringah
Madrasah Tsanawiyah ini paling unggul dari pada Madrasah dan SMK
dibawah naungan Yayasan Qamarul Hidayah.
Pada tahun 1984 KH. Chalil Majid mendirikan sebuah sekolah yang
bersifat umum yang berupa SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang terdiri atas,
SMEA yang memiliki beberapa jurusan seperti Tata Busana, Sekertaris dan STM
yang memiliki jurusan pembangunan. Tujuan pendirian SMK ini adalah : Turut
65
serta menunjang pembangunan nasional di bidang pendidikan dan menyediakan
pendidikan yang terjangkau bagi masyarakat serta terselenggaranya pendidikan
yang berorentasi pada pembentukan siswa-siswi siap kerja di dunia industri,
menyiapkan semangat para siswa untuk mengembangkan ilmunya secara otodidak
karena mereka telah mengerti konsep-konsep dasar tentang belajar wirausaha
sekaligus mengembangkan semangat kewirausahaan dan kepemimipinan.Yang
menjabat sebagai kepala sekolah SMEA yaitu:
Kepala Sekolah :Bahrul Anwar, S.os, MM
Wakil Kepala Sekolah : Drs. Suwito
Sekertaris I : Suyarto
Sekertari II : Niken Puspita
Bendahara : Yuniatus Zahra
6
Untuk mengantisipasi persaingan global khususnya dalam pendidikan
formal Pondok pesantren Qamarul Hidayah telah membuka progam baru yang
sebelumnya telah ada dan dikembangkan lagi dengan membuka progam baru
yaitu:
a. Pondok Pesantren Qamarul Hidayah membuat sebuah unit
unggulan dengan dibukanya jurusan baru pada STM yaitu
jurusan otomotif. Hal ini memang dilakukan karena dari
pihak pondok sendiri menginginkan para santrinya setelah
keluar dan berada di tengah-tengan masyarakat nanti, menjadi
6
Bahrul Anwar, S. os, MM, Kepala sekolah SMEA, Wawancara Pribadi,
Gondang, 16 Juli 2008
66
professional di bidangnya. Dan yang terpenting adalah
mereka benar-benar menjadi seoarang ahli dan juga
agamawan (faham terhadap agama). STM ini berdiri sekitar
tahun 1990an.
b. MA Qamarul Hidayah unggulan yang memiliki keunggulan
dalam mengusai bahasa Arab secara aktif dan setidaknya
mengusai kitab-kitab kuning dan mengusai bahasa Inggris.
Sehingga setelah lulus diharapkan mereka dapat melanjutkan
ke perguruan tinggi baik itu negeri maupun swasta yang
terdapat di Indonesia. Setidaknya mereka yang tidak dapat
melanjutkan pendidikan ke pergurian tinggi mereka mampu
menjadi pemimpin dan menjadi tokoh masyarakat di
daerahnya masing-masing. MA Qamarul Hidayah ini berdiri
pada tanggal 11 juli tahun 1995.
c. Peguruan tinggi.
Perguruan tinggi ini baru berdiri pada tahun 2007 yang
bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Surabaya (STIKES) dan didiselenggarakan oleh Yayasan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Indonesia di Bangkalan
yang bertempat di Surabaya, tetapi belum dibuka
pendaftarannya. Baru tahun 2009 STIK dibuka. Progam-
progam Studi yang di laksanakan oleh STIK adalah :
- D3 Kebidanan
- Ilmu Gizi
67
- S1 Keperawatan
3. Ekstra kurikuler
Ekstra kurikuler di Pondok Pesantren Qamarul Hidayah telah
berjalan lama dan ada yang baru di antaranya adalah:
Komputer
Progam ini telah dilakukan Pondok Pesantren Qamarul Hidayah
dengan mewajibkan seluruh siswa Madrasah Tsanawiyah untuk
mengikuti kegiatan ini, agar dapat menguasai dan mengoprasikan
komputer walaupun hanya tingkat dasar dan bertahap. Para santri
diharapkan mahir sampai tingkat lanjutan karena ilmu tersebut
memang sangat penting di zaman sekarang ini. Namun, kursus
komputer ini hanya diperioritaskan untuk siswa-siswi MTS saja.
Bahasa Asing
Progam ini telah berlangsung sejak pemerintah menetapkan nilai
ujian nasional naik pada tahun 2004, maka pondok berinisiatif untuk
mengadakan kursus bahasa asing terutama bahasa Inggris dan bahasa
Arab. Agar para santri menguasai bahasa asing secara fasih bisa
bercakap dan menulis. Namun sayangnya, bahasa asing ini tidak
digunakan para santri dalam kegiatan sehari-hari atau tidak
digunakan untuk percakapan sehari-hari, tidak seperti di pondok
68
lainnya yang telah menggunakan bahasa asing setiap hari dalam
kegiatan.
Muhadharah
Pelatihan dakwah lisan ini berbentuk pidato, acara ini wajib diikuti
pleh para santri yang dilaksanakan pada setiap hari kamis malam
Jumat setelah bada isya. Setiap santri mendapat giliran untuk tampil
di depan dengan membawa materi dakwah yang disampaikannya.
Dibaiyah
Acara ini adalah membaca syair-syair secara bersama-sama dengan
dilagukan yang khas pada tiap-tiap baitnya. Adapun isi dari kitab
berzanji itu adalah menceritakan tentang riwayat Nabi Muhammad
Swa sejak lahir sampai meninggal dunia.
Olah Raga
Pondok Pesantren Qamarul Hidayah memang dalam olah raga sedikit
maju karena pernah menjuarai bola volly putra sekabupaten. Selain
bola volly masih ada yang lainnya seperti sepak bola, sepak takraw,
bulu tangkis.
Selain ekstra kurikuler yang di atas masih banyak kegiatan lainya
seperti halnya, Pramuka, Drum band, menjahit, kaligrafi, qiraah dan lain-lain.
Bagi para santri yang tidak sekolah pada pagi harinya, mereka diwajibkan untuk
pergi keladang atau sawah yang telah disediakan oleh pihak Pondok Pesantren,
agar mereka mnengetahui tentang pertanian tidak hanya itu,. Pondok Pesantren
69
Qamarul Hidayah juga menyediakan para santri putri yang tidak sekolah untuk
memiliki keterampilan menjahit.
Eksistensi Pondok Pesantren Qamarul Hidayah yang seiring
berjalannya waktu terus mengalami perubahan kondisi, baik itu fisik yang berupa
bangunan seperti Gedung-gedung sekolah yang berasal dari berbagai bantuan
pemerintah dan dari lembaga atau organisasi-organisasi masyarakat dan
meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan
pihak yayasan telah membuka bagi tenaga pendidik untuk mendidik para santri
Pondok Pesantren Qamarul Hidayah terutama mereka yang tingkat terakhir
pendidikannya adalah sarjana pendidikan atau srata satu (S1). Data Pondok
Pesantren Qamarul Hidayah menyebutkan pada tahun 2004 jumlah santri yang
belajar mencapai 2173 santri, lihat tabel V, di bawah ini.
