Anda di halaman 1dari 11

Lucutan korona

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa

Artikel atau bagian dari artikel ini diterjemahkan dari corona discharge di
en.wikipedia.org. Isinya mungkin memiliki ketidakakuratan. Selain itu beberapa bagian
yang diterjemahkan kemungkinan masih memerlukan penyempurnaan. Pengguna yang
mahir dengan bahasa yang bersangkutan dipersilakan untuk menelusuri referensinya dan
menyempurnakan terjemahan ini.
(Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat)
Dalam bidang listrik, lucutan korona adalah lucutan elektrostatik yang disebabkan oleh
ionisasinya fluida yang mengelilingi sebuah konduktor, yang terjadi saat gradien potensial
(kekuatan medan listrik) melebihi nilai tertentu, tapi kondisinya tidak cukup untuk menimbulkan
busur elektrik atau dadalan elektrik (Bahasa I nggris: electrical breakdown).
Daftar isi
1 Perkenalan
2 Penerapan lucutan korona
3 Berbagai permasalahan yang disebabkan lucutan korona
4 Mekanisme lucutan korona
5 Sifat elektris
6 Korona positif
o 6.1 Sifat
o 6.2 Mekanisme
7 Korona negatif
o 7.1 Sifat
o 7.2 Mekanisme
8 Contoh
9 Lihat pula
10 Rujukan
11 Pranala luar
Perkenalan
Korona merupakan proses dimana arus, mungkin diteruskan, muncul dari sebuah elektrode
berpotensial tinggi di dalam sebuah fluida yang netral, biasanya udara, dengan mengionisasi
fluida hingga menciptakan plasma di sekitar elektrode. Ion-ion yang dihasilkan akhirnya akan
melampaui muatan listrik menuju area-area berpotensi rendah terdekat, atau bergabung kembali
untuk membentuk molekul-molekul gas netral.
Saat gradien potensialnya fluida cukup besar pada sebuah titik, maka fluida itu akan mengalami
ionisasi dan menjadi bersifat konduktif. Udara di dekat elektrode bisa terionisasi (sebagian
bersifat konduktif). Saat udara di dekat titik menjadi bersifat konduktif, ia memiliki efek
meningkatkan ukuran konduktor. Di luar wilayah ionisasi dan konduktivitas ini, partikel-partikel
bermuatan perlahan-lahan mencapai benda yang muatannya berlawanan dan dinetralkan.
Jika wilayah terionisasi terus bertambah luas dan tidak berhenti pada radius tertentu,
terbentuklah jalur yang betul-betul bersifat konduktif yang berakibat pada terciptanya latu
elektrik yang muncul sekejap atau busur elektrik yang berkesinambungan.
Lucutan korona biasanya melibatkan dua elektrode asimetris; elektrode yang satu memiliki
permukaan yang sangat melengkung (seperti ujung sebuah jarum atau kawat berdiameter kecil)
dan elektrode satunya lagi memiliki kelekukan yang rendah (seperti piring atau permukaan
tanah). Kelengkungan yang tinggi memastikan potensial gradien yang tinggi di sekitar sebuah
elektrode, untuk menciptakan sebuah plasma.
Korona bisa bermuatan positif atau negatif. Hal ini ditentukan oleh polaritas tegangan di
elektrode yang kelengkungannya tinggi. Jika elektrode melengkung bemuatan positif berkenaan
dengan elektoda rata terciptalah korona positif, tapi jika negatif yang tercipta adalah korona
negatif. Ketidaksamaan sifat korona positif dengan korona negatif yang amat berbeda disebabkan
oleh jauh berbedanya massa elektron dengan ion bermuatan positif, dengan hanya elektron
memiliki kemampuan mengalami tingkat benturan taklenting pengion yang signifikan pada
temperatur dan tekanan bersama.
Fungsi lucutan korona yang utama adalah terciptanya ozon di sekitar konduktor yang mengalami
proses korona. Korona negatif menghasilkan ozon jauh lebih banyak daripada korona positif.
