Anda di halaman 1dari 3

Perkembangan Telepon Genggam Di Indonesia

Telepon genggam merupakan salah satu media elektronik yang sangat erat dengan
kehidupan sehari-hari. Hal ini tidak terlepas dari gaya hidup modern salah satunya
telepon genggam. Menurut survey yang dilakukan MENKOMINFO dari tahun 2004-
2009, jumlah pengguna telepon genggam di Indonesia setiap tahunnya terus
bertambah. Diperkirakan pengguna telepon genggam di Indonesia mencapai 80 %
jumlah penduduk.
1
Remaja sampai dewasa merupakan kelompok yang tertinggi dalam
penggunaan telepon genggam.
Pada awal kemunculannya telepon genggam hanya berfungsi untuk alat
komunikasi, seperti untuk menelpon ataupun berkirim sms (short message service).
Namun belakangan produsen telepon genggam memberikan banyak fitur tambahan
seperti mengambil foto, merekam video, menjelajah internet, social media, bermain
game, bahkan fitur untuk membantu pekerjaan dapat ditemukakan pada telepon
genggam terutama generasi smartphone yang sangat populer di masyarakat. Fitur-fitur
inilah yang membuat kebanyakan manusia modern merasa sulit untuk melepaskan diri
dari penggunaan telepon genggam sehari-harinya.
Teknologi seluler untuk komunikasi mulai berkembang di eropa pada tahun
1970.
6
Di indonesia teknologi seluler dimulai pada tahun 1984. Teknologi yang
disebut telepon genggam generasi pertama tidak dikenal luas oleh masyarkat
dikarenakan harganya yang mahal serta ukurannya besar dan beratnya mencapai rata-
rata 430 gram.
7
Lalu pada tahun 1993 PT.Telkom mulai mengembangkan teknologi
Global System for Mobile (GSM) di pulau bintan dan batam. Di tahun 1994 PT Satelit
Palapa Indonesia (Satelindo) beroperasi sebagai operator GSM pertama di Indonesia,
dengan mengawali kegiatan operasinya di Jakarta dan sekitarnya. GSM menggunakan
kartu SIM,sehingga aman dari penggandaan dan penyadapan serta jangkauan luas.
Setelah itu telepon genggam yang beredar di Indonesia sejalan dengan
perkembangannya di dunia. Dimulai dari generasi kedua hingga keempat. Generasi
kedua yang disebut 2G hadir pada pertengahan 1990-an.
7
Beroperasi pada jaringan
GSM dengan menggunakan frekuensi standar 900 Mhz dan frekuensi 1800 Mhz. Pada
generasi ini sinyal analog telah di ubah dengan sinyal digital. Penggunaan sinyal
digital melengkapi ponsel dengan pesan suara,panggilan tunggu dan SMS. Selanjutya
adalah telepon genggam generasi ketiga yang disebut 3G, fiturnya adalah
memungkinkan operator jaringan untuk memberi para pengguna ponsel ini memiliki
jangkauan yang lebih luas,termasuk internet dan Video call berteknologi tinggi.
Dalam 3G terdapat 3 standar untuk dunia telekomunikasi yaitu Enhance Datarates for
GSM Evolution (EDGE), Wideband-CDMA, dan CDMA 2000. Kelemahan dari
generasi 3G ini adalah biaya yang relatif lebih tinggi, dan kurangnya cakupan jaringan
karena masih barunya teknologi ini. Lalu generasi terbaru yaitu generasi keempat
atau 4G. 4G merupakan sistem telepon genggam yang menawarkan babak baru dan
solusi infrastruktur yang mengintegrasikan teknologi wireless yang telah ada
termasuk wireless broadband (WiBro),CDMA, wireless LAN, Bluetooth, dll. Sistem
4G berdasarkan keragaman jaringan IP,yang memungkinkan pengguna untuk
menggunakan beragam sistem kapan saja dan dimana saja. 4G juga memberikan
penggunanya kecepatan tinggi, volume tinggi, kualitas baik, jangkauan global, dan
fleksibilitas utnuk menjelajahi berbagai teknologi berbeda.
7
Seiring dengan semakin pesat dan meluasnya penggunaan telepon genggam di
Indonesia maupun di dunia, kemungkinan dampaknya terhadap kesehatan menjadi
perhatian para peneliti maupun masyarakat. Telepon genggam merupakan perangkat
telekomunikasi elektronik yang memancarkan radio frequency electro magnetic field
(RF-EMF) yang berkisar 30 KHz-300 GHz.
3
Terdapat pandangan RF-EMF yang
dipancarkan telepon genggam dapat mempengaruhi kesehatan seperti gangguan tidur,
sakit kepala, mual, pusing, serta ada kemungkinan timbulnya kanker. Selain itu
perubahan permeabilitas Blood Brain Barrier, tekanan darah, serta aktivitas
elektroenchepalogram dilaporkan oleh beberapa penelitian. Meskipun terdapat
temuan-temuan diatas, namun masih belum jelas kebenerannya serta mekanismenya
bagaimana.
8
Pada penelitian prospektif cohort yang dilakukan oleh Van Den Bulck,
penggunaan telepon genggam setelah lampu dimatikan sebelum tidur berhubungan
dengan meningkatnya tingkat kelelahan seseorang walaupun durasi pemakaiannya
singkat.
4
selain itu penggunaan telepon genggam dilaporkan dapat meningkatkan
metabolisme di dalam otak terutama bagian yang dekat dengan antena telepon
genggam. Namun perlu diperhatikan temuan-temuan ini belum jelas bagaimana
mekanismenya serta dampaknya terhadap kesehatan.
9

Beberapa penelitian mengaitkan penggunaan handphone dan kualitas tidur
seseorang.
3,5,10
Penelitian yang dilakukan di Jepang menyatakan bahwa terdapat
keterkaitan antara penggunaan telepon genggam dengan gangguan tidur.
2
Sedangkan
penelitian yang dilakukan di Turki, melaporkan semakin sering seseorang
menggunakan teelpon genggam maka kualitas tidurnya akan makin buruk.
10
Selain itu
studi di India menyatakan hal yang serupa dengan studi-studi diatas bahwa kualitas
tidur akan semakin memburuk dengan semakin lamanya durasi penggunaan telepon
genggam.
5
Penelitian-penelitian diatas mengambil sampel dewasa muda terutama
mahasiswa, karena dianggap sebagai kelompok yang sangat dekat dengan media
elektronik terutama telepon genggam.

Anda mungkin juga menyukai