Jumlah Santri Pada tiap Jenjang Pendidikan Formal dan non
formal pada tahun 2004/2005
Pendidikan Formal
No Jenjang Pendidikan Jumlah Siswa Jumlah
Laki-laki perempuan
1 MI Qamarul Hidayah 105 111 216
2 MTS Qamarul Hidayah 165 185 350
3 MA Qamarul Hidayah 78 63 141
4 SMK Qamarul Hidayah (STM) 160 - 160
5 SMK Qamarul Hidayah (SMEA) 21 149 170
Jumlah 529 508 1037
70
Pendidikan Non formal
No Jenjang pendidikan Jumlah santri Jumlah
Laki-laki perempuan
1 TPA/TPQ Qamarul Hidayah 59 63 122
2 MTM Qamarul Hidayah 242 215 457
3 Pondok Pesantren 170 180 350
4 Panti Asuhan 70 80 150
5 Pengajian Kitab kuning 32 25 57
Total 573 563 1136
Sebagai pusat pencerahan intelektual umat di bidang pendidikan yang
sedang berkembang di Desa Gondang Tugu Trenggalek tidak saja terkenal dalam
ruang lingkup desa atau kecamatan Tugu. Melainkan reputasi sebagai pusat
intetlektualnya juga telah diakui oleh beberapa kawasan di seluruh Nusantara
seperti:Tulungagung, Ponorogo, Surabaya, Jakarta, dan Lampung.
B. Sebagai Pusat Kesejahteraan Umat Melalui Pemanfaatan Unit Usaha dan
ketrampilan
71
Pada saat ini, Pesantren Qamarul Hidayah memiliki beberapa usaha
yang dikembangkan dari modal yang berasal dari dana pesantren dan keluarga
kyai. Prinsip yang yang dipakai dalam melaksanakan usaha-usaha ini adalah
dengan modal yang sedikit bisa meraih keuntungan yang sebesar-besarnya.
Berdasarkan prinsip ini, para santri diharapkan memiliki agar usaha bisa bertahan
dan berkembang. Keuntungan yang diperoleh nantinya dapat dialokasikan untuk
kelancaran proses pendidikan pondok pesantren. Usaha-usaha yang dikelola oleh
para santri adalah:
Awalnya Pondok Pesantren Qamarul Hidayah hanya memiliki satu
unit usaha yang berupa wartel, itu pun belum berkembang seperti sekarang. Unit
usaha yang pertama kali dirintis oleh Pondok Pesantren Qamarul Hidayah ini
adalah wartel, karena masyarakat sangat membutuhkan sarana untuk berkomukasi
jarak jauh (inter lokal) dan dekat (lokal) sebelum adanya Hand phane masuk
pedesaan.
Dengan berjalannya waktu yang cukup lama usaha yang dirintis oleh
pondok pesantren ini, lambat laun menjadi besar. Setelah membuka wartel pondok
pesantren ini membuka foto copy. Dengan adanya foto copy ini masyarakat tidak
perlu jauh-jauh untuk foto copy pelajaran atau berkas-berkas lainnya. Karena
kebutuhan masyarakat meningkat, maka di bangun sebuah toko besar yang di
dalamnya tidak hanya foto copy dan wartel saja, melainkan menjual peralatan
sekolah, kantor, dan kitab-kitab yang dibutuhkan para santri dan masyarakat
sekitar. Dahulu sebelum ada toko keperluan-keperluan para santri biasanya
dipenuhi oleh masyarakat sekitar pondok saja dan bila ingin membeli buku atau
kitab mereka pergi ke kota terlebih dahulu. Perkembangan selanjutnya, unit usaha
72
pondok pesantren semakin bertambah dengan adanya selip padi dan potong kayu,
masyarakat tidak perlu jauh-jauh pergi untuk menyelipkan gabahnya untuk
dijadikan beras.
7
Selain itu, pondok pesantren Qamarul Hidayah juga memiliki koperasi
pondok pesantren (koppontren) yang digunakan bukan untuk para santri saja
melainkan untuk masyarakat sekitar pondok pesantren. Dahulu sebelum ada
koperasi para santri dan masyarakat biasanya pergi untuk membeli keperluan tani
dan sebagainya. Memang koperasi juga mempunyai tempat sangat penting.
Hampir semua pesantren memiliki sebuah koperasi untuk melayani mereka dan
bahkan koperasi ini mulai diminati oleh masyarakat sekitar pesantren itu sendiri.
Pada tahun 1970an pemerintah mendukung sepenuhnya dengan adanya koperasi
di pondok pesantren untuk pengembangan ekonomi baik untuk pesantren maupun
untuk masyarakat sendiri.
8
Koperasi di Pondok Pesantren Qamarul Hidayah juga
didukung oleh pemerintah daerah karena Koppontren ini mendapat kucuran dana
dari pemerintah setempat untuk penambahan modal dan biaya sekaligus untuk
simpan pinjam bagi masyarakat sekitar pondok. Koperasi ini menyediakan bahan
seperti pupuk, bibit padi, jagung, cabe dan ketimun.
Kantin pesantren. Kantin ini menyediakan aneka makanan dan
minuman siap saji yan setiap saat dibutuhkan oleh santri. Penngadaan kantin di
dalam Pondok Pesantren Qamarul Hidayah dimaksudkan untuk mencari
keuntungan dan mengurangi kebiasaan santri keluar pondok.
7
KH. Chalil Majid, Wawancara Pribadi
8
Kuntowijoyo, ed. Paradigma Islam Intrepretasi Untuk Aksi, (Bandung,
Mizan, 1999), cet. VII, h. 260
73
Di Pondok Pesantren Qamarul Hidayah juga terdapat beberapa unit
keterampilan untuk para santri. Keterampilan ini berguna untuk para santri baik
yang santi mukim atau pun santri kalong. Dengan adanya keterampilan ini
diharapkan para santri setelah lulus dan keluar nanti, mereka dapat berusaha
sendiri tanpa berpangku tangan kepada orang lain dan bisa berguna untuk
membantu oarng tua mereka.