Penerapan lucutan korona
Berikut ini adalah penerapan lucutan korona di bidang komersial dan industri.
Menghilangkan muatan listrik yang tidak diinginkan dari permukaan pesawat yang
sedang terbang dan dengan begitu menghilangkan efek yang merugikan dari pulsa
lucutan elektris tidak terkontrol pada kinerja sistem avionik
Pembuatan ozon
Sterilisasi air kolam
Pembersih dengan mengosokan partikel-partikel dari udara dalam HVAC (lihat
Pengendap elektrostatik)
Menghilangkan berbagai organik teruap yang tidak diinginkan, seperti pestisida kimia,
pelarut, atau bahan senjata kimia, dari atmosfer
Meningkatkan kelembapan atau energi tegangan permukaan dari film polimer untuk
meningkatkan kesesuaian dengan tinta cetak atau perekat.
Membuat fotokopi
Pengion udara yang baik buat kesehatan
Fotografi Kirlian menggunakan foton yang dihasilkan oleh lucutan untuk mengekspos
film fotografik.
EHD thruster, Lifter, dan piranti ion wind yang lain
Laser nitrogen
Perlakuan Permukaan untuk Kultur Jaringan (Polistirena)
Ionisasinya cuplikan gas untuk analisis subsekuen dalam sebuah spektrometer massa
maupun spektrometer mobilitas ion.
Korona bisa digunakan untuk menghasilkan permukaan bermutan, yang merupakan sebuah efek
yang digunakan dalam pengopian elektrostatik (membuat fotokopi). Korona juga dapat
digunakan untuk menghilangkan materi kepartikelan dari aliran udara dengan terlebih dahulu
mengisi udara dengan muatan listrik, lalu melewatkan aliran udara bermuatan melalui sisir
polaritas bolak-balik, untuk mengendapkan partikel-partikel bermuatan ke lempengan dengan
muatan yang berlawanan.
Ion serta radikal bebas yang dihasilkan dalam reaksi korona bisa dipakai untuk membersihkan
udaranya produk-produk merugikan tertentu, melalui reaksi kimia, dan bisa digunakan untuk
memproduksi ozon.
Berbagai permasalahan yang disebabkan lucutan korona
Korona bisa menghasilkan derau/bising terdengarkan dan frekwensi radio, khususnya di dekat
jaringan transmisi tenaga listrik. Selai merepresentasikan rugi daya, aksi lucutan korona di
partikel-partikel atmosfer, bersama dengan produksi ozone dan nitrogen oksida yang berkaitan
dengan lucutan korona, bisa merugikan kesehatan manusia yang bermukim di wilayah-wilayah
yang dilalui jaringan listrik. Dengan begitu, peralatan transmisi tenaga listrik didesain untuk
meminimalisir terbentuknya lucutan korona. Lucutan korona pada umumnya tidak diinginkan
dalam:
Transmisi tenaga listrik, dimana lucutan korona menyebabkan:
o Rugi daya
o Bising terdengarkan
o Gangguan elektromagnetik
o Pijar ungu
o Produksi ozon
o Kerusakan pengisoliran
Di dalam komponen-komponen listrik seperti trafo, kapasitor, motor listrik serta
generator listrik. Korona secara progresif merusak isolasi di dalam piranti, yang
mengarah ke cacat perlengkapan dini. Salah satu bentuk serangan adalah keretakan oleh
ozonnya benda yang terbuat dari elastomer seperti cincin O.
Berbagai situasi dimana tegangan tinggi digunakan, tapi produksi ozon diminimalisir.
Mekanisme lucutan korona
Lucutan korona baik yang positif maupun negatif memiliki mekanisme bersama tertentu.
1. Sebuah molekul atau atom netralnya medium, di dalam sebuah wilayah medan listrik
yang kuat (seperti gradien potensial yang tinggi di dekat elektrode melengkung)
diionisasikan oleh sebuah peristiwa lingkungan eksogen (misalnya sebagai akibat dari
interaksi foton), untuk menciptakan sebuah ion positif dan elektron bebas.

