Anda di halaman 1dari 1

Neo-liberal institutionalism

Menurut Robert Keohane institusionalisme neoliberal adalah sebuah pendekatan teoritis


dimana ia menekankan pada aktor non-negara, dalam hal ini adalah Organisasi maupun
Institusi internasional. Menurut pandangan teori ini institusi internasional dapat menciptakan
sebuah aturan baku mengenai perilaku aktor-aktor tersebut, selain itu mereka memandang
institusi sebagai alat maupun jawaban bagi negara untuk mencapai kepentingannya masing-
masing dan menghasilkan solusi untuk masalah perbedaan masalah collective. Seperti yang
ditambahkan oleh Robert Keohane bahwa sebuah rezim internasional tidak memiliki otoritas
diatas negara namun sebaliknya rezim internasional diciptakan untuk mencapai tujuan
mereka masing-masing. Melalui analisa yang dilakukan Institusionalis yang terpenting dari
institusionalisme liberal adalah meningkatkan tingkat interdependensi atau saling
ketergantungan yang nantinya akan menghasilkan meningkatnya permintaan kerjasama
internasional, walaupun Dalam posisi saling ketergantungan tersebut muncul banyak masalah
mengenai koordinasi dimana pemerintah menuntut institusi internasional untuk
memperbolehkan mereka mencapai kepentingan mereka melalui tindakan kolektif yang
terbatas.
Institusionalisme liberal menghasilkan norma, peraturan, dan Institusi. Hal-hal tersebutlah
yang membantu negara mengahadapi masalah bersama dan menciptakan keamanan bagi
negara.Institusionalisme liberal pada dasarnya sangat statis dan fokus dengan cara negara
yang diyakini egois karena memiliki kepentingan yang berbeda-beda untuk dapat
bekerjasama. Tren yang berkembang pada tahun 1970an dan 19080an adalah untuk
menerapkan pendekatan ini untuk menjawab pertanyaan mengenai non-region terutama
dibidang ekonomi dan lingkungan. Pada penerapannya pada contoh-contoh lain regionalisme
teori institusionalis berusaha untuk mengidentifikasi cara dimana proses regionalisasi dan
integrasi ekonomi regional menciptakan beberapa hal yang dapat menjadi masalah dan apa
yang disebut oleh Richard Coper sebagai externalisasi kebijakan internasional yang
memerlukan manajemen kolektif dan insentif untuk mengurangi biaya transaksi dan
memfasilitasi hubungan intra-regional, dan diharapkan dua hal tersebut mengakibatkan
ekspansi dari institusi antar negara formal maupun non-formal. Peter Petri berpendapat
bahwa meningkatnya penekanan regionalisme politik di asia pasific mencerminkan
kebutuhan untuk mengelola peningkatan level ketergantungan ekonomi telah berkembang di
seluruh wilayah. Dari perspective institusionalis mengenai munculnya rezim keamanan
regional macam CSE, ASEAN regional forum, dan lain-lain, tidak dapat dipandang dari segi
balance of power maupun pembentukan aliansinya, melainkan dari segi keuntungan yang
dihasilkan seperti memfasilitasi komunikasi, informasi, dan transparasi. Pada akhirnya
kohesi regional yang akan muncul pada pandangan ini bukan berasal dari proposal atau
usulan untuk membentuk struktur federal baru, melainkan dari cara individu maupun isu
kerjasama tertentu untuk membentuk suatu jaringan yang lebih kuat dimana kerjasama pada
setiap isu baru tertanam secara kompleks dan menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai