Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
) (
)
Keterangan :
= jumlah cacah di bawah puncak (net area)
s = jarak sumber dengan detektor
r = lingkaran detektor (cm)
t = waktu (detik)
sinar alpha yang mempunyai tenaga tinggi akan menghasilkan pulsa yang tinggi, sedangkan
sinar alpha bertenaga rendah akan menghasilkan pulsa yang rendah pula. Di lain pihak
intensitas sinar alpha yang dideteksi mempengaruhi cacah elektron yang dibebaskan. Makin
tinggi intensitas sinar alpha, maka semakin banyak elektron yang dibebaskan dan makin
banyak pula pulsa yang dihasilkan detektor. Cacah pulsa yang mempunyai tinggi yang sama
dicatat dalam satu salur dengan nomor tertentu. Dengan demikian nomor salur penganalisa
salur ganda juga sebanding dengan tenaga sinar alpha.
Rumus untuk menentukan resolusi detektor :
Keterangan :
E = selisih energi puncak
E = energi pada puncak
Suatu perangkat spektrometer alpha terdiri dari beberapa piranti yaitu detektor, penyedia
tegangan, penguat awal, penguat, penganalisis saluran ganda. Skema perangkat spektrometer
alpha pada umumnya :
1
Gambar 1. Blok diagram spektrometer alpha
Keterangan gambar :
1. Saluran dari pompa vakum
2. Detektor PIPS
3. Ruang hampa udara
4. Catu daya tegangan
5. Pulser
6. Penguat awal
7. Penguat
8. Penganalisis saluran ganda (MCA)
4
3
2
6 7
5
8
Detektor PIPS
Detektor PIPS merupakan detektor semikonduktor yang terbuat dari unsur golongan IV pada
tabel periodik yaitu silicon. Detektor ini mempunyai beberapa keunggulan yaitu lebih effisien
dibandingkan dengan detektor isian gas, karena terbuat dari zat padat, serta mempunyai
resolusi yang lebih baik daripada detektor sintilasi.
Gambar 2. Bahan isolator dan semikonduktor
Pada dasarnya, bahan isolator dan bahan semikonduktor tidak dapat meneruskan arus listrik.
Hal ini disebabkan semua elektronnya berada di pita valensi sedangkan di pita konduksi
kosong. Perbedaan tingkat energi antara pita valensi dan pita konduksi di bahan isolator
sangat besar sehingga tidak memungkinkan elektron untuk berpindah ke pita konduksi ( > 5
eV ) seperti terlihat di atas. Sebaliknya, perbedaan tersebut relatif kecil pada bahan
semikonduktor ( < 3 eV ) sehingga memungkinkan elektron untuk meloncat ke pita konduksi
bila mendapat tambahan energi.
Energi radiasi yang memasuki bahan semikonduktor akan diserap oleh bahan sehingga
beberapa elektronnya dapat berpindah dari pita valensi ke pita konduksi. Bila di antara kedua
ujung bahan semikonduktor tersebut terdapat beda potensial maka akan terjadi aliran arus
listrik. Jadi pada detektor ini, energi radiasi diubah menjadi energi listrik.
Gambar 3. Sambungan Semikonduktor
Sambungan semikonduktor dibuat dengan menyambungkan semikonduktor tipe N dengan
tipe P (PN junction). Kutub positif dari tegangan listrik eksternal dihubungkan ke tipe N
sedangkan kutub negatifnya ke tipe P seperti terlihat pada Gambar 7. Hal ini menyebabkan
pembawa muatan positif akan tertarik ke atas (kutub negatif) sedangkan pembawa muatan
negatif akan tertarik ke bawah (kutub positif), sehingga terbentuk (depletion layer) lapisan
kosong muatan pada sambungan PN. Dengan adanya lapisan kosong muatan ini maka tidak
akan terjadi arus listrik. Bila ada radiasi pengion yang memasuki lapisan kosong muatan ini
maka akan terbentuk ion-ion baru, elektron dan hole, yang akan bergerak ke kutub-kutub
positif dan negatif. Tambahan elektron dan hole inilah yang akan menyebabkan terbentuknya
pulsa atau arus listrik.
