Anda di halaman 1dari 2

STRATEGI,PROGRAM,DAN PENDEKATAN

KESELAMATAN KERJA Februari 16, 2008


Posted by sjafri mangkuprawira in MSDM, Mutu.
trackback
Tidak jarang para karyawan dihadapkan pada persoalan di keluarga dan perusahaan. Tekanan
persoalan dapat berupa aspek emosional dan fisik, terbatasnya biaya pemeliharaan kesehatan, dan
berlanjut tyerjadinya penurunan produktivitas karyawan. Pihak manajemen seharusnya mampu
mengakomodasi persoalan karyawan sejauh terkait dengan kepentingan perusahaan. Pertimbangannya
adalah bahwa unsur kesehatan dan karyawan memegang peranan penting dalam peningkatan mutu kerja
karyawan. Semakin cukup jumlah dan kualitas fasilitas kesehatan dan keamanan kerja maka semakin
tinggi pula mutu kerja karyawan. Dengan demikian perusahaan akan semakin diuntungkan dalam upaya
pengembangan bisnisnya.
Setiap perusahaan sewajarnya memiliki strategi memperkecil dan bahkan menghilangkan kejadian
kecelakaan kerja di kalangan karyawan sesuai dengan kondisi perusahaan. Strategi yang perlu diterapkan
perusahaan meliputi :
a. Pihak manajemen perlu menetapkan bentuk perlindungan bagi karyawan dalam menghadapi
kejadian kecelakaan kerja. isalnya karena alasan finansial, kesadaran karyawan tentang
keselamatan kerja dan tanggung jawab perusahaan dan karyawan maka perusahaan bisa jadi
memiliki tingkat perlindungan yang minimum bahkan maksimum.
b. Pihak manajemen dapat menentukan apakah peraturan tentang keselamatan kerja bersifat formal
ataukah informal. Secara formal dimaksudkan setiap aturan dinyatakan secara tertulis, dilaksanakan
dan dikontrol sesuai dengan aturan. Sementara secara informal dinyatakan tidak tertulis atau
konvensi dan dilakukan melalui pelatihan dan kesepakatan!kesepakatan.
c. Pihak manajemen perlu proaktif dan reaktif dalam pengembangan prosedur dan rencana tentang
keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Proaktif berarti pihak manajemen perlu memperbaiki
terus menerus prosedur dan rencana sesuai kebutuhan perusahaan dan karyawan. Sementara arti
reaktif, pihak manajemen perlu segera mengatasi masalah keselamatan dan kesehatan kerja setelah
suatu kejadian timbul.
d. Pihak manajemen dapat menggunakan tingkat derajad keselamatan dan kesehatan kerja yang rendah
sebagai faktor promosi perusahaan ke khalayak luas. "rtinya perusahaan sangat peduli dengan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Sesuai dengan strategi di atas maka program yang diterapkan untuk menterjemahkan strategi itu
diantara perusahaan biasanya dengan pendekatan yang berbeda. #al ini sangat bergantung pada kondisi
perusahaan. Secara umum program memperkecil dan menghilangkan kejadian kecelakaan kerja dapat
dikelompokkan : telaahan personal, pelatihan keselamatan kerja, sistem insentif, dan pembuatan aturan
penyelamatan kerja.
a. Telaahan Personal
Telaahan personal dimaksudkan untuk menentukan karakteristik karyawan tertentu yang
diperkirakan potensial berhubungan dengan kejadian keselamatan kerja: $%& faktor usia' apakah
karyawan yang berusia lebih tua cenderung lebih lebih aman dibanding yang lebih muda ataukah
sebaliknya, $(& ciri!ciri fisik karyawan seperti potensi pendengaran dan penglihatan cenderung
berhubungan derajad kecelakaan karyawan yang kritis, dan $)& tingkat pengetahuan dan
kesadaran karyawan tentang pentingnya pencegahan dan penyelamatan dari kecelakaan kerja.
Dengan mengetahui ciri!ciri personal itu maka perusahaan dapat memprediksi siapa saja
karyawan yang potensial untuk mengalami kecelakaan kerja. *alu sejak dini perusahaan dapat
menyiapkan upaya!upaya pencegahannya.
b. Sistem +nsentif
+nsentif yang diberikan kepada karyawan dapat berupa uang dan bahkan karir. Dalam bentuk
uang dapat dilakukan melalui kompetisi antarunit tentang keselamatan kerja paling rendah dalam
kurun waktu tertentu, misalnya selama enam bulan sekali. Siapa yang mampu menekan
kecelakaan kerja sampai titik terendah akan diberikan penghargaan. ,entuk lain adalah berupa
peluang karir bagi para karyawan yang mampu menekan kecelakaan kerja bagi dirinya atau bagi
kelompok karyawan di unitnya.
c. Pelatihan -eselamatan -erja
Pelatihan keselamatan kerja bagi karyawan biasa dilakukan oleh perusahaan. .okus pelatihan
umumnya pada segi!segi bahaya atau resiko dari pekerjaan, aturan dan peraturan keselamatan
kerja, dan perilaku kerja yang aman dan berbahaya.
d. Peraturan -eselamatan -erja
Perusahaan perlu memiliki semacam panduan yang berisi peraturan dan aturan yang menyangkut
apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh karyawan di tempat kerja. +sinya harus spesifik
yang memberi petunjuk bagaimana suatu pekerjaan dilakukan dengan hati!hati untuk mencapai
keselamatan kerja maksimum. Sekaligus dijelaskan beberapa kelalaian kerja yang dapat
menimbulkan bahaya individu dan kelompok karyawan serta tempat kerja. Dalam
pelaksanaannya perlu dilakukan melalui pemantauan, penumbuhan kedisiplinan dan tindakan
tegas kepada karyawan yang cenderung melakukan kelalaian berulang!ulang.
/ntuk menerapkan strategi dan program di atas maka ada beberapa pendekatan sistematis yang
dilakukan secara terintegrasi agar manajemen program kesehatan dan keselamatan kerja berjalan efektif
berikut ini.
Pendekatan Keorganisasian
erancang pekerjaan,
engembangkan dan melaksanakan kebijakan program,
enggunakan komisi kesehatan dan keselamatan kerja,
engkoordinasi investigasi kecelakaan.
Pendekatan Teknis
erancang kerja dan peralatan kerja,
emeriksa peralatan kerja,
enerapkan prinsip!prinsip ergonomi.
Pendekatan Individu
emperkuat sikap dan motivasi tentang kesehatan dan keselamatan kerja,
enyediakan pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja,
emberikan penghargaan kepada karyawan dalam bentuk program insentif.
Diadopsi dari Tb Sjafri angkuprawira dan "ida 0itayala #ubeis, (112, anajemen utu SD, PT
3halia +ndonesia.

Anda mungkin juga menyukai