2. Medan listrik lalu beroperasi pada partikel-partikel bermuatan lalu memisahkan,
mencegah penggabungan kembali, serta mempercepat partikel-partikel itu, memberikan
energi kinetik ke setiap partikel.
3. Sebagai akibat dari energisasi elektron (yang memiliki nisbah massa/muatan dan
kecepatan yang jauh lebih tinggi), lebih jauh lagi sejumlah pasangan ion elektron/positif
bisa diciptakan dengan menabrakkan atom-atom netral. Lalu mereka mengalami proses
pemisahan yang sama. Proses pemisahan ini menciptakan sebuah longsoran elektron
(Bahasa I nggris: electron avalanche). Baik korona positif dan negatif mengandalkan
longsoran elektron.

4. Dalam berbagai proses yang membedakan korona positif dengan negatif, proses energi
plasma ini diubah menjadi disosiasi elektron tahap awal untuk menyebabkan longsoran
lebih jauh lagi.
5. Sebuah spesies ion tercipta di dalam rangkaian longsoran ini (yang berlainan antara
korona positif dengan negatif) ditarik ke elektrode tak melengkung, melengkapi sirkuit,
dan mempertahankan aliran arus.

Tegangan awalnya korona atau Tegangan Insepsi Korona (TIK) bisa dicari dengan hukum Peek
(1929), yang diformulasikan dari pengamatan empiris.
Sifat elektris
Arus listrik yang dibawa oleh korona ditentukan dengan menyatukan rapat arus pada permukaan
konduktor. Rugi daya ditentukan dengan mengalikan arus dengan tegangan.
Korona positif
Sifat
Korona positif berbentuk sebuah plasma seragam di sepanjang sebuah konduktor. Korona positif
sering terlihat dengan pijaran berwarna biru/putih, meski sebagian besar emisi berada dalam
ultraviolet. Keseragaman plasma disebabkan oleh sumber lonsoran elektron sekunder yang
homogen yang dijelaskan dalam seksi mekanisme di bawah. Dengan geometri dan tegangan
yang sama, korona positif tampak lebih kecil daripada korona negatif, berkat kurangnya wilayah
plasma non-pengion di antara wilayah bagian dalam dengan bagian luar. Elektron bebas dalam
sebuah korona positif jauh lebih sedikit daripada korona negatif, kecuali sangat dekat dengan
elektrode melengkung: mungkin seperseribu rapatan elektron dan seperseribu total jumlah
elektron.
Namun, elektron-elektorn dalam sebuah korona positif dikonsentrasikan dekat dengan
permukaan konduktor melengkung, di dalam sebuah wilayah gradien potensial yang tinggi (dan
dengan begitu elektron memiliki tenaga tinggi), sedangkan elektron di dalam korona negatif
berada di wilayah luar bagian bawah. Dengan begitu, jika elektron digunakan dalam sebuah
aplikasi yang membutuhkan tenaga aktivasi yang tinggi, korona positif bisa mendukung tetapan
reaksi yang lebih besar daripada korona negatif; walau jumlah total elektron lebih sedikit, jumlah
elektron tenaga sangat tinggi lebih banyak.
Korona merupakan produsen ozon yang efisien di udara. Ozon yang dihasilkan sebuah korona
positif jauh lebih sedikit daripada korona negatif, sebab reaksi yang menghasilkan ozon
berenergi relatif rendah. Dengan begitu, semakin banyak jumlah elektron di korona negatif akan
meningkatkan produksi ozon.
Mekanisme
Sama dengan korona negatif, korona positif dimulai oleh sebuah peristiwa ionisasi eksogen
dalam kawasan gradien potensial yang tinggi. Elektron yang dihasilkan dari ionisasi ditarik
menuju elektrode melengkung, dan ion-ion positif ditolak darinya. Dengan melakukan benturan
taklenting semakin dekat dan dekat ke elektrode melengkung, makin banyak molekul yang
diionkan dalam sebuah longsoran elektron. Di dalam sebuah korona positif, elektron-elektron