Kebanyakan keterampilan yang dimiliki oleh Pondok Pesantren
Qamarul Hidayah ini adalah dibidang pertanian, karena para orang tua santri
kebanyakan petani, tetapi bagi santri yang tidak menginginkan di bidang tersebut
pondok menyediakan beberapa keterampilan lainnya diantaranya adalah:
menjahit, montir dan tambak ikan. Bahkan diantaranya pernah dibiayai oleh
Departemen Pertanian, di bidang pertanian Pondok Pesantren Qamarul Hidayah
melekukan percobaan pengelolaan penanaman mentimun dan cabe yang
mendatangkan ahli di bidang penanaman kentimun dan cabe dari Surabaya untuk
pertama kali penanaman. Setelah berhasil penanaman berikutnya dilakukan oleh
para santri yang hanya mondok dan pagi tidak sekolah pagi, namun dalam
penanaman ini tidak memenuhi target yang seharusnya 5 ton tapi hanya sekitar 3
ton. Walaupun gagal, ini dijadikan bahan pembelajaran berikutnya.
Sebagai pusat kesejahteraan umat, Pondok Pesantren Qamarul Hidayah
telah membina masyarakat melalui koperasi dan majilis talim. Pembinaan-
pembinaan yang dilakukan oleh pondok kepada masyarakat berupa sosialisasi
cara penanaman cabe dan mentimun, karena pihak Yayasan melihat banyaknya
perkarangan warga yang kosong dan lahan yang tidak terpakai oleh masyarakat
sekitar. Maka lahan-lahan tersebut oleh yayasan digunakan untuk uji coba
74
penanaman cabe dengan mengikut sertakan masyarakat yang hasilnya dibagi rata.
Dengan dasar-dasar inilah pihak yayasan mendirikan sebuah lembaga masyarakat
yang saat ini belum diresmikan oleh pemerintah Kabupaten Trenggalek Jawa
Timur.
C. Sebagai Pusat Pelayanan Masyarakat Kecil Melalui Panti Asuhan
Kendala yang terbesar adalah ketika masyarakat menghadapi biaya
sekolah putra-putri mereka yang makin lama semakin mahal yang dibebankan
kepada orang tua murid setiap tahun ajaran baru, ditambah lagi perekonomian
masyarakat pada waktu itu masih rendah. Mahalnya biaya pendidikan dan
banyaknya masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan sehingga tidak
begitu peduli atau memperhatikan pentingnya pendidikan bagi sang buah hatinya,
sehingga membuat anak putus sekolah, anak tersebut hanya mendapat pendidikan
sampai pada jenjang sekolah menengah pertama artau sekolah menengah keatas.
Maka untuk itu, peranan yang dilakukan oleh Pondok Pesantren
Qamarul Hidayah adalah dalam bentuk peminimalan biaya pendidikan yang
artinya lembaga pendidikan di Pondok Pesantren Qamarul Hidayah pengungutan
biaya pendidikan yang terjangkau bagi masyarakat kurang mampu tentu tidak
mengurangi kualitas pendidikan tersebut. Hal ini telah diterapkan oleh Yayasan
Qamarul Hidayah dalam penarikan uang SPP kepada murid-muridnya.
Yayasan pendidikan Qamarul Hidayah menarik biaya pendidikan
sekolah sangat dijangkau oleh masyarakat yaitu biaya yang mereka bebankan
untuk wali murid sebesar Rp 20.000,00 untuk SPP MI, RP 30.000,00 untuk SPP
75
MTS, Rp 40.000,00 untuk STM. Sedangkan SMEA hanya dikenakan biaya Rp
35.000,00 dan untuk MA Qamarul Hidayah dienakan biaya sebesar Rp 40.000,00.
Namun, dengan adannya BOS para murid mendapatkan keringan untuk membayar
SPP perbulannya, bahkan ada yang mendapat bantuan khusus dan beasiswa.
9
Untuk siswa/siswi yang baru masuk sekolah dan terdaftar, jika orang tua mereka
tidak mampu untuk melunasi uang pangkal atau uang gedung. Maka pihak
Yayasan akan memberikan keringanan pembayaran.
Ada dua hal yang diberikan bantuan ringan oleh Yayasan Qamarul
Hidayah terhadap para siswa siswi yaitu:
Bantuan khusus
Bantuan ini di berikan bagi siswa siswi yang memiliki kemampuan
khusus atau dikatakan mendapatkan rengking di sekolah, mereka
mendapatkan biaya gratis alias beasiswa sampai lulus sekolah.
Bantuan Bebas SPP
Bantuan ini dikhususkan bagi siswa atau siswi yang tidak mampu
membayar SPP dan bagi siswa atau siswi yang dalam keadaan yatim
piatu atau tidak memiliki orang tua dan disediakan asrama untuk
siswa dan siswi yang yatim piatu.
Untuk peminimalan biaya pendidikan yang dilakukan oleh Yayasan
Qamarul Hidayah bagi santri atau siswa yang tidak mampu dan siswa yang
berprestasi dana tersebut diambil dari hasilakan dari beberapa unit usaha yang
9
Ustdz Rahmat Imron, Bendahara Yayasan Qamarul Hidayah, Wawancara
Pribadi, Gondang, 10 Juli 2008
76
telah dijalankan beberapa tahun dan berkembangan besar. Selain dari hasil unit
usaha, pihak Yayasan juga mencarikan dana yang berupa bentuk permohonan dan
dikirim keberbagai instansi-instansi. Baik dari pemerintah maupun swasta.
Bahkan diantaranya datang sendiri untuk memberi bantuan langsung dan merehap
bangunan atau gedung sekolah.
Selain peminimalan biaya pendidikan Pondok Pesantren Qamarul
Hidayah memiliki sebuah panti asuhan yang dikhususkan bagi siswa dan siswi
yang tidak memiliki orang tua atau yatim piatu, mereka boleh tinggal di asrama
yatim piatu tersebut. Awalnya anak-anak yatim piatu ini tinggal bersama santri di
asrama dan rumah kyai sebagai tempat menginap anak-anak yatim piatu. Namun
ketika semakin banyaknya anak-anak yatim piatu dibangunlah sebuah tempat
khusus para santri yang yatim piatu untuk tinggal di asrama tersebut dan belajar
bersama-sama. Panti asuhan tersebut memiliki santri sebanyak 150 siswa yang
terdiri dari 70 laki-laki dan 80 perempuan.
Kegiatan yang diberikan oleh Yayasan tidak sama dengan pondok
pesantren mulai dari pagi hingga malam, anak-anak yatim piatu kebanyakan
adalah siswa MTS dan sedikit siswa dari SMA. Kegiatan yang dilakukan para
yatim piatu ini adalah setiap harinya adalah kursus bahasa inggri, kursus
matematika, sekolah pagi, sekolah diniyah sore, sorogan, kaligrafi.Itulah kegiatan
di Yayasan Panti Asuhan Daru Aitam.
Pendidikan yang diberikan di asrama ini sama dengan halnya di
pondok pesantren, nama panti asuhan tersebut adalah Darul Aitam yang dipegang
oleh Izzudin dan Saiful Islam, S.sos. Darul Aitam ini berdiri pada tanggal 15 april
2001 dan diresmikan oleh KH. Chalil majid terletak di Jalan. Panti Asuhan RT.