Oleh karena daya atau energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan ion-ion ini lebih rendah
dibandingkan dengan proses ionisasi di gas, maka jumlah ion yang dihasilkan oleh energi
yang sama akan lebih banyak. Hal inilah yang menyebabkan detektor semikonduktor sangat
teliti dalam membedakan energi radiasi yang mengenainya atau disebut mempunyai resolusi
tinggi. Sebenarnya, kemampuan untuk membedakan energi tidak terlalu diperlukan dalam
pemakaian di lapangan, misalnya untuk melakukan survai radiasi. Akan tetapi untuk
keperluan lain, misalnya untuk menentukan jenis radionuklida atau untuk menentukan jenis
dan kadar bahan, kemampuan ini mutlak diperlukan.
Kelemahan dari detektor semikonduktor adalah harganya lebih mahal, pemakaiannya harus
sangat hati-hati karena mudah rusak dan beberapa jenis detektor semikonduktor harus
didinginkan pada temperatur Nitrogen cair sehingga memerlukan dewar yang berukuran
cukup besar.
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Perangkat spektrometer alpha yang terdiri dari :
1. Detektor PIPS
2. Pompa vakum
3. Power Supply
4. Amplifier
5. Pre-amplifier
6. MCA
B. Bahan
1. Sumber standar Po-210
2. Sampel
IV. LANGKAH KERJA
1. Pompa dihidupkan
2. Serangkaian alat spektrometer alpha dihidupkan
3. Dilakukan kalibrasi dengan pulser (dimana 1 MeV = 100 kanal)
4. Sumber standar Po-210 dimasukkan ke dalam ruang hampa kemudian ditutup dengan
pengunci
5. Setelah tekanan dalam ruang hampa stabil, daya detektor di setting 40 volt
6. Waktu operasi diatur 300 detik
7. Pencacahan dimulai
8. Setelah pencacahan selesai, dilakukan ROI untuk mengetahui nilai energi pada puncak
dan beberapa data penting lainnya.
9. Percobaan no. 2 sampai no. 7 dilakukan juga untuk sampel.
V. DATA PERCOBAAN
Aktivitas sumber Po
210
1. Ao = 0.1 Ci, November 2011
2. t
138,4 hari
3. r = 0.5 cm
a. data pencacahan
No Standar Sampel
1 Waktu cacahan Real : 300
Live : 299,98
Real : 300
Live : 299,98
2 Energi awal puncak 5120,41 5223,78
3 Peak 5175,39 = 5296,84
keV
5223,59 = 5346,10
kev
4 Energi akhir
puncak
5356,83 5386,51
5 FWHM 11,59 fw (1/5)m=
64,90
30,32 fw(1/5)m =
45,31
6 Gross area 1372 1442
7 Net area 1141 +- 99 1358 +- 59
8 Gross/net count rate 4,57/3,80 cps 4,81/4,53 cps
VI. PERHITUNGAN.
Diketahui energi puncak sampel sebesar 5346,10 KeV dan hanya terdapat 1 puncak. Dari
tabel energi, maka dapat diprediksikan bahwa sampel yang dicacah merupakan Po-210,
karena Po-210 hanya mempunyai satu puncak energi dan besar energinya adalah 5310 KeV.
Berdasarkan perbandingan dengan sumber standar Po-210 juga dapat dikatakan bahwa
sampel merupakan radionuklida Po-210.
a. Menghitung aktivitas sumber pada saat percobaan
Ao = 0.1 Ci = 0.1 x 10
-6
Ci.
T = 138,4 hari, November 2011
t = 20 Mei 2014 November 2011 = 932 hari.
4 , 138
932
693 . 0
6
. 10 1 . 0
e x At
Ci
b. Menghitung resolusi detector
Pada percobaan ini sampel yang digunakan sama dengan standar, maka diperoleh
hasil sebagai berikut
nilai R
keV
c. Menghitung Aktivitas Mutlak
1. Standar
(
) (
)
(
) (
()()
()()
)
2. Sampel
(
) (
)
(
) (
()()
()()
)
VII. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini adalah bertujuan untuk mengetahui prinsip dari spektrometri alfa dan
mengkalibrasi memakai pulser dan dapat menghitung aktivitas zarah alpha pada saat
dilakukan pencacahan, serta dapat mengetahui resolusi detector yang digunakan.