sekunder dihasilkan di dalam fluida, tepatnya dalam wilayah di luar plasma atau wilayah
longsoran. Elektron-elektron sekunder itu diciptakan oleh ionisasi yang disebabkan oleh foton
yang dipancarkan dari plasma itu dalam berbagai proses deeksitasi yang terjadi di dalam plasma
seusai benturan elektron, energi termal yang dibebaskan dalam benturan itu menciptakan foton
yang diradiasikan ke dalam gas. Elektron yang dihasilkan dari ionisasinya molekul gas netral lalu
ditarik kembali secara elektris menuju elektrode melengkung, ditarik ke dalam plasma, dan
dengan begitu memulai proses menciptakan longsoran lebih jauh di dalam plasma.
Seperti yang bisa dilihat, korona positif dibagi menjadi dua wilayah, sepusat di sekeliling
elektrode tajam. Wilayah bagian dalam terdiri dari elektron pengion dan ion positif yang
bertindak sebagai sebuah plasma, longsoran elektron dalam wilayah ini, yang lebih jauh
menciptakan banyak sekali pasangan ion/elektron. Hampir seluruh wilayah bagian luar terdiri
dari ion positif masif yang bermigrasi dengan pelan, bergerak menuju elektrode melengkung,
dekat dengan antarmuka kawasan ini, elektron-elektron sekunder, dibebaskan oleh foton yang
meninggalkan plasma, yang dipercepat kembali ke dalam plasma. Wilayah dalam dikenal
sebagai wilayah plasma, sedang wilayah luar sebagai wilayah unipolar.
Korona negatif
Sifat
Korona negatif dihadirkan dalam korona takseragam, yang bervariasi sesuai dengan ciri
permukaan dan ketidakteraturannya konduktor melengkung. Ia sering muncul sebagai gumpalan
korona di tepi tajam, jumlah gumpalan berubah sesuai dengan kekuatan medan. Terbentuknya
korona negatif merupakan hasil dari sumber elektron longsoran sekunder (lihat di bawah). Ia
tampak sedikit lebih besar dari korona positif, sebab elektron diperbolehkan melayang keluar
dari wilayah pengion. Jumlah total elektron, dan rapatan elektron jauh lebih besar dari yang ada
di korona positif.
Mekanisme
Proses terbentuknya korona negatif jauh lebih kompleks daripada korona positif. Sama seperti
korona positif, pembentukan korona dimulai dengan sebuah peristiwa ionisasi eksogen yang
menghasilkan elektron primer, yang dilanjutkan dengan longsoran elektron.
Elektron diionkan dari gas netral yang tidak berguna dalam mempertahankan proses korona
negatif dengan menghasilkan elektron sekunder untuk longsoran lebih jauh lagi, karena pada
umumnya elektron dalam sebuah korona negatif bergerak keluar dari elektrode melengkung.
Untuk korona negatif, proses menghasilkan elektron sekunder yang dominan adalah efek
fotolistrik, dari permukaan elektrode sendiri. Fungsi kerjanya elektron (energi yang dibutuhkan
untuk membebaskan elektron dari permukaan) sangat rendah daripada energi ionisasinya udara
pada suhu dan tekanan yang standar, membuatnya menjadi sumber elektron sekunder yang lebih
liberal dalam kondisi tersebut. Sekali lagi, sumber energi untuk pembebasan elektron adalah
foton tenaga tinggi dari sebuah atom dalam perelaksasian tubuh plasma setelah eksitasi dari
benturan sebelumnya. Penggunaan gas netral terionisasi sebagai sumber ionisasi dikurangi lebih
jauh dalam sebuah korona negatif dengan konsentrasi ion-ion positif yang tinggi yang
bergerombol di sekitar elektoda melengkung.
Dalam kondisi-kondisi yang lain, benturan spesies positif dengan elektrode melengkung bisa
pula menyebabkan pembebasan elektron.
Dengan begitu yang membedakan korona positif dengan korona negatif, dalam hal terciptanya
longsoran elektron sekunder, adalah longsoran elektron sekunder di dalam korona positif