77
08, RW. 02, Gondang Tugu Trenggalek luas bangunan ini kurang lebih 100x10
meter berlantai dua yang jumlah kamarnya mencapai dua belas kamar untuk Putri
dan sepuluh kamar untuk putra. Satu kamar berukuran 5x7 yang terisi oleh enam
orang saja, dan dilengkapi dengan tiga buah tempat tidur tingkat yang masing-
masing berukuran 1,5x2 meter. Panti asuhan ini juga memiliki ruangan belajar
sendiri yang luasnya 10x7 meter. Maksud dari pendirian panti asuhan Darul
Aitam adalah melihat kondisi masyarakat disekitarnya masih jauh tertinggal dan
berusaha untuk mengurus serta mengasuh anak-anak yatim piatu untuk terus
belajar dengan berbagai usaha demi memenuhi kebutuhan anak-anak yatim piatu
tersebut.
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang peranan
Pondok Pesantren Qamarul hidayah dalam peningkatan pendidikan msyarakat
Gondang adalah sebagai berikut.
Awal kondisi ekonomi dan pendidikan masyarakat Desa Gondang
sangat memperhatinkan, ini bisa terlihat dari penghasilan dan pendidikan
masyarakat yang sangat rendah. Kondisi ini mulai berubah sejak mulai tahun 1975
dengan banyaknnya sarana-sarana pendidikan yang dibangun oleh pemerintah dan
pihak yayasan Qamarul Hidayah, masyarakat banyak terbantu. Kehidupan
masyarakat berubah mulai dari pendidikan dan ekonomi. Ini bisa terlihat
bangunan-bangunan rumah yang permanen dan pendidikan masyarakat terpenuhi.
Pada awalnya Pondok Pesantren Qamarul Hidayah hanya memfokuskan diri pada
penyelenggaraan kajian-kajian Islam atau ilmu pengetahuan Islam saja tidak
mengikuti arus zaman yang semakin maju. Dengan kurun waktu yang lama
pondok ini semakin besar tidak hanya pendidikan Islam saja yang ada, tetapi juga
pendidikan umum juga tersedia di pondok ini.
Dalam peningkatan pendidikan yang dilakukan oleh Pondok Psantren
Qamarul Hidayah ada tiga macam cara. Pertama, pendirian lembaga pendidikan
baik non formal maupun formal yang bertujuan untuk menjadikan masyarakat
pandai dan tidak terbelakang oleh pendidikan umum sekaligus membebaskan
masyarakat dari buta huruf. Pendirian pendidikan formal antara lain: Madarasah
79
Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTS), Madrasah Aliyah (MA) dan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Di samping itu juga terdapat kursus bahasa
asing dan kursus-kursus yang lainnya. Kediua, dengan adanya peminimalan biaya
pendidikan yang artinya lembaga pendidikan Qamarul Hidayah mengungut biaya
pendidikan sangat terjangkau oleh masyrakat, bahkan terdapat bantuan khusus
bagi mereka yang tidak mampu dan mereka yang berprestasi. Ketiga, adanya
panti asuhan. Panti asuhan ini berfungsi sebagai mereka yang tidak memiliki
kedua orang tua atau yatim piatu, kemudian mereka di tampung dan di asramakan
dan dididik agar mereka dapat meneruskan citi-citanya.
Keempat, dengan adanya keterampilan para santri bisa
mengembangkan potensi dirinya lewat keterampilan yang ada di Pondok
Pesantren Qamarul Hidayah ini. Apalagi setelah mereka keluar dari Pondok
Pesantren mereka dapat mengembangkan dirinya sendiri dan tidak berpangku
tangan dengan orang lain. Keterampilan yang dimiliki oleh Pondok Pesantren
Qamarul Hidayah antara lain, menjahit, montir, pertanian, dan kaligrafi.
Kelima, dengan kerberadaan beberapa unit usaha yang dikembangkan
oleh kyai dan keluarga yang awalnya hanya sebuah wartel yang kemudian
berkembang lagi membuka sebuah toko kelontong yang menjual segala jenis
peralatan sekolah, kantor dan foto copy. Selain itu Pondok Pesantren Qamarul
Hidayah juga memiliki koppontren. Semua pendapatan internal yang berasal dari
unit-unit usaha telah memberikan kontribusi penting dalam pendanaan pesantren.
B. Saran-saran
Lewat pesan ini, seyogyanya pondok pesantren juga perlu
80
menajamkan peran dalam pemberdayaan masyarakat terutama di abad sekarang
ini. Ada beberapa upaya yang dapat dikembangkan dalam pola pemberdayaan
masyarakat ini diantaranya di pondok pesantren yang diantaranya :
1. Diharapkan Pondok pesantren mempererbaiki dalam Manajemen, baik itu
managemen pengelolaan, managemen kepemimpinan, managemen
keuangan , managemen pemasaran , managemen pengendalian mutu,
managemen organisasi , managemen konflik, dan managemen sumber
daya manusia .
2. Diharapkan meningkatkan kualitas SDM dari para pengasuhnya dengan
berbagai pelatihan, lokakarya seminar dan work shop.
3. Diharapakan pondok pesantren menambah para sarjana untuk
mendampingi bersama santri untuk membangun pesantren itu sendiri dan
bersama dengan sarjana membangun masyarakat
4. Diharapakan pondok pesantren memperbaiki sarana prasarana yang belum
dimiliki dan yang sudah dimiliki oleh pondok pesantren.
Semoga tulisan ini menyadarkan kita semua bahwa pesantren bukanlah
sebagai tukang stempel belaka, bagi legitimasi sebuah kekuasaan, bukan tempat
sowan bagi para pelaku politik yang ada maunya, tukang penutup doa dari acara
formalitas belaka. Namun lebih luhur dari itu, lebih tinggi dari semua itu yaitu
mengajak manusia serta bersama dengannya untuk menuju kepada terciptanya
Negara yang terbaik, dunia yang terbaik, menyuruh kepada kebaikan dan
mencegah dari segala kemunkaran.