Spektrometri yang digunakan adalah spektrometri alfa yang menggunakan detektor
PIPS. PIPS adalah spectroscopy alpha yang memberikan optimasi maksimum untuk
resolusi yang tinggi, tingkat sensitivitas yang tinggi dan latar background yang rendah.
Pada detector PIPS memiliki lapisan jendela yang tipis, dimana maksud dari lapisan tipis
ini untuk memberikan jarak yang cukup antara detector dengan sumber untuk
meningkatkan efesiensi dari alat. Pada detector PIPS jenis alpha ini dibuat dengan
rancangan yang khusus dan terpilih untuk proses pengemasan bahan material dengan
mengurangi cacah latar alpha dan di proses dan di uji dalam kondisi cacah latar yang
rendah untuk mengindari kontaminasi peluruhan radionuklida alpha. Detector PIPS
merupakan teknologi detector semikonduktor. Detektor PIPS dibuat dengan proses
perencanaan menggunakan teknik photolithographic untuk menjelaskan sampel yang
dilihat secara geomatrik.
Dalam percobaan ini digunakan sumber alfa yang pada umumnya dipancarkan oleh
elemen berat yaitu unsur dengan nomor massa besar yang biasanya memiliki nomor
atom lebih dari 82 tetapi tenaga ikatnya rendah. Tenaga ikat yang dimaksud adalah
tenaga ikat antara elektron terluar dan inti atom. Sumber atau unsur pemancar alpha
nomor massanya akan berkurang 4 dan nomor atomnya akan berkurang 2 sehingga
radiasi alpha disamakan dengan pembentukan inti Helium (
4
H
2
).
Prinsip kerja dari spektrometri alfa ini adalah dengan mengkedapkan udara di dalam
spektrometri dan memberikan tekanan ke dalam sumber radioaktif sehingga di dapatkan
pencacahan yang maksimal.
Sumber yang digunakkan dalam praktikum ini adalah Po-210 yang merupakan sumber
yang memancarkan radiasi alfa. Polonium 210 adalah isotop paling umum yang terjadi
yang memiliki paruh waktu 138 hari. Banyak isotop lain yang sudah berhasil disintesis.
Dari peluruhan Po-210 menjadi Pb-206 menghasilkan 1 buah partikel alpha yang bisa
dilihat dari spektrum yang dihasilkan berupa 1 puncak yang menunjukkan besarnya
energi yang dihasilkan partikel alpha selama meluruh.
Untuk melihat kemampuan sistem spektrometer alpha dalam memisahkan antar energi
radiasi maka dihitung resolusi detektor. Resolusi juga sangat penting karena dapat
memberikan informasi seberapa valid informasi energi radiasi yang muncul dalam
spektrum radiasi yang dihasilkan. Berdasarkan percobaan, resolusi yang kami peroleh
dalam percobaan memiliki nilai 3,044 %. Dari hasil yang diperoleh, kemampuan
detektor untuk memisahkan energi cukup baik karena memiliki resolusi yang relatif
kecil.
VIII. KESIMPULAN
1. Spektrometer Alpha dapat dikalibrasi dengan cara mencacah suatu sumber standar yang
telah diketahui energi puncaknya kemudian nilai energi puncak yang diperoleh saat
praktikum dibandingkan dengan nilai energi puncak secara teori sehingga diperoleh faktor
kalibrasinya.
2. Nilai aktivitas mutlak yang diperoleh :
- Standar = 0,9508
- Sampel = 1,1317
3. Resolusi detektor adalah
4. Sampel merupakan Po-210
IX. DAFTAR PUSTAKA
http://batan.go.id/pusdiklat/elearning/Pengukuran_Radiasi/Pencacah_05.htm
http://hendriyanto.web.id/ukur/Pencacah_00.htm
http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/Pengukuran_Radiasi/Dasar_04.htm
Pusdiklat BATAN, Detektor, Pengukuran Radiasi dan Spektroskopi Nuklir, 1997, hal. 32-
33.
Asisten,
Maria Christina P
Yogyakarta, 3 Juni 2014
Praktikan,
Dian Puspita Hapsari
Fazry Fachrurony
Risha Diah Ramadhani
Tino Umbar