diciptakan oleh gas berada di sekitar wilayah plasma, elektron-elektron sekunder yang baru
bergerak ke dalam, sedangkan longsoran elektron sekunder dalam korona negatif diciptakan oleh
elektrode melengkung itu sendiri, elektron sekunder yang baru bergerak keluar.
Ciri selanjutnya dari struktur korona negatif adalah elektron yang melayang keluar akan bertemu
dengan molekul netral dan, bersama-sama molekul elektronegatif (seperti oksigen dan uap air),
bergabung untuk menghasilkan ion negatif. Lalu ion negatif ditarik ke elektrode tak melengkung
yang positif, menyelesaikan rangkaian.
Sebuah korona negatif bisa dibagi menjadi 3 wilayah radial, di sekeliling elektrode tajam. Dalam
wilayah bagian dalam, benturan taklenting elektron-elektron berenergi tinggi dengan atom netral
menyebabkan longsoran, sedangkan elektron sebelah luar (yang biasanya berenergi lebih rendah)
bergabung dengan atom netral untuk memproduksi ion negatif. Dalam wilayah perantara/tengah,
elektron-elektron bergabung untuk membentuk ion negatif, tapi biasanya memiliki energi yang
tak cukup untuk menyebabkan ionisasi longsoran, tapi tetap menjadi bagian dari sebuah plasma
yang berhubungan dengan polaritas yang berbeda dari spesies saat ini, dan kemampuan untuk
ikut serta dalam berbagai reaksi plasma karakteristik. Di wilayah sebelah luar, hanya
berlangsung sebuah aliran ion negatif dan, pada tingkatan yang lebih rendah, elektron bebas yang
menuju elektrode positif. Dua wilayah bagian dalam dikenal sebagai plasma korona. Wilayah
sebelah dalam merupakan plasma pengion, tengah merupakan plasma bukan-pengion. Wilayah
sebelah luar dikenal sebagai wilayah unipolar.
Contoh
Lucutan korona bisa terlihat di sekitar kabel busi otomotif yang sudah aus.
Lihat pula
Ozon
Rujukan
Junhong Chen, "Direct-Current Corona Enhanced Chemical Reactions" (PDF), Ph.D.
Thesis, University of Minnesota, USA. August 2002.
F.W. Peek (1929). Dielectric Phenomena in High Voltage Engineering. McGraw-Hill.
ISBN 0-9726596-6-8.
Leonard Loeb (1965). Electrical Coronas Their Basic Physical Mechanisms. University
of California Press.
James D. Cobine (1941, reprints in 1958, 1970)). Gaseous Conductors; Theory and
Engineering Applications. McGraw-Hill or Dover reprints.
Pranala luar
Blaze Labs Research Lots of information on corona properties & Peek's Law
Villanova University Modelling Corona for different electrode configurations
Information about the differences between corona, spark, and brush discharges
Additional information about corona, its effects, characteristics and preventative
measures
Diagram of Ozone Formation via Corona Discharge
[1]
Kategori:
Fenomena listrik
Fisika plasma
Menu navigasi
Buat akun baru
Masuk log
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Versi terdahulu
Halaman Utama
Perubahan terbaru
Peristiwa terkini
Halaman baru
Halaman sembarang
Komunitas
Warung Kopi
Portal komunitas
Bantuan
Wikipedia
Tentang Wikipedia
Pancapilar
Kebijakan
Menyumbang
Bak pasir
Bagikan
Facebook
Google+
Twitter
Cetak/ekspor
Buat buku
Unduh versi PDF
Versi cetak
Peralatan
Pranala balik
Perubahan terkait
Halaman istimewa
Pranala permanen
Informasi halaman
Item di Wikidata
Kutip halaman ini
Bahasa lain

Catal
etina
Deutsch
English
Espaol

Suomi
Franais
Gaeilge

Magyar
Italiano


Latvieu

Nederlands
Polski
Portugus
Romn



Sunting interwiki
Halaman ini terakhir diubah pada 02.03, 29 Juni 2013.
Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan
tambahan mungkin berlaku. Lihat Keten

Anda mungkin juga menyukai