81
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Dudung, M. Hum, Metode Penelitian Sejarah, Jakarta: Logos,
1989
Arifin, M, M. Ed, Prof. Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, (Jakarta,
Bumi Asara, 1995, ed. 2, cet. 3
Bungi Burhan , Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2004, Ed. 1, cet. 3
BPM-KS (Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Kesejahteraan Sosial)
Kabupaten Trenggalek Tahun 2005
Dhofir, Dzamaksyari, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai,
Jakarta: LP3S, 1984
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia, Jakarta:
BalaiPustaka, 1988, cet. 1
Ensiklopedi Islam, Jakarta : PI.Ichtiar Baru Vaan Heove, 1990, Jilid IV
Gazalba Sindu, Drs Pesantren Sebagai Wadah Komunikasi, Jakarta:
PT.RinekaCipta,1995
Hasbullah, Drs, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Lintas Sejarah
Pertumbuhan dan perkembangan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996
--------------, Kapita Selekta Sejarah Islam, Jakarta: PT. Raja
GrafindoPersada,1996
Haedar Amin, ed. Tranformasi Pesantren Pengembangan Aspek
Pendidikan,Keagamaa dan Sosial, Jakarta: LekDis dan Media Nusantara,
2006, cet. 1
82
Kuntowijoyo, ed. Paradigma Islam Intrepretasi Untuk Aksi, Bandung, Mizan,
1999), cet. VII
Madjid, nurchalis, Bilik-bilik pesantren Potret Sebuah Perjalan, Jakarta:
Paramadina, 1997, cet. Ke-1
Moleong Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 1997, cet 6
Majid Abdul dan Andayani Dian, Pendidikan Agama Islan Berbasis Kompetensi
Konsep dan implementasi Kurikulum 2004, (Bandung, PT. Rosda Karya,
2006), cet 3
Prasodjo Sudjoko. Dkk, Profil Pesantren Jakarta: LP3S, 1974, cet. 1
Rahim Husni , Madrasah Dalam Politik Pendidikan di Indonesia, Cuputat: PT.
Logos Wacana Ilmu, 2005
Rahardjo, M. Dawam, Pergulatan Pesantren Membangun dari Bawah, Jakarta:
P3M, 1985, cet. 1
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi. Jakarta: UIN
JakartaPress, cet, II, 2007
Wahid, Abdurrahman, Pesantren Masa Depan Wacana Pemberdayaan dan
Transformasi Pesantren, (Bandung: Pustaka Hidayah 1999), cet. 1
Yasmadi, M A, Drs. Modernisasi Pesantren Kritik Nur Chalis Majid
TerhadapPendidikan Islam Tradisional, Jakarta, Ciputat Press, 2002
Yayasan, Pondok Pesantren Qamarul Hidayah, 2006/2007
Zuhraini, Dra. dkk, Sajarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara,2000
Wawancara
Ustadz Rohmat Imron, Bendahara Yayasan Qamarul Hidayah, Gondang, 10 Juli
2008
83
KH. Chalil Majid, pimpinan Pon-Pes qaamarul hidayah, Gondang, 05 Juli 2008
KH. Ahamad Dahlan, Tokoh Masyarakat, Godang, 08 Juli 2008
Sukamto, Kepala Desa Gondang, 07 Juli 2008
Mbah Waras, Tokoh Masyarakat, 14 Juli 2008
84
LAMPIRAN
85
WAWANCARA
1. Bagaimana keadaan masyarakat Gondang sebelum adanya pondok
peasantren Qamarul hidayah?
2. Apa yang melatar belakangi berdirinya Pondok Pesantren Qamarul
Hidayah?
3. Bagaimana Keadaan masyarakat sesudah adanya Pondok Pesantren
Qamarul Hidayah?
4. Bagaiamana perannya dalam peningkatan masyarakat Gondang ?
5. Beban apa saja yang diminimalkan oleh yayasan Qamarul Hidayah?
6. Bagaiaman pendapat masyarakat adanya Pondok Pesantren Qamarul
Hidayah?
7. Apa tujuan berdirinya pondok Pesantren Qamarul Hidayah?
86
Hasil Wawancara
Nama : KH. Chalil Majid
Jabatan : Pengasuh Pondok Pesantren Qamarul Hidayah
Tanggal : 05 Juli 2008 Gondang
1. Apa yang melatar belakangi berdirinya Pondok Pesantren Qamarul Hidayah?
Yang metar belakangi berdirinya pondok Pesantrren adalah Waktu
itu..mmmmm (berfikir), melihat kondisi mayarakat yang sangat
memperhatikan dan masih terbelakang dengan pendidikan agama dan
pendidikan umum. Maka pada tahun 1887 mbah Romo KH. Abdul Majid
membangun pondok dan memperluas karena banyak santri yang akan
belajar menuntut ilmu agama. YA sebelumnya itu adalah KH. Nur
Qaiman, beliau adalah pengikut salah satu Pangeran Diponegoro yang
melarikan diri dari kejaran Belanda dan menetap di Desa Gondang ini
bersama-sama dengan pengikutnya yang selamat. Kemudian mendirikan
sebuah masjid untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dakwah Islam.
2. Bagaimana keadaan masyarakat Gondang sebelum adanya pondok peasantren
Qamarul hidayah?
Ya mmmmmm.ketika itu Kyai Nur Qoiman melarikan diri dari
kejaran Belanda ke arah timur dan menetap di daerah Godang ini, karena
penduduk di sini dahulu sudah beragama Islam tapi yaitu penduduk
sekitar belum begitu mengenal Islam secara mendalam. Naaaah sejak
itulah Kyai Nur Qaiman mendirikan sebuah masjid untuk sarana belajar
agama Islam dan sarana untuk menyebarkan agama Islam. Pada tahun
1965 masyarakat juga sangat terbelakang oleh pendidikan umum, hanya
satu buah sekolah saja yang ada di Desa Gondang. Setelah Kyai
Qamaruddin membangun sebuah MWB masyarakat sangat terbantu oleh
kehadiaran MWB ini. TErlebih setelah dibangunnya MTS, SMK, STM
dan MA. Masyarakat menjadi terdidik dan tidak terbelakang lagi.
3. Bagaimana Keadaan masyarakat sesudah adanya Pondok Pesantren Qamarul
Hidayah?
1. Alhamdulillah, masyarakat tidak terbelakang lagi dengan adanya Pondok
Pesantren Qamarul Hidayah ini, karena terdapat lembaga pendidkan yang
bersifat umum dan agama. Jadi masyarakat tidak perlu jauh-jauh
menyekolahkan putra dan putri mereka.
4. Bagaiamana perannya dalam peningkatan masyarakat Gondang ?
Alhamdulillah, peranan dalam peningkatan pendidikan berkembang dan
meningkatkan ekonomi masyarakat, ini terbukti dengan lulusan dari
Pondok Pesantren Qamarul Hidayah ini, banyak yang menjadi orang-
orang sibuk di kabupaten Trenggalek, apalagi tentara mas.satu peleton
87
juga ada mas jumlahnya. Ya disamping itu juga karena ada lembaga
pendidikan umum yang ada di pondok ini, yaitu MI, MTS, SMEA, STM,
MA, dan akhir tahun ini akan membuka STIK tapi di Surabaya untuk
wilayah Trenggalek nanti setelah STIK sana berjalan dan berkembang
baru akan dibuka Di Trenggalek. Di samping itu juga Yayasan pendidikan
Qamarul Hidayah juga mendirikan panti asuhan yang dikhususkan bagi
santri yang tidak memiliki orang tua atau yatim piatu. Di pondok ini juga
terdapat beberpa unit usaha dan unit keterampilan yang berguna bagi
santri untuk bekal hidupnya setelah lulus dari pesantren. Bahkan salah
satu dari unit usaha dan keterampilan mendapatkankan kucuran dana dari
pemerintah pusat. Dahulu pertama kalinya hanya berupa MWB dan PGA
saja yang ada di pondok Pesantren ini. Dan ditambah lagi ada beberapa
ketermpilan dan kursus bahasa asing yang ada di Pondok Pesantren
Qamarul Hidayah ini, yaitu; montir, menjahitdan bidang pertanian, dan
kursus itu diantaranya; bahasa Arab dan bahasa Inggris.
5. Beban apa saja yang diminimalkan oleh yayasan Qamarul Hidayah ?
Ya, bagi santri yang tidak mampu biaya ditanggung oleh pihak yayasan
apalagi mereka yang berprestasi. Bagi santri yang yatim piatu seluruhnya
akan ditanggung oleh pihak yayasan dan akan diasramakan di asrama
darul aitam yang dimiliki oleh Pondok Pesantren Qamarul Hidayah yang
dikhususkan bagi murid yang yatim piatu.
6.Apa tujuan berdirinya Pondok Pesantren Qamarul Hidayah?
Membina anak didik menjadi manusia yang memiliki ilmu pengetahuan
agama yang luas (alim) yang bersedia mengamalkan ilmunya, rela
berkorban dan berjuang dalam menegakkan syiar Islam. Membina anak
didik menjadi manusia yang mempunyai keperibadian yang baik (sholeh)
dan bertaqwa kepada Alloh SWT serta bersedia menjalankan syariatnya.
Disamping itu, bertujuan membentuk manusia yang bertaqwa,
berakhlaqul karimah, berilmu, kreatif, aktif, semangat, cakap, berguna
bagi agama, bangsa dan Negara.
Interviewe Interviewer
Ahmad Arif Budiawan KH. Cholil Majid
88
Nama : Sukamto
Jabatan : Kepala Desa Gondang
Tanggal :06 Juli 2008 Gondang
1. Bagaimana keadaan ekonomi masyarakat gondang ?
Mmmmmm.uhukhukhukhuk..(batuk) keadaan Masyarakat waktu itu
ndak kaya sekarang ini, dulu susahnya minta ampun yaaaaaaa.biarpun
saya masih kecil ya seumur antara sepuluh tahunanlah, wong saya itu
masih ingat betul kejadiannya sekitar tahun 1965an ya kejadian ketika 30
S PKI, keadaanya terpuruk sekali wong mam sekul (nasi) saja ndak bisa
apalagi mam tiwul. Penduduk hanya bisa mam krokot saja. Setelah
kejadian itu, masyarakat bersama dengan tokoh masyarakat bergotong
royong menguruk rawa-rawa menjadi ladang dan perumahan.
Perkembangan ekonomi di desa Gondangn ini, telah terjadi dengan adanya
pabrik tenun sederhana dan pabrik tahu dan tempe, tapi pada tahun 1975an
usaha tenun ini bangkrut karerna persaingan kain. Pada tahun ini juga
perkembangan ekonomi sudah dirasakan masyarakat Gondang karena
telah di bangun beberapa fasilitas pendidikan, kantor-kantor pemerintah,
puskesmas dan beberapa fasilitas umum lainnya.
2. Bagaimana keadaan pendidikan Masyarakat?
Keadaan pendidikan pada waktu itu belum berjalan hanya segelintir orang
saja yang bisa menamatkan SD waktu itu. Semua itu tergantung pada
perekonomian masyarakat yang sangat di bawah sekali. Barulah pada
tahun 1980an peningkatan pendidikan baru mulai terasa. Namun, masih
banyak yang tidak tamat SD. yaaa dikarenakan perekonomian penduduk
yang kurang mampu apalagi penduduk kebanyakan buruh tani. Pada tahun
1965 itu hanya satu sarana pendidikan yang ada di Desa Gondang ini dan
pertama kali berupa SR (Sekolah Rakyat). Barulah pada tahun 1975
pemerintah pusat menganjurkan pembangunan sekolah-sekolah dan waktu
itu SR dirubah menjadi SD dan dibangunnya sekolah menengah pertama
di tiga desa di Kecamatan Tugu
3. Bagaiaman peranan Pondok Pesantren Qamarul Hidayah di Masyarakat?
Yaaaaaaa..uhukuhukuhuk (batuk). Peranan Pondok Qamarul Hidayah
itu di Masyarakat sangat kuat terlebih dengan adanya lembaga pendidikan
umum, bahkan santri-santrinya dari luar jawa yaitu Lampung laaa wong
kemarin itu ada acara reoni di Pondok Pesantren Qamarul. Mmmmmm.
Yayaaaaaa.. peranannya sangat berpengaruh sekali dengan
perkembanngan pendidikan di Desa Gondang. Dari tahun ke tahun
pendidikan masyarakat semakin tinggi dangan adanya lembaga pendidikan
yang di bangun oleh Kyai Qamaruddin dan diteruskan oleh Mbah Mubin
(KH. Chalil Majid) sangat membantu masyarakat. Apalagi biaya yang
dibebankan oleh orang tua murid tidak terlalu besar dan dapat terjangkau
oleh masyarakat. Oleh karena itu banyak yang membantu biaya
89
pembangunan dan pembenahan sekolah. Yaaaa. Masyarakat banyak
terbantu oleh kehadiran lembaga pendidikan ini, karena sangat terjangkau
oleh masyarakat Gondang dan sekitarnya. Di pesantren ini terdapat
beberapa keterampilan untuk menunjang para santri agar kreatif dan
setelah lulus bisa membantu oranng tua mereka dalam bidang
keterampilan itu. Yang sekarang digeluti oleh pondok ini adalah tentang
uji coba penanaman cabai, dan mentimun yang bekerja sama dinas
pertanian.
Interviewe Interviewer
Ahmad Arif Budiawan Bapak Sukamto Kepala Desa
90
Nama :KH. Ahmad Dahlan
Jabatan : Tokoh Masyarakat dan pengurus Yayasan
Tanggal : 07 Juli 2008 Gondang
1. Bagaimana keadaan ekonomi masyarakat Godang?
Keadaan ekonomi pada saat itu dibilang sangat memperhatinkan, untuk
makan sehari-hari penduduk Godang sudah sangat susah apalagi mereka
harus makan nasi, pendudukan hanya bisa mekan krokot (rumput yang
bisa diolah menjadi bahan makanan). Dahulu Desa Gondang sebagian
adalah rawa-rawa yang luas tapi di musim kemarau, rawa-rawa itu
menjadi kering kerontang dan aliran sungai pun sama jiak musim
kemarau. Setelah G30 S/PKI penduduk dan tokoh masyarakat bersama-
sama gotong royong untuk membuka lahan pertanian dan rumah, maka di
uruklah (timbun) rawa-rawa untuk dijadikan lahan pertanian dan
perumahan warga dan mulailah perekonomian warga berjalan sedikit demi
sedikit.
2. Bagaimana keadaan pendidikan masyarakat Gondang?
Kalau masalah pendidikan itu sebelum ada MWB (Madrasah Wajib
Belajar) yang didirikan oleh Kyai Qamaruddin ya terbilang sangat
terbelakang dibandingkan dengan daerah lain. Dulu pendidikan sudah ada
tapi baru satu yaitu SR yang di bangun oleh pemerintah. MWB ini berdiri
sekitar tahun 1963 tapi belum berjalan masih ada kendala yaitu masalah
ekonomi masyarakat yang belum stabil pada waktu itu. Sebelum adanya
MWB ini, masyarakat hanya belajar agama Islam saja dan belum
berkembang. Setelah tahun 1975an pendidikan masyarakat mulai
perlahan-lahan meningkat dari pembangunan SDN Gondang, SD dan SMP
Muhammdiyah. Dipihak Yayasan Qamarul Hidayah sendiri
mengembangkan dan membangun sekolah umum yang diantaranya, MTS,
dan disusul SMK, MA yang paling terakhir itu STIK di Surabaya. Ya
terbilang sangat terbelakang di bandingkan di daerah lainnya. Ya maklum
saja wong dulu itu perekonomiannya juga sangat berpengaruh terhadap
pendidikan. Tapi sekarang pendidikan dan ekonomi masyarakat sedikit
demi sedikit mengalami perubahan walaupun lamban.
3. Bagaimana peranan Pondok Pesantren Qamarul hidayah Dalam peningkatan
pendidikan di Masyarakat?
Ya sudah jelas sekali,dari penjelasan yang saya jawab tadi itu
termasuknya, jadi kalau saya tarik lagi, peranannya sangat berpengaruh
sekali mulai dari awal berdirinya sampai sekarang pondok ini berkembang,
Dilihat dari pertama membangun MWB dan PGA pada waktu itu. Namun
setelah tahun 1975an tamggal dan bulan saya lupa waku itu, yaaaa pondok
ini berkembang karena membuka MTS kemudian SMK dan MA dan
terakhir itu STIK Surabaya yang bekerja sama dengan STIKES itu yang
saya tahu. Dan perkembangan pendidikan masyarakat menjadi sedikit
91
demi sedikit maju walaupun dengan perlahan-lahan. Yaaaa.
Dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Ya banyak sekali
pengaruhnya di masyarakat terutama bidang pendidikan dan sosial
masyakat yang sekarang kalau tidak salah memiliki lembaga bidang
ekonomi untuk mensejahterkan masyarakat.
Interviewe Interviewer
Ahmad Arif Budiawan KH. Ahmad Dahlan
92
Nama : Ustadz Rohmat Imron
Jabatan : Bendahara Yayasan Qamarul Hidayah
Tanggal : 10 Juli 2008 Gondang
1. Bagaimana peranan Pondok Pesantren Qamarul Hidayah dalam peningkatan
pendidikan di Masyarakat Gondang?
Yaaa, peranan Pondok Pesantren Qamarul Hidayah ini cukup banyak
sekali dari awal berdirinya sampai sekarang yang diantaranya, yang
pertama adanya sebuah lembaga pendidikan Islam yang di dalamnya
terdapat sekolah dari TK, MI, MTS, MA, SMEA, dan STM. Di
masyarakat sendiri sangat mendukung sekali dengan adanya sebuah
lembaga pendidikan yang bersifat umum apalagi masyarakat Gondang
banyak yang kuarang mampu untuk membiayai pendidikan, dengan
adanya pendidikan ini masyarakat terbantu karena biaya pendidikan
sangat terjangkau oleh masyarakat. Tidak hanya pendidikan saj yang
diberikan oleh Yayasan Qamarul Hidayah tetapi juga belajar
keterampilan-keterampilan yang telah disediakn oleh Yayasan Qaamrul
Hidayah. Agar para santri yang telah lulus dari Pondok Pesantren tidak
berpangku tangan oleh oranng lain melainkan bisa usaha dan mandiri.
2. Beban apa saja yang diminimalkan di Yayasan Qamarul Hidayah?
Yaaaaaaaa.., beban yang diminimalkan itu adalah biaya SPP /bulanya
dan uang pangkal pertama kali masuk sekolah. Mereka hanya dibebankan
setengah saja karena mwendapat bantuan dari pemerintah dan swasta.
Dan bagi santri yang tidak memiliki orang tua beban biaya ditanggung
oleh pihak Yayasan dan di asramakan khusus untuk para Yatim piatu.
3. Bagaimana pendapat masyarakat tentang keberadaan Pondok Pesantren
Qamarul Hidayah?
Yaaaaa Alhamdulillah, pendapat masyarakat sangat membantu dengan
adanya Pondok Pesantren Qamarul Hidayah masyarakat tidak
terbelakang dengan ilmu pengetahuan dan biaya sekolah tidak terlalu
mahal. Apalagi terdapat sekolah menengah kejuruan (SMK) dan MA.
4. Apa yang melatar belakangi berdirinya Pondok Pesantren Qamarul Hidayah?
Yang metar belakangi adalah ketika Kyai Nur Qaiman melarikan diri
beliau melihat kehidupan desa yang sangat berbau mistik tapi anehnya
masyarakat pada waktu telah memeluk agama Islam seluruhnya. Setelah
itu belliau menetap bersama-sama dengan pengikuitnya yang lain untuk
membuka lahan sebagai tempat tinggal dan mendirikan sebuah Masjid
yang masih sederhana. Setelah itu beliau berdakwah kepada masyarakat
sekitar untuk mengajak para warga untuk meninggalkan perilakunya,
dalam melakukan dahwah itu, beliau masih ada kendala besar karena
masyarakat masih sedikit sekali yang mengikuti jejak beliau dan dakwah
93
beliau.yaaaa ssingkat cerita pada masa Kyai Qamaruddin ini Pondok
Pesantren menjadi yang berubah apalagi masyarakat telah berubah
menjadi muslim sejati. Ini karena peran dakwah yang dilakukan oleh Kyai
Qamaruddin yang pada waktu itu terjadi Gerakan 30 September/ PKI
masyarakat berbondong-bondong meninggalkan rumah untuk
bersembunyi di masjid-masjid atau di Pondok Pesantren Qamarul
Hidayah, inilah yang membuat sengat Kyai Qamaruddin untuk melakukan
penyiaran dakwah Islam dan akhirnya masyarakat menjalankan ibadahnya
sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW.
5. Bagaimana Keadaan Masyarakat setelah adanya Pondok Pesantren Qamarul
Hidayah?
Alhamdulillah, ya kehidupannya berubah yang dulunya itu banyak
sesajen-sesajen di setiap benda yang dipercaya oleh penduduk sekitar ada
penunggunya. Sekarang sudah tidak ada lagi masyarakat yang seperti itu
lagi, sekarang ini masyarakat banyak yang mendirikan mushala atau
langgar untuk mendirikan shalat dan setiap malam Jumat mereka
mengadakan tahlilan dan slametan baik itu muda ataupun tua mereka
berkumpul bersama-sama.
6. Apa Tujun berdirinya Pondok Pesantren Qamarul Hidayah ?
Yaaaaaa tujuannya adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat serta
mensejahterakan masyarakat.dan membantu para masyarakat kecil yang
tidak mampu menyekolahkan anak-anak. Untuk menyediakan sekolah
gratis sampai sekolah lanjut atas.
Interviewe Interviewer
Ahmad Arif Budiawan Ust. Rohmat Imron
94
Nama : Bahrul Anwar, S. os, MM
Jabatan : Kepala sekolah SMEA
Tempat : Kediaman
Tanggal : 16 Juli 2008 Gondang
1. Bagaimana Keadaan masyarakat sesudah adanya Pondok Pesantren Qamarul
Hidayah?
Hmmmmmmmmyaa banyak mengalami perubahan di bidang
pendidikan walau pun masih ada yang putus sekolah, ya pihak Yayasan
telah berkonsulatsi dengan pihak-pihak terkait untuk mengentaskan
pendidikan yang ada di Desa Gondang ini, karena Desa ini terbelakang
oleh pendidikan. Pihak Yayasan telah membuat kebijakan antara lain
sebelum adanya BOS (Bantuan Opersional Sekolah ) masyarakat
dibebankan membayar setengah dari biaya sekolah dengan masing
lembaga-lembaga. Setelah ada BOS seluruh biaya sekolah pendidikan
gratis dan tidak dipungut biaya sama sekali. Yaaa. Tetap saja masyarakat
tidak mahu menyekolahkan anak-anak mereka. Namun di bandingkan
dulu masyarakat sudah berubah yang dulunya ya sekitar tahun 1980an
masyarakat banyak yang putus sekolah karena mahalnya biaya setiap
tahunnya. Unttuk bidang agama masyarakat yang dahulunya memiliki
kepercayaan bahwa sebuah ohon itu ada rohnya dan diberikan sesajen
walaupun mereka telah menganut agama Islam. Setelah kedatangan Kyai
Nur Qaman dan menetap di Gondang ini, masyarakat sedikit demi sedikit
berubah dan beribadah sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW
itupun berjalan sampai kepemimpinan KH. Murdiyah dan KH. Abdul
Majid. Pada kepemimpinan Kyai Qamaruddin ini belilau Pondok
Pesantren ini mulai dihormati dan segani oleh masyarakat luas. Sampai
sekaranng mayarakat masih menaruh simpati dan menghormati walaupun
Kyai Qamaruddin telah wafat setelah kejadian 30 September.
2. Bagaimana peranan Pondok Pesantren Qamarul hidayah dalam peningkatan
pendidikan masyarakat Gondang?
Peranan yang dilakukan di masyarakat sangat berarti sekali, karena
masyarakat sangat terbantu oleh kehadiran Yayasan Pendidikan Qamarul
Hidayah yang memiliki beberapa lembaga pendidikan baik pendidikan
formal maupun non formal. Dan biaya yang cukup terjangkau oleh
masyarakat dan di tambah lagi dengan adanya panti asuhan yang di
khususkan bagi santri atau masyarakat yang yatim piatu. Misalkan di
pendidikan formal yang dahulunya hanya MI kemudian MTS. MTS ini
memiliki program yang diantaranya para siswa-siswi dapat mempelajari ,
mengakses dan dapat berbahasa asing, terakhir SMK yang bertujuan
untuk menyiapkan para siswa siap menghadapi di dunia kerja,
bersemangat untuk membuka usaha sendiri atau wira usaha. Dan untuk
Madrasah Aliyah berjutuan untuk para siswa yang telah lulus dapat mahir
berbahasa arab terutama bahasa Ingris dan melanjutkan ke perguruan
tinggi negeri dan swasta.
95
3. Apa Tujuan Berdirinya Pondok Pesantren Qamarul Hidayah?
Membina warga dan santri agar berkepribadian muslim sesuai dengan
ajaran-ajaran Islam, dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada
semua kehidupan serta mendidik santri untuk menjadi seorang muslim
yang bertakwa kepada Allah SWT, sehat lahir dan batin. Serta
meningkatkan pendidikan di masyarakat dan memberantas buta huruf di
masyarakat. Pengetahuan serta pemahaman tentang islam secara
sistematis dan holistik, baik pengetahuan tentang islam sebagai agama,
sebagai ajaran, maupun sebagai kebudayaan, yakni agama sebagai
pandangan dan cara hidup yang di kembangkan oleh berbagai lapisan
umat islam di dunia dari segala zaman. Kemampuan pengetahuan
mengenai persoalan sosial dan perkembangan zaman yang ada dewasa ini,
khususnya tentang persoalan-persoalan aktual yang dihadapi umat islam
dalam kerangka mengawal transformasi sosial-budaya dari kemajuan serta
perkembangan ilmu dan teknologi. Kemampuan dalam menelusuri dan
mengambil inti sari khazanah keilmuan, khususnya tentang pengetahuan
keislaman, dengan pengetahuannya mengenai persoalan zaman,
menetapkan tujuan dan langkah-langkah strategis bimbingan umat yang
mantap dan berkesinambungan.
4. Apa yang melatar belakangi berdirinya Pondok Pesantren Qamarul Hidayah?
Yang melatar belakangi berdirinya pondok pesantren ini adalah
meningkatkan ilmu pengetahuan agama Islamm dan pengetahuan umum
dimana masyarakat pada waktu itu terbelakang sekali. Maka Kyai nur
Qaiman mendirikan sebuah masjid untuk tempat shalat sekaligus tempat
sebagai diskusi dan penyiaran agama Islam. Yaaaa itupun berjalan lama
sekali samapi pada KH. Murdiyah, KH. Abdul Majid, setelah itu baru
pada Kyai Qamaruddin masyarakat berubah total dan menjalankan ibadah
sesuai dengn ajaran Islam. Setelah itu barulah mendirikan sebuah
pendidikan umum yang pada waktu itu masyarakat terbelakang oleh
pendidikan dan informasi dari luar dan masih banyaknya masyarakat yang
buta huruf.
Interviewe Interviewer
Ahmad Arif Budiawan Bahrul Anwar, S. os, MM

Anda mungkin juga menyukai